DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan 28 Juni selesai di Taman Hutan. Raya Raden Soerjo Cangar yang terletak di Malang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM AGROFORESTRI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) MULTI STRATA DI TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I. PENDAHULUAN A.

9-076 PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PANTAI SIUNG DAN PANTAI WEDI OMBO GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. Satwa burung (avifauna) merupakan salah satu satwa yang mudah. jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Burung memerlukan syarat

I. PENDAHULUAN. Universitas Lampung (Unila) yang dikenal dengan sebutan Kampus Hijau (Green

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BAB IV METODE PENELITIAN

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

MONITORING LINGKUNGAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan Indonesia pada peringkat keempat negara-negara yang kaya

MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA. Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG AIR DI DIVISI I DAN DIVISI II PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

HASIL ANALISA VEGETASI (DAMPAK KEGIATAN OPERASIONAL TERHADAP TEGAKAN HUTAN)

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT ECOSITROP 1. Dr. Yaya Rayadin 2. Adi Nugraha, SP.

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

III. Bahan dan Metode

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat 2.2 Komunitas Burung

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekosistem Mangrove

Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Komposisi dan Struktur Komunitas Burung di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 6 B. Penggelompokkan Burung Berdasarkan Pakan... 9 C. Habitat... 10 D. Penggunaan Ruang Secara Vertikal pada Strata Tumbuhan oleh Komunitas Burung... 14 E. Preferensi Habitat... 14 BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori... 17 B. Hipotesis... 18 BAB IV. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 20 B. Bahan dan Alat... 21 C. Prosedur Penelitian... 22 D. Analisis Data... 26 i ii x vii

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komunitas Burung di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 32 B. Komposisi dan Struktur Komunitas Burung Berdasarkan Pakan di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 40 C. Komposisi dan Struktur Vegetasi di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 52 D. Penggunaan Ruang secara Vertikal pada Strata Tumbuhan oleh Komunitas Burung di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 62 E. Preferensi Habitat Burung di Kawasan Bendung Gerak Serayu... 63 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 68 B. Saran... 69 RINGKASAN... 70 SUMMARY... 75 DAFTAR PUSTAKA... 79 LAMPIRAN... 85 viii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel pengamatan burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 24 Tabel 2. Jumlah spesies dan jumlah individu burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 34 Tabel 3. Indeks keanekaragaman dan kemerataan spesies burung di masing-masing lokasi penelitian... 36 Tabel 4. Matriks indeks kesamaan jenis (%) komunitas burung antar tegakan / lokasi di kawasan Bendung Gerak Serayu... 39 Tabel 5. Komposisi burung berdasarkan jenis pakan di kawasan Bendung Gerak Serayu... 41 Tabel 6. Jumlah spesies tumbuhan pada tiap lokasi... 52 Tabel 7. Stratifikasi vertikal burung pada strata tumbuhan di kawasan Bendung Gerak Serayu... 62 Tabel 8. Preferensi habitat burung di kawasan Bendung Gerak Serayu berdasarkan persentase pemanfaatan habitat di tiap lokasi penelitian (%)... 64 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta lokasi penelitian di kawasan Bendung Gerak Serayu... 21 Gambar 2. Desain plot pengamatan vegetasi... 25 Gambar 3. Persentase kelompok burung berdasarkan jenis pakan... 29 Gambar 4. Jumlah spesies penyusun familia di keempat lokasi... 33 Gambar 5. Perbandingan jumlah spesies dan jumlah individu burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 35 Gambar 6. Persentase kelompok burung berdasarkan jenis pakan di kawasan Bendung Gerak Serayu... 41 Gambar 7. Jinjing batu (Hemipus hirundinaceus) salah satu burung yang terdapat di perkebunan jati... 43 Gambar 8. Populasi Bondol Jawa, salah satu kelompok burung granivorous sedang mematuk padi di sawah... 44 Gambar 9. Dicaeum trochileum, salah satu kelompok burung frugivora di kawasan Bendung Gerak Serayu... 46 Gambar 10. Sarang semut pada tanaman Sengon laut... 47 Gambar 11. (a) Alcedo coerulescens (kiri) dari Familia Alcedinidae dan (b) Tringa hypoleucos (kanan) dari Familia Scolopacidae yang merupakan kelompok burung Piscivorous... 48 Gambar 12. Amaurornis phoenicurus sedang mencari makan di lokasi persawahan dan tegalan... 51 Gambar 13. Perbandingan jumlah spesies untuk tingkat pohon, semak, dan herba... 53 Gambar 14. Lokasi penelitian di kawasan Bendung Gerak Serayu (a). Lokasi Persawahan dan Tegalan; (b). Lokasi Pekarangan; (c). Lokasi Perbukitan... 118 Gambar 15. (a). Cekakak sungai sedang bertengger; (b). Elang-ular bido sedang bertengger; (c). Cinenen pisang sedang bertengger dan mencari makan; (d). Bondol peking sedang berada di sekitar sarang; (e). Gereja erasia sedang berada di sekitar sarang; (f). Cekakak jawa dan sarangnya; (g). Sepah kecil sedang berada di sarangnya... 119 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kekayaan burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 85 Lampiran 2. Indeks keanekaragaman dan kemerataan burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 87 Lampiran 3. Indeks keanekaragaman dan kemerataan burung di lokasi persawahan dan tegalan... 89 Lampiran 4. Indeks keanekaragaman dan kemerataan burung di lokasi pekarangan... 90 Lampiran 5. Indeks keanekaragaman dan kemerataan burung di lokasi perkebunan pinus... 91 Lampiran 6. Indeks keanekaragaman dan kemerataan burung di lokasi perkebunan jati... 92 Lampiran 7. Kemelimpahan relatif burung di kawasan Bendung Gerak Serayu... 93 Lampiran 8. F, FR, K, KR, INP di kawasan Bendung Gerak Serayu... 95 Lampiran 9. F, FR, K, KR, INP lokasi persawahan dan tegalan... 97 Lampiran 10. F, FR, K, KR, INP lokasi pekarangan... 98 Lampiran 11. F, FR, K, KR, INP lokasi perkebunan pinus... 99 Lampiran 12. F, FR, K, KR, INP lokasi perkebunan jati... 100 Lampiran 13. Persentase kelompok burung berdasarkan jenis pakannya... 101 Lampiran 14. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan fase pohon di lokasi persawahan dan tegalan... 102 Lampiran 15. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan fase semak di lokasi persawahan dan tegalan... 103 Lampiran 16. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan fase herba di lokasi persawahan dan tegalan... 104 Lampiran 17. Indeks nilai penting, indeks keaneragaman, dan indeks kemerataan fase pohon lokasi pekarangan... 106 Lampiran 18. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan semak lokasi pekarangan... 107 Lampiran 19. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan herba lokasi pekarangan... 108 Lampiran 20. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemeratan fase pohon lokasi perkebunan pinus... 109 Lampiran 21. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan fase semak lokasi perkebunan pinus... 110 Lampiran 22. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan herba lokasi perkebunan pinus... 111 Lampiran 23. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan fase pohon lokasi perkebunan jati... 112 Lampiran 24. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan semak lokasi perkebunan jati... 113 Lampiran 25. Indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan herba lokasi perkebunan jati... 114 xi