BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB II TINJAUAN UMUM ASURANSI JIWA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

Pedoman Umum Asuransi Syariah

Oleh Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS., Pakar Asuransi Syariah

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance yang memiliki

BAB III KETENTUAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI PADA PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA SURABAYA

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

) **+*&,'**- *** *.'/ %$!. 01&2*3+*&41&**5$ (+2 Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yan

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata pada era modern. Pada hakikatnya, secara teoritis semangat yang. dan saling tolong-menolong antara sesama manusia.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB II AKAD TABARRU, ASURANSI SYARI AH DAN ASURANSI JIWA

KOPERASI SIMPAN PINJAM

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. moral dan menghargai bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya.

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanggungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya,

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

ASURANSI MELINDUNGI KITA Buku Pelajaran SMP. 12 April 2016

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA INVESTASI ASURANSI SYARI AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Implementasi Program Asuransi Pertanian terhadap Pendapatan. Petani Anggota Gapoktan Bangkit Jaya

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluknya. Pada diri manusia terletak dimensi rohani dan jasmani sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan reasuransi syariah atau unit reasuransi syariah. 1 Hal ini membuktikan

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BMT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PRULINK. SYARIAH RUPIAH FIXED INCOME FUND di PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SYARIAH SURABAYA

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI SYARIAH PADA PRODUK TAKAFUL DANA PENDIDIKAN (FULNADI)

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

Transkripsi:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (studi tentang ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pertanggungan Gugur Akibat Tertanggung Bunuh Diri. Perjanjian asuransi mempunyai sifat konsensual, artinya secara hukum perjanjian asuransi timbul kewajiban dari pihak penanggung dan tertanggung. Kewajiban tertanggung membayar premi, sebaliknya penanggung membayar uang pertanggungan kepada penerima manfaat (ahli waris) jika tertanggung mengalami musibah. Tetapi terdapat pembatasan tanggung jawab penanggung, di mana penanggug menolak klaim yang diajukan oleh tertanggung atau penerima manfaat. Jika tertanggung bunuh diri maka gugurlah pertanggungan itu, dengan ini pembayaran premi dari tertanggung putus dan penerima manfaat (ahli waris) tidak memiliki kepentingan atas tertanggung bunuh diri. 54

55 Berdasarkan konsep tak aful, tidak ada alasan untuk memperlambat pembayaran klaim, karena pembayarannya diambil dari dana tabarru yang sudah diikhlaskan untuk membantu peserta jika mengalami musibah. Dalam asuransi Syariah (Islam) yang saling menanggung antara peserta yang satu dengan yang lainnya dalam menghadapi risiko/musibah. Terdapat rumusan: dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi. Berdasarkan rumusan tersebut, bahwa premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena kewajiban yang dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam hal ini, pembayaran premi digunakan sebagai tabungan dan dapat di kembalikan kepada ahli waris jika terjadi peristiwa yang merugikan baik berupa kematian atau kecelakaan. Pengembaliannya berupa uang pertanggungan (klaim) yang dilakukan oleh penanggug. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Sa id Bin Abu Waqas dan dalam alqur an surat an-nisa ayat 9 menyebutkan, janganlah sampai wakutnya engkau meninggal dunia, anak-anakmu (ahli waris) terlantar. Bairlah ada harta peninggalan yang akan mereka jadikan bekal untuk menyambung hidupnya, dari pada dalam keadaan terlantar yang harus memintaminta ke orang lain.

56 Dalam asuransi Syariah (Islam) mempunyai sistem tolong-menolong yang disebut at-ta awun yaitu saling melindungi dan saling menolong antara peserta dalam menghadapi resiko. Dengan demikian dapat disimpulkan, pembayaran uang pertanggungan tetap diberikan kepada tertanggung akibat bunuh diri yang diambil dari dana tabarru yang sudah disediakan untuk peserta jika mengalami musibah, dan pembayaran premi yang dilakukan oleh tertanggung sebagai tabungan yang dikembalikan kepada ahli waris. Pertanggungan dianggap gugur, itu suatu yang fleksibel jika dibandingkan untuk tujuan kemaslahatan umum. Ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk saling tolong-menolong, saling bertanggung jawab dan saling menanggung dengan yang lainnya atas musibah yang diderita saudaranya, agar tercipta kehidupan yang harmonis. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Perjanjian Asuransi Jiwa Akibat Tertanggung Bunuh Diri Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya. Setiap perusahaan asuransi jiwa (PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) yang bertindak sebagai penanggung, mempunyai kebijakan dalam menentukan permohonan klaim dari tertanggung atau penerima manfaat. Pada dasarnya tidak semua permohonan klaim yang diajukan oleh penerima manfaat akan dibayar oleh tertanggung, tetapi dilakukan penelitian sebelumnya. Hal ini dilakukan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian asuransi jiwa.

57 Dalam ketentuan umum polis PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya terdapat ketentuan mengenai tertanggung akibat bunuh diri sebagai berikut : pihak penanggung akan tetap pembayar uang pertanggungan (klaim) kepada penerima manfaat (ahli waris) apabila meninggalnya tertanggung akibat bunuh diri terjadi setelah 3 (tiga) tahun berlakunya polis. Hal ini dilakukan oleh karena penanggung beranggapan dalam jangka waktu tersebut tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh tertanggung bukan suatu tindakan untuk mengharapkan uang pertanggungan semata-mata, juga untuk mencegah adanya klaim karena itikad tidak baik. Pada perusahaan asuransi, termasuk yang berdasarkan konsep tak aful, sebenarnya tidak ada alasan untuk memperlambat penyelesain klaim yang diajukan oleh tertanggung atau penerima manfaat (ahli waris). Tindakan memperlambat tidak boleh dilakukan, karena klaim adalah suatu hak peserta untuk memperoleh pertanggungan atas kerugian yang dideritanya berdasarkan perjanjian. Pada dasarnya perjanjian asuransi jiwa berakhir pada saat pembayaran uang pertanggungan (klaim). Klaim asuransi jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak pemegang polis yang ditunjuk kepada pihak asuransi, atas sejumlah uang pertanggungan (UP) atau nilai tunai yang ditimbulkan syarat dalam perjanjian asuransinya telah dipenuhi.

58 Dalam asuransi Syariah (Islam) merupakan, perjanjian (akad) tijarah atau akad tabarru. Akad tijarah yang dimaksud adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial seperti mud{ arabah. Dalam akad tijarah (mud{ arabah), perusahaan bertindak sebagai mud} arib pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal pemegang polis 1. Dalam asuransi Islam pemegang polis diposisikan sebagai penabung. Sedangkan akad tabarru adalah akad yang dilakukan tujuan kebaikan dan tolong-menolong. Sesuai dengan kegiatan operasional asuransi adalah akad mud{ arabah dimana asuransi menyerupai akad mu amalah yang ada dalam hukum Islam dan yang sudah jelas wujud formal dan materialnya, sehingga untuk menjelaskan rukun dan syarat asuransi, kita bisa menggunakan rukun dan syarat asuransi yang ada pada mud{ arabah. Mud{ arabah adalah akad atau perjanjian antara pemilik modal dengan pengelola modal, dengan syarat bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan. 2 Adapun syarat dan rukun mud{ arabah, terdapat dalam Bab II(dua). Dengan demikian, klaim akibat tertanggung bunuh diri pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya sesuai dengan perjanjian dalam asuransi Syariah (Islam), yang mana perusahaan bertindak sebagai mud}sarib pengelola dan peserta 1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, h. 43 2 Hendi Suhendi, Fiqh Mu amalah, h. 135

59 sebagai shahibul mal pemegang polis 3 dalam asuransi Islam pemegang polis diposisikan sebagai penabung, dan perusahaan sebagai orang yang diberi amanah. C. Analisi Hukum Islam Terhadap Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa Akibat Tertanggung Bunuh Diri Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya. Pada perusahaan asuransi jiwa ( PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) pengajuan pembayaran uang pertanggungan (klaim) akibat tertanggung bunuh diri oleh penerima manfaat (ahli waris) atau pemegang polis yang telah ditunjuk sebelumya. Prosedur pembayaran uang pertanggungan (klaim) akibat tertanggung bunuh diri pada dasarnya sama dengan prosedur pembayaran uang pertanggungan meninggal dunia. Pembayaran uang pertanggungan akibat tertanggung bunuh diri akan tetap dibayar penuh oleh pihak penanggung ( PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) dengan ketentuan tindakan bunuh diri terjadi setelah 3 (tiga) tahun berlakunya polis. Klaim yang dibayarkan perusahaan adalah bagian dari tanggung jawab yang diatur dalam perjanjian asuransi. Yaitu, peserta berkewajiban membayar sejumlah premi sebagai tertanggung dan perusahaan berkewajiban membayar klaim sebagai penanggung apabila peserta mengalami musibah. 4 Pada asuransi Syariah (Islam) sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru. Yaitu, rekening dana tolong-menolong dari seluruh peserta, yang sejak awal diakadkan dengan ikhlas oleh peserta untuk keperluan 3 Muhammad Syakir Sula, Op.cit., h. 43 4 Ibid, h. 35

60 saudaranya apabila ada yang ditakdirkan Allah meninggal dunia atau mendapatkan musibah kerugian materi, kecelakaan, dan lain sebagainya. Dalam pembayaran klaim asuransi Syariah keluarga (asuransi jiwa) digolongkan pada tiga kategori, yaitu: pertama, peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan, kedua, peserta masih hidup sampai pada selesainya masa pertanggungan dan ketiga, peserta mengundurkan diri sebelum masa pertanggungan selesai. Dalam pembayaran uang pertanggungan (klaim) pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya (penanggung) akibat tertanggung bunuh diri sama dengan prosedur pembayaran tertanggung meninggal dunia. Maka sama dengan point pertama, bahwa peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan dalam hal ini penerima manfaat (ahli waris) akan menerima; pembayaran klaim sebesar jumlah angsuran premi yang telah disetorkan dalam rekening peserta ditambah dengan keuntungan dari hasil investasi, sisa saldo angsuran premi yang seharusnya dilunasi dihitung dari tanggal meninggalnya sampai dengan saat selesai masa pertanggungan, dan dana tabarru yang sudah disediakan untuk peserta jika ada yang mengalami musibah. 5 Dalam dasar hukum Islam menyebutkan perasuransian Syari at Islam menggunakan metode Ijtihad adalah maslahah mursalah/kemaslahatan umum. Dalam metode ini tercemin dalam hal pembayaran uang pertanggungan (klaim) bagi peserta yang tertimpa musibah yang tak terduga yang diberikan oleh peserta 5 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, h. 156

61 lain melalui tabungan tabarru yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Pembayaran klaim merupakan bentuk dari maslahah yang diterima oleh peserta yang mengalami musibah, apalagi ketika ahli waris peserta/tertanggung tergolong lemah dalam hal ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat an-nisa ayat 9, yang menyatakan bahwa Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. 6 Rasulullah sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa datang dengan cara mempersiapkan sejak dini bekal yang harus di perlukan untuk kehidupan dan keturunan (ahli waris)-nya di masa mendatang. Meninggalkan keluarga (ahli waris) yang berkecukupan secara materi, dalam pandangan Rasulullah sangat baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar yang harus meminta-minta kepada orang lain. Dalam hadi ts nabi yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dari Sa id Bin Abu Waqas dinyatakan bahwa Sesungguhnya lebih baik meninggakan ahli warismu dalam keadaan kecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban tanggungan orang banyak. 7 65 6 Depag RI, Alqur an dan Terjemahan, h. 116 7 Al-Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj al-qusairy al-naisaburi, Shahih Muslim, juz 11, h.

62 Pembayaran uang pertanggungan (klaim) yang dilakukan oleh pihak tertanggung kepada penerima manfaat (ahli waris), diibaratkan warisan yang telah ditinggalkan oleh pihak tertanggung untuk diberikan kepada keluarga yang ditinggal. Ketentuan pembagiaannya kepada ahli waris sesuai hukum yang berlaku yaitu hukum Islam. Hal ini di dasarkan pada firman Allah dalam alqur an surat an-nisa ayat 7. Berdasarkan prinsip saling memikul risiko, maka pada asuransi Syariah (Islam) pembayaran klaim akan dibayar kepada peserta yang mengalami musibah yang menimbulkan kerugian. Adapun prinsip asuransi Syariah (Islam) sebagai berikut: 1. Tauhid adalah dalam berasuransi menciptakan suasana nilai ketuhanan. 2. Keadilan adalah terpenuhinya nilai keadilan antar kedua belah pihak (tertanggung dan penanggung). Tertanggung membayar premi sesuai kesepakatan dan penanggung membayar klaim kepada tertanggung jika mengalami kerugian. 3. Tolong-menolong dan kerjasama adalah mempunyai niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban nasabah pada suatu ketika mendapatkan musibah. 4. Amanah adalah menyampaikan informasi yang benar (itikad baik) dari kedua belah pihak.

63 5. Kerelaan adalah mempunyai motivasi untuk merelakan premi yang dibayar untuk difungsikan sebagai dana sosial (tabarru ) yang digunakan untuk membantu anggota asuransi yang lain jika mengalami musibah. 8 Dengan demikian, ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya perihal pembayaran uang pertanggungan (klaim) akibat tertanggung bunuh diri, sesuai dengan pembayaran klaim asuransi Syariah Keluarga (asuransi jiwa) peserta meninggal dunia, juga sesuai dengan prinsip asuransi Syariah (Islam) yaitu saling memikul risiko (membantu) antara peserta/tertanggung dalam kebaikan, juga mendatangkan rasa ketentraman, ketenangan dan rasa aman. 8 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, h. 126-130