BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

PROSIDING ISBN :

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan yang terbentuk ter internalisasi dalam diri peserta pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Eli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan dan pengalaman dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah, yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Hasil Belajar Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi hasil belajar. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product ) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Sehingga dapat dipahami hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 1 Nana Sudjana menjelaskan hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran harus nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, efektif, dan psikomotor secara terpadu pada diri siswa, ataukah hasil belajar yang bersifat 1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 44

2 tunggal (single facts) dan terlepas satu sama lain, sehingga tidak membentuk satu integritas pribadi. 2 Robertus Angkowo menjelaskan hasil belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlansung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai, sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 3 Hal senada Tulus Tu u mengemukakan bahwa hasil belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. 4 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah menambahkan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 5 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam bentuk angka-angka atau skor dan hasil tes setelah proses pembelajaran. 2 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Algesindo, 2009, hlm. 37 3 Robertus Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, hlm. 48 4 Tulus Tu u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm. 76. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Citpa, 2008, hlm. 13

3 2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 6 a. Faktor internal (berasal dari dalam diri siswa) meliputi : 1) Faktor fisiologi yaitu kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indra. 2) Faktor psikologi yaitu minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. b. Faktor eksternal (berasal dari luar diri siswa) meliputi : 1) Faktor lingkungan yaitu lingkungan sosial dan alamiah. 2) Faktor instrumental yaitu kurikulum, program, fasilitas dan guru. 3) Faktor pendekatan belajar adalah usaha belajar siswa untuk memahami suatu pelajaran. Hal senada Aunurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: 7 a. Ciri khas/karakteristik siswa. b. Sikap terhadap belajar c. Motivasi belajar d. Konsentrasi belajar. e. Mengolah bahan belajar f. Menggali hasil belajar g. Rasa percaya diri h. Kebiasaan belajar 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hlm. 132 7 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 177-185

4 Sedangkan faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah : a. Faktor Guru, dalam ruang lingkupnya guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Keterampilan yang dimaksud adalah : 1) Memahami peserta didik. 2) Merancang pembelajaran. 3) Melaksanakan pembelajaran. 4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. 5) Mengembangkan peserta didk untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Faktor Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), lingkunga n sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengeruh negatif terhadap hasil belajar siswa. c. Kurikulum Sekolah, dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. d. Sarana dan prasararana, prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya

5 buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponenkomponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa. 8 Berdasarkan pendapat teori yang telah dijelaskan, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Model yang guru gunakan termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. 3 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa belajar secara kolompok. Pada pembelajaran ini, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru, dimana anggota timnya heterogen yang terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal dari latar belakang etnik berbeda. 9 Kunandar menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. 10 Yatim Riyanto menjelaskan model pembelajaran kooperatif adalah model yang dirancang untuk kecakapan akademik (academic Skill), keterampilan social (social skill), termasuk interpersonala skill. 11 8 Ibid, hlm. 188-195 9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktis, Bandung: Nusa Media, 2008, hlm. 8 10 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 337 11 Yatim Riyanto, Paradigma Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 271

6 Suyatno menjelaskan model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi. 12 Berdasarkan pendapat teori sebelumnya, dapat dipahami model pembelajaran kooperatif adalah cara bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan saling membantu belajar satu sama lainnya. Menurut Ibrahim, langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dinyatakan seperti tabel 1 berikut : 13 Tabel II. 1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan cara membentuk kelompok dan membantu setiap kelompok melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasekan hasil kerjanya. Guru menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok 52 12 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya: Masmedia Buana Pustaka, 2009, hlm. 13 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNS Press, 2000, hlm. 10

7 Dari beberapa pendapat teori yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya berkelompok. Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkerjasama dengan teman yang ada pada kelompoknya masing-masing. Dengan demikian, rasa setia kawan dan ingin maju bersama semakin tertanam pada setiap diri siswa. Sedangkan model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan Menomori Orang Bersama. 4 Perkembangan Nilai Individu dan Kelompok a. Menghitung skor individu dan skor kelompok Perhitungan skor individu bertujuan untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok. Nilai perkembangan dihitung berdasarkan selisih perolehan tes terdahulu dengan skor tes terakhir. Menurut Slavin, kriteria sumbangan skor terhadap kelompok adalah sebagai berikut : 14 14 Robert E. Slavin, Op.Cit. 159

8 Tabel II. 2 Nilai Perkembangan Individu Skor tes Nilai perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10 poin hingga 1 poin di bawah skor awal 10 Sama dengan skor awal sampai dengan 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (tidak berdasakan skor dasar) 30 b. Memberi penghargaan Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkat kriteria penghargaan yang diberikan menyatakan guru boleh memberikan penghargaan kelompok sebagai berikut: 15 Tabel II. 3 Penghargaan Kelompok Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan 5 < 17,5 Baik 17,6 < 22,5 Hebat 22,6 < x 30 Super 5 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Menomori Orang Bersama Menomori Orang Bersama pada dasarnya adalah sebuah varian dari Group Discussion, pembelokkannya yaitu hanya ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil 15 Ibid, hlm. 160

9 kelompok tersebut. Pembelokan tersebut memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Model Menomori Orang Bersama ini adalah cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok. 16 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Menomori Orang Bersama adalah sebagai berikut : a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang dipelajari b. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok, dan memberikan nomor untuk masing-masing siswa. c. Guru menuliskan satu buah pertanyaan pada papan tulis d. Guru meminta siswa untuk berembuk. e. Guru mematikan lampu pada saat siswa berembuk bersama kelompok. f. Guru menyebutkan sebuah nomor dan meminta siswa yang memiliki nomor tersebut mengangkat tangan ke atas. g. Guru memanggil salah satu dari perwakilan kelompok, apabila dia memberikan jawaban yang benar, guru memberikan poin kepada tim tersebut. 17 B. Penelitian yang Relevan Setelah peneliti membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, penelitian ini relevan dengan: 1. Wahyudin pada tahun 2009 dengan judul Penerapan Teknik Menomori Orang Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SDN 94 16 Ibid, hlm. 225 17 Ibid, hlm. 255

10 Pekanbaru. Wahyudin dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 68,78%, sedangkan pada siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 98,88%. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian Wahyudin adalah terletak pada variabel Y, variabel Y saudari Wahyudin adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, sedangkan variabel Y penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains. 2. Irmayeti adalah Penerapan Teknik Menomori Orang Bersama untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Sains Siswa Kelas IV Pada Materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan Di SDN 023 Muaro Sentajo Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. Sebelum tindakan hanya mencapai 54,55%, siklus I meningkat menjadi 67,73%. Siklus II meningkat dengan rata-rata 80,91% atau tergolong Sangat Tinggi berada pada rentang 76-100%. Perbedaan penelitian ini dengan Irmayeti terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, saudari Irmayeti untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Sains. 3. Khairani dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Sains Melalui Teknik Menomori Orang Bersama Pada Siswa Kelas IV SDN 028 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Kesimpulan penelitian ini bahwa pada siklus pertama rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 63,82%. Setelah dilakukan tindakan perbaikan yaitu pada siklus II ternyata persentase aktivitas belajar siswa naik menjadi 87,44%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Khairani terletak pada variabel Y. Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar

11 siswa pada mata pelajaran Sains, sedangkan saudari Khairani untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Sains. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Teknik Menomori Orang Bersama telah pernah diterapakan oleh peneliti sebelumnya, namun pada maksud dan tujuan yang berbeda. C. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Aktivitas Guru Adapun indikator keberhasilan aktivitas guru dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Menomori Orang Bersama adalah sebagai berikut: a. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c. Guru menjelaskan materi pelajaran yang dipelajari d. Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok, dan memberikan nomor untuk masing-masing siswa. e. Guru menuliskan satu buah pertanyaan pada papan tulis f. Guru meminta siswa untuk berembuk. g. Guru mematikan lampu pada saat siswa berembuk bersama kelompok. h. Guru menyebutkan sebuah nomor dan meminta siswa yang memiliki nomor tersebut mengangkat tangan ke atas. i. Guru memanggil salah satu dari perwakilan kelompok, apabila dia memberikan jawaban yang benar, guru memberikan poin kepada tim tersebut j. Guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran

12 k. Guru memberikan penghargaan kelompok l. Guru memberi soal evaluasi 2. Aktivitas Siswa Adapun indikator keberhasilan aktivitas siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Menomori Orang Bersama adalah sebagai berikut: a. Siswa menanggapi b. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran c. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran yang dipelajari d. Siswa duduk dalam kelompok dengan tertib e. Siswa berkumpul bersama kelompok dan berembuk untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. f. Siswa yang terpanggil sebagai perwakilan kelompok memberikan jawaban g. Siswa membuat kesimpulan pelajaran h. Siswa mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami i. Siswa memberikan tepuk tangan bagi kelompok yang mendapatkan penghargaan super. j. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 3. Indikator Hasil Belajar Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 75% dari seluruh siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan, yaitu 65. 18 Artinya dengan persentase tersebut hampir keseluruhan hasil belajar siswa telah mencapai nilai 65. 18 Suryosubroto, Prose Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 117

13 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Menomori Orang Bersama dapat meningkatkan hasil belajar Sains pada materi sumber daya alam dan penggunaanya Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Langgini Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar.