KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BENTANGAN 9 METER TUGAS PENGGANTI UJIAN

PERBANDINGAN HARGA PENGGUNAAN KONSTRUKSI KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BANGUNAN SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI BAJA KONVENSIONAL DAN KAYU SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

ANALISIS PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU TERHADAP MUTU, BIAYA DAN WAKTU

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

BAB 3 METODE ANALISIS

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

JURNAL TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HANANYA WENES KABANGA D

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Perbandingan Harga Konstruksi Kayu dan Baja

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

Struktur dan Konstruksi II

ANALISA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN BIAYA PADA PEKERJAAN PASANGAN RANGKA ATAP PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PANAM VIEW TIPE 48

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

BAB I PENDAHULUAN. air hujan, dan cuaca yang berubah-ubah sesuai musimnya. Salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

EBOOK PROPERTI POPULER

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KONSTRUKSI ATAP RANGKA BAJA RINGAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

ANALISA PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN RANGKA ATAP KAYU DARI SEGI ANALISIS STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB I PENDAHULUAN. baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA

Analisis Alternatif Rangka Atap..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 95

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. struktur yang fungsinya menahan beban lentur. Beban vertikal yang didukung

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi waktu pada proyek konstruksi. Selain memiliki kelebihan baja juga

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

ANALISIS PERBANDINGAN VOLUME BAJA RINGAN PADA TIGA TIPE RANGKA ATAP. Medan ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

BAB 1 PENDAHULUAN...1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

Gambar 5.1. Proses perancangan

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

Transkripsi:

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP IRIANTO Staff Pengajar Universitas Yapis Papua ABSTRAK Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai kemajuan telah berhasil dicapai oleh manusia. Hal tersebut meliputi segala aspek kehidupan, termasuk di dalam dunia konstruksi. Berbagai kemajuan dalam dunia konstruksi telah melahirkan banyak hal-hal baru yang melingkupi aspek metoda konstruksi, manajemen, dan berbagai aspek lainnya. Salah satu yang penting adalah kemajuan dalam penggunaan bahan bangunan. Bahan bangunan baru yang banyak digunakan oleh masyarakat pada saat sekarang ini adalah baja ringan yang mulai menggantikan kayu dalam hal penggunaannya sebagai materi konstruksi rangka atap. Pekerjaan rangka atap baja ringan sampai sekarang masih menjadi monopoli agenagen penyalur tanpa masyarakat mengetahui bagaimana desain rangka atap baja ringan yang benar. Dengan mengetahui konsep desain yang benar baik itu baja ringan maupun kayu, diharapkan dapat memberikan pertimbangan ekonomis bagi konsumen dalam menentukan pemilihan materi rangka atap. Kata Kunci :,, Konstruksi Atap, Konsep Desain 1. Pendahuluan Tingginya tingkat intensitas gempa di Sumatera Barat membuat masyarakat memikirkan penggunaan bahan bangunan yang jauh lebih aman, terutama untuk konstruksi rangka atap. Selain kekuatan yang tidak kalah kuat dibanding kayu, baja ringan juga mempunyai berat yang jauh lebih minim jika digunakan sebagai konstruksi rangka atap dibandingkan dengan menggunakan kayu, sehingga dapat mengurangi beban yang dipikul oleh bangunan. Namun dengan menggunakan baja ringan, konsumen terpaksa mengeluarkan biaya lebih mengingat harga baja ringan yang jauh lebih mahal dibanding menggunakan kayu. Sampai saat ini belum ada standar perencanaan resmi yang dikeluarkan pemerintah berhubungan dengan pekerjaan baja ringan. Pekerjaan rangka atap baja ringan masih menjadi monopoli agen-agen penyalur tanpa masyarakat mengetahui bagaimana desain rangka atap baja ringan yang benar. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada mayarakat tentang konsepkonsep desain rangka atap menggunakan baja ringan, sehingga masyarakat dapat mendesain sendiri rangka atap mereka dengan menggunakan baja ringan. Manakah yang lebih ekonomis penggunaan kayu yang mempunyai ketahanan yang tidak kalah dengan baja ringan? Atau bagaimanakah perbandingan berat total antara kayu dan baja ringan dihubungkan dengan bertambahnya bentang kuda-kuda mengingat rangka atap baja ringan akan semakin rapat diiringi dengan bertambahnya bentang kuda-kuda. Melalui kajian ini dapat menerangkan hal tersebut, sehingga semua pihak dapat terbantu dalam menentukan pilihan. Perbandingan antara dua Materi tersebut akan menentukan terciptanya suatu Konstruksi Kuda-kuda yang aman, hemat, kuat dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya 2. Tujuan dan Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan kayu ataupun baja ringan sebagai bahan konstruksi rangka atap. Bahasan penulisan ini terfokus pada aspek ekonomis dan aspek perencanaan yang membahas konsep-konsep design, antara struktur rangka atap kayu dan struktur rangka atap baja ringan. Batasan pembahasan dilakukan terhadap 3 bentang kuda-kuda yaitu: bentang 6 m, 12 m, dan 15 m; dengan tipe kuda-kuda yang akan di gunakan adalah tipe kuda-kuda perisai, dan adalah seng. Dengan adanya perbedaan ini diharapkan mewakili tiap bangunan untuk dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih materi konstruksi kuda-kuda. Data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi perbandingan antara: konsep desain dari rangka atap kayu maupun baja ringan, analisa pekerjaan untuk menentukan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) yang akan digunakan dalam perencanaan Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta data -data properties kedua bahan tersebut yang akan berguna dalam perencanaan rangka atap dan untuk pembahasan penelitian ini. Untuk perencanaan rangka atap kayu digunakan Jati. Hal ini mengingat kayu Jati mempunyai daya tahan yang kuat yang mendekati properties. Untuk perencanaan konstruksi Rangka Atap berpedoman pada perencanaan yang akan dibantu oleh salah satu distributor baja ringan 45

setempat. Khusus dalam penelitian ini perencanaan dilakukan oleh PT. Alsun Susesfindo yang merupakan distributor resmi dari PT. BlueScoop Steel Indonesia. Detail pekerjaan yang di dapat dari pelaksanaan di lapangan digunakan dalam perancangan Konstruksi Kuda-kuda untuk dihitung RAB nya, kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel perbandingan yang akan mensajikan kekurangan dan kelebihan masing-masing materi atau, yang akan memberikan panduan yang jelas bagi pihak-pihak yang akan mengerjakan Konstruksi Kuda-kuda di lapangan baik menggunakan ataupun. Baik dalam hal menentukan pilihan antara penggunaan atau sebagai materi Kuda-kuda, maupun dalam mengerjakan Konstruksi Kuda-kuda tersebut. Secara lengkap bagan alir penelitian ini adalah Mulai Study Literatur Pengumpulan data Observasi Perbandingan Kuda- Properties bahan Type 1 : Bentang 6 Type 2 : Bentang Type 3 : Bentang Konsep Desain & Metoda Pelaksanaan Komparasi Perhitungan Biaya Tabel Perbandingan Penggunaan kedua material Kesimpulan dan Saran Selesai 3. Tinjauan Pustaka Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga kostruksi atap yang terletak di atas kuda-kuda tersebut. Pada intinya, atap adalah bagian paling atas bangunan yang memberikan perlindungan bagian bawahnya terhadap cuaca, panas, hujan dan terik matahari. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya Gambar 1 Bagan Alir Penelitian. pada kolom dan pondasi, sertadapat berfungsi untuk menahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal pada gevel (Felix Yap, 2001). Atap yang sudah biasa ditemui di rumah-rumah di Indonesia adalah atap dengan konstruksi kayu. Belakangan ini marak penyedia konstruksi atap berbahan baja ringan. Baik konstruksi atap kayu maupun baja ringan memiliki kelebihandan kekurangan sendiri-sendiri. Sekilas tentang perbandingan kedua material tersebut Tabel 1. Perbandingan Antara Material dan (Sumber : Heinz frick & Moediartianto, 2002) 46

Jenis Material Kelebihan - Mudah didapatkan di toko-toko material - Banyak dikuasai oleh tukang local - Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel - Dapat dibuat dengan bermacam bentangan (panjang atau lebar atap) - Biladirancang dengan benar lebih kuat dari kayu serta lebih aman. - Material ini lebih awet, dan tidak bisadimakan rayap - Meterial baja ringan tahan api - Pengerjaan menjadi lebih cepat - Anti karat 47 Kekurangan - Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap - Dapat mengembang dan menyusup - Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter - Harga kayu semakin lama semakin mahal - Atap baja ringan harus dibuat oleh kontraktor yang spesialis. - Harga per meter persegi atap baja ringan lebih mahal Tabel 1. Perbandingan Antara Material dan (Sumber : Heinz frick & Moediartianto, 2002) Struktur baja ringan yang diyakini mempunyai kelebihan dalam hal umur pakai dan kekuatan, memang mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan dengan struktur kuda-kuda kayu. Struktur kuda-kuda baja ringan memiliki dimensi yang lebih tipis dibandingkan kuda-kuda kayu, mulai dari ketebalan 0,75 mm hingga ketebalan 1 mm. ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin ( cold form steel) (Rene Amon, 2002). Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan atap baja ringan dan konstruksi sipil. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa (Oentoeng, 2001). Kekuatan tarik dan tegangan untuk rangka atap ini untuk mengkompensasi bentuk atap baja yang tipis. Ketebalan baja ringan untuk atap ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm 1mm. Perhitungan kuda-kuda rangka baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kudakuda akan semakin pendek (Salmon, 2000). Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kudakuda atap baja bisa dibuat setiap 1,4 m. Sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda atap baja ringan menjadi 1,2 m. yang biasa digunakan untuk konstruksi rangka atap berbeda-beda tergantung daerahnya. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain: meranti, merawan (sumatera) atau, damar putih (Kalimantan), mersawa atau tenam (Palembang) atau keruing, sesawa (Riau), sintok/kap ur (Kalimantan Tenggara), berangan/ tunggeureuk/ saninten/ kihiur (Sunda), dan lain sebagainya. Berikut adalah sekilas gambaran dari konstruksi rangka atap kayu dan baja ringan a. Rangka b.rangka Gambar 2 Struktur Rangka Atap

Untuk struk rangka atap, baja ringan yang biasa digunakan adalah : C (komponen struktur utama), U (biasanya untuk reng), dan tambahan lain seperti talang, dan sebagainya. Untuk ketebalan baja ringan di pasaran berkisar antara 0,4 1,0 mm. Biasanya, untuk C dalam kondisi normal, ketebalan yang digunakan sampai 0,7 mm. sedangkan pada kondisi khusus, dimana beban yang ditanggung struktur lebih besar dari kondisi normal ( seperti bentang kuda-kuda yang terlalu besar, atau adanya beban akibat struktur lain seperti elektrikal dan plumbing) digunakan dengan ketebalan 0,1 mm, selain cara-cara memperkuat struktur baja ringan yang akan dibahas. Di pasaran, perbedaan yang terjadi pada baja ringan ada pada dimensi dan guratan sisi. Guratan sisi dimaksudkan untuk meningkatkan inersia dari baja ringan, dan guratan sisi ini ada bermacam-macam bentuknya. Penamaan pada baja ringan biasanya ditulis dengan format : nama tebal tinggi. Sebagai contoh : Profil HC dengan tinggi 100 mm dan tebal 1,6 mm biasanya ditulis : HC10016. a. Profil C b. Profil U Gambar 3 Profil 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Perencanaan Rangka Atap Rangka Atap dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan bentang kuda-kuda yang digunakan. Yaitu bentang kuda-kuda 6 m, 12 m, dan 15 m. Jenis atap yang digunakan adalah atap perisai dengan kemiringan atap 30 0, dan jurai luar atap sebesar 1 m. Sedangkan yang digunakan adalah seng. Data perencanaan terdiri atas beberapa bagian yaitu : denah kap atap, detail kuda-kuda, dan detail sambungan. Dari perencanaan ini nantinya akan dapat dihitung jumlah pemakaian material untuk menghitung berat total rangka atap, serta untuk perhitungan biaya nantinya. Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda (bentang 6 dan 12 m) adalah kayu 6/12, sedangkan untuk kuda-kuda bentang 15 m digunakan kayu 8/16. Ukuran gording yang digunakan adalah 6/12. Sambungan kayu menggunakan baut dan plat baja. Untuk perencanaan baja ringan, yang digunakan adalah C81.075, sedangkan untuk reng digunakan U37.050. Kuda-kuda di pasang pada jarak 1,5 m. Braklet dipasang pada sambungan antara kuda-kuda dengan balok beton, diameter dynabolt yang digunakan 1,4 mm. Sedangkan jenis baut sekrup yang digunakan : baut 12-14 x 50 HEX. Gambar perencanaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil penelitian tentang desain praktis antara pemakaian kayu dan baja ringan sebagai materi rangka atap dapat dilihat dari table berikut : Tabel 2 Desain Praktis Rangka Atap dan DESAIN PRAKTIS RANGKA ATAP KAYU DAN BAJA RINGAN No BENTANG Konstruksi KAYU* BAJA RINGAN KETERANGAN 1 6 m Kuda-kuda 6/12 Profil C (C81.075) Bentuk Kuda-kuda Biasa Jarak antar kuda-kuda : 1.5 m Reng 6/12 Profil U (U37.0,50) y : tebal y = tebal Paku, Baut Besi, Besi Pelat Sekrup, Dynabolt, L Plate 2 12 m Kuda-kuda 6/12 Profil C (C81.075) Bentuk Kuda-kuda Biasa Jarak antar Kuda-kuda : 1.5 m Reng 6/12 Profil U (U37.0,50) y : tebal y = tebal Paku, Baut Besi, Besi Pelat Sekrup, Dynaolt, L Plate 48

3 15 m Kuda-kuda 6/12 atau 8/16 Profil C (C81.075) Bentuk Kuda-kuda Biasa atau lihat Gambar 2.b Jarak antar Kuda-kuda : 1.5 m Reng 6/12 Profil U (U37.0,50) y : tebal y = tebal Paku, Beut Besi, Besi Plat Sekrup, Dynabolt, L Plate 4 18 m Kuda-kuda Paku 8/16 Profil C (C81.10) Bentuk Kuda-kuda lihat gambar 2.b y : tebal Jarak antar kuda-kuda : 1.4 m - 1.2 m Reng Paku 6/12 Profil U (U37.0,50) y = tebal Paku, Baut Besi. Besi Pelat Sekrup, Dynabolt, L Plate * Dimensi penampang, jarak antar reng, dan sambungan harus di disain berdasarkan Standar Nasional indonesia (SNI) Perencanan kayu secara praktis dapat diambil dari daftar di atas, namun harus diperhatikan bahwa untuk perencanaan kayu harus memenuhi kaedah perencanaan yang sudah ditetepkan pemerintah. Perhitungan struktur harus didasarkan pada Peraturan Konstruksi Indonesia (PKKI) atau menggunakan SNI. Sedangkan untuk perencanaan rangka atap baja ringan, data dalam tabel adalah data praktis perencanaan baja ringan berdasarkan perencanaan yang selama ini pernah dilakukan. Dari data perencanaan ini nantinya akan dilakukan perhitungan terhadap beban total rangka atap baik menggunakan kayu maupun baja ringan, serta biaya rangka atap terhadap kedua materi tersebut. 4.2 Berat Total Struktur Perbandingan berat total struktur antara kayu dan baja ringan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4 Perbandingan Berat Total Rangka Atap dan Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan menggunakan baja ringan, beban rangka atap yang dipikul oleh struktur dibawahnya menjadi jauh lebih ringan. Ini akan memperhemat biaya pada struktur dibawahnya. Dengan kata lain, struktur dibawahnya dapat dirancang dengan dimensi yang lebih kecil dibandingkan jika menggunakan kayu sebagai bahan rangka atap. 49

Adapun besar persentase pengurangan beban struktur rangka atap akibat penggunaan baja ringan mengganti kayu dapat dilihat pada table 3 Tabel 3 Persentase Pengurangan Beban Di Setiap Bentang Berat Berat % pengurangan Bentang (kg) (kg) beban 6 m 1,073.00 320.00 70,17% 12 m 2,800.00 1,011.00 63,89% 15 m 4,924.00 2,070.00 57,96% Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa ada kenaikan berat kayu 450% dari bentang 6 m ke bentang 15 m, sedangkan untuk baja ringan terdapat kenaikan 650% berat baja dari bentang 6 m ke bentang 15 m. Sehingga disimpulkan bahwa semakin lebar bentang kuda-kuda maka persentase pengurangan beban dari berat kayu ke baja ringan akan semakin berkurang sehubungan dengan bertambahnya material yang dipakai. 4.3 Biaya Total Rangka Atap Perhitungan biaya untuk konstruksi rangka atap dibatasi hanya pada biaya material saja. Untuk biaya upah tidak disertakan dalam perhitungan mengingat belum ada standar untuk menentukan indeks tenaga kerja pada pekerjaan baja ringan. Material yang digunakan untuk rangka atap kayu adalah 8/16, 6/12, baut, plat dan paku. Material yang digunakan untuk rangka atap baja ringan adalah Smartruss C. 75. 0,75, Reng/Topspan, Baut/Screw 14/ 20, L Plate dan Dinybolt Perbandingan biaya rangka atap antara penggunaan kayu dan baja ringan dapat dilihat hasilnya pada grafik dibawah ini: Gambar 5 Perbandingan Biaya Rangka Atap dan Untuk perbandingan penggunaan antara kayu dan baja ringan, dapat dilihat bahwa selisih harga antara penggunaan kedua materi tersebut berkisar pada angka 1 3 juta. Pada bentang 6 m didapatkan biaya per meter penggunaan baja ringan desain sendiri adalah Rp 808.166/m serta biaya penggunaan kayu Rp 826.666/m. Pada bentang 12 m didapatkan biaya per meter penggunaan baja ringan desain sendiri adalah Rp 1.234.583/m serta biaya penggunaan kayu Rp 998.333/m. Pada bentang 15 m didapatkan biaya per meter penggunaan baja ringan desain sendiri adalah Rp 1.625.133/m serta biaya penggunaan kayu Rp 1.401.000/m. Dapat disimpulkan bahwa selisih biaya per meternya untuk material baja ringan dan kayu adalah berkisar Rp. 200.000/m. Pada bentang yang pendek yakni bentang 6 m, didapati biaya penggunaan baja ringan lebih murah dibandingkan kayu. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada bentang pendek, kekhawatiran terhadap lentur yang merupakan kelemahan baja ringan lebih sedikit, sehingga penggunaan material dapat diminimkan. Berbeda dengan bentang besar, dimana kekhawatiran akan lentur yang menjadi kelemahan baja ringan sangat besar, sehingga perlu penambahan-penambahan struktur yang menyebabkan bertambahnya biaya akibat penambahan material. Apabila dibandingkan antara perencanaan sendiri baja ringan dengan pelaksanaan oleh agen distributor baja ringan, terdapat selisih harga yang sangat jauh pada setiap bentang kuda-kuda yang digunakan. Maka dari itu, pengetahuan tentang perencanaan struktur rangka atap dapat menjadi kunci untuk memangkas biaya konstruksi bangunan. Dan dengan adanya pengetahuan tentang perancangan baja ringan sebagai rangka atap, dapat dijadikan salah satu kunci dalam mengatur biaya proyek. 5. Kesimpulan Melalui penelitian ini masyarakat dapat melakukan pemilihan antara penggunaan kayu dan baja ringan sebagai terhadap bangunan yang akan dibangun. Panduan desain praktisnya dapat dipakai baik untuk bentang pendek dan bentang lebar dari kuda-kuda. Dua hal yang mesti dipedomani dalam pemilihan jenis rangka atap, yakni aspek berat struktur kuda-kuda dan aspek ekonomisnya. Pertambahan berat struktur kuda-kuda baja ringan akan lebih besar dibandingkan dengan pertambahan berat struktur kayu untuk setiap pertambahan lebar bentang kuda-kuda. Hal ini perlu diketahui untuk perencanaan stuktur dibawahnya. Walaupun demikian secara umum material kayu akan lebih berat strukturnya dibandingkan dengan baja ringan untuk setiap bentang yang digunakan. Untuk bentang yang kecil, biaya rangka atap baja ringan dapat lebih murah dari kayu dengan meminimalkan struktur yang dipasang, sedangkan untuk bentang besar struktur rangka atap baja ringan cenderung bertambah penggunaan materialnya untuk mengantisipasi lentur yang menjadi kelemahan baja ringan sehingga mengakibatkan biaya rangka atap baja ringan lebih mahal dibandingkan kayu. 50

6. Daftar Pustaka Heinz Frick dan Moediartianto, 2002, Ilmu Konstruksi Bangunan, Penerbit Kanisius Yogyakarta. Heinz Frick, 2002, Ilmu Konstruk Bangunan 2, Penerbit Kanisius Yogyakarta. K.H. Felix Yap, 2001, Konstruksi, Penerbit Bma Cipta, Bandung. Oentoeng,lr, 2001, Konstruksi, ANDI, Surabaya. Rene Amon, Bruce Knobloch, Atanu Mazumder, 2002, Perencanaan Konstruksi Untuk Insinyur dan Arsitek 2, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Salmon, Charles G, Thon E Jhonson, 2000, Struktur Desain dan Perilaku, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rencana Rangka Atap RIngan-Model6 LAMPIRAN Rencana Rangka Tap -Model 51