MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN TEACHING GRANT P3AI-TPSDP BATCH III

PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH Ima Normalia Kusmayanti (Dikompilasikan dalam tugas Sociolinguistics -2003)

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA BERBASIS ICT. Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. * )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Rubrik untuk Menilai Soft Skills

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Merinda Solikhah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING ASPEK PENGUCAPAN DENGAN METODE STRESSING AND INTONATION DRILLING DI KELAS VIII F TAHUN PELAJARAN 20014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

P-ISSN: X E-ISSN:

TEKNIK PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ILMIAH 1. Oleh Kastam Syamsi FBS Universitas Negeri Yogyakarta

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MENULIS KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA BAGI ANAK TUNALARAS

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN TASK BASED LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui proses belajar mengajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa asing, diantaranya bahasa ibu pembelajar, lingkungan sosialnya, dan pembelajar itu sendiri sebagai seorang individu. Faktor terakhir ini merupakan factor terpenting, karena setiap pembelajar memiliki strategi masing-masing dalam belajar. Tujuan mempelajari bahasa asing adalah untuk menguasai empat keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang sulit untuk diadaptasi dibandingkan keterampilan lainnya. Kita dapat memaklumi kesalahan dalam bahasa lisan, karena terkadang kita masih dapat menangkap pesan pembicaraan. Namun kesalahan dalam bahasa tulis merupakan sesuatu yang tidak bisa dimaklumi oleh penutur asli. Dengan kata lain bahasa tulis harus selalu tersampaikan dengan baik dan benar. Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut bukan sekedar menguasai materi yang hendak diberikan, tetapi juga mampu untuk membuat pembelajar bisa memperoleh keterampilan yang menjadi tujuan pembelajaran. Oleh karena itu terkadang guru dituntuk untuk menggunakan metode atau model-model pembelajaran, media dan alat pendukung lain agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Banyak sekali model pembelajaran menulis yang bisa diaplikasikan untuk meningkatkan kemampuan menulis pembelajar. Salah satunya adalah model menulis kolaboratif. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan konsep model menulis kolaboratif sebagai sebuah inovasi dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis pembelajar dan bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran di kelas. 1

II. PEMBAHASAN Model Pembelajaran Dahlan dalam Hardini (2006:52) menyatakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran maupun setting lainnya. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah konsep perencanaan pengajaran dalam upaya pencapaian tujuan belajar pembelajar. Maka dari itu model pembelajaran yang baik itu adalah model yang mempertimbangkan pembelajar sebagai publik sasarannya, dan tujuan yang ingin dicapainya. Dengan kata lain tidak hanya berdasarkan pada aspek teoritisnya saja, tetapi mempertimbangkan juga kebutuhan nyata pembelajar selama proses belajar berlangsung. Pada dasarnya ada beberapa hal dan tahapan-tahapan empirik yang perlu diperhatikan dalam penyusunan model pembelajaran yang baik, dari mulai tahap identifikasi masalah sampai pengujian empirik terhadap model tersebut. Namun, model yang baik tidaklah selalu berhasil, karena keberhasilan sebuah model pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dalam proses pengajaran. Faktor-faktor ini antara lain pengajarnya itu sendiri, sikap dan motivasi pembelajar. Tingkat inovasi dalam penyusunan model pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi pembelajar selama proses belajar mengajar berlangsung. Keterampilan Menulis Menulis merupakan keterampilan komunikasi yang harus dipelajari. Berbeda Dengan berbicara, kita dapat mempelajarinya secara otodidak, misalnya dengan meniru kata-kata yang kita dengar kemudian meniru cara orang-orang di sekitar kita berbicara. Ketika berbicara berhadap-hadapan dengan lawan bicara, kita dapat berkomunikasi dengan berbagai cara. Lawan bicara kita akan dengan mudah menangkap pesan komunikasi dari intonasi, volume, dan bahkan bahasa tubuh 2

kita. Tetapi dalam menulis, kita tidak dapat menggunakan itu semua, maka dari itu apa yang dituliskan harus benar-benar jelas sehingga pesan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik. Azies dan Alwasilah (2002: 130) menyatakan bahwa dalam pengajaran menulis, kita harus mempertimbangkan beberapa hal seperti organisasi kalimat ke dalam paragraf, bagaimana paragraf-paragraf tersebut digabungkan, dan pengaturan gagasan ke dalam wacana yang dipadu. Adapun komponen-komponen bahasa tulisan dalam sebuah wacana adalah sebagai berikut: (1) ejaan, (2) kata dan makna, (3) struktur kata, (4) struktur kalimat, (5) struktur paragraf, (6) gaya bahasa, dan (7) ragam bahasa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan ini adalah model menulis kolaboratif. Model Menulis Kolaboratif Menulis kolaboratif merupakan salah satu model hasil pengembangan dari konsep pembelajaran kolaboratif. Tinzmann (2004) berpendapat bahwa pembelajaran kolaboratif memiliki empat karakteristik: (1) shared knowledge, (2) shared authority, (3) teachers as mediator, (4) heterogeneous grouping of students. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari pembelajaran kolaboratif adalah saling berbagi antara pengajar dan pembelajar baik dalam hal pengetahuan maupun wewenang di dalam kelas. Model ini merupakan juga bagian dari pendekatan proses dalam menulis. Seperti yang dinyatakan oleh Risigner dalam Gunawan (2001:36) bahwa terdapat dua pendekatan dalam menulis, yaitu pendekatan proses dan pendekatan produk. Alwasilah (1998:1) memandang bahwa pendekatan proses merupakan pendekatan yang dapat dianggap sebagai pendekatan mutakhir yang sangat relevan dengan peranan menulis dalam konteks akademis. Perbedaan utama antara keduanya adalah pendekatan produk lebih berfokus pada form tekstual dengan lebih mengajarkan tata bahasa, analisis kesalahan, atau menkombinasikan kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk. Di samping itu pembelajar di ajarkan untuk menulis dengan meniru model yang sudah ada. Hal ini mengabaikan aspek kognitif dalam menulis (Kern dalam Hikmat & Masyukroh 2006:2). Sedangkan pendekatan proses berfokus pada proses menulis. Cumming dalam Reid (1993) menyatakan bahwa menulis adalah negosiasi makna antara penulis dan pembaca yang melibatkan proses 3

berkesinambungan mulai dari rancangan sampai pada proses revisi. Menurutnya menulis kolaboratif dilakukan dalam tiga tahap, yaitu prewriting, drafting, dan revising. Dalam tahap prewriting, siswa mengeluarkan ide untuk menemukan topik yang akan mereka tulis untuk kemudian mereka merancang sebuah tulisan. Proses ini akan mengembangkan kemampuan siswa untuk menuangkan gagasannya ke dalam tulisan. Di sini mereka bisa dibagi ke dalam kelompok kecil untuk berdiskusi yang akan membantu mereka mendapatkan ide dan umpan balik. Setelah itu mereka membuat draft-draft tulisan (drafting) yang kelak akan mereka revisi. Pada fase ini mereka saling menukar draft tulisan dan membacanya. Setelah saling menukar, mereka saling merevsi draft temannya (revising). Di sinilah peran guru bermain untuk memberikan aturan dasar dalam proses revisi, misalnya dengan menentukan apa-apa saja yang harus dikomentari atau direvisi. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Shih dalam Brown (2001:335), dia mengatakan bahwa proses menulis terdiri dari beberapa langkah. Pertama pengajar harus membantu siswa untuk memahami proses menulis mereka sehingga mampu menemukan strategi yang sesuai. Selanjutnya, pembelajar diberi waktu yang cukup untuk menulis dan merevisi tulisannya. Kemudian, pengajar harus memberi kesempatan pada pembelajar lain untuk memberikan umpan balik sehingga siswa tidak hanya mendapat umpan balik dari gurunya melainkan juga dari teman-temannya. Dengan demikian siswa diharapkan dapat belajar mandiri. Model menulis kolaboratif ini telah banyak digunakan dalam dekade terakhir. Dengan model ini maka interaksi antar pembelajar menjadi meningkat. Duin dalam Haley (1999) menyatakan bahwa dalam proses menulis, pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan kesadaran diri dan kepercayaan diri pembelajar. Dalam model ini, evaluasi yang dilakukan adalah dengan penilaian portofolio untuk menilai apa yang pembelajar pelajari selama proses penulisan, kemudian bagaimana kualitas produk yang dihasilkan, dan apakah pembelajar masih perlu belajar menulis lagi. Evaluasi dilakukan oleh teman sebaya dan pengajar secara terus menerus selama proses penulisan. Idealnya pembelajar belajar mengevaluasi diri sendiri melalui evaluasi orang lain yang diperoleh selama kolaborasi. 4

III. KESIMPULAN Menulis kolaboratif dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif dalam membuat tulisan dan mengubah egosentris menjadi kesadaran akan adanya pembaca sehingga mereka lebih memperhatikan strategi untuk memperbaiki tulisannya. Penggunan model ini pun dapat membantu pembelajar untuk menulis dengan lebih mudah karena dalam proses menulis, mereka melakukannya bersama-sama untuk saling bertukar informasi dan memberikan respon untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Biar bagaimanapun, menulis merupkan sebuah aktivitas yang tidak mudah bagi pembelajar. Memproduksi beberapa tulisan mungkin akan menjadi aktivitas yang membosankan bagi mereka. Untuk itu kreativitas pengajar diperlukan untuk lebih meningkatkan motivasi pembelajar dalam penerapan model pembelajaran ini di kelas, misalnya dengan menyuruh pembelajar menggabungkan semua tulisan-tulisannya menjadi sebuah buku di mana mereka bisa berkreasi dari segi lay out di setiap halaman tulisan dan sampul buku yang mereka disain sendiri. Dilihat dari segi inovasinya, model ini merupakan inovasi semu karena hanya bersifat pengembangan dari teori pembelajaran kolaboratif. Namun seiring kemajuan teknologi, kita masih bisa untuk berinovasi dalam penggunaan model ini. Misalnya kita menggunakan media lain, tidak hanya sekedar kertas tulisan, seperti fasilitas e-mail. Penilitian yang dilakukan Hardini (2006) menunjukan bahwa penggunaan model menulis ini melalui media e-mail memiliki kelebihan dan kekurangan yang cukup signifikan. IV. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A.Chaedar. 1998. Intellectuals Lack Writting Skills dalam Language, culture, and education: a portrait of contemporary Indonesia. 2001. Bandung: CV. Andira. Azies, Furqanul & Awasilah, Chaedar. 2002. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. Brown, Douglas, H. 2001. Teaching by Principles: An Interctive Approach to Language Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc. 5

Gunawan, Iwan. D. 2002. Pengajaran Menulis Kolaboratif di Kelas EFL: Studi Kualitatif di Jurusan Bahasa Inggris Universitas Pasundan Bandung, dalam Revitalisasi Pendidikan Bahasa: Mengungkap Tabir Bahasa dalam Peningkatan SDM yang kompetitif. 2002. Bandung: CV Andira. Halley, Darryl E. 1999. Collaborative Writing: Some Late 20 th Century Trends. East Tennesse State University. Hardini, Tri Indri. 2006. Penilaian Kemampuan Menulis Mahasiswa dengan Model Writing Workshop Melalui Internet dalam Jurnal Bahasa dan Sastra. Bandung: FPBS UPI. Hikmat, Mauly & Masyukroh Qanitah. 2006. Peningkatan Kemandirian dan Kemampuan Mahasiswa dalam Mata Kuliah Essay Writing dengan Menggunakan Metode Pembelajaran kolaboratif. [on line]. Tersedia: http://www.ums.ac.id/qac/files/collaborative_learning.pdf [8 November 2007]. Reid, Joy.M. 1993. Teaching ESL Writting. New Jersey: Prentice Hall Regents. Tinzmann, M.B. et all. 1990. What is The Collaborative Clasroom. [on line]. Tersedia: http://www.ncrel.org/sds/rpl_esys/collab-htm-88k- [9 Januari 2004]. 6