BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. Melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan keterampilan kerja, kesegaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada para siswa dan siswi baik di tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan yang diterima siswa disekolah memberikan dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta mengembangkan potensi-potensi yang sesuai dengan kebutuhan kehidupannya. Di dalam UU No.20 tahun 2003 pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari struktur dan muatan KTSP yang ada pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Aktivitas olahraga merupakan hal yang sangat mendasar untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar, baik sehat dari segi jasmani ataupun rohani. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani adalah melalui pendidikan jasmani dan olahraga disekolah. Olahraga terdiri atas olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, olahraga amatir, olahraga professional, dan olahraga penyandang

cacat. Antara olahraga, pendidikan, dan prestasi merupakan hal yang saling berkaitan. Di sekolah, aktifitas olahraga dilakukan melalui pendidikan jasmani yang di dalamnya mengajarkan berbagai macam gerak dasar dalam cabang olahraga seperti, permainan sepak bola, basket, voli, atletik nomor lari, lompat, dan lempar. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang sudah menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hal ini nampak jelas dengan maraknya orang melakukan olahraga sebagai sarana pengisi waktu luang, rekreasi, dan mempererat tali persaudaraan. Keberhasilan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat tidak lepas dari kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap manfaat yang diperoleh setelah melakukan kegiatan olahraga secara teratur. Olahraga mempunyai manfaat positif baik dari sudut biologis, psikologis, kebiasaan sosial, sikap dan gerak manusia. Manusia Indonesia harus memiliki kemampuan dan ketangkasan baik fisik maupun mental. Di samping kemampuan dan keterampilan lain yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dengan olahraga hal tersebut tentunya akan lebih mudah dicapai. Dengan demikian olahraga mempunyai peranan penting dalam menunjang pertumbuhan, perkembangan jasmani, sosial, mental dan emosional secara selaras, serasi dan seimbang. Pembinaan olahraga dan kesegaran jasmani dapat dilakukan baik secara formal maupun informal, salah satunya melalui sekolah.

Sekolah merupakan sarana yang tepat untuk menimba ilmu dan prestasi apabila program pendidikan di sekolah-sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Telah dimaklumi bahwa prestasi olahraga tidak dapat diciptakan dalam satu atau dua hari, akan tetapi memerlukan waktu pembinaan mulai dari usia di bangku sekolah dasar, dengan kata lain usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dibidang olahraga dalam pembinaan dan pendidikannya dilakukan sedini mungkin. Untuk mengatasi masalah itu diperlukan usaha-usaha pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga di berbagai cabang, diantaranya adalah olahraga atletik. Atletik merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Gerakangerakan didalam atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani di sekolah, disamping itu atletik juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar siswa, karena gerak dasar dalam atletik akan dapat meningkatkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan dan koordinasi. Dengan demikian olahraga atletik dapat menjadi landasan yang penting bagi penguasaan ketrampilan teknik cabang olahraga yang lain. Prestasi yang baik tidak mudah diperoleh dengan begitu saja, tentunya dengan berbagai usaha yang keras dengan kata lain melakukan latihan yang disiplin, dan harus dilakukan dengan latihan-latihan. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani disekolah. Menurut Mujahir (2006: 40) tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan

seluruh tubuh dari titik tertentu ke bak pendaratan, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara, dan mendarat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh hasil lompatan yang sejauh-jauhnya seorang pelompat harus dapat melakukan awalan lari secepat-cepatnya kemudian menolak dengan menggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan, melayang dengan gaya yang tepat, dan mendarat pada posisi yang benar. Dengan begitu kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu dalam melakukan tolakan, gaya melayang yang digunakan serta posisi badan saat mendarat akan sangat mempengaruhi prestasi dalam lompat jauh. Ada tiga gaya dalam lompat jauh yaitu lompat jauh gaya jongkok, lompat jauh gaya menggantung, dan lompat jauh gaya berjalan di udara. Pada dasarnya tujuan dari ketiga gaya tersebut adalah sama yaitu dapat melakukan lompatan sejauh-jauhnya. Banyak faktor yang menentukan prestasi dalam lompat jauh, diantaranya: kecepatan, power tungkai, tinggi badan dan koordinasi lengan dan kaki. Seorang pelompat harus dapat melakukan awalan lari dengan cepat karena kuat tolakan dalam lompat jauh ditentukan kecepatan awalan dan kekuatan kaki tumpu, semakin cepat awalan lari, semakin kuat kaki tumpu serta koordinasi yang baik antara lengan dan kaki prestasi lompat jauh akan dapat dicapai. Kecepatan lari pada dasarnya merupakan faktor sebagian besar pada seluruh nomor lompat tanpa kecuali pada lompat tinggi. Dalam lompat jauh, lompat jangkit dan lompat galah dari hasil akhir adalah sebagian besar ditentukan oleh tingkat maksimum dari kecepatan horizontal kepada

kecepatan vertikal pada saaat menolak, karena tujuan dalam melakukan awalan dari nomor-nomor ini adalah memperoleh kecepatan lari secara maksimum. Power tungkai merupakan faktor lain untuk memperoleh kecepatan vertikal dari kecepatan horisontal dan untuk memperoleh sudut yang optimal pada saat menolak. Jadi agar tolakan efektif maka kaki tolak dihentakkan kuat-kuat dan bukan sekedar injakan di tanah dan tidak ada gerakan yang menambah tenaga. Jadi power dari otot tergantung pada dua faktor yang saling berkaitan yaitu antara kecepatan dan kontraksi otot. Optimalisasi pada tolakan dan kecepatan yang maksimal salah satunya yaitu atlet harus memiliki tungkai yang panjang. Orang yang memiliki tungkai yang panjang akan dapat menghasilkan jangkauan langkah yang panjang pula dan akan berlari dengan cepat. Dalam lompat jauh, seorang pelompat juga harus memiliki tungkai yang panjang agar dapat berlari dengan cepat dan dapat melompat dengan jauh. SMA N 1 Karanganyar merupakan sekolah negeri yang terdiri atas kelas X (1,2,3,4,5,6,7,8,9), kelas XI (IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4, IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4, IPS 5), dan kelas XII (IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4, IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4, IPS 5). Pada umumnya siswa SMA berusia antara 15-19 tahun, saat itu siswa akan mengalami perubahan dari remaja ke dewasa. Secara fisiologis, organ tubuh dan gerak motorik siswa kelas X saat itu akan dapat tumbuh dan berkembang, dan potensi siswa dalam bidang olahraga akan dapat terlihat. Dengan berat badan yang normal siswa akan dapat

bergerak lebih lincah dan hal itu akan mempengaruhi kemampuan gerak pada siswa. Siswa SMA N 1 Karanganyar sebagian besar siswa dari kalangan menengah kebawah dan sebagian kecil dari kalangan menegah keatas. Sebagian besar setiap harinya berangkat sekolah jalan kaki dan menggunakan sepeda, sehingga tingkat kebugaran siswa cukup baik. Tetapi sekolah terutama guru penjas kurang bisa memaksimalkan kondisi tersebut terhadap kemampuan olahraga yang baik. Contohnya pada lompat jauh yang harus mengutamakan faktor kecepatan lari, panjang tungkai dan power tungkai. Sebagian besar siswa berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepeda dan berjalan kaki seharusnya mempunyai kecepatan lari yang baik karena ditunjang dengan kondisi fisik yang baik. Sehingga tinggal bagaimana melatih agar dapat mengoptimalkan siswa SMA N 1 Karanganyar yang mempunyai potensi pada prestasi dibidang olahraga salah satunya terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Faktor lain yang mempengaruhi lompat jauh yaitu power tungkai. Setiap hari melakukan aktifitas pada tungkai yaitu berjalan kaki dan bersepeda jadi seharusnya sebagian besar siswa mempunyai kondisi fisik dan power tungkai yang baik maka terdapat potensi pada kemampuan terhadap lompat jauh. Sehingga perlu adanya perhatian terhadap cara pengajaran siswa oleh guru penjas yang bisa mengoptimalkan power tungkai siswa. Faktor panjang tungkai juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan lompat jauh. Panjang tungkai merupakan faktor yang tidak dapat dilatih

karena merupakan faktor dari asupan gizi yang dimakan dari kandungan sampai dewasa dan faktor keturunan. Siswa di SMA N 1 Karanganyar sebagian besar dari kalangan menengah kebawah karena mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga sebagian besar siswa mempunya tungkai yang panjang tetapi terdapat juga siswa yang mempunyai tungkai yang pendek. Dari faktor kondisi siswa yang bermacam-macam yang dapat disimpulkan yaitu dengan faktor siswa yang berangkat dan pulang sekolah berjalan kaki dan bersepeda sehingga mempunyai kondisi fisik yang baik seharusnya guru penjas dapat dengan mudah mengoptimalkan kondisi tersebut terhadap kemampuan dan prestasi pada cabang olahraga salah satunya yaitu lompat jauh. Faktor lain yang ada di SMA N 1 Karanganyar yaitu faktor sosial. Setiap daerah memiliki fasilitas pendidikan berbeda-beda. Pada Kabupaten Kebumen fasilitas pelayanan pendidikan belum memenuhi standar pelayanan minimal (SMP). Fasilitas pendidikan di daerah pedesaan pada Kabupaten Kebumen masih terbatas menyebabkan sulitnya anak anak untuk mengakses layanan pendidikan. Dari pengamatan selama ini di SMA N 1 Karanganyar selain sekolah tersebut berada pada pedesaan, SMA N 1 Karanganyar merupakan sekolah negeri alternatif untuk beberapa kecamatan. Pada masyarakat pedesaan di Kabupaten Kebumen minat dan prestasi olahraga masih rendah, akan tetapi melihat fisik siswa mempunyai potensi yang baik dalam bidang atletik, salah satunya lompat jauh.

Selain faktor kondisi sosial dan faktor kondisi siswa SMA Negeri 1 Karanganyar dapat diasumsikan kecepatan lari, panjang tungkai dan power tungkai menjadi faktor penentu untuk prestasi lompat jauh gaya jongkok. Diartikan siswa yang memiliki kecepatan lari yang cepat, power tungkai yang kuat dan tungkai yang panjang akan dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok lebih baik dan lebih jauh. Karena keterbatasan tempat dan waktu yaitu tidak terdapatnya bak lompat jauh di SMA N 1 Karanganyar sehingga meminjam bak lompat jauh sekolah lain yang jaraknya jauh dan waktu pengambilan data dibatasi oleh sekolah sehingga penelitian hanya mengambil data untuk siswa putra. Selama ini masih belum diketahui seberapa besar hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas x sman 1 karanganyar. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin membuktikan secara ilmiah melalui penelitian dengan judul Hubungan Antara Kecepatan Lari, Power Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. B. Identifkasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Belum diketahui besarnya hubungan antara kecepatan lari dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok siswa putra di SMA N 1 Karanganyar. 2. Belum diketahui besarnya hubungan antara power tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok siswa putra di SMA N 1 Karanganyar.

3. Belum diketahui besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok siswa putra di SMA N 1 Karanganyar. 4. Belum diketahui besarnya hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan panjang tungkai dengan prestasi dalam lompat jauh gaya jongkok siswa putra di SMA N 1 Karanganyar. C. Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan pada peneliti, perlu adanya batasan masalah agar ruang lingkup penelitian ini menjadi lebih jelas. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan tinggi badan dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara kecepatan lari dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar? 2. Adakah hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar? 3. Adakah hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar? 4. Adakah hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar?

E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. 2 Untuk mengetahui hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. 3 Untuk mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. 4 Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul Hubungan Antara Kecepatan Lari, Power Tungkai dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar - Kebumen diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritik: Penelitian ini dapat menjadi bukti dan menjelaskan secara ilmiah tentang: a. Hubungan antara kecepatan lari dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar.

b. Hubungan antara power tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. c. Hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. d. Hubungan antara kecepatan lari, power tungkai dan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra Kelas X SMAN 1 Karanganyar. 2. Secara praktik: a. Bagi siswa: Siswa dapat mengetahui kemampuan melakukan lompat jauh gaya jongkok dan dapat menjadi motivasi untuk lebih bersemangat dalam mengikuti proses kegiatan belajar pendidikan jasmani disekolah. b. Bagi guru: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penilaian keberhasilan guru pendidikan jasmani, pertimbangan dan sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam kaitannya dengan lompat jauh gaya jongkok.