BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

Melindungi kesehatan ibu :

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN.

8

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Air Susu Ibu (ASI) Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bagi bayi yang kaya akan

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PDF Create! 3 Trial. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Air Susu Ibu ( ASI ) 1. Pengertian ASI Eksklusif

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 3 Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai Modal Pembangunan Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan tetapi bila mungkin selama 6 bulan (Roesli, 2000). ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik baik bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung optimal (Prasetyono, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama karena didalamnya mengandung zat besi yang paling sempurna untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. 98

10 2. Kandungan ASI Kandungan kandungan zat yang terdapat dalam ASI adalah protein, laktosa, vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Oleh karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 6 bulan pertama setelah kelahiran (Baskoro, 2008) : a. Karbohidrat Karbohidrat dalam ASI berbentuk Laktosa (gula susu) yang jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih banyak ketimbang dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel-sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-mineral lain. b. Protein Protein sangat bagus karena semua unsur protein ini sangat penting bagi bayi pada tahun pertama hidupnya. Karena pada tahun pertama pertumbuhan bayi sangat cepat, didalam kandungan Protein Whey, terkait juga protein yang baik yaitu taurin merupakan protein otak yang diperlukan untuk otak, susunan syaraf, selain itu juga penting untuk pertumbuhan retina. Lactoferin juga protein yang penting karena lactoferin mengangkut zat besi dari ASI ke darah dan

11 lactoferin dapat menjaga usus dari bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan protein lysosyme yang dapat mematikan bakteri yang berbahaya. c. Lemak Jenis lemak dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan mudah dicerna karena mengandung enzim lipase- omega 3, omega 6 dan DHA adalah lemak yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Lemak juga mengandung asam linoleat, jenis asam ini tidak dapat dibuat oleh tubuh yang mempunyai fungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi. d. Mineral Mineral juga terkandung dalam ASI meskipun kadarnya relatif rendah. Zat besi dan kalsium yang terkandung didalam mineral sangat stabil dan mudah diserap. e. Vitamin ASI mengandung vitamin yang dibutuhkan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir belum mampu menyerap vitamin K. 3. Manfaat Pemberian ASI ASI banyak mengandung komposisi zat gizi yang berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Manfaat ASI menurut Suradi (2004):

12 a. Bagi bayi Ada 4 manfaat ASI : 1) ASI sebagai nutrisi Di dalam ASI terdapat nutrisi-nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak antara lain : taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang. 2) Meningkatkan daya tahan tubuh Bayi baru lahir membawa imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) secara alamiah. Tetapi zat ini akan segera turun apabila bayi telah dilahirkan. Pada saat zat kekebalan tubuh yang dibawa sejak lahir sudah mulai menurun, maka kemampuan bayi mempertahankan daya tahan tubuhnya mulai lambat, setelah itu akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh, yang dapat melindungi bayi dari infeksi, bakteri, virus dan jamur. 3) ASI meningkatkan kecerdasan Kecerdasan anak erat kaitannya dengan otak, maka perkembangan kecerdasan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan otak. Salah satunya yang berperan dalam perkembangan otak adalah nutrisi dengan memberikan ASI perkembangan otak dapat berkembang secara optimal dan menjadikan perkembangan potensi kecerdasan anak secara maksimal.

13 4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang, merasa aman dan tentram serta perasaan terlindungi dan disayangi. Inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Keuntungan lain dari pemberian ASI menurut tidak mudah tercemar, melindungi bayi dari infeksi, lebih murah / ekonomis, mengandung vitamin yang cukup, mencegah anemia akibat kekurangan zat besi, ASI mudah dicerna dan menghindari bayi dari alergi. b. Bagi ibu 1) Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mammae). Menyusui mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi alergi. 2) Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker rahim (Ca Endometrium). Wanita yang mengidap kanker indung telur ephitenal dibanding dengan perempuan dengan kondisi neoplastic menunjukkan tren terbalik terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui. 3) Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis). Perempuan dengan banyak anak dan periode menyusui yang panjang memiliki kepadatan mineral tulang lebih tinggi / sama dan

14 resiko patah lebih rendah / sama dibandingkan dengan yang tidak pernah melahirkan dan menyusui. 4) Mengurangi resiko rheumatoid artritis. 5) Metode KB paling aman. 6) Mengurangi resiko diabetes maternal c. Bagi keluarga 1) Mudah pemberiannya Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang selalu harus dibersihkan. 2) Menghemat biaya ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat. 3) Mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga. d. Bagi lingkungan 1) Mengurangi bertambahnya sampah Dengan hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton, kertas pembungkus.

15 2) Mengurangi polusi udara Air Susu Ibu (ASI) tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap. e. Bagi Negara 1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. 2) Mengurangi subsidi kesehatan Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial, serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula. 3) Menghemat devisa untuk membeli susu formula ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan, berapa banyak devisa yang dapat dihemat oleh negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu formula.

16 4. Faktor-faktor yang terkait Pemberian ASI Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI menurut Prasetyono (2009) sebagai berikut : a. Aspek pemahaman dan pola pikir Meskipun pemberian ASI telah banyak disosialisasikan, namun tidak sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh hal itu, terutama para ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan keliru sering kali menyampingkan kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, keberhasilan media promosi dapat berpengaruh terhadap pola pikir para ibu bahwa susu formula yang banyak mengandung DHA, AA dan kandungan lain lebih cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi ketimbang ASI, yang membuat mereka repot menyusui. Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan pertama kelahiran dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan dikarenakan oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Selain itu, kebiasaan para ibu yang bekerja, terutama yang tinggal diperkotaan, juga turut mendukung rendahnya tingkat ibu menyusui. Adapun mitos tentang pemberian ASI bagi bayi, misalnya ibu yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat. Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi kendala bagi ibu, yang

17 akhirnya mencari alternatif lain dengan memberi susu pendamping manakala bayi lapar. b. Aspek Gizi ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai infeksi, seperti diare. Bila kolostrum terlambat diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan bayi sedikit rapuh dan mudah terserang penyakit. Secara berangsur-angsur, selama dua minggu setelah ibu melahirkan, kolostrum berubah menjadi ASI mature. Selama masa transisi ini, volume ASI meningkat pesat, sedangkan konsentrasi antibodi berkurang. Hal itu tidak berarti bahwa kolostrum menghilang, namun tetap menjadi vaksin gratis yang akan melindunginya dari serangan berbagai virus dan bakteri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyusui pada sejam pertama setelah kelahiran bayi, yang dilanjutkan dengan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan, akan menyelamatkan lebih dari satu juta bayi. c. Aspek Pendidikan Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah dan naluriah. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajari. Sebenarnya, anggapan ini tidak

18 sepenuhnya keliru, tetapi menyusui bisa menjadi masalah manakala ibu menikah dini, atau melahirkan bayi yang pertama, terutama di kalangan artis atau ibu yang bekerja. Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang lama bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para ibu tidak memberikan ASI kepada bayi. Kegiatan atau pekerjaan ibu seringkali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI. d. Aspek Imunologik Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti-infeksi yang bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap oleh cukup bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri pathogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. e. Aspek Psikologis Secara psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting : 1) Pertama : menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi. Di satu sisi, ibu boleh merasa bangga lantaran sanggup menyusui bayi sesuai kodratnya sebagai wanita. Baginya, menyusui tidak sekadar memberi makanan kepada bayinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi.

19 Perasaan sayang antara ibu dan bayi bisa meningkatkan produksi hormon, terutama oksitosin yang akhirnya dapat meningkatkan produksi ASI. 2) Kedua : interaksi antara ibu dan bayi. Secara psikologis, pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat tergantung pada integritas ibu dan bayi. Kasih sayang ibu dapat memberikan rasa aman dan tenang, sehingga bayi bisa lebih agresif menyusui. Dengan demikian, gizi yang diperoleh bayi pun semakin banyak 3) Ketiga : kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantun ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. f. Aspek Kecerdasan Para ahli gizi sependapat bahwa ASI mengandung DHA dan AA yang dibutuhkan bagi perkembangan otak. Pemberian ASI selama 6 bulan pertama setelah kelahiran bayi mempunnyai dua dampak positif. 1) Pertama : proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan adanya interaksi yang baik antara ibu dan bayi, yang terjalin ketika menyusui. Dengan asupan gizi yang optimal, ASI dapat membantu perkembangan system saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi

20 2) Kedua : berdasarkan hasil penelitian di Denmark, diketahui bahw bayi yang diberi ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdasa. Hal tersebut dikarenakan ASI mengandung DHA dan AA. Sementara itu, bayi yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intelecctual Quotient) yang lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibandingkan bayi yang diberi ASI. g. Aspek Neurologis Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas menelan, mengisap, dan bernafas semakin sempurna. Hal ini akan mengurangi risiko gangguan sesak nafas pada bayi yang baru lahir, atau terjadinya asma pada anak prasekolah. Tindakan tersebut juga mencegah gejala hipersekresi bronkus atau suara nafas yang tidak beraturan pada bayi, yang mengarah pada ganguan sensitif di saluran pernafasan. Selain itu, bayi pun tidak mudah batuk, dan mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan. h. Aspek Biaya Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui dapat mengurangi biaya tambaan, yang diperlukan untuk membeli susu formula beserta peralatannya. i. Aspek Penundaan Kehamilan Menyusui dapat menunda datang bulan dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai metode amenore laktasi (MAL).

21 5. Kendala pemberian ASI Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat bervariasi, antara lain (Roesli, 2000): a. ASI tak cukup Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun banyak ibu-ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali (2-5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya. Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya. b. Ibu bekerja dengan cuti hamil 3 bulan Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya. c. Takut ditinggal suami Alasan pertama berhenti memberikan ASI pada anaknya adalah takut ditinggal suami. Ini semua karena mitos yang salah, yaitu menyusui akan mengubah bentuk payudara menjadi jelek.. 6. Masalah-Masalah Yang Sering Timbul Dalam Menyusui Masalah-masalah yang sering timbul dalam menyusui menurut Kristiyansari (2009) adalah sebagai berikut :

22 a. Kurangnya informasi Banyak ibu beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau lebih baik dari ASI. Penambahan susu formula lebih banyak diberikan daripada ASI. b. Puting susu datar atau terbenam Puting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Secara umum ibu masih dapat menyusui bayinya. Selama masa kehamilan ibu dapat melakukan perawatan payudara dengan gerakan Hofman (menarik-narik puting). c. Puting susu nyeri Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang. d. Puting susu lecet Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis. B. MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 1. Pengertian MP ASI Bertambahnya usia seorang bayi selalu disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan makanan yang berbeda jenisnya. Bagi bayi yang berusia 1-6 bulan, pemberian ASI dapat mencukupi untuk pertumbuhan dam perkembangannya, mengingat ASI merupakan sumber

23 zat gizi yang sangat baik untuk bayi. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu bayi perlu mendapat makanan pendamping agar gizinya dapat terpenuhi. MPASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai umur lebih dari 4 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain, yang tidak dapat dicukupi oleh ASI (Aritonang, 2000). Pemberian makanan tambahan harus memperhatikan jumlah dan macam makanan tersebut. Selain itu harus disesuaikan dengan kebutuhan menambah dan melengkapi nutrien, serat dan selera bayi. Jangan dipaksakan karena dapat menyebabkan gangguan nafsu makan. Untuk pemberian makanan yang berkualitas baik dengan kuantitas sangat penting untuk pertumbuhan bayi (Aritonang, 2000). 2. Tujuan Pemberian MP-ASI Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan berkembang pada anak secara normal (Muchtadi, 2002). MP-ASI selain sebagai pelengkap makanan bayi juga berguna untuk melatih dan membiasakan bayi terhadap makanan yang dimakan dikemudian hari. Makanan tambahan juga berguna untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan bayi, jadi makanan tambahan diharapkan dapat menambah energi, protein, vitamin dan mineral. Disebutkan pula pemberian makanan

24 padat sebagai makanan tambahan untuk menambah energi dan gizi (Riadi, 1999). 3. Syarat MP-ASI Dalam penyusunan standar MP-ASI sebaiknya berpedoman kepada konsep umum MP-ASI dengan mempertimbangkan syarat mutu, antara lain : a. Padat gizi dan seimbang, yaitu kaya energi, cukup protein dengan mutu tinggi, perbandingan karbohidrat dan lemak berimbang, kandungan lemak mampu mencukupi kebutuhan asam lemak jenuh dan tak jenuh, cukup vitamin dan mineral, batasi kandungan serat kasar, gula dan garam cukup untuk memberi rasa serta bersifat penambahan gizi ASI, dan tercapai kecukupan gizi sehari. b. Dapat diterima dengan baik, yaitu disukai oleh anak dan harganya terjangkau. c. Aman dikonsumsi, yaitu bebas dari gangguan organisme patogen, bebas dari racun dan bahan-bahan berbahaya. 4. Usia pemberian MP-ASI MP-ASI diberikan pada bayi selain pemberian ASI, untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi mulai usia 4 bulan sampai usia 24 bulan (Aritonang, 1999). Bayi membutuhkan nutrisi tambahan sejak usia 6 bulan meskipun beberapa bayi mungkin belum merasakan kebutuhan ini (Lewis, 2004).

25 5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI yaitu : a. Faktor Predisposisi 1) Tingkat pendapatan Menurut WHO yang menyebabkan seseorang berperilaku itu diantaranya adalah sumber daya (Resources) yang meliputi fasilitas, uang, waktu, tenaga kerja, pelayanan dan ketrampilan. Pendapat lain menyatakan bahwa faktor yang mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan salah satunya adalah ekonomi yang memadai, dan faktor yang menghambat pemberian kesehatan salah satunya adalah rendahnya sosial ekonominya. 2) Pekerjaan Pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan ibu dalam memberikan ASI kepada anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan lebih mempunyai kesempatan untuk memberikan ASI kepada anaknya dibanding dengan ibu yang bekerja. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya, tidak memperoleh kesempatan untuk memberikan ASI kepada anaknya, sehingga beralih pada pemberian MP-ASI. 3) Pengetahuan ibu tentang MPASI. Semakin luas pengetahuan seseorang semakin mudah orang dapat menerima perubahan dalam tindakannya. Pengetahuan ibu

26 tentang ASI akan berpengaruh terhadap kemauan ibu memberikan ASI kepada anaknya. Bila ibu dengan pengetahuan tentang ASI kurang, maka ibu akan menganggap bahwa pemberian ASI itu tidak penting, sehingga ibu tidak ada kemauan untuk memberikan ASI kepada anaknya dan ibu akan memberikan MPASI secara dini. b. Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor-faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan berupa sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, serta jarak sarana pelayanan kesehatan. Sarana yang jauh dari pelayanan kesehatan berpengaruh pada ibu untuk rutin datang misal ke Posyandu yang berdampak informasi makanan yang baik untuk bayinya dan mengontrol kondisi bayinya. c. Faktor Penguat 1) Dukungan Keluarga Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan sebagai penerima asuhan keperawatan. Oleh karena itu keluarga sangat berperan dalam menentukan pemberian MPASI pada anaknya misalnya memberikan informasi waktu yang baik dalam memberikan ASI. 2) Dukungan Petugas Kesehatan Dukungan petugas sangat membantu, dimana dengan adanya dukungan petugas berpengaruh besar artinya bagi seseorang dalam memberikan MPASI pada ibu yeng memliki anak

27 usia 0-4 bulan, selain itu ibu dapat memahami waktu yang tepat dalam memberikan MPASI, dan ibu dapat menerima pendidikan kesehatan yang diberikan petugas untuk memberikan MPASI sesuai umur yaitu setelah umur 6 bulan (Friedman, 1999). Dukungan sosial menurut Friedman (1998) terbagi dalam empat kelompok yaitu : a) Dukungan intrumental Keluarga merupakan sumber praktik dan konkret, diantaranya kesehatan anak dalam hal kebutuhan makanan, minuman dan istirahat. b) Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diataranya memberikan support, penghargaan, perhatian. c) Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi d) Dukungan emosional Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat untuk pemulihan serta membantu penguasaan emosi. Aspek-aspek dari dukungan sosial meliputi adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan, dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan yang selalu

28 siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial keluarga ada dua yaitu dukungan keluarga dari suami atau istri, saudara kandung dan dukungan eksternal bagi keluarga inti. C. Praktik 1. Pengertian Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour) untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang kemungkinan antara lain adalah fasilitas. Disamping itu juga diperlukan faktor-faktor pendukung (support) dari pihak lain 2. Tingkat-tingkat praktek mencakup : a. Persepsi (perseption) Mengenal dan memilih berbagai obyek yang berhubungan dengan tindakan yang diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama, misalnya seorang ibu dapat memberikan makanan pendamping ASI yang baik sesuai kebutuhan. b. Respon terpimpin (gided respon) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik tingkat dua misalnya seorang ibu dapat membuat makanan pendamping ASI dari pemilihan bahan, cara memasak dan menyajikannya.

29 c. Mekanisme (mecanisme) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka dikatakan sudah mencapai praktik tingkat tiga, misalnya seorang ibu yang telah memberikan Makanan Pendamping ASI sesuai dengan umur anak d. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yag sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut, misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan pendamping ASI yang murah, dan bergizi (Notoatmodjo, 2003) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan/ mempraktikan apa yang diketahui atau disekapinya (dinilai baik) inilah yang disebut praktik (praktice). Kesehatan atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan diatas yakni melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (praktice) beberapa penelitian telah membuktikan, namun penelitain lainnya membuktikan bahwa proses tersebut tidak sesuai dengan teori

30 diatas. Bahkan didalam praktik sehari-hari terjadi sebaliknya, artinya seseorang telah berperilaku postif, meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif. Untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah melalui pengamatan atau observasi (observasi). Namun dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recal/mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan responden beberapa waktu yang lalu.

31 D. Kerangka Teori Faktor Prediposisi 1. Pekerjaan 2. Pendapatan 3. Pengetahuan 4. Status sosial ekonomi 5. Sikap Faktor Pemungkin 1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit 2. Fasilitas umum: media massa (koran,tv, Radio) Praktik Pemberian MPASI pada bayi 0-4 bulan Faktor Penguat 1. Dukungan Keluarga 2 Dukungan Petugas Kesehatan Gambar 2.1. Kerangka Teori Kerangka Teori : Sumber: Lawrence Green (1988) dalam Notoatmodjo, 2003 Keterangan : : yang diteliti : yang tidak diteliti

32 D. Kerangka Konsep Variabel Independent Tingkat pengetahuan Dukungan keluarga Variabel Dependent Praktik Pemberian MPASI pada bayi usia 0-4 Bulan Gambar 2.2. Kerangka Teori E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Adapun hipotesa penelitian yang digunakan yaitu : 1. Ada hubungan pengetahuan dengan praktik pemberian MPASI pada bayi usia 0-4 bulan. 2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan praktik pemberian MPASI pada bayi usia 0-4 bulan.