TEORI TEORI PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI DALAM PKn

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KRITIS TERHADAP SUBSTANSI UJIAN NASIONAL DAN

PARADIGMA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MENYONGSONG PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Oleh: SAPARUDDIN

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PKN DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PKN SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK/ PENDIDIKAN DEMOKRASI. HAND-OUT/KULIAH PKN/CHOLISIN.DOC Jurusan PKN dan Hukum FIS UNY

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teoritis. 1. Nilai Karakter. 1.1.Pengertian Karakter

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. (1993:453). Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

Transkripsi:

TEORI TEORI PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI DALAM PKn Disampaikan Diklat Bahan Ajar/Proses Pembelajaran Bagi Guru Guru SMP di Kabupaten Bantul, Diselenggaran oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bantul Tanggal 13 15 November 2007. Cholisin Jurusan PKN & HUKUM - FISE UNY

PENGERTIAN PKn Merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi beragama,sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

PARADIGAMA BARU PKn PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui : Civic Intellegence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial. Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

TUJUAN PKn Menurut : KBK/BSNP Berpikir kritis,rasional,dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Berikembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa bangsa lain, Berinteraksi dengan bangsa bangsa laindalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN memahami tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintahan republik Indonesia mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintahan daerah dan nasional serta bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan bangsa-bangsa lain beserta masalahmasalah dunia dan/atau internasional

KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan inkuiri mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu membela atau mempertahankan posisi dengan mengemukakan argumen yang kritis, logis dan rasional memaparkan suatu informasi yang penting kepada khalayak umum membangun koalisi, kompromi, negoisasi dan consensus.

KARAKTER KEWARGANEGARAAN memberdayakan dirinya sebagai warganegara yang independen, aktif, kritis, well-informed, dan bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua tingkatan ( daerah dan nasional ). Memahami bagaimana warganegara melaksanakan peranan, hak dan tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua tingkatan ( daerah dan nasional ). Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, hak asasi manusia dan nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

FUNGSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

DIMENSI SUBSTANSI MORAL DAN NILAI DALAM PKn 1. NILAI bersifat filosofis, ideal; 2. NORMA bersifat normatif (nilai yang dibakukan, mengikat); 3. MORAL bersifat praksis, emperis (tindakan yang memiliki acuan nilai dan norma; moral bisa juga dalam pengertian nilai dan norma); DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA SEPERTI TERCAKUP IMPLISIT DAN EKSPLISIT PADA MATERI POKOK PKn (STANDAR ISI)

MORAL SEBAGAI NILAI, NORMA, PRAKSIS Perangkat ide tentang tingkah laku hidup, yang dijunjung tinggi oleh sekelompok manusia dalam lingkungan tertentu (Nilai). Aturan tentang tentang tingkah laku yang baik berdasarkan pandangan hidup atau ajaran agama tertentu (Norma). Tingkah laku manusia yang didasarkan pada kesadaran bahwa ia terikat untuk mematuhi, guna mencapai kebaikan, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya (Praksis).

APAKAH ARTI MORAL? Kamus Besar Bahasa Indonesia : MORAL : akhlak, budi pekerti, atau susila (p. 592). BUDI PEKERTI : tingkah laku, perangai, akhlak, atau watak (p. 131). ETIKA : ilmu tentang moral atau malahan merupakan salah satu cabang filsafat (yakni filsafat moral) dan dapat digolongkan ke dalam bidang filsafat nilai (aksiologi).

PERBEDAAN KESUSILAAN DENGAN KESOPANAN KESUSILAAN : bersifat objektivistik-univesal bersumber dari hati nurani KESOPANAN bersifat relativistik-kultural,kontekstual bersumber dari lingkungan masyarakat

SIFAT MORAL PERSPEKTIF OBJEKTIVISTIK Baik-buruk itu bersifat : pasti, tidak berubah-ubah; absolut, sepenuhnya, tanpa syarat; universal : bebas dari dimensi Ruang dan Waktu PERSPEKTIF RELATIVISTIK Baik-buruk itu bersifat : relatif (tergantung); kultural, kontekstual, situasional : tidak bebas dari dimensi Ruang dan Waktu

KESADARAN MORAL 1. Sifat kewajiban moral itu mutlak, tidak bisa ditawar tawar; 2. Keputusan untuk melakukan kewajiban moral bersifat rasional; 3. Adanya tanggungjawab subyektif pada diri pribadi masing masing orang.

NILAI NILAI MORAL PANCASILA 1. RELEGIUS, misalnya: Tidak sekuler; Tidak atheis; Toleransi intern dan antar umat beragama; 2. KEMANUSIAAN (menjunjung tinggi martabat manusia) misalnya: Tidak deskriminatif; Tidak mengeksploitasi sesamanya; Menghargai hak atau kebebasan orang lain;

3. PERSATUAN, misalnya : Mendahulukan kepentingan bersama; Tidak memecah belah; Memahami dan menghargai kemajemukan; Mengembangkan solidaritas sesama anak bangsa; Mengembangkan kemandirian sebagai bangsa; Tidak membenci bangsa lain;

3. DEMOKRASI, misalnya: Menghargai kebebasan dan persamaan; Memberi kesempatan berkompetisi secara sehat; Menghargai kesepakatan bersama; Menghargai kelompok minoritas; Keterbukaan/tranparanasi; Menghargai kritik; Menghargai partisipasi setiap orang dalam menentukan arah kehidupan bersama; Pertanggungjawaban kepada publik.

KARAKTER DEMOKRATIS..demokrasi mempersyaratkan adanya sikap moderat dan toleran terhadap perbedaan, dan itu yang disebut dengan pluralisme. (Afan Gaffar, 2001,Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, p. 339).

5. KEADILAN SOSIAL (fokusnya pada kesejahteraan rakyat), misalnya: Tidak nepotis; Tidak kolusi; Tidak suka ngutil kekayaan publik (cleptocracy); Tidak monopoli; Pemerataan pembangunan dan hasilnya; Memprioritaskan ekonomi lemah; Mendorong berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan umum;

KEPRIBADIAN BUNG HATTA BEBAS; TEKUN; SANTUN; SALEH; PATRIOTIK; AKTIF BERORGANISASI ( Swalow, Sarekat Usaha, JSB > disiplin diri)

LANDASAN SIKAP SALING MENGHARGAI DAN TOLERANSI MASYARAKAT YOGYAKARTA

PENDIDIKAN KARAKTER RAKYAT Menurut Bung Hatta, adalah: MANDIRI, TAHU HAK DAN KEWAJIBAN, MAU MENGAMBIL TANGGUNG JAWAB ( Rikard Bagun.2002. Seratus Tahun Bung Hatta, halaman xix).

PRASYARAT UNTUK MENJADI BANGSA/NEGARA MAJU, SEJAHTERA DAN KAYA 1. Berpegang pada prinsip prinsip etika yang kuat; 2. Berdisiplin tinggi; 3. Bertanggung jawab; 4. Menghormati hukum dan peraturan; 5. Menghargai orang lain; 6. Senang bekerja ( Kerja itu Mulia ); 7. Bekerja keras untuk dapat menabung dan berinvestasi; 8. Berkemauan untuk bertindak hebat; 9. Menghargai waktu; 10. Betul-betul memanfaatkan sain dan teknologi. (MT Zen, 2005).

Karakteristik Bangsa Bangsa yang Maju dan Modern (Ohmae, 2005; Bailey, 2004; Plotkin, 2002; Harrison, 2000, dalam Zamroni 2006) 1. Dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat memiliki etika yang dipegang teguh 2. Warga masyarakat memiliki tanggungjawab 3. Masyarakat memiliki trust, yang didasarkan pada kejujuran 4. Warga masyarakat saling menghormati hak orang lain 5. Warga masyarakat patuh kepada hukum dan aturan 6. Warga masyarakat memegang teguh tepat waktu 7. Masyarakat memiliki ethos kerja

CIRI NEGATIF MANUSIA INDONESIA HIPOKRITIS alias MUNAFIK; SEGAN DAN ENGGAN BERTANGGUNG JAWAB; BERJIWA FEODAL; MASIH PERCAYA TAKHYUL; ARTISTIK; MEMILIKI WATAK YANG LEMAH; BUKAN ECONOMIC ANIMAL; (Muchtar Lubis, 1986).

BAGAIMANA PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI DIKEMBANGKAN DALAM PKn? ALTERNATIF 1: Warga Negara Civic Knowledge Civic Skill Civic Dispositions Warga Negara Yang Baik (Good Citizen)

1. Receiving 2. Responding 3. Valuing 4. Organization 5. Characterization by a value or value complex

TEORI PERKEMBANGAN MORAL L. Kohlberg LEVEL PRA-KONVENSIONAL: Tahap 1 : punishment obiedent orientation; Tahap 2 : instrumental relativist orientation; LEVEL KONVENSIONAL : Tahap 3 : interpersonal concordance or good boy-nice girl orientation; Tahap 4 : law and order orientation; LEVEL POS-KONVENSIONAL : Tahap 5 : social contract legalistic orientation; Tahap 6 : universal ethical principles orientation.

ALTERNATIF 2 : WARGA NEGARA DIKEMBANGKAN PERAN : AKTIF + PASIF+ POSITIF + NEGATIF = BUDAYA KEWARGANEGARAAN (Civic Culture) WARGA NEGARA YANG BAIK

PENGEMBANGAN PERAN WARGA NEGARA SECARA PROPORSIONAL Peran aktif (a) dominan =instabilitas Peran pasif (p) dominan = otoriter Peran positif (+) dominan = otoriter Peran negatif (-) dominan = liberalis Peran (a) + (p) + (+) + (-) = Budaya kewarganegaraan (civic culture)dapat membentuk warga negara demokratis atau warga negara yang baik.

ATAS PERHATIAN DAN KESABARANNYA