ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

Oleh: Eli Yulidar br. Pohan Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

Oleh. Nunung Susilowaty. Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum., Ph.D. ABSTRAK

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

ARTIKEL. Oleh. Siti Saulia Siregar. Pembimbing Skripsi. Drs. Malan Lubis, M.Hum

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

ARTIKEL. oleh: NANDA MAITA F.G NIM ABSTRAK

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned)

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

SRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

STRATEGI PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Basa Elisa Febriani Sirait Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, menulis teks diskusi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

Transkripsi:

ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Frisnawati Siburian NIM 2103111026 Dosen Pembimbing Skripsi Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online Medan, Juli 2014 Menyetujui: Editor, Dosen Pembimbing Skripsi,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Frisnawati Siburian Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Think Pair and Share (Berpikir, Berpasangan dan Berbagi) terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat tahun pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat sebanyak 334 orang. Sampel dari penelitian ini adalah 32 orang yang diambil secara acak (random kelas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pre-test-post-test design. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk isian yang berisi pertanyaan tentang kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana. Dari hasil pengolahan data penelitian, diperoleh nilai rata-rata kemampuan membedakan fakta dan opini sebelum menggunakan model think pair and share (pre-test) yaitu 60,31 dengan standar deviasi 13,41. Sedangkan nilai kemampuan membedakan fakta dan opini setelah menggunakan model think pair and share (post-test) adalah 83,13 dengan standar deviasi 11,02. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari pre-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh t hitung = 7,33, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df = n-1= 31, diperoleh t tabel = 2,04. Kriteria pengujian menyatakan bahwa (Ha) diterima jika t hitung > t tabel yaitu 7,33 > 2,04, maka model think pair and share berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa. Kata kunci: model think pair and share, fakta, opini PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Kemampuan memperluas wawasan 1

tersebut tidak terlepas dari kemampuan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas yang memegang peranan penting ialah pengajaran membaca. Membaca merupakan kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang untuk menginterpretasi simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari informasi, isi bacaan dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2005:9). Oleh sebab itu, membaca mendatangkan banyak manfaat terutama dalam meningkatkan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan tak lepas dari kurikulum yang diterapkan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas XI Semester II terdapat standar kompetensi no. 11 terdapat kegiatan memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif dengan kompetensi dasar no. 11.2. yakni, membedakan fakta dan opini pada editorial/tajuk rencana dengan membaca intensif. Berdasarkan tuntutan kurikulum tersebut siswa diharapkan mampu membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana yang dimuat di koran. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Terpadu (PPL-T), siswa masih sulit untuk membedakan fakta dan opini. Nilai rata-rata membedakan fakta dan opini siswa 7,0. Nilai ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya minat membaca siswa. Mereka menganggap membaca adalah kegiatan yang membosankan dan membuang waktu. Mereka cenderung tidak konsentrasi dalam membaca. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang sulit menemukan isi ataupun ide yang terkandung dalam tajuk rencana. Siswa juga kesulitan ketika disuruh membedakan fakta dan opini yang terdapat dalam tajuk rencana. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: 1) Siswa belum femeliar dengan media/alat (surat kabar), 2) guru tidak menghadirkan media surat kabar sebagai media dalam pembelajaran, 3) model yang digunakan belum sesuai dengan KD yang digunakan, 4) minimnya latihan dalam menggunakan media pembelajaran, 5) keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media belum maksimal. 2

Kemampuan siswa membedakan fakta dan opini tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniati, NIM 0210310203 dengan judul, Kemampuan Membuat Fakta dan Opini melalui Kegiatan Menyimak Wacana oleh Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kisaran Tahun Pembelajaran 2005/2006. Penelitian tersebut menekankan hubungan keterampilan berbahasa yaitu menyimak terhadap kemampuan membuat fakta dan opini dan tidak menggunakan model. Penelitian lainnya dilakukan oleh Roulina Purba, NIM 071222110066 dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Berbasis Tugas terhadap Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini oleh Siswa Kelas XI SMA Teladan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata siswa membedakan fakta dan opini adalah 79,25. Nilai tersebut telah tercapai. Pertanyaannya adalah apakah situasi, kondisi, dan perlakuan dalam kegiatan penelitian di atas berlaku sama dengan tempatnya melakukan penelitian? Paling tidak ada dua hal yang mendasari penelitian ini dilakukan. Pertama, kemampuan membedakan fakta dan opini siswa masih tergolong kurang sehingga perlu dikaji lagi dengan mencari faktor-faktor penyebabnya. Kedua, model yang digunakan guru sewaktu mengajarkan fakta dan opini tidak menunjukkan hasil belajar yang baik. Berdasarkan hal di atas, peneliti mencoba menggunakan model aktif, kreatif, kerjasama, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana. Dalam penelitian ini, peneliti menawarkan sebuah model pembelajaran kooperatif, yaitu model Think Pair and Share (Berpikir, Berpasangan dan Berbagi). Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerjasama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar (Solihatin, 2008:5). Think Pair and Share merupakan salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif. 3

Arends (dalam Trianto, 2009: 81) menyatakan bahwa: Model pembelajaran ini adalah suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Model pembelajaran think pair and share ini diharapkan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, guru memberikan atau mengajukan pertanyaan, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk berfikir dan berdiskusi dengan pasangannya untuk mencari jawaban yang paling tepat dan saling membantu satu sama lain. Hasil diskusi ini kemudian diungkapkan atau dibagikan dalam kelas, kemudian dari diskusi itu, guru menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan tersebut sebagai topik yang akan diteliti. Rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut: a) Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share? b) Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014 setelah menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share? c) Apakah model pembelajaran Think Pair and Share berpengaruh terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat Tahun Pembelajaran 2013/2014? Tujuan penelitian yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Untuk menggambarkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat sebelum menggunakan model Think Pair and Share dalam proses pembelajaran. b) Untuk menggambarkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat setelah menggunakan model Think Pair and Share dalam proses pembelajaran. c) Untuk menggambarkan pengaruh penggunaan model Think Pair and Share terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat. 4

Model pembelajaran think pair and share merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe think pair and share pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair and share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon, dan saling membantu. Model pembelajaran think pair and share diharapkan dapat mengubah sifat positif, misalnya meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran karena peserta didik tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama dengan pasangannya. Think Pair and Share menggunakan metode diskusi berpasangan. Dengan pembelajaran ini peserta didik dilatih bagaimana mengutarakan pendapat kepada teman diskusinya. Selain itu peserta didik juga dilatih untuk bisa menerima pendapat orang lain serta menghargai perbedaan yang ada antara teman diskusi mereka. Pembelajaran think pair and share dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan ide-idenya dengan orang lain. Membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share adalah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh kelas karena siswa diberi kesempatan bekerja sendiri (think) dan bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok kecil (pair) sehingga membantu siswa untuk menyadari akan segala keterbatasannya, menerima segala perbedaan, mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik melalui pengungkapan pendapat dihadapan teman sekelasnya (share). 5

Menurut Kosasih (2008:166) fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Suparno (2009:3) mengatakan fakta adalah peristiwa atau hal yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan pengertian fakta di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalah hal-hal yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi, dan ada buktinya. Misalnya ada benda, orang, waktu, tempat, peristiwanya, jumlahnya, atau dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya apa, siapa, di mana, kapan dan berapa. Menurut Kosasih (2008:166) opini adalah pendapat, pikiran, ataupun pendirian. Sedangkan menurut Suparno (2009:3) opini adalah respon seseorang terhadap suatu fakta yang belum tentu benar dan merupakan respon dari sudut pandang pribadi sesorang. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa opini merupakan pendapat, pikiran, dan anggapan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya, dan masih bersifat subjektif. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sorkam Barat sebanyak 334 orang. Sampel dari penelitian ini adalah 32 orang yang diambil secara acak (random kelas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan one-group pretest posttest design yang tidak menggunakan pembanding. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Instrument tes tersebut berbentuk isian. Tes dilakukan dengan meminta siswa secara individu untuk membaca sebuah tajuk rencana yang diberikan guru untuk kemudian mencari fakta dan opini yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut. Kemudian secara berpasangan menyatukan hasil pemikiran, lalu dituliskan dalam lembar kerja siswa, kemudian dibagikan/diungkapkan di kelas. Indikator pencapaian dapat dilihat dari kemampuan siswa membedakan fakta dan opini. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis untuk mencapai hasil yang maksimal. 6

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sorkam Barat. Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam membedakan fakta dan opini sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (pretest) menunjukkan nilai minimal sebesar 30, nilai maksimal sebesar 90, standar deviasi 13,41, standar eror 2,41 dan nilai rata-rata (mean) 60,31. Siswa yang memperoleh nilai 30 berjumlah 4 orang, yang memperoleh nilai 40 berjumlah 2 orang, yang memperoleh nilai 50 berjumlah 4 orang, yang memperoleh nilai 60 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 5 orang, yang memperoleh nilai 80 berjumlah 5 orang, dan yang memperoleh nilai 90 berjumlah 4 orang, sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 32 orang. Maka kemampuan membedakan fakta dan opini siswa sebelum menggunakan model think pair and share digolongkan dalam kategori cukup. Daftar uji liliefors dengan taraf nyata = 0,05 dengan n= 32 maka diperoleh harga L tabel = 0,15. Dengan demikian, L hitung < L tabel (0,12 < 0,15). Hal ini menunjukkan bahwa data variabel X berdistribusi normal Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan model think pair and share (posttest), yaitu: nilai minimal 60, nilai maksimal 100, standar deviasi 11,02, standar eror 1,97 dan nilai rata-rata 83,13. Siswa yang memperoleh nilai 60 berjumlah 2 orang, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 6 orang, yang memperoleh nilai 80 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 90 berjumlah 12 orang, dan yang memperoleh nilai 100 berjumlah 4 orang, sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 32 orang. Maka kemampuan membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan model think pair and share digolongkan dalam kategori baik. Daftar uji liliefors dengan taraf nyata = 0,05 dengan n= 32 maka diperoleh harga L tabel = 0,15. Dengan demikian, L hitung < L tabel (0,14 < 0,15). Hal ini menunjukkan bahwa data variabel Y berdistribusi normal. Untuk melihat hasil uji homogenitas digunakan kriteria pengujian H o, jika F hitung < F tabel diambil dk pembilang adalah dk varians terbesar dan dk penyebut 7

adalah varians terkecil. Maka dapat dk pembilang dan dk penyebut 32. Dari tabel distribusi untuk F = 0,05 didapat nilai F tabel sebesar 1,48 < 1,82. Hal ini membuktikan bahwa H o atau varians kedua variabel tersebut homogen. Setelah pengujian normalitas dan homogenitas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan guna mengetahui apakah H o (Hipotesis Nihil) diterima atau ditolak. Dengan kata lain, apabila H o ditolak berarti H a (Hipotesis Alternatif) diterima. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t. Selanjutnya t o diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dengan df = n-1 = 32-1 = 31. Karena pada tabel df = 31 tidak terlihat, maka df yang diambil adalah df yang terdekat dengan 31 yaitu 30. Dari df 32 diperoleh taraf signifikasi 5% sebesar 2,04 dan 1% sebesar 2,75. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa t o > t tabel yakni 2,04 < 7,33 > 2,75. Dengan demikian hipotesis nihil (H o ) ditolak dan hipotesis alternative (H a ) diterima. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran think pair and share memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini siswa. Pembahasan Model pembelajaran think pair and share yang diterapkan pada siswa SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam upaya meningkatkan kemampuan membedakan fakta dan opini ternyata memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat mengaktifkan seluruh kelas karena siswa diberi kesempatan bekerja sendiri (think) dan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok kecil (pair) sehingga membantu siswa mengubah sifat ke arah yang positif, misalnya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan kerjasama dalam kelompok, mampu mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik, saling berbagi ilmu kepada setiap anggota kelas (share), sehingga lebih mudah untuk menguasai materi pembelajaran membedakan fakta dan opini. 8

Penerapan model think pair and share ini dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini diterapkan ke dalam tiga tahap berikut: a) Tahap Think, pada tahap ini siswa disuruh untuk memikirkan dan mengerjakan tajuk rencana yang berjudul Berharap UN Jadi Solusi sendiri-sendiri terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keaktifan masing-masing siswa dan melatih berpikir kreatif. b)tahap Pair, siswa membentuk kelompok dengan teman sebangkunya, mendiskusikan hasil pengerjaan individunya, dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa. Tujuan tahap ini adalah meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok serta kemampuan menerima pendapat teman. c) Tahap Share, pada tahap ini pasangan sebangku membagikan hasil diskusinya di kelas. Kemudian guru memberikan konfirmasi terhadap pembelajaran hari itu. Materi membedakan fakta dan opini sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerjasama dalam diskusi untuk mendapatkan jawaban yang terbaik. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih mampu menyatakan pendapatnya, ide, gagasannya dan menerima pendapat temannya terkait materi fakta dan opini. Karena materi ini membutuhkan analisis. Kemampuan membedakan fakta dan opini siswa mengalami peningkatan setelah diterapkannya model think pair and share. Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share, data yang diperoleh terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini termasuk dalam kategori cukup. Dengan rata-rata nilai kelas pretest yaitu 60,31. Siswa yang memperoleh nilai 30 berjumlah 4 orang, yang memperoleh nilai 40 berjumlah 2 orang, yang memperoleh nilai 50 berjumlah 4 orang, yang memperoleh nilai 60 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 5 orang, yang memperoleh nilai 80 berjumlah 5 orang, dan yang memperoleh nilai 90 berjumlah 4 orang, sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 32 orang. Setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share data yang diperoleh terhadap kemampuan membedakan fakta dan opini termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata kelas yaitu 83,13. Siswa yang memperoleh nilai 60 berjumlah 2 orang, yang memperoleh nilai 70 berjumlah 6 orang, yang memperoleh nilai 80 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 90 9

berjumlah 12 orang, dan yang memperoleh nilai 100 berjumlah 4 orang, sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 32 orang. Hasil analisis menunjukkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa mengalami peningkatan setelah diterapkannya model think pair and share. Dari data pretest dan posttest tersebut terlihat jelas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan siswa SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam membedakan fakta dan opini. Selisih nilai rata-rata kelas meningkat dari 60,31 menjadi 83,13 yaitu 22,82, atau sama dengan 37,83 %. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam membedakan fakta dan opini sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (pretest) menunjukkan nilai minimal sebesar 30, nilai maksimal sebesar 90, standar deviasi 13,41, standar eror 2,41 dan nilai rata-rata (mean) 60,31. Maka kemampuan membedakan fakta dan opini siswa sebelum menggunakan model think pair and share digolongkan dalam kategori cukup. Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sorkam Barat dalam membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan model think pair and share (posttest), yaitu: nilai minimal 60, nilai maksimal 100, standar deviasi 11,02, standar eror 1,97 dan nilai rata-rata 83,13. Maka kemampuan membedakan fakta dan opini siswa setelah menggunakan model think pair and share digolongkan dalam kategori baik. Dari hasil nilai rata-rata siswa dalam membedakan fakta dan opini yang semakin meningkat, dari 60,31 menjadi 83,13 maka dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membedakan fakta dan opini siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sokam Barat Tahun pembelajaran 2013/2014. 10

DAFTAR PUSTAKA Kosasih, Endang. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suparno. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresive. Surabaya: Kencana. 11