5 INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI BADAN PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA (BPSTW) CIPARAY DENGAN KELUARGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

para1). BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Lansia Terlantar di Jakarta. Sumber: Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.

Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia di Panti Werdha Ria Pembangunan Jakarta Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA DALAM KEMANDIRIAN LANSIA DI DESA PAYUNGSARI KECAMATAN PEDES KABUPATEN KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Usia yang Tinggal di Panti Werdha

BAB 1 PENDAHULUAN. terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

ADAPTASI DIRI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

ABSTRAK. Kata Kunci: aksesibilitas, desain, ergonomi, lansia, ruang makan. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi fisik maupun segi mental. Menurunnya derajat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

INDONESIA DALAM SOSIAL MODERN

TINGKAT KEPUASAN LANSIA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PANTI ABDI DHARMA ASIH BINJAI TAHUN 2010 OLEH: MOHD ZAWAWI BIN MD HAMZAH

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN MEKANISME KOPING LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Papalia, 2008). Berkembangan manusia tidak hanya secara fisik tetapi juga secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DIPANTI WERDHA BUDHI DHARMA BEKASI TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

ABSTRAK KAMPANYE PERAWATAN LANSIA DENGAN STANDAR KESEHATAN DI DAERAH JAWA BARAT. Oleh Yosie Neria Kusuma Dewi NRP

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN KELUARGA DALAM KUNJUNGAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA. Di Desa Karanglo Lor Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

ABSTRAK. Oleh: DYAN RIRIHIRAWATI NIM. E Kata-kata kunci (key words): Panti Asuhan, Interaksi Sosial, Anak, Orang Tua

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN DI RUMAH BERSAMA KELUARGA

PERAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diagram 1.1. Data Statistik Kenaikan Angka Lansia Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struk-tur demografi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase penduduk lansia di dunia, Asia dan Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menjadi lanjut usia (lansia). Keberadaan lanjut usia ditandai dengan

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

Aspek Biologis Lansia Di Uptd Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Dan Desa Lubuk Sukon Banda Aceh

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm)

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

PERBEDAAN KESEHATAN FISIK ANTARA LANJUT USIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk lansia sebanyak jiwa (BPS, 2010). dengan knowledge, attitude, skills, kesehatan dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 4 (1), (2017) 16-21

Transkripsi:

5 INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI BADAN PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA (BPSTW) CIPARAY DENGAN KELUARGA Oleh: Ayu Martina, Budhi Wibhawa, & Meilanny Budiarti S. Email: ayu.martina@gmail.com ABSTRAK Orang yang sudah lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik, sosial, motorik dan psikologis, sehingga pelayanan dan dukungan pada Lansia perlu mendapatkan perhatian yang besar dari keluarga. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Jawa Barat jumlah penduduk lansia pada 2013 mencapai 3.434.909 jiwa dari jumlah penduduk Jawa Barat 45.430.799 jiwa (BPS, 2013). Dalam lingkungan panti jompo lansia dapat berinteraksi dengan sesama lansia, petugas, bahkan dengan keluarganya sekalipun. Adapun yang melatarbelakangi penelitian di BPSTW Pakutandang adalah interaksi sosial yang terjadi antara lansia denga keluarga di panti jompo ada yang berjalan dengan baik dan ada pula yang tidak berjalan dengan baik. Interaksi yang berjalan dengan baik membuat lansia itu masih merasakan rasa kasih sayang dari keluarganya meskipun lansia tersebut tinggal di panti jompo. Berbeda dengan lansia yang tidak dapat berinteraksi dengan keluarganya, akan merasakan kesepian dan kesehatannya pun menurun. Terdapat beberapa lansia di panti jompo merasakan kesepian akibat tidak adanya interaksi dengan keluarga, pihak panti pun menghubungi keluarga dari lansia tersebut agar keluarga dapat menjenguk atau berkomunikasi dengan lansianya. Fenomena interaksi sosial yang terjadi pada lansia dengan keluarganya dapat berjalan dengan baik untuk kebaikan lansia yang tinggal di panti jompo. Sehingga, lansia tidak merasakan kesepian dan lansia dapat tetap sehat dengan adanya interaksi sosial. Pihak panti tersebut akan terus berusaha menghubungi keluarga lansia apabila ada kasus lansia yang merasa kesepian atau lansia yang rindu akan keluarganya agar interaksi sosial dapat berjalan dengan baik baik itu komunikasi secara langsung atau pun tidak langsung. Kata Kunci: Interaksi sosial, Lansia, Keluarga ABSTRACT People who are elderly decreased physical ability, social, motor and psychological, so that services and support to elderly need to get the most attention from the family. Based on data from the Central Bureau of Statistics of West Java in 2013 the elderly population reached 3,434,909 inhabitants of the population of 45,430,799 inhabitants of West Java (CBS, 2013). As for the background of the research in BPSTW Pakutandang is social interaction that occurs between premises elderly relatives in nursing homes there were going well and some are not going well. Interaction goes well make the elderly still feel affection of his family though the elderly 38

living in nursing homes. In contrast to the elderly who are not able to interact with his family, will feel lonely and his health declined. There are some elderly people in nursing homes feel lonely because no interaction with the family, the institution contacted the family of the elderly so that families can visit or communicate with lansianya. The phenomenon of social interaction that occurs in the elderly with his family to work well for the benefit of elderly people living in nursing homes. Keywords: social interaction, Seniors, Families PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan perkembangan manusia yang telah mencapai umur 60 tahun atau lebih. Orang lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik, sosial, motorik dan psikologis, sehingga pelayanan dan dukungan pada Lansia perlu mendapatkan perhatian yang besar dari keluarga. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat, jumlah penduduk lanjut usia pada 2013 mencapai 3.434.909 jiwa dari jumlah penduduk Jawa Barat 45.430.799 jiwa (BPS, 2013). Hal ini membuktikan bahwa penduduk lanjut usia di Jawa Barat memiliki angka harapan hidup yang kecil sehingga kualitas hidup penduduk lanjut usia perlu ditingkatkan untuk kesejahteraannya. Orang-orang yang sudah lanjut usia dapat menikmati hidup dengan rasa senang, sehat, tenang, mempunyai keluarga yang bahagia, tidak merasa kesepian, anak cucu yang senantiasa dekat, lingkungan sosial yang mendukung aktivitas sesuai dengan kemampuannya, teman-teman yang dapat diajak berbagi cerita, dan kondisi spiritual yang baik (beribadah sesuai agama kepercayaannya). Ketika orang yang lanjut usia (lansia) tersebut tidak dapat menikmati hari tuanya karena adanya hambatan-hambatan dalam kemampuan dirinya dan lingkungan sekitar yang tidak mendukung, maka dapat disebut lansia yang tidak sejahtera. Jika ketidaksejahteraan itu diakibatkan oleh faktorfaktor luar seperti keluarga dan lingkungan sekitarnya, maka lansia tersebut dapat disebut lansia terlantar karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan sudah diatur dalam Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Memerlukan interaksi yang baik dan intensif dalam merawat, menghargai dan mengapresiasi lansia, supaya para lanjut usia merasakan kenyamanan dalam berbagi cerita hidupnya. Pada dasarnya setiap manusia butuh untuk didengarkan. Sama halnya dengan lansia butuh orang yang dapat mendengarkan ceritanya dan paling penting keluarganya yang dapat menjadi tempat berbagi cerita. Adanya perhatian dari keluarga dapat membuat para lansia itu menjadi optimis, semangat, bahagia, tenang dalam sosialisasi, dan interaksi dengan masyarakat. Di dalam masyarakat, lansia juga mempunyai peranan penting yaitu sebagai guru dari pengalamnnya dalam menyelesaikan sebuah masalah. Lembaga sosial merupakan suatu sistem dalam tata kelakuan untuk mengatur serangkaian tindakan manusia dalam bermasyarakat dan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Termasuk panti jompo tempat berkumpulnya para lansia yang sukarela maupun yang secara terpaksa diserahkan oleh keluarganya untuk tinggal di panti jompo agar dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya. Menjamin dan memelihara setiap warga negara termasuk lansia merupakan tanggung jawab pemerintah yang sudah diatur dalam undang-undang tahun 1945 pasal 28 (A- J) tentang Hak Asasi Manusia. KAJIAN PUSTAKA 39

Pelayanan yang terdapat dalam sebuah lembaga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi lansia juga keluarganya sehingga lansia tersebut merasa nyaman dan dapat mengatasi masalahnya sendiri. Y.B.Suparlan mengatakan bahwa, pelayanan adalah usaha untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik materi maupun non materi agar orang lain dapat mengatasi masalahnya sendiri, (Suparlan, 1983). Pelayanan untuk lansia baik dari keluarga atau lembaga dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk lansia dan dapat mengaktualisasikan diri dalam keluarga dan masyarakat. Selain pelayanan lansia di lembaga dapat juga menggunakan jasa perawat bagi lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga bagi yang mampu menggunakan jasa perawat lansia di rumah, dengan demikian interaksi lansia dengan keluarganya masih dapat berjalan dengan baik tanpa harus menitipkan orang tua yang sudah lanjut usia ke lembaga sosial atau panti jompo. Para lanjut usia pun merasakan kebahagiaan, rasa nyaman, dan ketenangan tinggal di rumah bertemu dengan anak-anak, saudara dan cucu-cucunya. Keluarga ataupun lansia tersebut tidak khawatir akan sulitnya berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang yang ada disekeliling lansia. Namun, untuk keluarga yang kurang dalam perekonomian keluarganya mereka akan lebih baik menitipkan orang tuannya yang sudah lanjut ke panti jompo supaya dapat terjamin kebutuhan dasarnya. Maka interaksinya pun berbeda dengan lansia yang dirawat di rumahnya, untuk lansia yang dirawat di lembaga keluarganya harus sering berkunjung ke lembaga menemui orang tuanya supaya komunikasinya bagus. Berdasarkan paparan sebelumnya tentang fakta yang terjadi pada penduduk lanjut usia pada saat ini perlu kita ketahui keadaanya yang ada sebenarnya untuk melihat dan meneliti lebih lanjut tentang Interaksi Sosial Lansia di BPTW Ciparay dengan Keluarga. Lansia (lanjut usia) merupakan suatu perubahan perkembangan manusia yang alami. Proses penuaan akan terjadi kepada setiap manusia yang diberikan umur panjangan. Penuaan bukan sebuah penyakit akan tetapi itu proses perkembangan manusia secara alami. Menurut Nugroho W (2000): Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Mujahidullah,2012:1) Berikut beberapa batasan-batasan lanjut usia (lansia) dari beberapa sumber dan para ahli: 1. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia a) Kelompok lansia dini (55-64 tahun) b) Kelompok lansia pertengahan (65 tahun ke atas) c) Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas) 2. Menurut Bernice Neu Gardon (1975) a) Lansia muda, yaitu pada orang yang berumur antara 55-75 tahun b) Lansia tua, yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun 3. Menurut Levinson (1978) a) Lansia peralihan awal, antara 50-55 tahun b) Lansia peralihan menengah, antara 55-60 tahun c) Lansia peralihan akhir, antara 60-65 tahun Dari beberapa pendapat para ahli dan lembaga terdapat banyak perbedaan tentang pengelompokan lanjut usia. Lingkungan pertama untuk terjadinya interaksi sosial adalah keluarga. 40

Keluarga inti terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak, dimana adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Menurut Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.(suprajitno,2004:1) Interaksi sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Gillin dan Gillin dalam Soejono Soekanto, 1954). Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor antara lain: 1. Imitasi Faktor yang mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, ada dampak negatifnya juga yaitu mengikuti tindakantindakan yang menyimpang. 2. Sugesti Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti yang terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi yang menghambat daya berpikirnya secara rasional. 3. Identifikasi Identifikasi merupakan kecenderungankecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lainnya. Proses identifikasi berlangsung dengan sendirinya, maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupan. 4. Simpati Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. (Soejono Soekanto, 2012:57) Interaksi Sosial Lanjut Usia dengan Keluarga Dalam penelitian ini, interaksi sosial yang dikaitkan dengan teori ini yaitu untuk mengetahuai interaksi sosial lansia dengan keluarga, yakni kunjungan keluarga (langsung menjenguk lansia ke panti), komunikasi dengan lansia (baik secara langsung face to face, ataupun dengan cara telepon, sms, surat, dan cara lainnya). 1. Kesimpulan SIMPULAN DAN SARAN Dari fenomena interaksi sosial lansia dengan keluarga di Badan Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Ciparay terjadi interaksi positif maupun negatif yang terjadi antara lansia dengan keluarganya. Interaksi positif yaitu adanya hubungan yang baik antara keluarga dengan lansia yang tinggal di panti jompo, sehingga kebutuhan dasar lansia masih terpenuhi untuk merasakan kasih sayang dari keluarganya dan dengan adanya komunikasi yang baik dengan keluarga kesehatan lansia pun baik juga. Sedangkan, interaksi negatif yaitu tidak adanya komunikasi maupun kontak sosial antara lansia dengan keluarganya sehingga membuat lansia merasa kesepian dan kesehatannya menurun. Pihak panti akan berusaha menghubungi keluarga lansia agar dapat berinteraksi baik secara langsung atau pun tidak lansung sehingga lansia tidak merasakan kesepian dan kesehatannya pun tidak menurun. 2. Saran a) Pihak Panti Pelayan bagi lansia dapat lebih baik dan dapat menjaga interaksi sosial antara lansia 41

dengan keluarganya sehingga lansia yang berada di panti jompo tidak merasa kesepian. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan keluarga lansia agar dapat dengan mudah dalam menginformasikan tentang keadaan lansia yang tinggal di panti jompo. b) Pihak Keluarga Keluarga dapat menyempatkan waktunya untuk dapat mengunjungi lansia atau berkomunikasi baik langsung atau pun tidak lansung denga orang tuanya yang tinggal di panti jompo agar lansia tidak merasa kesepian dan tidak merasa terabaikan/terbuang oleh keluarganya. DAFTAR PUSTAKA Mujahidullah, Khalid. Keperawatan Geriatrik (merawat lansia dengan cinta dan kasih sayang). 2012. Yogyakarta: Pustaka Belajar Soekanto Soejono,Sosiologi Suatu Pengantar.2012. Jakarta: Rajawali Pers Suprajitno,Asuhan Keperawatan Keluarga.2004.Jakarta:Buku Kedokteran EGC www.jabar.bps.go.id 42