77 /PMK05/20l0 TENT ANG

dokumen-dokumen yang mirip
7 5/PMK. OS/2011 TENT ANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DANA USAHA KECIL DAN MENENGAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 113 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G

2017, No c. bahwa usulan penetapan tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan pada Kementerian Kelau

2017, No Keuangan, telah dibahas dan dikaji oleh Tim Penilai; d. bahwa berkenaan dengan huruf b dan huruf c tersebut di atas, perlu mengatur ke

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK!NQONESIA SALIN AN

NOMOR 212 /PMK.07/2009 TENT ANG

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.03/2010 TENTANG

Rencana Strategi Bisnis LPDB-KUMKM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.05/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 35/PER/LPDB/2010 T E N T A N G

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INQONESlA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.02/2017

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER!

MENTERJKEUANGAN REPUBUK JNDONESJA SALIN AN TENT ANG DA A OPERASIONAL BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 010/PER/LPDB/2011 TENTANG

2 c. bahwa Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Nomor: HK Mn/364 tanggal 7 Juni 2013, telah mengajukan usulan penyempurnaan nomenklatur dan tari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUFANGAN. Tarif. Layanan. Lembaga. Badan. Koperasi. Usaha Kecil. Pencabutan.

KOPERASI DAN MENENGAH NOMOR 35 T E N T A N G. Pemberian. pembiayaan. pinjaman/ Petunjuk. Nomor 116, Nomor 4286); Nomor 4355); Nomor 15

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.17, 2010 Kementerian Keuangan. Bea Masuk. Impor. Kepentingan Umum.

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724); 2. Peraturan Presi

TENT ANG PENYEDIAAN DANA PROGRAM PENYESUAIAN PENSIUN EKS PEGA W AI NEGERI SIPIL DEP ARTEMEN PERHUBUNGAN P ADA PT KERETA API (PERSERO)

BERITA NEGARA. No.1209, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana. Sistem Akuntansi.

2010 biaya komponen masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya masukan. 3. Standar Biaya yang Bersifat Khusus, yang selanjutnya disebut Standar B

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 131.1/PMK.07/2007 TENTANG

TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MEMPUNYAI PEREDARAN USAHA TIDAK MELEBIHI JUMLAH TERTENTU

MENTERIKEUANGAN REPUBL!K INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERA TURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2010 TENT ANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 34/PER/LPDB/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuan

TENT ANG TATA LAKSANA IMPOR BARANG DARI NORTHERN TERRITORY AUSTRALIA KE DAERAH PABEAN INDONESIA SELAIN PULAU JAW A DAN SUMATERA

39/PMK.03/2010 BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 75/PMK.03/2010 TENTANG NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 127/PMK.07/2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

79/PMK.03/2010 PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Cukai. Tembakau. Pembagian. Provinsi. Penghasil.

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

2017, No dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

222/PMK.07/2010 ALOKASI DEFINITIF PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BAGIAN PEMERINTAH PUSAT YANG DIBAGIKAN KEP

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG KODE DAN NAMA WILAYAH KERJA STATISTIK TAHUN Pasal 1 Dalam Peraturan Ke

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003

2017, No Transfer ke Daerah dan Dana Desa, persetujuan atas pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang d

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.05/2015 TENTANG TINGKAT SUKU BUNGA DAN PENATAUSAHAAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus.

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 212 /PMK. 08/2016 TENTANG LAPC)RAN PERTANGGUNGJAWABAN BANK INDONESIA ATAS

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 /PMK TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 51/PMK.011/2010

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA

145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101 /PMK.02 / 2006 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESlA SALIN AN

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 /PMK.07/2015 '

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembar

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Jaminan. Subsidi Bunga. Percepatan Penyediaan Air Minum

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

MENTERI KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 77 /PMK05/20l0 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomer 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Keeil dan Menengah telah mempunyai tar if layanan instansi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK05/2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 221/PMK05/2008; b. bahwa Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-292/ MK5 /2006; c. bahwa dalam rangka penyesuaian tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Keci!, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana diusulkan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui Surat Nomor 21/M.KUKM.l/VI/2009 tanggal23 Juni 2009 perihal Usulan Tarif Baru dan Peninjauan Tarif Layanan Program Penyaluran Dana Bergulir, perlu menetapkan kembali tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; d. bahwa usulan penyesuaian terhadap tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, telah dibahas dan dikaji oleh Tim Penilai;

MENTERI KEUANGAN -2- e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Keeil, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Keeil dan Menengah; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 4. Keputusan Presiden Nomor 84jP Tahun 2009; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99jPMK05j2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian NegarajLembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218jPMK05j2009; MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Pasal1 Tarif layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Keeil dan Menengah adalah imbalan atas jasa layanan dana bergulir dari Badan Layanan Umum LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan menggunakan pola konvensional danj atau pola syariah yang disalurkan seeara langsung danj atau melalui: a. Koperasi Sekunder (Koperasi Simp an Pinjamj Unit Simpan Pinjam Koperasi (KSPjUSP-Kop) danj atau Koperasi Jasa Keuangan SyariahjUnit Jasa Keuangan Syariah Koperasi (KJKSjUJKS-Kop»; b. Koperasi Primer (KSPjUSP-Kop danj atau KJKSjUJKS-Kop);

MENTERIKEUANGAN -3- c. Lembaga Keuangan Bank (LKB); d. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB),yaitu: 1. Lembaga Modal Ventura (LMV); 2. Perusahaan Pembiayaan; 3. Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM; 4. Perusahaan Pegadaian; dan/ atau e. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). sebagai penyalur dana (channeling) dan/ atau pelaksanan pengguliran dana (executing). Pasa12 Tarif layanan untuk: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan tarif a. pola konvensional dalam bentuk persentase suku bunga pinjaman menurun (sliding); dan/ atau b. pola syariah dalam bentuk persentase nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) dan/ atau persentase margin pembiayaan murabahah Gual beli). Pasal 3 Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan tarif maksimal yang dikenakan oleh: a. Badan Layanan Umum LPDB-KUMKM; b. Koperasi Sekunder (KSP/USP-Kop dan/ atau KJKS/UJKS-Kop); c. Koperasi Primer (KSP/USP-Kop dan/ atau KJKS/UJKS-Kop); d. Lembaga Keuangan Bank (LKB); e. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), yaitu: 1. Lembaga Modal Ventura (LMV); 2. Perusahaan Pembiayaan; 3. Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM; 4. Perusahaan Pegadaian; dan/ atau f. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). kepada KUMKM atas layanan dana bergulir yang bersumber dari Badan Layanan Umum LPDB-KUMKM. Pasal 4 Tarif layanan Badan Layanan Umum LPDB-KUMKM pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kedl dan Menengah adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

MENTERI KEUANGAN -4- Pasa15 Pad a saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.05/2008 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 221/PMK.05/2008, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasa16 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta padatangga15 April 2010 MENTERI KEUANGAN ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tang gal 5 April 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, no PATRIALIS AKBAR

LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR.77... /PMK.05/2010 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA KEME1\"rERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH MENTERI REPUBLIK KEUANGAN INDONESIA TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH PADA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 1. Strata 1: Usaha Mikro dan Kecil (UMK) penerima pinjamanjpembiayaan dana bergulir adalah UMK yang menerima pinjamanjpembiayaan dana bergulir melalui KSPjUSP Koperasi Primer danjatau KJKSjUJKS Koperasi Primer atau UMK Tenant Inkubator yang menerima pinjaman dana bergulir melalui LMV. PROGRAM I URAIAN Khusus I Adalah program khusus dari dana APBN berupa pemberian pinjamanjpembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada KSPjUSP-Kop Primer atau KJKSjUJKS-Kop Primer untuk pemberian pinjamanj pembiayaan kepada UMK dengan menggunakan: 1. pola konvensional yang disalurkan secara langsung danj atau melalui LKBjLKBB danj atau KSPjUSP-Kop Sekunder danj atau KSPjUSP Kop Primer (i) sebagai executing; danj atau 2. pola syariah yang disalurkan secara langsung danj atau melalui LKBjLKBB danj atau KJKSjUJKS-Kop Sekunder danj atau KJKSjUJKS-Kop Primer (i) sebagai executing. Pola Konvensional: 1. LPDB-KUMKM langsung kepada KSPjUSP-Kop Primer a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke KSPjUSP-Kop Primer adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan ditambah 4% (empat persen) per tahun atau sebesar maksimal 12% (dua bel as persen) per tahun. b. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangku tan. 2. Melalui LKBjLKBB danjatau KSPjUSP-Kop Sekunder danjatau KSPjUSP-Kop Primer (i) a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke LKBjLKBB danjatau KSPjUSP-Kop Sekunder danj atau KSPjUSP-Kop Primer (i) adalah sebesar maksimal suku bunga SBI dibagi 3 (SBIj3) per tahun dari suku bunga SBI 3 (tiga) bulan. b. Tingkat suku bunga dari LKBjLKBB danj atau KSPjUSP-Kop Sekunder danj atau KSPjUSP-Kop Primer (i) ke KSPjUSP-Kop Primer adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksima110% (sepuluh persen) per tahun.

MENTERIKEUANGAN -2- c. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangkutan. Pola Syariah: 1. LPDB-KUMKM langsung kepada KJKSjUJKS-Kop Primer dengan KJKSjUJKS-Kop Primer sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) antara KJKSjUJKS-Kop Primer dengan anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KJKSjUJKS Kop Primer yang bersangkutan. 2. Melalui LKBjLKBB danjatau KJKSjUJKS -Kop Sekunder danjatau KJKSjUJKS-Kop Primer (i). dengan LKBjLKBB danj atau KJKSjUJKS-Kop Sekunder danj atau KJKSjUJKS-Kop Primer (i) sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) kotor. dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara LKBjLKBB danjatau KJKSjUJKS-Kop Sekunder danjatau KJKSjUJKS-Kop Primer (i) dengan KJKSjUJKS-Kop Primer sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. c. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) antara KJKSjUJKS-Kop Primer dengan anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KJKSjUJKS Kop Primer yang bersangkutan. Keterangan: 1. KSPjUSP-Kop Primer (i) adalah koperasi primer sebagai lembaga perantara pelaksana pengguliran dana (executing) yang berfungsi meneruskan pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada KSPjUSP-Primer lainnya, tidak langsung ke UMK. 2. KJKSj UJKS-Kop Primer (i) adalah Koperasi primer sebagai lembaga perantara pelaksana pengguliran dana (executing) yang berfungsi meneruskan pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada KJKSjUJKS Kop Primer lainnya, tidak langsung ke UMK.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 3 - A.1. I Adalah pemberian pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada KSPjUSP-Kop Primer untuk pemberian pinjaman kepada UMK dengan menggunakan pola konvensional, yang disalurkan secara langsung danj atau melalui LKBjLKBBjBLUD (sebagai channeling) danj atau melalui LKBjLKBB danj atau KSPjUSP-Kop Sekunder (sebagai executing). 1. LPDB-KUMKM langsung kepada KSPj USP- Kop Primer a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke KSPjUSP-Kop Primer adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan ditambah 4% (empat persen) per ta:hun. b. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangkutan. 2. Melalui LKBjLKBBjBLUD (Channeling) a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke KSPjUSP-Kop Primer adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan, ditambah channeling fee kepada LKBjLKBBjBLUD sebesar maksimal 4% (empat persen) per tahun. b. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangkutan. 3. Melalui KSPjUSP-Kop Sekunder (executing) a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke KSPjUSP-Kop Sekunder adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan minus 2% (dua persen) per tahun. b. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Sekunder ke KSPjUSP Kop Primer adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksimal6% (enam persen) per tahun. c. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangku tan. 4. Melalui LKBjLKBB (executing) a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke LKBjLKBB adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan minus 2% (dua persen) per tahun. b. Tingkat suku bunga dari LKBjLKBB ke KSPjUSP-Kop Primer adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksimal6% (enam persen) per tahun.

MENTERIKEUANGAN -4- c. Tingkat suku bunga dari KSPjUSP-Kop Primer ke anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KSPjUSP-Kop Primer yang bersangkutan. A.2. I Adalah pemberian pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada KJKSjUJKS Kop Primer untuk pemberian pembiayaan kepada UMK dengan menggunakan pola syariah, yang disalurkan secara langsung danj atau melalui KJKSjUJKS-Kop Sekunder danj atau LKBjLKBB sebagai executing. 1. LPDB-KUMKM langsung kepada KJKS/UJKS-Kop Primer dengan KJKSjUJKS-Kop Primer adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) atau margm pembiayaan murabahah Gual beli) antara KJKSjUJKS-Kop Primer dengan anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KJKSjUJKS Kop Primer yang bersangkutan. 2. Melalui KJKSjUJKS-Kop Sekunder dengan KJKSjUJKS-Kop Sekunder adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara KJKSjUJKS Kop Sekunder dengan KJKSjUJKS- Kop Primer adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. c. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) atau margm pembiayaan murabahah Gual beli) antara KJKSjUJKS-Kop Primer dengan anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KJKSjUJKS Kop Primer yang bersangkutan. 3. Melalui LKBjLKBB. a. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) an tara LPDB-KUMKM dengan LKBjLKBB adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara LKBjLKBB dengan KJKSjUJKS-Kop Primer adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor.

MENTERIKEUANGAN - 5- c. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) atau margm pembiayaan murabahah Gual beli) antara KJKS/UJKS-Kop Primer dengan anggota mengikuti ketentuan yang berlaku di KJKS/UJKS Kop Primer yang bersangkutan. B I Adalah pinjaman modal kerja dan/ atau investasi dari LPDB-KUMKM kepada UMK Tenant dengan menggunakan pola konvensional, yang disalurkan melalui LMV sebagai executing. Pola Konvensional: a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke LMV yang bekerja sarna dengan Lembaga lnkubator adalah sebesar maksimal suku bunga SBI dibagi 3 (SBI/3) dari suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun. b. Tingkat suku bunga dari LMV ke UMK- Tenant adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah sebesar maksimal: 1. 7% (tujuh persen) per tahun untuk Wilayah Jawa dan Bali. 2. 8% (delapan persen) per tahun untuk Wilayah Nusa Tenggara. 3. 9% (sembilan persen) per tahun untuk Wilayah Sumatera. 4. 10% (sepuluh persen) per tahun untuk Wilayah Kalimantan. 5. 11% (sebelas persen) per tahun untuk Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. c. Tingkat suku bunga dari LMV ke UMK- Tenant sebagaimana tersebut dalam butir b. di atas ditambah fee untuk Lembaga Inkubator sebesar maksimal 3 % (tiga persen) per tahun. Keterangan: 1. Lembaga lnkubator adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas sarana dan prasarana usaha, pengembangan usaha, konsultasi, manajemen dan teknologi bagi UMK-Tenant, untuk mengembangkan usaha dan/ atau produk baru agar menjadi wirausaha yang tangguh dan berdaya saing. 2. UMK- Tenant adalah adalah peserta program lnkubator, yaitu wirausaha pemula maupun usaha yang akan dikembangkan dan dibina oleh Lemba_g_a_l_n_k_u_b_a_to_r_. _ Catatan: Untuk dasar perhitungan bunga digunakan tingkat suku bunga SBI 3 (tiga) bulan.

MENTERIKEUANGAN - 6 - II. Strata 2: Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) penenma pinjaman/ pembiayaan dana bergulir adalah KUMKM yang menerima program pinjaman/ pembiayaan dana bergulir langsung dari LPDB-KUMKM dan/ atau melalui: 1. Lembaga Keuangan Bank (LKB); 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB),yaitu: a. Lembaga Modal Ventura (LMV); b. Perusahaan Pembiayaan; c. Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM; d. Perusahaan Pegadaian; dan/ atau 3. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). PROGRAM I URAIAN B I Adalah pinjaman/ pembiayaan modal kerja dan/ atau investasi dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan menggunakan pol a konvensional dan/ atau pola syariah, yang disalurkan melalui LMV sebagai executing. Pola Konvensional: a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke LMV adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun atau sebesar maksimal 8,5% (delapan koma lima persen) per tahun, jika suku bunga SBI 3 (tiga) bulan sebesar 8,5% (delapan koma lima persen) atau lebih. b. Tingkat suku bunga dari LMV ke KUMKM adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah sebesar maksimal: 1. 7% (tujuh persen) per tahun untuk Wilayah Jawa dan Bali; 2. 8% (delapan persen) per tahun untuk Wilayah Nusa Tenggara; 3. 9% (sembilan persen) per tahun untuk Wilayah Sumatera; 4. 10% (sepuluh persen) per tahun untuk Wilayah Kalimantan; dan 5. 11% (sebelas persen) per tahun untuk Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Pola Syariah: dengan LMV adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara LMV dengan KUMKM adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) sebesar maksimal 24% (dua puluh empat persen) dari harga beli.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK -7- INDONESIA C I Adalah pinjamanj pembiayaan modal kerja (anjak piutangj factoring) danjatau investasi (sewa guna usahajleasing) dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan menggunakan pola konvensional danj atau pola syariah, yang disalurkan melalui perusahaan pembiayaan sebagai executing. Pola Konvensional: a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke perusahaan pembiayaan adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun atau sebesar maksimal 8,5% (delapan ko~a lima persen) per tahun, jika suku bunga SBI 3 (tiga) bulan sebesar 8,5% (delapan koma lima persen) atau lebih. b. Tingkat suku bunga dari perusahaan pembiayaan ke KUMKM adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksimal 8% (delapan persen) per tahun. Pol a Syariah : dengan Perusahaan Pembiayaan adalah sebesar maksima140% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara Perusahaan Pembiayaan dengan KUMKM adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) sebesar maksimal 24% (dua puluh empat persen) dari harga beli. D I Adalah pinjamanj pembiayaan untuk modal kerja danj atau investasi dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan menggunakan pola konvensional danj atau pola syariah, yang disalurkan melalui LKB sebagai executing. Pola Konvensional : a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke LKB adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun atau sebesar maksimal 8,5% (delapan koma lima persen) per tahun, jika suku bunga SBI 3 (tiga) bulan sebesar 8,5% (delapan koma lima persen) atau lebih. b. Tingkat suku bunga dari LKB ke KUMKM adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pad a butir a ditambah maksimal 11% (sebelas persen) per tahun. Pola Syariah : dengan LKB adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor.

", MENTERI KEUANGAN REPUBLIK - 8- INDONESIA b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara LKB dengan KUMKM adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual bel i) sebesar maksimal 24% (dua puluh empat persen) dari harga beli. E Adalah pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM Strategis yang mempunyai potensi penyerapan tenaga kerja danj atau komoditi unggulan danj atau terkait ekspor dengan pola konvensional yang disalurkan melalui LKBjLKBBjBLUD sebagai channeling. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke KUMKM Strategis adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan minus 2% (dua persen) per tahun atau sebesar maksimal 6% (enam persen) per tahun ditambah channeling fee kepada LKBjLKBBj BLUD sebesar maksimal 4% (empat persen) per tahun. F I Adalah pinjaman dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM yang sumber dananya berasal dari hibah terikat yang persyaratannya ditetapkan oleh pemberi hibah, sedangkan penyalurannya bekerjasama dengan LKBjLKBBjBLUD. Tingkat suku bunga mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah atau pemberi hibah. G I Adalah pinjamanjpembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada Koperasi Sektor Riil (Non Simp an Pinjam) untuk kegiatan usahanya dengan pola konvensional danj atau pola syariah. Pola Konvensional: Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke Koperasi Sektor Riil (Non Simpan Pinjam) adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan ditambah 4% (empat persen) per tahun atau sebesar maksimal12% (dua belas persen) per tahun. Pol a Syariah: Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara LPDB-KUMKM dengan Koperasi Sektor Riil (Non Simp an Pinjam) adalah sebesar maksimal40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) sebesar maksimal24% (dua puluh empat persen) dari harga beli. H I Adalah pinjamanj pembiayaan untuk modal kerja danj atau investasi dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan pola konvensional danjatau pola syariah, yang disalurkan melalui Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM sebagai executing.

Pola Konvensional: MENTERIKEUANGAN - 9- a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke Per us aha an Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun atau sebesar maksimal 8/5% (delapan koma lima persen) per tahun, jika suku bunga SBI 3 (tiga) bulan sebesar 8/5% (delapan koma lima persen) atau lebih. b. Tingkat suku bunga dari Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM ke KUMKM adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksimalll % (sebelas persen) per tahun. Pol a Syariah : dengan Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM.adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor. b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara Perusahaan Permodalan dan Jasa Manajemen KUKM dengan KUMKM adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) sebesar maksimal24% (dua puluh empat persen) dari harga beli. I I Adalah pinjaman/ pembiayaan untuk modal kerja dan/ atau investasi dari LPDB-KUMKM kepada KUMKM dengan pola konvensional dan/ atau pola syariah, yang disalurkan melalui Perusahaan Pegadaian sebagai executing. Pola Konvensional: a. Tingkat suku bunga dari LPDB-KUMKM ke Perusahaan Pegadaian adalah sebesar maksimal suku bunga SBI 3 (tiga) bulan per tahun atau sebesar maksimal 8/5% (delapan koma lima persen) per tahun, jika suku bunga SBI 3 (tiga) bulan sebesar 8/5% (delapan koma lima persen) atau lebih. b. Tingkat suku bunga dari Perusahaan Pegadaian ke KUMKM adalah sebesar maksimal tingkat suku bunga pada butir a ditambah maksimal 11% (sebelas persen) per tahun. Pol a Syariah : dengan Perusahaan Pegadaian adalah sebesar maksimal 40% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -10 - b. Nisbah pembiayaan mudharabah (bagi hasil) antara Perusahaan Pegadaian dengan KUMK adalah sebesar maksima140% (empat puluh persen) dibanding 60% (enam puluh persen) dari pendapatan kotor atau margin pembiayaan murabahah Gual beli) sebesar maksimal 24% (dua puluh empat persen) dari harga beli. Catatan: Dasar perhitungan bunga digunakan tingkat suku bunga SBI 3 (tiga) bulan Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Bim Umum _ ~_;;"~_" U b. vjf.~,,~~.. '. ~ ~ ~ Kepala Bagian T.U. q,<~. ~\ /,ff \, MENTERI KEUANGAN ttd. SRI MULYANI INDRAWATI ~ /1:,.",\,;\ ~~~~o i\~' ~ J1954042819740~