BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB 4 PROFIL ORGANISASI

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI KPUD KOTA PEKALONGAN DALAM MENSOSIALISASIKAN PELAKSANAAN PEMILUKADA KOTA SUMMARY TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Pemilu Hasil Pemilu 1999

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1995 TENTANG SUSUNAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA KERJA DAN PEMBENTUKAN PPLN dan KPPSLN

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei Lapangan : Wawancara dengan sumber terkait dan melakukan polling. Setelah data dan informasi diambil, dilakukan pengolahan data yang kemudian diseleksi lagi mana saja yang diperlukan dan yang tidak untuk mendukung TA. 2.2 Pemilu Sejarah Pemilu Pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia sendiri telah berlangsung Sembilan kali, yaitu: Pemilu 1955 Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia baru berusia 10 tahun. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu yang pertama kali Pemilu 1955 mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon 3

4 perorangan. Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Pemilu 1971 Sangat disayangkan, kisah sukses Pemilu 1955 akhirnya tidak bisa dilanjutkan dan hanya menjadi catatan emas sejarah. Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan pemilu kedua lima tahun berikutnya, karena berubahnya format politik dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Ketika Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi pejabat Presiden menggantikan Bung, ia tidak secepatnya menyelenggarakan pemilu. Malah Ketetapan MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan dalam tahun 1968, kemudian diubah lagi pada SI MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto diubah lagi dengan menetapkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan dalam tahun 1971. Pada praktiknya pemilu kedua baru bisa diselenggarakan 5 Juli 1971. Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 Setelah 1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali dalam 5 tahun. Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur dilaksanakan. Satu hal yang nyata perbedaannya dengan pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol dan satu Golkar. Jadi pada pemilu tahun 1982, 1987, 1992, dan 1997 pesertanya hanya tiga.

5 Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak Pemilu 1971. Pemilu 1999 Setelah Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998 jabatan presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas desakan publik, Pemilu yang baru atau dipercepat segera dilaksanakan, sehingga hasil-hasil Pemilu 1997 segera diganti. Kemudian ternyata bahwa Pemilu dilaksanakan pada 7 Juni 1999. Ini berarti bahwa dengan pemilu dipercepat, yang terjadi bukan hanya bakal digantinya keanggotaan DPR dan MPR sebelum selesai masa kerjanya, tetapi Presiden Habibie sendiri memangkas masa jabatannya yang seharusnya berlangsung sampai 2003, suatu kebijakan dari seorang presiden yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada pemilu kali ini Presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengurus dan mengatur agar pemilu bisa berlangsung lancar. Satu hal yang secara sangat menonjol membedakan Pemilu 1999 dengan pemilu-pemilu sebelumnya sejak 1971 adalah Pemilu 1999 ini diikuti banyak sekali peserta yaitu 48 partai.

6 Pemilu 2004 Pemilihan Umum Indonesia 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari Pemilu sebelumnya. Pada pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden (sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang anggota-anggotanya dipilih melalui Presiden). Selain itu, pada Pemilu ini pemilihan presiden dan wakil presiden tidak dilakukan secara terpisah (seperti Pemilu 1999) -- pada pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan calon presiden dan wakil presiden), bukan calon presiden dan calon wakil presiden secara terpisah. 2.3 Golput (Golongan Putih) Memahami golongan putih (Golput) bukanlah golongan yang memakai baju serba putih dan lainnya, Kata golongan putih (Golput) dalam bahasa politik berarti suatu sikap yang diambil oleh individu-individu ataupun kelompok untuk tidak berpartisipasi dalam pemilihan. Atau dalam politik Indonesia Golput adalah orangorang yang tidak menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil-wakilnya dipemerintahan, termasuk pemimpin tertinggi seperti presiden. Golput itu sendiri bisa disebut sebagai fenomena yang jamak ketika pemilu berlangsung, Golput banyak dijumpai di semua Negara setiap kali diadakannya pemilu, pasti selalu ada orang yang tidak menggunakan hak pilihnya, tentunya

7 dengan berbagai alasan. Sehingga tidak mungkin dalam pemilu dimanapun, dinegara manapun yang semua warga negaranya 100% ikut dalam pemilu tersebut untuk memilih calon yang ada. Bahkan di Amerika Serikat, negara yang disebutsebut sebagai kiblat demokrasi itu, Golput hampir mencapai 40% tiap adanya pemilu. Golput di Indonesia Di Indonesia sendiri Golput tidak luput ketika diadakannya pemilu dan munculnya Golput di Indonesia pada pemilu kedua pada Pemilu 1971, sebenarnya adanya Golput di Indonesia sudah ada pada pemilu 1955 tetapi hal itu tidak banyak berpengaruh hanya mulai pada pemilu 1971 munculnya Golput yang dipelopori oleh Arif Budiman dkk. Pada saat itu beberapa masyarakat beranggapan bahwa tiga partai yang maju (saat itu adalah PPP, Golkar, dan PDI) tidak mencerminkan aspirasi rakyat dan semata hanya sebagai kaki tangan renzim ortoriter orde baru. Tetapi anehnya setelah renzim orde baru tersebut tumbang Golput malah berkembang semakin pesat. Banyak masyarakat yang menjadi Golput dengan berbagai alasan, dari alasan yang sepele yaitu malas sampai yang sudah capek akan pemerintahan-pemerintahan yang terdahulunya. Kebanyakan mereka kecewa dengan pemerintahan yang berjalan, yang katanya tidak ada perubahan dan lainnya. Bahkan menurut data KPU (Komisi Pemilihan Umum) kemungkinan pada pemilu 2009 yang akan datang golput bisa mencapai 30% dari seluruh pemilih yang berjumlah 174,4 juta pemilih. Dan angka itu termasuk angka yang cukup fantastis untuk bisa menduduki kursi pemerintahan.

8 Kekhawatiran terhadap berkembangnya Golput sendiri membuat beberapa pihak menjadi resah, contohnya saja MUI yang belum lama ini menyatakan fatwa haram terhadap Golput. Dan sejumlah pihak menganggap putusan controversial itu tidak memiliki relevansi, namun ada juga yang mengapresiasikan hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Ada 4 faktor fenomena Golput ini terjadi, yaitu: Pertama, Golput yang terjadi karena faktor teknis, yakni karena sebab-sebab teknis tertentu, misalnya keluarga meninggal, ketiduran, dan lainnya yang membuat orang tersebut berhalangan hadir atau juga karena faktor kekeliruan dalam memilih sehingga dinyatakan tidak sah dan dianggap golput. Kedua, Golput karena faktor teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena ksesalahan dirinya atau pihak lain (lembaga statistik, penyelenggara pemilu). Ketiga, karena faktor politis, yakni mereka yang merasa tidak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tidak percaya bahwa pilkada atau Pilpres akan membawa perubahan dan perbaikan. Keempat, ada pula golput karena alasan ideologis, yakni mereka yang tidak percaya pada mekanisme demokrasi yang dianggap liberal dan tidak mau terlibat didalamnya, baik karena alasan fundamentalisme agama maupun alasan politik-ideologi lain.

9 Data tingkat partisipasi pemilih pada pemilu 1999, pemilu 2004 dan pemilu presiden dan wakil presiden: *Sumber KPU Tabel. 2.1 Data tingkat partisipasi rata-rata pemilih PILKADA: *Sumber Cetro Tabel. 2.2

10 Data Golput dari pemilu 1955 Suara Golput sepanjang pemilu (1) Tabel. 2.3 Suara Golput sepanjang pemilu (2) Tabel. 2.4

11 Keterangan : Angka Golput = DPT (pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya + jumlah suara tidak sah). *Sumber IndoBarometer Golput, Hak atau Kewajiban Bagi orang yang tidak menggunakan hak pilihnya golput merupakan sebuah hak, bukan kewajiban. Dan sementara bagi pihak yang mengklaim bahwa golput itu haram, mubazir, dan sebagainya menilai bahwa hak untuk memilih (menggunakan suaranya) adalah kewajiban. Golput di Kalangan Anak Muda Indonesia Anak muda merupakan bibit yang nantinya akan ikut mengembangkan Negaranya, termasuk Indonesia. Tetapi justru sekarang ini anak muda di Indonesia banyak yang lebih memilih untuk golput dan tidak menggunakan hak pilihnya, mereka kebanyakan telah kecewa dengan pemerintahan-pemerintahan yang ada. Beberapa blog banyak menyerukan Golput pada pemilu mendatang, ada juga yang mengajak anak muda lainnya ataupun pembaca blog untuk golput. Berikut data tentang alasan anak muda kenapa memilih golput dan alasan kenapa anak muda mau menggunakan hak pilihnya pada pemilu:

12 Anak muda yang memilih golput dengan alasan Tabel. 2.5 Kemudian untuk Anak muda yang lebih memilih memakai hak pilihnya dengan alasan Tabel. 2.6 *data diambil dari hasil polling forum kaskus.us (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1432078 = untuk yang golput) (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1432144 = untuk yang memakai hak pilih)

13 Dari data diatas dapat dilihat bahwa anak muda sekarang lebih banyak memilih untuk golput dengan alasan terbanyak yaitu kecewa dengan pemerintah yang tidak membawa perubahan. Ada beberapa data tambahan (lingkupnya kurang menyeluruh atau hanya lingkup sekitar saja) dan kebanyakan mereka lebih memilih untuk menggunakan hak pilihnya dengan alasan tidak ingin menyia-nyiakan hak yang ada pada dirinya, tetapi ada juga yang tidak mau menggunakan hak pilihnya dengan alasan para calon yang ada sekarang ini hampir semua tidak berkualitas, selain itu juga terlalu banyak partai jadi terkesan kalau di Indonesia seperti tercerai berai dan tidak kokoh untuk bersatu. 2.4 KPU (Komisi Pemilihan Umum) KPU (Komisi Pemilihan Umum) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Yang bertugas menyelenggarakan, mengawasi, memfasilitasi, dll selama pemilu berlangsung agar pemilu berjalan dengan lancar. KPU yang sekarang ini dibentuk merupakan KPU yang ketiga setelah Pemilu demokratis sejak reformasi 1998, KPU pertama dibentuk dari tahun 1999-2001, KPU kedua dibentuk dari tahun 2001-2007, dan KPU ketiga dibentuk dari 2007-2012.

14 Visi dan Misi KPU Visi : Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Misi : Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan umum; Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan efektif. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

15 Tugas dan Kewenangan Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut : Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum; Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum; Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS; Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan; Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II; Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum; Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

16 Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf : Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum. 2.5 LSM Cetro CETRO (Centre for Electoral Reform) atau Pusat Reformasi Pemilu adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memperkokoh gagasan dan pranata Pemilu serta menyebarluaskan gagasan pemilihan umum yang jujur dan adil melalui pembaharuan Sistem Pemilu. CETRO melalui kegiatan-kegiatan yang diadakannya berusaha untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. CETRO sangat mengharapkan partisipasi dan bantuan anda semua untuk mencapai tujuan utama organisasi yaitu Indonesia baru yang lebih demokratis dan terbuka. 2.6 Target Kampanye Target/sasaran pada kampanye ini adalah anak muda (pria dan wanita) yang berumur 17-25 tahun karena pada usia tersebut anak muda baru pertama kalinya atau yang kedua kalinya menggunakan hak pilihnya pada pemilu.

17 2.7 Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung pada kampanye ini adalah: Masih adanya masyarakat yang peduli terhadap Negara Indonesia dan mau menggunakan hak pilihnya pada pemilu; Kemajuan Negara Indonesia juga untuk masyarakatnya; Satu suara sangat berarti dalam pemilu. Faktor Penghambat pada kampanye ini adalah: Kekecewaan masyarakat kepada pemerintah yang sebelumnya; Pikiran buruk masyarakat terhadap calon-calon yang ada; Banyak masyarakat yang terpancing oleh ajakan-ajakan orang lain untuk menjadi golput.