Uropathogen and Antibiotics Resistant Pattern of Bacteria Isolated from Urine of Uranary Tract Infection Patients in RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Pola Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotik pada Pasien Unit Perawatan Intensif Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN POLA SENSITIVITASNYA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JULI 2005-JUNI 2006

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

ABSTRAK. Lingkan Wullur, 2009; Pembimbing I : Penny S. M, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra., Apt., DMM., MS.

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

MEDIA MEDIKA INDONESIANA

POLA KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

POLA KUMAN PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INTENSIF. RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

: NATALIA RASTA MALEM

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI

DISTRIBUSI DAN POLA KEPEKAANENTEROBACTERIACEAE DARI SPESIMEN URIN DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PERIODE JANUARI JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

ALUR GYSSEN Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. dalam morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Data World

SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci : ICU, pola kepekaan, pola mikroba, pola kuman, antibiotik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA KUMAN DAN SENSITIVITAS ANTIMIKROBA PADA INFEKSI SALURAN KEMIH. SYAFADA, FENTY Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASES-PRODUCING ESCHERICHIA COLI

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

POLA RESISTENSI Staphylococcus

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

SKRIPSI SOFIA ADHITYA PRADANI K Oleh :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI INFEKSI MULTIDRUG-RESISTANT ORGANISMS (MDRO) PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI BANGSAL NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit. Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem nafas

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 2) UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung

IDENTIFIKASI BAKTERI DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUD JAMBI ABSTRAK

SKRIPSI POLA KUMAN DAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH SAKIT PREMIER SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif. yang normalnya hidup sebagai flora normal di sistem

Pasien kritis adalah pasien dengan kondisi

BAB I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. Enterobacteriaceae merupakan patogen yang dapat menyebabkan infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA SEPSIS BAYI DI RUANG PICU DAN NICU RUMAH SAKIT X PERIODE AGUSTUS 2013-AGUSTUS 2015

Pola Mikroba Pasien yang Dirawat di Intensive Care Unit RSUP Sanglah Denpasar serta Kepekaannya Terhadap Antibiotik pada Agustus Oktober 2013 ABSTRAK

Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

ANGKA KEJADIAN KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENYANDI KLEBSIELLA PNEUMONIAE CARBAPENEMASE PADA PASIEN INFEKSI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

Pola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi dari berbagai spesimen klinis

PANDUAN PENGENDALIAN MULTIDRUG- RESISTANT ORGANISM (MDRO)

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-nya, skripsi ini

PROFIL BAKTERI, RESISTENSI ANTIBIOTIK DAN ANALISA GAS DARAH PADA PENDERITA PENYAKIT PARU DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

Pola Resistensi Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum di Instalasi Perawatan Neonatus RSUD Arifin Achmad Riau

PORGRAM NASIONAL STANDAR 4 PENYELENGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

PETA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

Resistensi Kuman Terhadap Antibiotika pada Kasus Infeksi Anak

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

Pola Kuman Terbanyak Sebagai Agen Penyebab Infeksi di Intensive Care Unit pada Beberapa Rumah Sakit di Indonesia

POLA KUMAN PENYEBAB BAKTEREMIA PADA NEONATUS DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUP H

PERBANDINGAN PROFIL PASIEN YANG TERPAPAR BAKTERI Staphylococcus haemolyticus DAN Escherichia coli PADA SPESIMEN URIN DI RSUD DR.

Ringkasan dalam bahasa Indonesia (Indonesian summary)

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR RISIKO TERKAIT PERAWATAN MEDIS INFEKSI OLEH BAKTERI PENGHASIL EXTENDED-SPECTRUM BETA-LACTAMASE (ESBL) DI RSUP DR.

UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN SEMARANG 2006

4. HASIL. Tabel 4.1. Jumlah isolat dari Bangsal Bedah RSUPNCM tahun No Kode Organisme Jumlah Isolat eco Escherichia coli

Acinetobacter baumannii Sensitivity Trends against Aminoglycoside at ICU and Non ICU Units in Dr. Moewardi Hospital

Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

EMPERICAL TREATMENT ANTIBIOTIC IN CRITICAL ILLNESS. A. Guntur H.

Pola bakteri aerob dan kepekaan antibiotik pada otitis media supuratif kronik yang dilakukan mastoidektomi

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN NAFAS BAWAH DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI

GAMBARAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Di RSUD ABDUL WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA BULAN FEBRUARI-MARET 2016

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Jaka Kurniawan 1, Erly 2, Rima Semiarty 3

UNIVERSITAS INDONESIA

Demam neutropenia adalah apabila suhu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif. berbentuk batang. Enterobacter sp.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Uropathogen and Antibiotics Resistant Pattern of Bacteria Isolated from Urine of Uranary Tract Infection Patients in RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Noorhamdani Lab/SMF Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Abstract Urinary tract infection is frequently occur in hospital. The most common bacteria isolated from the urine specimens is rod Gram negative, especially Escherichia coli. There is a dinamic pattern of bacteria and drug susceptibility. The aims of this study is to analyze the bacteria and susceptibility against antibiotics pattern among the bacteria isolated from urine which were examine at clinical Microbiology Laboratory of RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. This study is a descriptive research which retrieved data from the laboratory directory in 2012. There were 573 (37.8%) positive culture results documented out of 1518 specimens received. Gram negative rod bacteria were dominated, especially Escherichia coli 163 (28%). Other bacteria are Staphylococcus coagulase negative (SCN) 72 (13%), Enterobacter gergoviae 53 (9%), Klebsiella pneumoniae 43 (8%), Salmonella arizonae 25 (4%), Pseudomonas aeruginosa 19 (3%), Serratia marcescens 16 (3%), Acinetobacter lwoffii 16 (3%), Acinetobacter baumannii 15 (3%), and Klebsiella oxytoca 15 (3%). Susceptibility test was shown that Gram positive bacteria (SCN) and Gram negative bacteria (Escherichia.coli; Pseudomonas aeruginosa) are not susceptible to beta-lactam group, chloramphenicol, tetracycline, doxycycline, cotrimoxazole, and quinolone (except Pseudomonas aeruginosa). The 1

isolates were shown more than 60% susceptible to fosfomycin, carbapenem and aminoglycoside. This bacterial and susceptibility against antibiotic patterns is useful for empirical treatment of the urinary tract infection in our hospital. Key words: Bacterial pattern, antibiotics resistant, urinary tract infection. Intisari Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang banyak dijumpai di rumah sakit. Isolat yang sering dapat diisolasi dari spesimen urin adalah batang Gram negatif, terutama Escherichia coli. Seiring dengan perjalanan waktu dan perbedaan tempat, kemungkinan akan terjadi perubahan pola bakteri dan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola bakteri dan resistensi terhadap antibiotik dari isolat berasal dari spesimen urin penderita yang diterima di Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSUD dr Saiful Anwar Malang. Dengan telah diketahuinya pola bakteri dan resistensi antibiotik, dapat membantu para klinisi dalam memberikan pengobatan yang tepat, akurat dan bijak kepada penderita ISK. Metode penelitian dilakukan secara diskriptif dengan mengambil data pemeriksaan spesimen urin yang diperiksa di Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSSA tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan jumlah spesimen urin yang diperiksa sebanyak 1518 dan yang memberikan kultur positif 573 (37,8%). Isolat terbanyak masih didominasi oleh bakteri batang Gram negatif, terutama Escherichia coli 163 (28%), disusul berturut-turut Staphylococcus coagulase negative (SCN) 72 (13%), Enterobacter gergoviae 53 (9%), Klebsiella pneumoniae 43 (8%), Salmonella arizonae 25 (4%), Pseudomonas aeruginosa 19 (3%), Serratia marcescens 16 (3%), Acinetobacter lwoffii 16 (3%), Acinetobacter baumannii 15 (3%), dan Klebsiella oxytoca 15 (3%). Hasil resistensi menunjukkan bahwa bakteri Gram positif (SCN) dan Gram negatif (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa) telah resisten terhadap antibiotik golongan beta-laktam, 2

chloramphenicol, tetracycline, doxycycline, cotrimoxazole, quinolone (kecuali Pseudomonas aeruginosa). Sensitivitas isolat tersebut rata-rata masih diatas 60% terhadap antibiotik golongan fosfomycin, carbapenem dan aminoglycoside. Dengan diketahui pola bakteri dan resistensi antibiotik terhadap isolat dari urin penderita infeksi saluran kemih, diharapkan bisa menjadi pedoman empirik dalam pengobatan infeksi khususnya ISK, sehingga penggunaan antibiotik memberikan hasil optimal. Kata kunci: Pola bakteri, Resistensi antibiotik, Infeksi Saluran Kemih. Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang banyak dijumpai di rumah sakit. Isolat yang sering dapat diisolasi dari spesimen urin adalah batang Gram negatif, terutama Escherichia coli. Seiring dengan perjalanan waktu dan perbedaan tempat, kemungkinan akan terdapat perbedaan pola bakteri dan resistensi antibiotik (Emine et al., 2011). Meningkatnya penggunaan antibiotik yang dilakukan secara tidak rasional, cenderung akan meningkatkan resistensi antibiotik terhadap bakteri dan berakibat waktu perawatan yang lama, sehingga meningkatkan biaya pengobatan (Mohanty et al., 2004). Penyebaran bakteri patogen-resistens antibiotik tersebut menjadi problem dalam pengobatan infeksi (Nataraj et al, 2003; Emine et al., 2011). Untuk itu diperlukan pemilihan antibiotik yang tepat berdasarkan pengetahuan pola bakteri dan kepekaannya terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola bakteri dan kepekaannya terhadap antibiotik. Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para klinisi dalam memberikan pengobatan yang tepat dan bijak berdasar pola bakteri dan kepekaannya terhadap isolat bakteri berasal dari urin penderita infeksi saluran kemih. 3

Metode Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian retrospektif diskriptif dengan mengambil data spesimen urin di Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Malang. Prosedur identifikasi hapusan langsung dengan pewarnaan Gram. Identifikasi kokus Gram positif (KGP) dengan cara dikultur pada media agar nutrien, dilakukan uji katalase, dan uji koagulase. Sedang untuk batang Gram negatif (BGN) dilakukan uji oksidase dan kultur menggunakan media microbact system yang lazim dikerjakan di Instalasi/SMF Mikrobiologi Klinik RSSA (Microbact-Oxoid, 2005). Uji kepekaan antibiotik menggunakan cara disc diffusion agar (Tortora et al., 1998). Pada penelitian ini tidak dikerjakan pemeriksaan bakteri anaerob, virus dan parasit. Hasil dan Pembahasan Spesimen Selama kurun waktu tahun 2012 spesimen urin yang diperiksa di Instalasi/ SMF Mikrobiologi Klinik RSSA sebanyak 1518 spesimen dan didapatkan jumlah kultur urin positif sebesar 573 spesimen (37,8%). Pola Bakteri Dibandingkan tahun 2011 (Tabel 2), pola bakteri isolat urin tahun 2012 relatif tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Isolat terbanyak masih didominasi oleh bakteri batang Gram negatif yaitu dari famili Enterobacteriaceae. Batang Gram negatif yang lain adalah bakteri golongan Non fermenter seperti Pseudomonas spp. dan Acinetobacter spp. Bakteri Escherichia coli dapat diisolasi yang terbanyak, kemudian disusul berturut-turut Staphylococcus coagulase negative (SCN), Enterobacter gergoviae, Klebsiella pneumoniae, Salmonella arizonae, Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, Acinetobacter lwoffii, Acinetobacter baumannii, dan Klebsiella oxytoca ( Tabel 1 ). 4

Tabel 1 Pola Uropatogen di RSUD dr Saiful Anwar Tahun 2012 (10 bakteri terbanyak) Tabel 2 Pola Uropatogen di RSUD dr Saiful Anwar Malang Tahun 2011 Pola Resistensi Antibiotik Hasil pola resistensi antibiotik dari isolat uropatogen di tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Pada Tabel 3 tampak ketiga isolat Gram positif (SCN) dan Gram negatif (Escherichia coli dan Pseudomonas aeroginosa) telah resisten dengan antibiotik golongan beta-laktam lebih dari 60%. Bakteri SCN ada yang telah 5

resisten terhadap cefoxitin atau oxacillin (Tabel 5) yang mengindikasikan telah muncul galur Methicillin-Resistant Staphylococcus epidermidis (MRSE), suatu galur bakteri Staphylococcus epidermidis yang resistens terhadap antibiotik methicillin. Sedang pada bakteri Gram negatif hal tersebut mengindikasikan bahwa pada bakteri Gram negatif telah muncul galur Extended of Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), suatu galur bakteri yang resistens antibiotik golongan cephalosporin sampai generasi tiga dan aztreonam (Tortora et al., 1998). Tabel 3 Pola Resistensi Antibiotik Beta-Laktam terhadap SCN, E. coli dan Ps. aeruginosa 6

Tabel 4. Pola Resistensi Carbapenem, Aminoglycocide, Quinolon, Cotrimoxazole, Fosfomycin terhadap SCN, E. coli dan Ps. aeruginosa Tabel 5. Pola Resistensi Beberapa Antibiotik Lain terhadap SCN, E. coli dan Ps. aeruginosa Bakteri Staphylococcus Staphylococcus merupakan bakteri kokus Gram positif, dalam kemampuannya menghasilkan enzim coagulase terdapat 2 kelompok 7

yaitu kelompok pertama yang menghasilkan enzim coagulase disebut sebagai galur Staphylococcus Coagulase Positive(SCP). Enzim coagulase adalah suatu enzim yang mampu menggumpalkan fibrin dalam darah sehingga gumpalan fibrin yang terbentuk melindungi bakteri dari fagositosis dan sistem pertahanan tubuh hospes. Hampir semua galur patogen Staphylococcus aureus menghasilkan enzimcoagulase, sehingga galur SCP dikenal juga sebagai Staphylococcus aureus saja. Kelompok kedua yang tidak menghasilkan enzim coagulase disebut galur Staphylococcus Coagulase Negative (SCN). Galur SCN merupakan normal flora yang 90% banyak dijumpai pada jaringan kulit manusia (Tortora et al., 1998), terdiri dari Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus hominis, Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus capitis, dan Staphylococcus auricularis (Heuermann et al, 1999; Jarlov et al., 1996) dan disebut sebagai kelompok Staphylococcus epidermidis saja(tortora et al., 1998). Pada penelitian ini bakteri SCN menunjukkan resistensi terhadap oxacillin/cefoxitin sekitar 88-89%, hal ini patut diduga adanya galur Methicillin-Resistant Staphylococcus epidermidis (MRSE), yang umumnya telah resisten terhadap berbagai macam antibiotik khususnya golongan beta-lactam. Dari data Tabel 4 tampak SCN telah resisten vancomycin yang telah mencapai 71% dan ini perlu diwaspadai karena vancomycin merupakan salah satu obat antibiotik pilihan untuk pengobatan infeksi disebakan bakteri tersebut (Nataraj et al., 2003; Ki & Rotstein, 2008). Obat pilihan lain adalah Linezolid atau Teichoplanin (Nataraj et al., 2003). Keberadaan bakteri SCN dalam urin pada penelitian ini besar kemungkinan sebagai kontaminan kecuali jika secara klinis mendukung adanya infeksi. Pada umumnya bakteri SCN dapat diduga sebagai penyebab infeksi jika pada penderita ada riwayat dilakukan tindakan penggunaan kateter (Myh & Manuputty, 2010). Bakteri Staphylococcus sering menjadi masalah di lingkungan rumah sakit karena bakteri tersebut dapat dibawa oleh pasien, staf rumah sakit, pengunjung atau keluarga pasien (Tortora et al., 1998). 8

Bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa Hasil uji kepekaan antibiotik (Tabel 2) pada umumnya telah terjadi resistensi terhadap beberapa antibiotik yang mencapai diatas 60%. Kedua bakteri tersebut telah resisten terhadap berbagai macam antibiotik golongan beta-lactam. Bakteri Escherichia coli disamping telah resisten antibiotik beta-lactam juga disertai telah resisten terhadap quinolones, cotrimoxazole, tetracycline dan doxycycline, tetapi masih relatif sensitif kuat terhadap colistin, nitrofurantoin, chloramphenicol, fosfomycin, aminoglycocide dan carbapenem. Agak berbeda untuk bakteri Pseudomonas aeroginosa, disamping telah resisten terhadap antibiotik golongan beta-lactam juga telah resisten terhadap antibiotik cotrimoxazole, tetracycline, doxycycline, nitrofurantoin dan chloramphenicol, tetapi masih sensitif kuat terhadap antibiotik golongan quinolone, colistin, fosfomycin, aminoglycoside, dan carbapenam. Antibiotik kombinasi Amoxicillin/Clavulanic acid telah terjadi resistensi yang cukup tinggi 94,7 %. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa resistensinya terhadap golongan fosfomycin, aminoglycoside (amikacin, gentamicin, netilmicin) dan carbapenem (imipenem, meropenem) relatif cukup baik, diatas 60%. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian dari Kuntaman et al. (2011), yang melaporkan bahwa sensitivitas amikacin terhadap Escherichia coli (91%), Klebsiella pneumoniae (87%) dan Enterobacter spp,(90%), selanjutnya berturut-turut meropenem 100%, 96% dan 100%, fosfomycin 95%, 94% dan 86%, cefoperason-sulbactam 98%, 93% dan 100%, cefotaxim 3%, 4% dan 5%, ciprofloxacin 27%, 54% dan 43%. Merujuk pada Tabel 3 tampak telah terjadi resistensi terhadap antibiotika golongan cephalosphorine generasi ketiga yaitu cefotaxime dan ceftriaxone yang mencapai lebih dari 60%, memberikan indikasi bahwa secara fenotipik kemungkinan telah terbentuk galur bakteri Extended Spectrum of Beta Lactamase (ESBL). Antara 10% dan 60% dari famili Enterobacteriaeceaeyang diisolasi dari infeksi kulit adalah bakteri pembentuk ESBL (Mohanty et al, 2004; Jarlov et al, 1996; Simor, 2001). 9

Memperhatikan hasil penelitian ini, maka penggunaan antibiotik untuk terapi infeksi perlu dikendalikan dan dipertimbangkan dengan bijaksana, sehingga diharapkan dapat menekan laju meningkatnya bakteri Multi Drugs Resistance (MDR). Kesimpulan Pola bakteri hasil isolasi dan identifikasi dari spesimen urin penderita ISK didapatkan bakteri batang Gram negatif paling banyak ditemukan dan Escherichia coli masih menduduki tempat terbanyak, kemudian disusul berturut-turut Staphylococcus coagulase negative(scn), Enterobacter gergoviae, Klebsiella pneumoniae, Salmonella arizonae, Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, Acinetobacter lwoffii, Acinetobacter baumannii, dan Klebsiella oxytoca. Hasil pola resistensi antibiotik menunjukkan telah terjadi resistensi golongan beta-laktam, quinolon, cotrimoxazol, tetracyclin/doxycyclin, chloramphenicol diatas 60% baik terhadap bakteri Gram positif (SCN) maupun Gram negatif (Pseudomonas aeroginosa), Namun antibiotik golongan carbapenem dan aminoglycoside masih menunjukkan sensitivitas diatas 60%. Meningkatnya kasus resistensi antibiotik, maka perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan penggunaan antibiotik secara terus menerus dengan melibatkan berbagai fihak, misal dengan membentuk tim pengendalian resistensi antimikroba di setiap rumah sakit yang melibatkan tim pencegahan pengendalian infeksi, mikrobiologi klinik, komite farmasi-terapi dan farmasi. Daftar pustaka Emine A, Hakan L, Mehmet D, Andreas V. 2011. Infection control practice in countries with limited resources. Ann Clin Microbiol Antimicrob 10: 36-38. Heuermann KG, Romero JR, Abromowitch MA, Gordon BG, Gross TG. 1999. Fatal coagulase-negative staphylococci infection after bone 10

marrow transplant in a patient with persistent adverse reactions to vancomycin. J Pediatr Haematol Oncol 21: 80 81. Jarlov J, Hojbjerg T, Busch-Sorensen C et al. 1996. Coagulase-negative staphylococci in Danish blood cultures: species distribution and antibiotic susceptibility. J Hosp Infect 32: 217 227. Ki V and Rotstein C. 2008. Bacterial skin and soft tissue infections in adults: A review of their epidemiology, pathogenesis, diagnosis, treatment and site of care. Can J Infec Dis Med Microbiol 19(2):173. Kuntaman K, Santoso S, Wahjono H et al. 2011. The Sensitivity Pattern of Extended Spectrum Beta Lactamase-Producing Bacteria Against Six Antibiotics that Routinely Used in Clinical Setting. J Indon Med Assoc 61:482-486. Microbact-Oxoid, 2005.Technical Product. Wade Road, Basingstoke, Hants, RG24.8PW, UK Mohanty S, Kapil A, Dhawan B, Das BK. 2004. Bacteriological and antimicrobial susceptibility profile of soft tissue infections from Northern India. Indian J Med Sci 58: 10-15. Myh E dan Manuputty D. 2010. Pola Sensitifitas dan Resistensi Kuman Urin, Ujung Kateter dan Ujung Drain Pasien Resipient Transplantasi Ginjal di RS PGI Cikini Jakarta. Nataraj G, and Baveja S. 2003. Cutaneous bacterial infections: Changing trends in bacterial resistance. Indian J Dermatol Venereol Leprol 69:375-376. Santoso S, Noorhamdani, Sumarno dkk. 2011. Peta Kuman dan Pola Resistensi Hasil Kultur Spesimen di Lab, Mikrobiologi Klinik RSU dr. Saiful Anwar MalangTahun 2011. Buku Laporan Tahunan. Malang: Lab/SMF Mikrobiologi Klinik Fak Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Tortora GJ, Funke BR, Case CL. 1998. Microbiology An Introduction, 6th ed.california: The Benjamin/Cumming Publ, Co. Inc. Simor AE. 2001. Containing methicillin-resistant S. aureus. Surveillance, control, and treatment methods. Postgrad Med 110:43-48. 11