ANALISA PERFORMANCE LINK A3/A7 TERHADAP PENGARUH HANDOFF INTER BSC6600 CDMA 20001X (STUDY KASUS PERANGKAT BSC PADA MSC SIMPANGLIMA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN 2011

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

Universal Mobile Telecommunication System

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

BAB II SOFT HANDOFF. bergerak. Mobilitas menyebabkan variasi yang dinamis pada kualitas link dan tingkat

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEGAGALAN SOFT HANDOFF PADA JARINGAN CDMA2000 1xRTT

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL HANDOVER PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

2. Code Division Multiple Access

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

Universitas Kristen Maranatha


Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000) Sistem Telekomunikasi Selular Abad 21

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

MONITORING DAN PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN CDMA

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

Transkripsi:

ANALISA PERFORMANCE LINK A3/A7 TERHADAP PENGARUH HANDOFF INTER BSC6600 CDMA 20001X (STUDY KASUS PERANGKAT BSC PADA MSC SIMPANGLIMA) Sri Heranurweni 1, Agus Budiarto 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Semarang Jl. Soekarno Hatta. Tlogosari Semarang Email: heranur@gmail.com Abstract Development and use of CDMA multiple access technique in mobile communication ko based on the consideration the increasing needs of today's mobile communication Channel capacity of cellular systems that have been applied during this start experiencing limitations. Telecommunications system Code Division Multiple Access (CDMA) 20001x there is a device called a base station subsystem (BSS), also known as the radio subsystem, each controller BSS consists of many base transceiver stations (BTS) or called by the base station controller (BSC), which connects the phone with the network subscriber subsystem (NSS) through the mobile switching controller (MSC), where the BSC is connected through a media intermediary, called the link A3A7. By analyzing the performance A3A7 link is expected to overcome the factors that cause inter-bsc handoff so as to reduce the number of drop call in any telecommunications activities on going communication in a network CDMA 20001x. The calculation results in a study based on reporting data obtained showed that the level of inter-bs highest ratio of soft handoff failures or in other words the worst when compared to others BSC that exist on the BSC 2 with the percentage of 30 264% where the average ratio for each day of registration failures 2.0176%, due to some status e1 canal to link two troubled BSC A3A7 in error detection based on the results of measurements with BER TEST. Keywords: BSC, CDMA, Handoff Failure Ratio Abstrak Pengembangan dan penggunaan teknik multiple access CDMA dalam komunikasi selular didasari oleh pertimbangan meningkatnya kebutuhan komunikasi selular dewasa ini. Kapasitas kanal sistem selular yang sudah diterapkan selama ini mulai mengalami keterbatasan. Sistem telekomunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) 20001X terdapat suatu perangkat yang disebut Base Station Subsistem (BSS) juga dikenal sebagai subsistem radio. Setiap BSS terdiri dari banyak pengendali Base Transceiver Station (BTS) atau yang disebut dengan Base Station Controller (BSC), yang menghubungkan ponsel dengan Network Subscriber Subsistem (NSS) melalui Mobile Switching Controller (MSC), dimana antara BSC dihubungkan melalui media perantara yang disebut dengan link A3/A7. Dengan melakukan analisa terhadap performance link A3/A7 diharapkan mampu mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya handoff antar BSC sehingga dapat mengurangi jumlah dropcall dalam setiap aktivitas telekomunikasi yang sedang berlangsung dalam suatu jaringan CDMA 20001X. Hasil perhitungan dalam penelitian berdasarkan data reporting yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat Inter-BS Soft Handoff Failures Ratio tertinggi atau dengan kata lain paling buruk bila dibandingkan dengan BSC lainnya yaitu ada pada BSC 2 dengan prosentase sebesar 30.264% dimana rata-rata failures ratio per hari sebesar 2.0176 %, hal ini disebabkan beberapa status kanal E1 untuk link A3/A7 di BSC 2 bermasalah / error detection berdasarkan hasil pengukuran dengan BER TEST. Kata kunci: BSC, CDMA, Handoff Failure Ratio Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 654

1. PENDAHULUAN Salah satu karakteristik dari pelayanan dan aplikasi teknologi komunikasi nirkabel selular generasi ketiga adalah kemampuan masing-masing pengguna terminal selular untuk menjalankan beberapa aplikasi dan layanan secara bersamaan. Artinya masing-masing pelanggan teknologi baru ini dapat melakukan percakapan sekaligus mengakses intranet maupun internet untuk mendapatkan informasi penting yang dibutuhkan. Pelanggan juga dapat menggunakan terminal selularnya untuk video conference dan dalam waktu yang bersamaan dapat saling bertukar informasi melalui e-mail ataupun multimedia mail. Beberapa layanan masa depan untuk multimedia pita lebar secara nirkabel adalah pengiriman berita/koran secara interaktif (berupa suara, video, teks, grafik/gambar), multimedia e-mail (berupa teks, gambar, klip video), audio interactive (suara berkualitas), video conference (konferensi melalui audio/video), web interactive (aplikasi internet secara interaktif, contohnya permainan-permainan di internet) dan transfer file berkapasitas besar dari intranet maupun internet (dalam waktu yang lebih singkat). Sistem telekomunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) 20001X terdapat suatu perangkat yang disebut Base Station Subsistem (BSS) juga dikenal sebagai subsistem radio. Setiap BSS terdiri dari banyak pengendali Base Transceiver Station (BTS) atau yang disebut dengan Base Station Controller (BSC), yang menghubungkan ponsel dengan Network Subscriber Subsistem (NSS) melalui Mobile Switching Controller (MSC), dimana antara BSC dihubungkan melalui media perantara yang disebut dengan link A3/A7. Dengan melakukan analisa terhadap performance link A3/A7 diharapkan mampu mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya handoff antar BSC sehingga dapat mengurangi jumlah dropcall dalam setiap aktivitas telekomunikasi yang sedang berlangsung dalam suatu jaringan CDMA 20001X. Proses Handoff Dan Prosedur Analisis Soft Handover Performance Pada Link A3/A7 Handoff (saat peralihan) Pada komunikasi yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi, ada kemungkinan pelanggan bergerak dari satu sel menuju sel lain yang memakai pasangan frekuensi yang berbeda ketika sedang terjadi percakapan. Untuk menjamin bahwa pembicaraan akan terus tersambung diperlukan fasilitas handover, yaitu proses otomatisasi pergantian frekuensi ketika mobile station (MS) bergerak ke dalam daerah atau sel yang mempunyai kanal dengan frekuensi berbeda dengan sel sebelumnya, sehingga pembicaraan dijamin akan terus tersambung tanpa perlu melakukan pemanggilan ulang atau inisialisasi ulang. Pada gambar 2 menunjukkan bahwa user bergerak dari sel satu ke sel yang lain, channel frekuensi secara otomatis akan dirubah dari set f1 ke set f2. Handover adalah proses otomatis, jika kekuatan sinyal jatuh dibawah level threshold. Hal ini tidak diketahui oleh pemakai karena terjadi dengan sangat cepat antara 200 300 ms. Kebutuhan akan handover mungkin disebabkan oleh radio, operation and management (O&M), atau oleh traffic dimana radio merupakan penyebab utama permintaan handover. Parameter yang dilibatkan adalah tingkatan low signal atau high error rate. Ini disebabkan oleh pergerakan mobile station pindah ke suatu sel atau sinyal terhalang oleh suatu objek. Gambar 1. Mekanisme Handover Techno Science Vol.5 No.1 Mei 2011 655

Suatu handover dilakukan melalui tiga langkah. mobile station (MS) secara terus menerus mengumpulkan informasi level sinyal yang diterima dari base station (BS) yang telah dihubungkan, dan semua base station (BS) yang lain dapat mendeteksi. Informasi ini kemudian merata-rata untuk menyaring efek fast fading. Data yang telah dirata-rata kemudian dihitung pada algoritma keputusan, yang memutuskan jika itu meminta handover ke stasiun lain. Ketika memutuskan untuk melakukannya, handover dieksekusi oleh kedua base station (BS) dan mobile station (MS). a. Hard handover Hard handover merupakan mekanisme yang sederhana tetapi juga merupakan mekanisme handover yang paling cepat. Penyimpangan yang terjadi telah merubah jalur traffic melalui suatu jalur baru menuju Base Station (BS) yang baru, yang mana hubungan antara sumber dan penyimpangan tanpa terjadi perubahan. Sejauh ini telah diasumsikan bahwa penyimpangan telah ditentukan untuk koneksi yang terjadi. Kelemahan dari algoritma ini adalah packet loss, packet yang menyangkut selama terjadi handover karena akan segera meninggalkan Base Station (BS) yang lama dan mobile terminal akan dihubungkan dengan yang baru. b. Soft Handover Soft handover adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan jaringan code division multiple acceess (CDMA). Pada jaringan 2G dan 3G soft handover diperluas oleh macro-diversity. Macro-diversity menyatakan terminal mobile diijinkan untuk berkomunikasi dengan base station (BS) secara bersama-sama. Seperti halnya pada soft handover komunikasi terminal mobile melalui base station (BS) yang dikenal dengan active set, sedangkan base station (BS) yang berdekatan disebut neighbour base station (BS). Ketika sinyal base station (BS) menjadi lebih besar dari threshold yang mana dikenal sebagai add_threshold. Sama halnya ketika sinyal menjadi lebih rendah dari threshold yang dikenal dengan drop_threshold. Proses Handover (Peralihan Frekuensi) Salah satu permasalahan berat yang berhubungan dengan channel assignment (CA) adalah mekanisme handover, yang mana dihubungkan dengan pergerakan mobile station (MS). Handover digambarkan sebagai perubahan channel radio yang digunakan mobile terminal (MT). Manajemen handover memungkinkan jaringan untuk memelihara koneksi dari user yang berpindah. Hal ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu : inisialisasi, koneksi, dan kontrol data. Salah satu penyebab terjadinya handover adalah perubahan kualitas radio yang lemah dalam suatu lingkungan atau pergerakan mobile terminal (MT). Ketika mobile terminal (MT) dalam melayani suatu area, propagasi dan interferensi mungkin dapat berubah sama seperti saat sel atau base station (BS) berbagai bentuk gelombang yang tidak dapat mendukung terminal. Secara umum proses handover disebabkan oleh penurunan kualitas link radio atau inisialisasi, dengan cara sistem menyusun channel radio untuk menghindari kebuntuan. Handover sangat penting pada mobile network karena arsitektur jaringan selular dibuat untuk memaksimalkan penggunaan spektrum. Untuk dapat mengetahui persentase tingkat rata-rata keberhasilan dari hard handover pada MSC dapat dihitung dengan rumus:... (1) Keterangan: Avr_Succes : Nilai rata-rata keberhasilan dalam proses call set up Frq_Ho : Jumlah terjadinya handover Call_attempt : Peningkatan jumlah panggilan Spesifikasi yang terjadi mengijinkan mobile terminal (MT) untuk berbicara kepada enam sel secara bersamaan, meskipun sekarang ini tidak ada mobile terminal (MT) yang mempunyai kemampuan ini. Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 656

Ada dua kunci untuk merealisasikan soft handover, yaitu : a. Distribusi data dan seleksi. Memisahkan salinan data yang sama untuk dikirimkan melalui base station (BS) kepada mobile terminal (MT) yang sama dan sebaliknya. b. Sinkronisasi isi data. Jenis data yang tiba dari berbagai base station (BS) kepada mobile terminal (MT) pada waktu yang sama harus di salin data yang sama untuk dikirim mobile terminal (MT) agar dapat dengan tepat di salin menjadi data tunggal. Dalam arah yang berkebalikan hanya satu salinan data yang dikirim oleh mobile terminal (MT) ke berbagai base station (BS) harus diseleksi untuk diserahkan ke berbagai tujuan. Proses handover terjadi dalam beberapa tahap. Pertama, telepon mengirimkan pesan. Kedua, sel dan sistem membawa panggilan itu kepada ke dua sel. Ketika telepon melanjutkan untuk bergerak, secepatnya kekuatan sinyal dari kedua sel yang sedang berpindah akan mengalami drop pada suatu titik dimana tidak mempunyai manfaat. Selanjutnya sel akan menginformasikan sel sistem berdasarkan fakta ini dan sistem akan meninggalkan sel yang asli. Perbaikan Performansi karena Soft Handover Performansi transmisi kanal forward dalam bentuk distribusi kumulatif dari full-rate FER (frame erasure rate) sebagai akibat proses soft handover. Performansi ini akan meningkat jika mobile station (MS) menerima sinyal yang sama kuat dari base station (BS) tetapi tidak akan terlalu berarti jika kuat sinyalnya tidak sama kuat. Untuk itu diperlukan perencanaan yang teliti agar dapat memanfaatkan keuntungan dari soft handover. Pada kanal reverse adanya operasi soft handover tidak mempengaruhi performansi. Faktor kegagalan handover pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) Pada saat handover terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover antara lain : Peningkatan jumlah panggilan (call_attempt). Jumlah panggilan (call_attempt) yang berlangsung dalam sistem komunikasi selular dapat mempengaruhi tingkat kegagalan yang terjadi pada handover. Interferensi. Gangguan yang disebabkan karena adanya sinyal lain yang tidak dikehendaki yang frekuensinya sama atau hampir sama dan dayanya cukup besar yang masuk bersama dengan sinyal yang seharusnya diterima. Propagasi. Propagasi adalah pelemahan yang diperkirakan akan dialami sinyal dari base station (BS) ke mobile station (MS). Hal ini disebabkan adanya pergerakan dari mobile station (MS) yang menyebabkan kuat sinyal yang diterima mobile station (MS) bervariasi. Fading Perubahan kuat sinyal yang terjadi akibat gangguan propagasi, seperti adanya pemantulan yang disebabkan oleh kontur alam, gedung, rumah, dan lain-lain. Konfigurasi Bandwidth Link A7 Kapasitas bandwdith yang dibutihkan untuk link A7 berdasarkan pada alokasi E1 yang terpasang pada interface link A3/A7, berikut ini bandwidth yang direkomendasikan untuk link A7. Tabel 1. Rekomendasi bandwith untuk link A7 Techno Science Vol.5 No.1 Mei 2011 657

Jika bandwidth yang dialokasikan untuk link A7 tidak cukup, link A7 tidak dapat mendukung proses handover pada jam sibuk sehingga mengakibatkan proses call set up mengalami kegagalan, sehingga dalam menentukan alokasi serta jumlah E1 untuk link A7 harus tepat dan disesuaikan dengan bandwidth yang tersedia karena setiap sumber BSC hanya terdapat satu link A7 yang dikonfigurasikan dengan BSC tujuan yang menjadi target dalam proses handover. Konfigurasi Bandwidth Link A3 Pengaturan traffic inter-bsc soft handoff (SHO) antara dua BSC harus disesuaikan dengan alokasi traffic pada bandwidth SHO. Untuk menentukan sumber transmisi yang digunakan diperlukan perhitungan keseluruhan bandwidth dengan alokasi bandwidth sebesar 20 kbit/s pada setiap bagian SHO. Besarnya nilai bandwidth yang dikonfigurasikan harus lebih besar dari traffic link bandwidth yang digunakan dan kurang dari traffic link bandwidth yang direncanakan. Besarnya traffic link bandwidth pada setiap E1 harus 2,4 Mbit/s (nilainya sama dengan abis link). 2. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian dilakukan di ruang sentral pada Mobile Switching Controller (MSC) Simpang Lima dimana lokasi yang dimaksud ditunjukkan pada Gambar 2. Pada gambar tersebut menjelaskan bahwa di dalam ruang sentral terdiri beberapa perangkat pendukung sistem telekomunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) dengan coverage area meliputi daerah Jawa Tengah yang dikendalikan oleh MSC Simpang Lima dan didukung oleh BSC 1, BSC 2, BSC 3, BSC 4 dan BSC 5 yang mengendalikan beberapa Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Pada Gambar 6. menjelaskan alur kerja penelitian BSC handover performance yang dimulai dengan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan beberapa perangkat pendukung selama terjadinya handover yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data melalui pengukuran menggunakan BER TEST dan pengambilan data reporting BSC handover performance melalui software dari vendor huawei yaitu Local Maintenance Terminal (LMT) dan M2000. Gambar 2. Layout Ruang Sentral Pada MSC Simpang Lima Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 658

Gambar 3. Proses Inter-BS Soft Handover yang terjadi pada kanal link A3/A7 PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG BSC HANDOVER PERFORMANCE PENGUMPULAN DATA ALOKASI E1 PADA KANAL LINK A3/A7 PENGUMPULAN DATA PENGUKURAN PADA KANAL LINK A3/A7 DENGAN BER TEST PENGUMPULAN DATA REPORTING BSC HANDOVER PERFORMANCE VIA LMT & M2000 KESIMPULAN NILAI RATA-RATA SUCCESS RATIO FAILURES RATIO BSC HANDOVER PERFORMANCE TOTAL SUCCESS RATIO DAN TOTAL FAILURES RATIO BSC HANDOVER PERFORMANCE ANALISIS DATA Gambar 4. Blok Diagram Penelitian BSC Handover Performance Setelah seluruh data berhasil diperoleh kemudian dilakukan analisa dari data tersebut untuk menentukan jumlah total success ratio dan jumlah total failures ratio pada masing-masing Base Station Controller (BSC) kemudian dilanjutkan untuk melakukan analisa data per hari untuk nilai rata-rata jumlah success ratio dan jumlah failures ratio dimana hasil dari analisa tersebut dijadikan petunjuk dalam mengambil kesimpulan apakah aktifitas handover yang terjadi pada tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan tanggal 15 Desember 2010 masih sesuai dengan standarisasi handover performance yang telah ditentukan oleh pihak PT. Telkom Indonesia, Tbk (Divisi Telkom Flexi RO Semarang). Pengukuran Kanal E1 Pada Link A3/A7 Menggunakan BER TEST Bert atau bit rate tes kesalahan adalah metode pengujian untuk sirkuit komunikasi digital yang menggunakan pola stres bert yang telah ditentukan terdiri dari urutan yang logis dan nol yang dihasilkan oleh pseudorandom biner sequencer. Sebuah bert biasanya terdiri dari generator pola uji dan penerima yang dapat diatur dengan pola yang sama. Bert dapat digunakan dengan cara ganda yaitu menghubungkan di kedua ujung link transmisi, atau tunggal dengan menghubungkan salah satu ujungnya dengan loopback pada akhir remote. Dalam penggunaan jika terdapat jumlah kesalahan kemudian akan dihitung dan disajikan dengan perbandingan seperti 1 dalam 1.000.000, atau 1 di 1e06. Techno Science Vol.5 No.1 Mei 2011 659

Gambar 5. menunjukkan BER Tester yang digunakan dan spesifikasi dari BER Tester yang digunakan dalam kegiatan pengukuran untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan link status operation pada setiap kabel E1 yang digunakan pada kanal link A3/A7 sehingga mempermudah dalam proses analaisa dan pembahasan. Proses pengukuran menggunakan pola stres bert dengan sistem Pseudo Random Biner Sequencer (PRBS) dimana pola urutan ini digunakan untuk mengukur laju kecepatan TX-Data sehingga diperoleh beberapa hasil pengukuran yang menunjukkan link status dari sebuah trnasmisi yang menggunakan media berupa kabel E1, optik data link dan listrik. Gambar 5. Bit Error Rate (BER) Tester SunSet E20c dan Spesifikasi BER Tester SunSet E20c Pengukuran dilakukan secara manual menggunakan BER Tester dengan cara mengukur operational status dari setiap alokasi E1 yang digunakan pada kanal link A3/A7. Pengukuran yang dilakukan dalam rangka memperoleh beberapa data pendukung yang berkaitan dengan kinerja pada setiap alokasi E1 yang berfungsi sebagai pendukung kanal link A3/A7 dalam proses Inter-BS Soft Handover. Dari data hasil pengukuran yang diperoleh terdapat beberapa parameter yang harus diperhatikan karena parameter tersebut menentukan performance dari setiap kanal link A3/A7, dimana parameter dalam pengukuran menggunakan BER Tester tersebut meliputi link status, internal clock, error injection, level measurement dan alarm indicator (pattern loss). Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 660

MULAI PENELITIAN: A. PENGUMPULAN DATA B. INTERVIEW / WAWANCARA PENELUSURAN DATA SOFT HANDOVER DENGAN LMT: A. BSC YANG MENGALAMI HANDOVER B. ALOKASI KANAL E1 PADA LINK A3/A7 NOT OK (ERROR DET) PENGUKURAN STATUS KANAL E1 PADA LINK A3/A7 DENGAN BER TEST OK (NO ERROR) PENGAMBILAN DATA CHECKLIST SOFT HANDOVER PERFORMANCE MELALUI DAILY REPORTING M2000 HASIL PENGUKURAN BER TEST DAN DAILY REPORT SOFTWARE M2000: A. TABELKAN DATA B. GRAFIKAN DATA PROSES ANALISIS DATA: A. SUCCESS RATIO DAN FAILURES RATIO SOFT HANDOVER B. NILAI RATA-RATA SOFT HANDOVER PER HARI TIDAK VALIDASI DATA HANDOVER PERFORMANCE YA KESIMPULAN Gambar 6. Flowchart Alur Penelitian Soft Handover Performance 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Soft Handover Performance Pada Link A3/A7 Data Alokasi E1 Pada Link A3/A7 Dari penelitian yang telah dilakukan di PT. Telkom Indonesia, Tbk (Divisi Telkom Flexi RO Semarang), diperoleh data mengenai jumlah dan alokasi E1 yang digunakan pada kanal link A3/A7, dimana total keseluruhan ada 60 E1 yang digunakan untuk link A3/A7 dengan penjabaran data hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : Techno Science Vol.5 No.1 Mei 2011 661

Tabel 2. Alokasi E1 Untuk Link A3/A7 Pada BSC 1 (Total = 16 E1) Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa alokasi E1 yang digunakan pada link A3/A7 dibsc 1 total keseluruhan ada 16 E1 aktif yang terhubung ke BSC 2, BSC 3 dan BSC 5 akan tetapi terdapat 1 kanal E1 error di subrack 2 slot 0 port 18 sehingga erformance handover dari BSC 1 ke BSC 5 kurang optimal. Dari tabel 3. menunjukkan bahwa alokasi E1 yang digunakan pada link A3/A7 di BSC 5 total keseluruhan ada 12 E1 aktif yang terhubung ke BSC 1, BSC 2 dan BSC 3, akan tetapi terdapat 2 kanal E1 error masing- masing di subrack 2 slot 0 port 2 dan port 9 sehingga performance handover dari BSC 5 ke BSC 1 dan dari BSC 5 ke BSC 5 kurang optimal. Tabel 3. Alokasi E1 Untuk Link A3/A7 Pada BSC 5 (Total = 12 E1) Data yang diperoleh mengenai alokasi dan jumlah E1 yang digunakan kemudian dilakukan penelitian berupa pengecekan status dari E1 yang berkaitan dengan performance dari link A3/A7 dalam mendukung proses handover antar Base Station Controller (BSC). Pengukuran dilakukan secara otomatis melalui LMT dengan cara memasukkan data berupa alokasi E1 yang digunakan untuk link A3/A7 pada setiap BSC dalam rangka memperoleh data checklist tentang status kelayakan E1 yang digunakan dalam kondisi good (baik) atau error (rusak). Tabel 4 menunjukkan bahwa alokasi E1 yang digunakan pada link A3/A7 di BSC 1 total keseluruhan ada 16 E1 aktif yang terhubung ke BSC 2, BSC 3 dan BSC 5, akan tetapi terdapat 1 kanal E1 dengan link status LFA;RRA;AIS;LMFA dengan keterangan out of frame yang ditunjukkan pada hasil pengukuran BER TEST melalui Local Maintenance Terminal (LMT) dengan nilai 2.79e+000 di subrack 2 slot 0 port 18 sehingga performance handover dari BSC 1 ke BSC 5 kurang optimal karena kemungkinan akan terjadi link A3/A7 setup failed ketika proses Inter-BS Soft Handover berlangsung. Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 662

Tabel 4. Pengukuran Link A3/A7 Pada BSC 1 Melalui LMT Huawei Analisa Total Success Ratio dan Failures Ratio Performance Handover Semua BSC (Base Station Controller) Nilai rata-rata success yang dialami setiap harinya pada Soft Handover sebesar 98,75532 %. Sedangkan nilai rata-rata kegagalan (fail) yang dialami setiap harinya sebesar 1,24468 %. Sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pihak PT. Telkom Indonesia, Tbk (Divisi Telkom Flexi RO Semarang) maka, untuk Soft Handover dikatakan memenuhi standar apabila tingkat success Soft Handover > 90 % dan tingkat failures Soft Handover < 10%. Apabila tingkat success Soft Handover < 90 % dan tingkat failures Soft Handover > 10% maka perlu dilakukan pengamatan dan pengkajian terhadap proses Soft Handover yang terjadi. Gambar 7. Grafik Hubungan Perbandingan Total Jumlah Inter-BS Soft HO Succes Ratio dan Inter-BS Soft HO Failures Ratio Pada Setiap BSC Berdasarkan Gambar 7 diatas menunjukkan kondisi handover performance all BSC per day berupa korelasi hubungan antara tingkat success ratio dengan failures ratio yang berbanding terbalik dimana semakin tinggi tingkat keberhasilan atau success ratio maka akan menyebabkan semakin rendah tingkat kegagalan atau failures ratio yang ditunjukkan melalui nilai rata-rata keberhasilan yang dialami setiap harinya sebesar 98,75532 % (dibulatkan 99%), sedangkan nilai rata-rata kegagalan yang dialami setiap harinya sebesar 1,24468 % (dibulatkan 1%) dimana jika kedua parameter nilai tersebut dijumlahkan hasilnya adalah 100% dengan demikian sesuai dengan presentase total handover performance per hari dari seluruh BSC. Secara teknis faktor yang mempengaruhi handover performance antara lain kondisi fisik link A3/A7 tidak boleh rusak serta kecepatan laju data pada link A3/A7 tersebut harus stabil yaitu pada 2.048 Mbps. Techno Science Vol.5 No.1 Mei 2011 663

4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang soft handover performance untuk Inter-BS Soft Handoff pada seluruh Base Station Controller (BSC) dalam area lingkup Mobile Switching Controller (MSC) Simpang Lima yang telah dilakukan di PT. Telkom Indonesia, Tbk (Divisi Telkom Flexi RO Semarang) dengan rentang waktu sejak tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan 15 Desember 2010 dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk memperbaiki quality of service (QoS) dalam soft handover performance sangat ditentukan oleh infrastruktur dari status kanal E1 yang digunakan untuk link A3/A7, hali ini dapat dibuktikan dengan hasil reporting yang menunjukkan BSC 4 memiliki Inter-BS Soft Handoff Success Ratio yang lebih baik daripada BSC lainnya yaitu sebesar 1486.323 % dengan rata-rata success ratio per hari sebesar 99.0882 % selain itu faktor penyebab lainnya karena alokasi 4 kanal E1 untuk link A3/A7 di BSC 4 secara pengukuran menggunakan BER TEST dinyatakan bagus / no error. 2. Hasil perhitungan dalam penelitian berdasarkan data reporting yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat Inter-BS Soft Handoff Failures Ratio tertinggi atau dengan kata lain paling buruk bila dibandingkan dengan BSC lainnya yaitu ada pada BSC 2 dengan prosentase sebesar 30.264% dimana rata-rata failures ratio per hari sebesar 2.0176 %, hal ini disebabkan beberapa status kanal E1 untuk link A3/A7 di BSC 2 bermasalah / error detection berdasarkan hasil pengukuran dengan BER TEST. 3. Hasil perhitungan dalam penelitian berdasarkan data reporting yang diperoleh menunjukkan bahwa Nilai Rata-Rata Total Inter-BS Soft Handoff Success Ratio dari semua BSC adalah sebesar 98.75532 % per hari sedangkan untuk Nilai Rata-Rata Total Inter-BS Soft Handoff Failures Ratio dari semua BSC adalah sebesar 1.24468% per hari, dengan demikian soft handover performance masih dalam standarisasi yang diharapkan pihak PT. Telkom Indonesia, Tbk (Divisi Telkom Flexi RO Semarang) karena tingkat success Soft Handover > 90 % dan tingkat failures Soft Handover < 10%. DAFTAR PUSTAKA [1]. McLoughlin; Desember 2001; CDMAone and CDMA2000; www.nationwidewireless.net [2]. Mehrotra, Asha; 1996; Celluler Radio; Artech House; Boston-London [3]. Parry, Richard; Juli 2004; CDMA 2000 1x EV-DO, http://www.ieee.com [4]. Prasad, Ramjee; 1996; CDMA for Wireless Personal Communications; Artech House; Boston-London [5]. Rappaport Theodore; 1999;. Wireless Communication; New Jersey: Prentice-Hall,Inc. [6]. Roger L. Freeman.; 1998; Telecommunication Transmission Handbook; Fourth Edition; Canada; John Wiley & Son,Inc. [7]. Santoso, Gatot;2004; Sistem Selular CDMA; Graha Ilmu; Yogyakarta [8]. William C. Y. Lee; 1995; Mobile Cellular Telecommunications; Second Edition; McGraw- Hill, Inc; New York:. [9]. Winch, R. G; 1993; Telecommunication Transmission System; McGraw Hill Analisa Performance Link (Sri Heranurweni, Agus Budiarto) 664