MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Blok B, Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Ternak yang digunakan dalam penelitian yaitu itik alabio jantan umur 1 minggu sebanyak 96 ekor dan dipelihara sampai umur 10 minggu. Penelitian ini dirancang menggunakan 4 pelakuan dan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 8 ekor itik. Itik alabio yang digunakan diperoleh dari peternakan itik di daerah Bogor. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah sistem litter dengan ukuran panjang 1,5 meter; lebar 1,5 meter dan tinggi 0,7 meter sebanyak 12 buah. Litter yang digunakan berupa sekam padi setinggi ±5 cm. Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi 12 buah pemanas pada pemeliharaan periode starter, tempat pakan berupa feeder tray berdiameter ±38 cm untuk itik umur 1-7 minggu dan bak hitam berdiameter 48 cm untuk itik umur 8-10 minggu, tempat air minum yang digunakan berupa galon ukuran sedang dengan kapasitas 5 liter. Tempat air minum diletakkan di bagian tengah dalam tempat pakan. Kandang yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kandang Pemeliharaan 11
Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan digital kapasitas 5 kg untuk menimbang pakan dan timbangan kapasitas 2 kg untuk menimbang tepung daun beluntas dan vitamin. Perlatan lain yang digunakan antara lain ember, kertas label, spidol dan nomor identifikasi, gunting untuk memotong tanaman beluntas dan plastik untuk menyimpan tepung daun beluntas. Pakan Pada penelitian ini, itik diberi pakan komersial untuk ayam broiler periode starter yang diproduksi PT Charoen Pokhpand Indonesia, sebagai ransum kontrol (K). pakan komersial + 0,5% tepung daun beluntas (KB), pakan komersial + 0,5% tepung daun beluntas + 250 mg/kg vitamin C (KBC) dan pakan komersial + 0,5% tepung daun beluntas + 400 IU/kg vitamin E (KBE). Itik alabio jantan pada umur 1-7 minggu diberi pakan dengan kandungan energi 2900 kkal/kg dan kandungan protein 21%. Ketika itik berumur 7-10 minggu, komposisi nutrien pakan diturunkan kandungan proteinnya menjadi 16% sesuai rekomendasi Morris (2008), karena itik sudah melewati puncak pertumbuhan sehingga tidak memerlukan protein yang tinggi. Penurunan kandungan protein dilakukan dengan cara menambahkan dedak ke dalam pakan perlakuan dengan persentase 40% pakan komersil dan 60% dedak. Komponen kimia pakan komersial, tepung daun beluntas dan dedak padi (as fed) disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komponen Kimia Pakan Komersial, Tepung Daun Beluntas dan Dedak Padi (As Fed) Komponen Ransum Kontrol 1) Tepung Daun Beluntas 2) Dedak Padi 3) Bahan Kering (%) 87 85,83 91 Energi Bruto (kkal/kg) 3448 EM (kkal/kg) 3000 2068,8 4) 1900 Protein (%) 21 19,02 13 Lemak (%) 5 3,7 5 Serat kasar (%) 5 15,8 12 Abu (%) 7 15,69 11,33 Kalsium (%) 0,9 2,4 0,06 Phospor (%) 0,6 0,29 0,8 Vitamin C (%) 0 98,25 5) 0 Vitamin E (%) 0 0 0 Tanin (%) 0 1,88 5) 0 Keterangan : 1) Charoen Phokhpan BR 11 (2010); 2) Gunawan (2005); 3) Leeson & Summers (2005); 4) EM = 0,60 x Energi Bruto; 5) Rukmiasih et al. (2010) 12
Susunan pakan, kandungan nutrien, antinutrien dan antioksidan dalam pakan perlakuan itik alabio umur 1-7 minggu disajikan pada Tabel 2 dan susunan pakan, kandungan nutrien, antinutrien dan antioksidan dalam pakan perlakuan itik alabio umur 7-10 minggu disajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Susunan Pakan, Kandungan Nutrien, Antinutrien dan Antioksidan dalam Pakan Perlakuan Itik Alabio Umur 1-7 Minggu K KB KBC KBE Komersial (%) 100 99,5 99,47 99,46 Beluntas (%) 0 0,5 0,5 0,5 Vitamin C (%) 1) 0 0 0,025 0 Vitamin E (%) 2) 0 0 0 0,04 Jumlah 100 100 100 100 Kandungan Nutrien, Antinutrien dan Antioksidan Bahan Kering (%) 87 86,99 87 87 EM (kkal/kg) 3000 2995,34 2994,44 2994,14 Protein (%) 21 20,99 20,99 20,98 Lemak (%) 5 4,99 4,99 4,99 Serat kasar (%) 5 5,05 5,05 5,05 Abu (%) 7 7,04 7,04 7,04 Kalsium (%) 0,9 0,91 0,91 0,91 Phospor (%) 0,6 0,60 0,60 0,60 Antinutrien (tanin) (%) 0 0,01 0,01 0,01 Antioksidan Vitamin C (mg/kg) 0 4,91 254,91 4,91 Vitamin E (IU/kg) 0 0 0 400 Keterangan : 1) Setara dengan 250 mg/kg, 2) Setara dengan 400 IU K = pakan komersial; KB = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5%; KBC = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5% + vitamin C250 gr/kg; KBE = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5% + vitamin E 400 IU/kg 13
Tabel 3. Susunan Pakan, Kandungan Nutrien, Antinutrien dan Antioksidan dalam Pakan Perlakuan Itik Alabio Umur 7-10 Minggu K KB KBC KBE Komersial (%) 40 39,75 39,74 39,73 Dedak (%) 60 59,75 59,73 59,73 Beluntas (%) 0 0,5 0,5 0,5 Vitamin C (%) 0 0 0,025 0 Vitamin E (%) 0 0 0 0,04 Jumlah 100 100 100 100 Kandungan Nutrien, Antinutrien dan Antioksidan : Bahan Kering (%) 89,40 89,37 89,38 89,39 EM (kkal/kg) 2340 2338,09 2337,79 2337,49 Protein (%) 16,20 16,21 16,21 16,20 Lemak (%) 5.00 4,99 4,99 4,99 Serat kasar (%) 9,20 9,23 9,23 9,23 Abu (%) 9.60 9,63 9,63 9,63 Kalsium (%) 0,40 0,41 0,41 0,41 Phospor (%) 0,72 0,72 0,72 0,72 Antinutrisi (tanin) (%) 0 0,01 0,01 0,01 Antioksidan Vitamin C (mg/kg) 0 4,91 254,91 4,91 Vitamin E (IU/kg) 0 0 0 400 Keterangan : 1) Setara dengan 250 mg/kg, 2) Setara dengan 400 IU, K = pakan komersial; KB = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5%; KBC = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5% + vitamin C 250 gr/kg; KBE = pakan komersial + tepung daun beluntas 0,5% + vitamin E 400 IU/kg Prosedur Persiapan Kandang dan Peralatan Sebelum melakukan pemeliharaan, kandang dan peralatan disiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu. Pengapuran dan penyemprotan menggunakan larutan desinfektan dilakukan pada kandang, sedangkan tempat pakan dan minun dicuci dengan menggunakan sabun. Pembentukan Unit Perlakuan Itik yang digunakan sebanyak 96 ekor. Itik diberikan nomor sayap (wing band) untuk identifikasi, kemudian ditimbang untuk mendapatkan bobot awal umur 1 minggu. Data bobot awal tiap itik yang diperoleh kemudian dihitung rataan dan standar deviasinya. Data rataan dan standar deviasi tersebut digunakan untuk 14
menentukan keseragaman bobot awal itik yang digunakan dalam penelitian. Setelah melakukan penghitungan, kemudian dilakukan pengelompokkan itik berdasarkan bobot badan yaitu bobot badan kecil, sedang dan besar. Itik dari setiap kelompok dibagi ke dalam 4 perlakuan secara acak. Pencampuran Pakan Pakan yang diberikan sebagai pakan kontrol merupakan pakan komersial buatan pabrik (K). Pakan KB terbuat dari pakan komersial yang dicampur dengan 0,5% tepung daun beluntas sampai mencapai 1 kg, sedangkan pakan KBC terbuat dari pakan komersial yang dicampur dengan 0,5% tepung daun beluntas dan 250 mg/kg vitamin C sampai mencapai 1 kg. Pakan KBE terbuat dari pakan komersial yang dicampur dengan 0,5% tepung daun beluntas dan 400 IU/kg vitamin E sampai mencapai 1 kg. Contoh cara pembuatan setiap kg pakan KB adalah dengan mencampur 995 gram pakan kontrol dengan 5 gram tepung daun beluntas. Setiap kg pakan KBC dibuat dengan cara mencampur pakan kontrol sebanyak 994,75 gram dengan 5 gram tepung daun beluntas dan 0,25 gram vitamin C, sedangkan pembuatan setiap kg pakan KBE dengan cara mencampur 994,6 gram pakan komersil dengan 5 gram tepung daun beluntas dan 0,4 gram vitamin E. Pembuatan Tepung Daun Beluntas Daun beluntas (Pluchea indica L.) yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari daerah sekitar kandang penelitian. Pengambilan beluntas sekitar 20-30 cm dari pucuk tanaman. Daun beluntas yang diperoleh dipisahkan, lalu dianginanginkan pada suhu ruang hingga daun menjadi kering namun tidak berubah warna. Setelah kering, daun beluntas tersebut digiling ditempat penggilingan pakan. Daun beluntas yang sudah menjadi tepung disimpan dalam plastik berwarna hitam dan siap untuk digunakan sebagai campuran pakan. Tepung daun beluntas disajikan pada Gambar 6. 15
(a) (b) Gambar 6. (a) Daun Beluntas Kering (b) Tepung Daun Beluntas Pembuatan Pakan Itik Umur 7-10 Minggu Itik yang telah mencapai titik infleksi, pertambahan bobot badannya akan menurun. Pemberian pakan dengan menggunakan protein tinggi akan meningkatkan biaya pakan, sehingga pakan yang digunakan diubah kandungan proteinnya dengan menambahkan dedak dalam pakan. Penambahan dedak dilakukan ketika itik berumur 7 minggu hingga itik dipotong pada umur 10 minggu. Ketika umur 7 minggu, itik memasuki periode finisher. Kebutuhan protein bagi itik periode finisher adalah 16% (Morris, 2008). Pemberian pakannya dilakukan secara bertahap, agar itik mampu beradaptasi dan tidak stres dengan adanya perubahan pakan yang diberikan. Pakan yang diberikan yaitu 40% pakan komersial dan 60% sisanya adalah dedak. Cara pembuatan pakan protein rendah dan pemberiannya tiap perlakuan pada umur 7-10 minggu adalah sebagai berikut : a. Pakan komersil sebagai pakan kontrol (K) Awal pemberian pakan protein rendah pada minggu ke 7, perbandingan pakan komersial dan dedak adalah 40:60. Pemberiannya dilakukan secara bertahap. Pemberian dua hari pertama yaitu 75% pakan komersial dan 25% campuran pakan komersial dengan dedak. Pemberian dua hari berikutnya adalah 50% pakan pakan komersial dan 50% campuran pakan komersial dengan dedak, setelah itu diganti dengan 25% pakan pakan komersial dan 75% campuran pakan komersial dengan dedak, terakhir itik mendapat pakan 100% campuran pakan komersial dengan dedak. b. Pakan komersil + tepung daun beluntas (KB) Pada awal pemberian, perbandingan pakan komersial dan dedak adalah 40:60. Pembuatannya yaitu dengan mencampur 397,5 gram pakan komersial; 16
597,5 gram dedak dan 5 gram tepung daun beluntas. Pemberian campuran pakan ini dilakukan secara bertahap, yaitu sebanyak 25%, 50%, 75% dan 100% sebagaimana yang dilakukan pada pakan kontrol. c. Pakan komersil + tepung daun beluntas + vitamin C (KBC) Pada awal pemberian, perbandingan pakan komersil dan dedak adalah 40:60. Pembuatan pakan KBC protein rendah adalah dengan mencampur 397,375 gram pakan komersil; 597,375 gram dedak; 5 gram beluntas dan 250 mg/kg vitamin. Pemberiannya dilakukan secara bertahap seperti pada kontrol. d. Pakan komersil + tepung daun beluntas + vitamin E (KBE) Pada awal pemberian, perbandingan pakan komersial dan dedak adalah 40:60. Pembuatan pakan KBE protein rendah adalah dengan mencampur 397,3 gram pakan komersial; 597,3 gram dedak; 5 gram beluntas dan 400 IU/kg vitamin E. Pemberiannya dilakukan secara bertahap, yaitu 25%, 50%, 75% dan 100% seperti pada kontrol. Manajemen Pemberian Pakan Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari. Pakan yang diberikan berupa pasta, yaitu dengan cara membasahi pakan dengan air secukupnya. Pada awal pemeliharaan pakan yang diberikan sebanyak 200 gram dalam satu kali pemberian untuk 8 ekor itik, sehingga dalam sehari itik mengkonsumsi pakan sebanyak 600 gram. Jika terdapat sisa pakan pada hari tersebut, maka sisa tersebut dijemur di bawah sinar matahari sampai kering seperti sebelum dibasahi, kemudian ditimbang dan konsumsi pakan pada hari tersebut adalah pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan sisa yang telah dikeringkan. Jika dalam pelaksanaan ternyata itik tidak mampu mengkonsumsi pakan sebanyak 200 gram setiap pemberian maka pemberian pakan dikurangi. Sebaliknya, jika itik mampu mengkonsumsi lebih dari 200 gram per satu kali pemberian maka jumlah pemberiannya ditambah. Peubah yang Diamati 1. Konsumsi pakan Konsumsi pakan dihitung setiap hari. Pakan yang bersisa dikeringkan dibawah sinar matahari sampai seperti pakan sebelum dibasahi. Setelah 17
kering pakan tersebut ditimbang. Konsumsi pakan per hari adalah dengan mengurangi pakan yang diberikan dengan pakan sisa pada hari tersebut. 2. Bobot badan Bobot badan diperoleh dari hasil penimbangan setiap minggu. Penimbangan dilakukan untuk tiap ekor itik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada tiap ekor itik. 3. Pertambahan bobot badan Pertambahan bobot badan dihasilkan dengan mengurangi bobot badan pada minggu tertentu dengan minggu sebelumnya. 4. Konversi pakan Konversi pakan dihasilkan dengan membagi banyaknya jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Pengelompokkan dilakukan berdasarkan bobot badan yang terdiri atas ternak dengan bobot badan besar, sedang dan kecil. Pengelompokan tersebut merupakan ulangan dari setiap perlakuan dan tiap ulangan terdiri atas 8 ekor. Ternak-ternak tersebut dibagi dalam 4 perlakuan pakan. Model rancangan percobaan menurut Mattjik dan Sumartajaya (2002) adalah sebagai berikut : Yij = + P i + K j + ij Keterangan : Yij = nilai pengamatan yang mendapat jenis pakan ke-i, kelompok ke-j = nilai tengah P i = pengaruh jenis pakan ke-i (i = 1, 2, 3, 4) K j = pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) ij = pengaruh galat percobaan yang berasal dari faktor jenis pakan ke-i pada kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan menggunakan software SPSS versi 17.0, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan (Mattjik dan Sumartajaya, 2002). 18