BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dasar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kompetensi dasar yang mengharuskan siswa mampu mengidentifikasi alur,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 untuk kelas VII. SMP Negeri 6 Percut

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

membuat siswa semakin malas dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan atau sekolah. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipercayakan oleh setiap tingkat satuan pendidikan hampir senanda dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasi untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelola, serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan apresiasi mereka. Salah satu pendidikan yang memiliki peranan penting dan mampu membentuk karakter siswa yaitu Bahasa Indonesia. Pendidkan berbasis karakter merupakan salah satu upaya dalam pembaharuan di dunia pendidikan. Pendidkan karakter bisa dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya keluarga, teman, lingkungan, dan bahasa. Salah satu di antaranya yang paling penting berpengaruh adalah bahasa. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu menunjukkan identitas diri, baik dari situasi formal maupun nonformal. Bahkan, Bahasa yang dianggap sebagai budaya yang berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter. 1

2 Dalam kegiatan berbahasa, terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai. Tarigan (2008:1) mengatakan tentang empat keterampilan berbahasa sebagai berikut. Keterampilan berbahasa (language art, language skills) mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak, atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut berkaitan antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbahasa saling berkaitan satu sama lain dan empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keterampilan yang penulis teliti adalah keterampilan membaca, salah satu bahan ajar yang dapat di jadikan bahan adalah cerpen. Nurgiantoro (2009:10) menyatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Dari pendapat di atas cerpen adalah karya sastra yang menceritakan sebuah pengalaman dan perbuatan orang yang bisa dibaca sekali duduk dengan cerita yang tidak panjang. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan cerpen adalah suatu karangan yang berupa cerita rekaan yang menuturkan perbuatan dan pengalaman orang yang dapat selesai dibaca sekali duduk. Sumardjo (2004:10) mengemukakan bahwa cerpen harus berupa cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar benar terjadi tetapi

3 bisa terjadi kapan saja) secara relatif pendek. Cerita fiktif yang pendek berdasarkan realitas tersebut hanya mengandung satu kejadian untuk satu aspek bagi pembaca. Dari pendapat tersebut, cerpen adalah sebuah narasi yang fiktif dan relatif pendek berdasarkan realitas yang mengandung satu kejadian. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan cerpen adalah cerita atau narasi yang bukan merupakan analisis argumentatif, tetapi cerpen adalah cerita fiktif yang tidak pernah ada dan terjadi. Nurgiantoro (2009:11), menafsirkan cerpen dari beberapa segi, yang pertama dari segi panjang cerita. Karena bentuknya yang relatif pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai detail khusus yang kurang penting yang lebih bersifat memanjangkan cerita, berupa kemampuan mengemukan secara lebih panjang. Persamaan dari ketiga pendapat di atas cerpen merupakan cerita pendek yang bentuknya relatif pendek, dibaca dalam sekali duduk, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas dan mengandung satu kejadian untuk satu aspek bagi pembaca. Sehubungan dengan sulitnya siswa menganalisis karya sastra, penulis akan melakukan penelitian mengenai pembelajaran mengidentifikasi teks cerpen. Pembelajaran ini sangat penting karena siswa lebih memahami isi yang disampaikan dalam cerpen. Dalam menyampaikan pembelajaran, metode pembelajaran yang tepat akan mewujudkan keberhasilan dalam pembelajaran. Saat ini, guru tidak kreatif. Guru dituntut untuk menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Adapun

4 metode yang digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen ini ialah menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition (CIRC). Slavin (2010:203) mengemukakan bahwa tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. Pembelajaran Mengidentifikasi Penokohan pada Teks Kumpulan Cerpen dengan Menggunakan Metode Cooperative Integrated, Reading and Composition pada Siswa Kelas IX SMPN 19 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan penemuan masalah yang ditemukan penulis dalam suatu penelitian ditinjau dari sisi keilmuan dan hubungan masalah tersebut dengan penelitian. Identifikasi masalah dalam penelitian ini mencakup penemuan masalah dalam proses pembelajaran serta kreativitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu untuk mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen pada siswa IX SMPN 19 Bandung sebagai upaya penetapan bahan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada hasil penelitian ini yang diharapkan adalah dapat menjadi bahan pembelajaran Bahasa Indonesia.

5 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini, sebagai berikut. a. Minat siswa untuk melakukan kegiatan membaca karya sastra masih rendah. b. Kemampuan memahami penokohan pada teks cerpen masih rendah. c. Kemampuan menganalisis isi bacaan masih dianggap sulit karena kurangnya latihan membaca. d. Guru masih menggunakan metode yang konvensional sehingga pembelajaran membosankan. Berdasarkan identifikasi di atas, masalah tersebut diatasi dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition. Metode tersebut diharapkan dapat menyelesaikan masalah pembelajaran siswa dalam membaca cerpen. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan, siswa kelas IX SMP masih kurang dalam membaca cerpen. Semua itu dikarenakan lemahnya daya tarik siswa terhadap pembelajaran proses. Siswa juga kurang berlatih dalam menginterpretasi cerpen karena niat dalam membaca cerpen kurang. Pemilihan strategi belajar yang ada pada siswa kurang kreatif sehingga, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan membantu siswa dalam belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

6 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengidentifikasi penokohan teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition pada siswa kelas IX SMPN 19 Bandung tahun pelajaran 2015/2016? 2. Mampukah siswa kelas IX SMPN 19 Bandung mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan tepat? 3. Efektifkah metode cooperative integrated, reading and composition dalam pembelajaran mengidentifikasi penokohan teks kumpulan cerpen pada siswa kelas IX SMPN 19 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 Bandung? Berdasarkan uraikan di atas, siswa kelas IX SMPN 19 Bandung dituntut untuk bisa mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition. 1.4 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang akan dilaksanakan tentu mempunyai tujuan. tujuan penelitian akan sangat memengaruhi keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan. Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut: 1. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition;

7 2. untuk mengetahui kemampuan siswa mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan tepat; 3. untuk mengetahui keefektifan metode cooperative integrated, reading and composition dalam pembelajaran mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dilaksankannya sebuah penelitian terhadap pihak-pihak yang terikat dalam penelitian tersebut. Penelitian ini diharapkan berguna untuk penulis, guru, dan sekolah. 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi dan kreativitas penulis dalam pembelajaran mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition. 2. Bagi Guru Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran keterampilan mengidentifikasi, terutama mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition.

8 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian, secara operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari yang dipelajari. 2. Mengidentifikasi adalah menentukan atau menetapkan identitas dari orang dan benda. 3. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita. 4. Teks cerpen adalah cerita pendek yang habis dibaca dalam sekali duduk. Biasanya yang ada di benak pembaca adalah apa temanya, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasanya. 5. Metode cooperative integrated, reading and composition adalah metode pembelajaran khusus mata pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran mengidentifikasi penokohan pada teks kumpulan cerpen dengan menggunakan metode cooperative integrated, reading and composition adalah salah satu proses kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa lebih aktif, kreatif, dan berpikir kritis dalam mengidentifikasi suatu penokohan dengan cara mentitikberatkan pada proses penemuan dengan objek identifikasinya berupa teks kumpulan cerpen. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mencoba

9 melaksanakan penelitian pada siswa kelas IX SMPN 19 Bandung tahun pelajaran 2015/2016.