Perancangan Inverter Satu Fasa PWM dengan Teknik Eliminasi Harmonisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

BAB II LANDASAN TEORI

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 127 Vol. 4, No. 2 : , Agustus 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Materi 5: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI.

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

ELIMINASI HARMONIK GUNA PERBAIKAN BENTUK GELOMBANG KELUARAN TEGANGAN INVERTER

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

MAKALAH PENGUAT DAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

Elektronika Lanjut. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO. Konverter DC AC

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

PENGATURAN ARUS KOMPENSASI UNTUK PEMBEBANAN NONLINIER PADA SISTEM FILTER AKTIF TIGA FASE

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA

Desain dan Analisis Inverter Satu Fasa dengan Menggunakan Metode SPWM Berbasis Arduino

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Transkripsi:

Perancangan Inverter Satu Fasa PWM dengan Teknik Eliminasi Harmonisa Barqie Tauhid Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak E-mail : Bar_thd@yahoo.com/ barqie007@gmail.com Abstract - Today, the development of technology continues to increase, it is seen more and more electronic equipment used in everyday use, one of them in the realm of science electrical energy conversion, ie the inverter. Inverters are variable voltage electrical appliance which can change DC power into AC power. There have been many studies conducted in order to obtain an output voltage of the inverter is sinusoidal wave. However, a new technique in rigorous academics UNTAN not been realized in the form of real inverter device. Harmonic elimination technique is a signal processing technique to get the inverter switching pattern in order to obtain the maximum output waveform THD sinusodal and minimum values. With the combination of the control signal generating circuit and microcontroller AT89S52 LC filter, the inverter output is expected to have a sinusoidal waveform. From the results of the testing that has been done, harmonic elimination technique can be used to obtain a sinusoidal voltage with a total harmonic distortion is 9.1%. Keywords - Inverter, Harmonic Elimination technique, the control signal generating circuit microcontroller AT89S52, LC Filters 1. Pendahuluan Dalam lingkup ilmu konversi energi listrik, dikenal sebuah konverter DC-AC yang biasa disebut inverter. Inverter merupakan perangkat statis yang tidak memakai komponen bergerak dalam proses konversi tegangan listrik. Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dari sebuah inverter, dibutuhkan tegangan keluaran yang sinusoidal dan total distorsi harmonik minimal. Efisiensi yang tinggi dari sebuah inverter akan mempengaruhi tegangan output inverter. Tegangan output inverter yang ideal yaitu tegangan yang mempunyai gelombang sinusoidal murni (pure sine wave). Terdapat berbagai macam metode pengaturan inverter yang dilakukan dalam rangka perbaikan unjuk kerja sistem inverter. Dari penelusuran literatur, metoda pengaturan PWM adalah salah satu metoda yang telah terbukti baik. Pengaturan PWM diimplementasikan dalam bentuk pembangkit sinyal pulsa. Macam-macam analisis teknik pembangkitan pulsa PWM dengan algoritma yang berbeda-beda telah dilakukan. Salah satu metode yang baru dan sedang diteliti oleh beberapa peneliti adalah teknik eliminasi harmonisa. Teknik eliminasi harmonisa atau dapat disebut juga sebagai Harmonic Elimination of PWM merupakan teknik dalam meminimalisir kadar harmonisa pada tegangan keluaran inverter. Pada dasarnya teknik ini merupakan perpaduan antara efisisensi dan kualitas inverter untuk mencapai pola penyaklaran dengan total distorsi harmonisa yang sangat rendah. 2. Landasan Teori 2.1 Inverter Inverter adalah sebuah perangkat peubah listrik yang dikenal memiliki kemampuan untuk merubah listrik bertegangan DC menjadi listrik bertegangan AC dengan nilai frekuensi yang dapat diatur. Inverter pada umumnya digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor AC. Selain untuk mengendalikan kecepatan motor AC, inverter juga digunakan sebagai catu daya AC, dan berbagai macam kebutuhan lainnya. Sebuah inverter dikatakan bersifat ideal apabila tegangan DC yang masuk bebas dari ripple serta tegangan yang keluar dari inverter berbentuk gelombang sinusoidal murni. 2.2 Inverter PWM Satu Fasa Jembatan Penuh Inverter PWM satu fasa adalah inverter satu fasa yang menggunakan teknik penyaklaran PWM. Pulse Width Modulation merupakan proses perubahan sinyal sebuah gelombang dengan pengaturan besar kecilnya lebar pulsa gelombang.

PWM dapat dikatakan suatu teknik manipulasi dalam pengolahan sinyal gelombang yang menggunakan prinsip pensaklaran, yaitu pengaturan sinyal gelombang dalam keadaan on dan off. Inverter PWM satu fasa dapat diwujudkan dengan bipolar switching dan unipolar switching. Bipolar switching merupakan keadaan penyaklaran yang mengalami keadaan pulsa bertegangan positif dan negatif. Sedangkan unipolar switching dapat didefinisikan keadaan penyaklaran yang memiliki keadaan pulsa bertegangan positif, negatif, dan nol. Gambar 2.1 dan 2.2 merupakan Bipolar Switching Scheme dan Unipolar Switching Scheme. THD =.. (2.1) V THD = Dimana: V 1 V h I 1 I h h V (2.2) = Tegangan dasar = Tegangan harmonisa = Arus dasar = Arus harmonisa = Orde harmonisa Gambar 2.1 Bipolar Switching Scheme Gambar 2.2 Unipolar Switching Scheme 2.3 Harmonisa Harmonisa dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai suatu komponen sinusoida dari suatu perioda gelombang yang mempunyai satu frekuensi yang merupakan kelipatan bulat dari gelombang fundamental (Novi Gusnita,2007). Jika frekuensi fundamentalnya f o maka frekuensi harmonik orde ke n adalah n x f o. (Asnil, 2009). Harmonisa tegangan keluaran inverter dapat ditentukan bila persamaan matematik dari tegangan keluaran inverter telah ditentukan. Persamaan ini didapat dengan menguraikan bentuk gelombang tegangan dengan menggunakan deret Fourier (Agus.S, 1988). Perbandingan nilai komponen harmonik dengan komponen fundamental biasanya dinyatakan dalam persen, indeks ini disebut dengan THD (Total harmonic Distortion). THD biasanya digunakan untuk menyatakan penyimpangan bentuk gelombang yang mengandung harmonik terhadap gelombang sinusoidal murni dalam satu periode. 2.4 Mikrokontroller AT89S52 Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang dapat digunakan untuk mengendalikan suatu sistem, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks. AT89S52 merupakan mikrokontroler 8051 standar yang mempunyai 40 kaki yang bisa dikemas dalam bentuk DIP atau PLCC44 dengan 32 kaki dipakai untuk port-port multiguna, kaki untuk sumber tegangan, Kristal, dan kaki-kaki untuk kendali (pembacaan memori). 2.5 Transistor Sebagai Sakelar Aplikasi transistor tidak hanya dibatasi pada penguatan sinyal saja. Tetapi dapat juga diaplikasikan sebagai sebuah saklar (switch) pada komputer atau peralatan kontrol lainnya. Gambar 2.3.c menjelaskan saat transistor berada dalam kondisi saturasi, berarti transistor tersebut merupakan saklar tertutup dari kolektor ke emitor. Jika transistor berada dalam kondisi cut off berarti transistor seperti sebuah saklar yang berbuka seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.b Gambar 2.3 (a) Rangkaian Transistor Sebagai Saklar; (b) Transistor Dalam Kondisi Cut Off; (c) Transistor Dalam Keadaan Saturasi Sumber: Transistor Datasheet Gambar 2.3a memperlihatkan prinsip kerja transistor sebagai saklar. Saat Vbb mengalir di kaki basis transistor, maka sambungan basis-emitor menjadi tertutup yang mengakibatkan transistor

berada dalam kondisi saturasi sehingga arus kolektor (Ic) mengalir menuju kaki kolektor transistor. Sebaliknya jika tidak ada Vbb yang mengalir di kaki basis transistor, maka sambungan basis-emitor tetap terputus yang mengakibatkan transistor berada dalam kondisi cut off sehingga arus kolektor (Ic) tidak bisa mengalir. Berdasarkan prinsip kerja tersebut, maka switching transistor dapat digunakan sebagai pengemudi aliran arus listrik untuk mengendalikan motor, relay, dll. Tegangan di sekitar rangkaian memberikan : V V = R. (2.3) Jika arus Ib mengalir, maka diperoleh nilai Rb sebagai berikut : R = V V. (2.4) Sedangkan Ib dapat diperoleh = βdc.. (2.5) βdc adalah besarnya penguatan arus yang dimiliki transistor = V V R..... (2.6) Jika Ic = 0 maka Vcc = Vce. Dalam keadaan ini transistor berada pada kondisi terbuka. Jika Vce = 0, maka = V R. (2.7) Arus Ic ini adalah arus kolektor saturasi yang menyebabkan transistor seperti kondisi saklar tertutup. 2.6 Rangkaian Regulator Tegangan Rangkaian regulator tegangan merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan dari sebuah catu daya. Rangkaian regulator dapat direalisasikan dalam tiga bentuk rangkaian, yaitu: [9] 1. Regulator Tegangan Seri, 2. Regulator Tegangan Paralel, Regulator Tegangan IC (Integrated Circuit). Rangkaian regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (Integrated Circuit) memiliki kelebihan lebih praktis dan tingkat kestabilan yang yang lebih baik. Fungsi fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskret, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Tabel 2.1 Spesifikasi Tegangan IC Regulator 78xx series dan 79xx series LM 78xx/79xx (series) Tegangan Output (Volt) Tegangan Input Minimal (Volt) LM 7805 LM 7905 +5-5 +7-7 LM7806 LM7906 +6-6 +8-8 LM 7808 LM 7908 +8-8 +10,5-10,5 LM7809 LM7909 +9-9 +11,5-11,5 LM7810 LM7910 +10-10 +12,5-12,5 LM7812 LM7912 +12-12 +14,5-14,5 LM7815 LM7915 +15-15 +17,5-17,5 LM7818 LM7918 +18-18 +21-21 LM7824 LM7924 +24-24 +27-27 Sumber: (datasheet LM 78xx dan LM79xx) 2.7 Rangkaian Filter LC Low pass filter merupakan kombinasi filter yang tersusun oleh komponen induktor dan kapasitor. Low pass filter atau tapis pelewat rendah digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. 3. Perancangan dan Pembuatan Alat Perancangan inverter PWM satu fasa dengan teknik eliminasi harmonisa dapat digambarkan dalam diagram blok rangkaian. Gambar berikut merupakan diagram blok inverter satu fasa yang dirancang. Gambar 3.1 Diagram Blok Inverter Satu Fasa Jembatan Penuh 3.1 Rangkaian Regulator Rangkaian regulator dalam sistem inverter PWM satu fasa ini berfungsi sebagai penurun tegangan DC. Tegangan DC yang bersumber dari baterai (aki) menghasilkan tegangan sebesar 12 volt DC. Kemudian melalui rangkaian regulator tegangan diturunkan menjadi 9 Volt DC dan 5 Volt DC. Komponen yang terdapat di dalam rangkaian ini antara lain : IC regulator, resistor, kapasitor, dan beberapa komponen tambahan seperti LED. 3.2 Rangkaian Sinyal PWM Rangkaian sinyal PWM dalam penelitian ini berfungsi sebagai kendali sistem inverter. Rangkaian ini menggunakan mikrokontroler jenis AT89s52 sebagai pembangkit pulsa. Pulsa yang dibangkitkan dirancang dari hasil simulasi penelitian sebelumnnya. Hasil simulasi inverter satu fasa dari persamaan matematis menggunakan

deret fourier dan program Pspice sebagai simulatornya. Berikut persamaan deret fourier yang didapatkan : V ( ) = 4V π sin(nwt) x [1 2 cos(nα n ),,.. + 2 cos(nα ) NPN. Rancangan h-bridge inverter ini sedikit berbeda dari yang lain. Hal itu disebabkan karena TR2 mendapatkan bias basis dari TR3. Sama seperti TR2, TR4 juga mendapatkan bias basis dari TR1. 2 cos(nα )]... (3.1) Persamaan untuk menentukan switching angle yang belum diketahui adalah : M 1 2 cos(α ) + 2 cos(α ) 2 cos(α ) = m (3.2) 1 2 cos(5α ) + 2 cos(5α ) 2 cos(5α ) = 0.. (3.3) 1 2 cos(7α ) + 2 cos(7α ) 2 cos(7α ) =. (3.4) V..... (3.5) 4V π Perancangan rangkaian sinyal PWM menggunakan rangkaian mikrokontroler. Rangkaian sistem minimum diprogram untuk menghasilkan sinyal clock sesuai yang diinginkan. Sinyal diatur dengan waktu nyala dan waktu tunda sesuai dengan metode teknik eliminasi harmonisa. Program hasil perhitungan untuk sinyal pemicu inverter dapat di rangkum dalam flowchart sebagai berikut : Gambar 3.5 Rangkaian H-Bridge inverter 3.4 Rangkaian Filter Rangkaian filter ini sangat sederhana karena hanya terdiri dari komponen L, (induktor) dan C, (kapasitor) yang terhubung dengan R, (beban). Tegangan keluaran inverter yang berbentuk gelombang tegangan AC kotak-kotak dari hasil simulasi diubah oleh rangkaian filter kombinasi komponen induktor dan kapasitor. Rangkaian filter LC disini berfungsi sebagai penyaring inverter satu fasa jembatan penuh agar gelombang keluaran mendekati sinusoidal. 4. Pengujian dan Analisis 4.1 Pengujian Power Supply Pengujian power supply pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan power supply yang terdapat pada baterai (aki). Tegangan baterai yang tertulis ialah sebesar 12 volt. Sedangkan tegangan baterai yang terukur pada saat pengujian adalah sebesar `11,85 volt. 4.2 Pengujian Rangkaian Regulator Pengujian rangkaian regulator pada penelitian ini bertujuan untuk memastikan keluaran rangkaian regulator sesuai dengan nilai yang tertulis pada ic regulatornya. Pengukuran pada Ic regulator dengan nilai indikator tegangan 9 volt menunjukkan hasil 9,11 volt, sedangkan Ic regulator dengan nilai indikator tegangan 5 volt sebesar 5,04 volt. Gambar 3.4 Flowchart program sinyal pemicu 4.3 Pengujian Sinyal Kendali Inverter Sinyal kendali inverter didapatkan dari keluaran mikrokontroler melalui port 2.0 dan 2.1. Pengukuran dilakukan menggunakan osiloskop digital. Sinyal kendali inverter berjumlah dua sinyal untuk mendapatkan gelombang sinusoidal. 3.3 Rangkaian Inverter Jembatan Penuh Inverter ini dirancang memiliki 4 transistor sebagai sakelar utama, 2 transistor jenis PNP dan 2

harmonisa yang ada pada keluaran inverter yang telah melalui filter. Hasil pengukuran dapat dilhat pada gambar 4.4-4.9. Gambar 4.1 hasil pengukuran tegangan keluaran pada pin 2.0 dan 2.1 mikrokontroler dengan osiloskop digital 4.4 Pengujian Output Inverter Pengujian output inverter meliputi pengujian dan pengukuran tegangan, arus, harmonisa tegangan dengan tetapan beban 100 Ω. Dari pengujian keluaran inverter tanpa filter didapatkan keluaran gelombang dan harmonisa tegangan sebagai berikut: Gambar 4.4 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 50 mh, C = 30 µf, dan R= 100 Ω Gambar 4.5 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 50 mh, C= 65 µf, dan R= 100 Ω Gambar 4.2 Hasil Tegangan Output Inverter tanpa Filter (Pengukuran dengan Osiloskop Digital) Gambar 4.6 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 50 mh, C= 100 µf, dan R= 100 Ω Gambar 4.3 Hasil pengukuran harmonisa keluaran inverter tanpa filter dengan tahanan 100 ohm 4.5 Pengujian Output filter dan harmonisa Proses pengujian rangkaian inverter satu fasa jembatan penuh dengan filter memiliki ragam pengujian. Pengujian dilakukan dengan mengganti nilai L dan C. Pada pengujian inverter menggunakan filter ini digunakan Power analyzer sebagai media ukur. Penggunaan power analyzer ditujukan agar dapat mengetahu kandungan Gambar 4.7 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 100 mh, C= 30 µf, dan R= 100 Ω

Gambar 4.8 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 100 mh, C= 65 µf, dan R= 100 Ω Gambar 4.9 Tegangan dan harmonisa inverter dengan L = 100 mh, C= 100 µf, dan R= 100 Ω 5. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode teknik eliminasi harmonisa ini dapat menghilangkan harmonisa dalam orde rendahnya, yaitu harmonisa orde ketiga dan kelima sebelum melewati filter. 2. Mikrokontroler terbukti baik dapat digunakan sebagai pembangkit sinyal kendali inverter karena memiliki kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam proses switching dengan nilai error berkisar 0-15 % dalam waktu milisekon. 3. Rangkaian filter LC terbukti sangat baik digunakan untuk menyeleksi gelombang berfrekuensi tinggi dengan nilai THD berkisar 9-15%. 5. Jamal A. Mohammed. 2008. Optimum Solving SHEPWM Equations for Single Phase Inverter Using Resultant Method. Journal Engineering & Technology. Vol. 26, No.6. 6. P. Gani Raju dan N. Veda Kumar. 2009. A Strategy For Harmonic Reduction Using Complete Solution. International Journal of Recent Trends in Engineering, Vol.2, No.8. 7. Rashid, Muhammad H. 1993. Power Electronics Circuits, Devices, and Applications, Second Edition. London. Prentice-Hall International, Inc. 8. S, Wasito. 2006. Vademekum Elektronika Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 9. Sugiyono, Agus. 1988. Teknik Penghilangan Harmonisa Pada Inverter Satu Fasa Dengan Mikroprosesor Sebagai Pembangkit Sinyal Kendali. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung. 10. Surjono, Herman Dwi. 2009. Elektonika Lanjut. Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif. 11. Usman. 2008. Teknik Antarmuka + Pemrograman Mikrokontroler AT89S52. Yogyakarta: CV Andi Offset. Biografi Barqie Tauhid, dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat, pada tanggal 8 Mei 1989. Menempuh pendidikan sarjana teknik di Universitas Tanjungpura sejak tahun 2007, jurusan elektro, program studi teknik elektro. Referensi 1. Agrawal, Jai P. 2001. Power Electronic Systems Theory and Design.., Upper Saddle River, New Jersey, USA: Prentice- Hall, inc. 2. Asnil. 2009. Harmonik Pada Inverter. Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi. Vol. 10, No.2. 3. Ayong Hiendro. 2011. Multiple Switching Pattern for SHEPWM Inverter Using Differential Evolution Algorithms..International Journal of Power Electronics and Drive System. Vol.1, No.2. 4. Harjono, D. 1997. Prototipe Inverter Transistor Tiga Fasa Dengan Teknik Modulasi Lebar Pulsa (PWM) Sinus. Pontianak: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Pontianak, 7 Agustus 2014 Pembimbing Utama Ayong Hiendro, ST., MT NIP. 19691101 199702 1 001