LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013


WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

B A B P E N D A H U L U A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB II PERENCANAAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

WALIKOTA PANGKALPINANG

TARGET INDIKATOR SATUAN MENINGKATKAN 1. INDIKATOR SASARAN CAPAIAN MISI TUJUAN SASARAN NO

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI. No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a d a n g J l. B a g i n d o A z i z C h a n B y P a s s A i r P a c a h P a d a n g

KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena telah tersusunnya Laporan Tahunan 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang ini. Buku ini memuat informasi visi, misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan Tahun 2013. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber daya manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai pihak dalam penyempurnaannya di masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 ini. Semoga Buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Padang, Juli 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Drg. Hj.Eka Lusti,MM NIP.196307101990032001 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 BAB II GAMBARAN UMUM... 3 A. GEOGRAFI... 3 B. DEMOGRAFI... 3 C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN... 5 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI... 8 A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG... 8 B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG... 8 C. TUJUAN DAN SASARAN... 9 D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN... 10 E. STRATEGI... 10 BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 12 A. KEDUDUKAN... 12 B. STRUKTUR ORGANISASI... 12 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 14 BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN... 30 A. PROGRAM KESEHATAN... 30 B. INDIKATOR KESEHATAN... 35 BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2013... 37 A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG... 37 B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG... 38 BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN... 39 A. SEKRETARIAT... 40 B. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN... 43 C. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN... 89 D. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA... 135 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN... 169 BAB VIII PERMASALAHAN DAN UPAYA YANG DILAKUKAN... 238 A. SEKRETARIAT... 238 B. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN... 239 C. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN... 242 D. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA... 246 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN... 253 BAB IX PENUTUP... 258 ii

DAFTAR TABEL Nomor Judul Hal Tabel 2.1 Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan 4 Tabel 6.1 Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2012-2013 Tabel 6.2 Sumber-Sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009-2013 38 Tabel 7.1 Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2009-2013 39 Tabel 7.2 Pencapaian indikator kinerja seksi kesehatan lingkungan Tabel 7.3. Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun 91 2010-2015 Tabel 7.4. Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2013 Kota Padang 92 Tabel 7.5. Cakupan Program Kesehatan Ibu Kota Padang Tahun 2013 94 Tabel 7.6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Tahun 2013. 97 Tabel 7.7. Data Kasus Kematian Anak di Kota Padang Tahun 2009-2013 101 Tabel 7.8. Penyebab Kematian Pada Perintal di Kota Padang Tahun 101 2011-2013 Tabel 7.9. Data Kasus Kematian Ibu di Kota Padang Tahun 2009-2013 102 Tabel 7.10. Cakupan Penyuluhan Gizi Kota Padang Tahun 2013 104 Tabel 7.11. Kunjungan Pojok Gizi (POZI) Perpuskesmas Tahun 2013 105 Tabel 7.12. Capaian Vitamin A Bayi dan anak Balita di Puskesmas Tahun 2013 106 Tabel 7.13. Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 111 Tabel 7.14. Jumlah Kasus Gizi Buruk Yang dirawat di Puskesmas Nanggalo Tahun 2013 115 Tabel 7.15. Prevalensi Status Gizi BB.Sngt Kurang (BB/U), Sgt Pdk (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di Kota Padang (2009-118 2013) Tabel 7.16. Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 118 Tabel 7.17. Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008-2013. 121 Tabel 7.18. Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Rawatan Tahun 2013 122 Tabel 7.19. Cakupan Program Kesehatan Indera Tahun 2013 124 Tabel 7.20. Kunjungan Kasus Gangguan Jiwa di Puskesmas Tahun 2013 125 Tabel 7.21. Cakupan Program Kesehatan Gigi dan Mulut 126 Tabel.7.22. Rasio Cabut dan Tambal perpuskesmas Tahun 2013 127 37 43 iii

Tabel 7.23. Pembinaan Keluarga Tahun 2013 128 Tabel. 7.24. Rekapitulasi Program Kesehatan Olah Raga Di Puskesmas se Kota Padang Tahun 2013 131 Tabel. 7.25. Data Dasar Rumah sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Padang Tahun 2013 133 Tabel.7.26. Laporan Kegiatan Laboratorium Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 134 Tabel 7.27. Tabel Regulasi Registrasi Sarana dan Tenaga Kesehatan 135 Tabel 7.28. Data Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2013 143 Tabel 7.29. Daftar Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d Tahun 2013 149 Tabel 7.30. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2013 150 Tabel 7.31. Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2013 151 Tabel 7.32. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2013 152 Tabel 7.33. Tabel Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos UKK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 154 Tabel. 7.34. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 156 Tabel. 7.35. Data Jumlah Pengobatan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 158 Tabel 7.36. Data Jumlah Pengobatan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 159 Tabel. 7.37. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 160 Tabel. 7.38. Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 161 Tabel. 7.39. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 162 Tabel 7.40. Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 163 Tabel 7.41. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang Tahun 2013 165 Tabel 7.42. Penyuluhan luar Gedung Kota Padang Tahun 2013 166 Tabel 7.43. Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 167 Tabel 7.44. Jenis media cetak dan distribusi di Dinas Kesehatan Kota Padang 168 Tabel 7.45. Jumlah Pegawai Tugas Belajar dan Izin Belajar Tahun 2013 168 Tabel 7.46. Tabel. 7.47. Tabel 7.48. Tabel 7.49. Jumlah pegawai tugas belajar dan izin belajar berdasarkan profesi Kepesertaan Kapitasi Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas se- Kota Padang Tahun 2013 Perkembangan Kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Dana Sharing Premi Jamkes Sumbar Sakato Dinas Kesehatan Kota Padang dengan Propinsi Sumatera Barat 169 201 202 204 iv

Tabel.7.50. Jumlah Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 207 Tabel. 7.51. Jumlah Rujukan Peserta Jamkes Sumbar SakatoDinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 210 Tabel 7.52. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan 211 Kota Padang Tahun 2013 Tabel. 7.53. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak RujukanPeserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 213 Tabel. 7.54. Kepersertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2013 215 Tabel 7.55. Jumlah kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas di Kota Padang tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin 217 Tabel 7.56. Jumlah kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 berdasarkan umur 217 Tabel.7.57. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2013. 218 Tabel 7.58. Jumlah BPS yang ber-pks Jampersal dengan DKK Padang 220 Tabel 7.59. Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial Perpuskesmas Tahun 2013 227 Tabel 7.60. Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 228 Tabel 7.61. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS/ Sosial Puskesmas Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang. 230 Tabel 7.62. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang. 232 Tabel 7.63. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota 234 Padang. Tabel 7.64. Kejadian luar biasa (KLB) Pangan di Kota Padang 236 v

DAFTAR GRAFIK Nomor Judul Hal Grafik 7.1. Pengawasan Perumahan per Puskesmas Tahun 2013 44 Grafik 7.2. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 45 Grafik 7.3. Pengawasan Sarana Air Bersih per Puskesmas Tahun 2013 45 Grafik 7.4. Pengawasan Sumber Air Bersih Kota Padang Tahun 2013 46 Grafik 7.5. Pengawasan Pengolahan Sampah per Puskesmas Tahun 2013 46 Grafik 7.6. Pengelolaan Sampah di Kota Padang Tahun 2013 47 Grafik 7.7. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan se Puskesmas Tahun 2013 48 Grafik 7.8. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan per Puskesmas Tahun 2013 48 Grafik 7.9. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Kota Padang Tahun 2013 48 Grafik 7.10. Pengawasan Tempat-Tempat Umum per Puskesmas Tahun 2013 49 Grafik 7.11. Grafik Pengawasan Tempat-Tempat Umum Kota PadangTahun 2013 50 Grafik 7.12. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang Puskesmas Tahun 2013 51 Grafik 7.13. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang Kota PadangTahun 2013 52 Grafik 7.14. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama HB-0 Di Kota Padang Tahun 2013 53 Grafik 7.15. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun 2013 53 Grafik 7.16. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT HB 1 Di Kota Padang Tahun 2013 54 Grafik 7.17. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Di Kota Padang Tahun 2013 54 Grafik 7.18. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Di Kota Padang Tahun 2013 55 Grafik 7.19. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Di Kota Padang Tahun 2013 55 Grafik 7.20. Cakupan Imunisasi Lengkap Di Padang Tahun 2013 56 Grafik 7.21. Grafik 7.22. Grafik 7.23. Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 indikator Di Padang Tahun 2013 Cakupan TT1 dan TT2+ Bumil per Puskesmas Di Padang Tahun 2013 Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 56 57 58 vi

Grafik 7.24. Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.25. Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2013 Grafik 7.26. Pesentense pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 Grafik 7.27. Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2013 Grafik 7.28. Penggolongan CJH Kota Padang Berdasarkan Kemandirian Tahun 2013 Grafik 7.29. Sepuluh Penyakit terbanyak hasil skrening CJH Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.30. Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2009-2013 Grafik 7.31. Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.32. Perbandingan Kasus dan Kematian DBD DI Kota Padang Tahun 2009 2013 Grafik 7.33. Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2012-2013 Grafik 7.34. Jumlah kasus DBD per Kecamatan Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.35. Jumlah kasus DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.36. Incidence Rate dan Case Fetality Rate DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.37. Kasus Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2009- Tahun 2013 Grafik 7.38. Perbandingan Trend Kasus Malaria Positif Kota Padang Tahun 2012 dan 2013 Grafik 7.39. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.40. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.41. Perbandingan Penderita Diare, Semua Umur, Balita dan Bayi Kota Padang Tahun 2009-2013 Grafik 7.42. Penderita Diare Dan Cakupan Pelayan Pada Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.43. Penderita Diare Dan Cakupan Pelayan Semua Umur per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.44. Insident Rate Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.45. Prosentase Pemakaian zink per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.46. Prosentase Pemakaian Oralit per puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.47. Perbandingan Kasus Pneumoni dan Target di Kota Padang Tahun 2008 2013 Grafik 7.48. Perbandingan Kasus Ispa balita dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 2013 59 60 60 61 61 62 63 63 64 64 65 65 66 67 67 68 68 70 70 71 71 72 72 73 74 vii

Grafik 7.49. Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 74 Grafik 7.50. Proporsi Suspek Yang Diperiksa Dahaknya per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 75 Grafik 7.51. Pencapaian CDR TB perpuskesmas di 75Kota Padang Tahun 2013 76 Grafik 7.52. Pencapaian A76ngka Konversi TB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 76 Grafik 7.53. Pencapaian Angka78 Kesembuhan TB Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 77 Grafik 7.54. Perbandingan Kasus H79IV, AIDS dan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2008 2013 78 Grafik 7.55. Distribusi Kasus HIV AID80S Berdasarkan Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2013 79 Grafik 7.56. Distribusi Kasus HIV AIDS M81enururut PuskesmasDi Kota Padang Tahun 2013 79 Grafik 7.57. Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2013 80 Grafik 7.58. Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Padang Tahun 2013 80 Grafik 7.59. Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2013 81 Grafik 7.60. Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2013 81 Grafik 7.61. Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Kewarganegaraan Di Kota Padang Tahun 2013 82 Grafik 7.62. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Kota Padang Tahun 2009 2013 83 Grafik 7.63.a. Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 84 Grafik 7.63.b. Data Kasus Filariasis Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 84 Grafik 7.64. Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil Lab Positif Di Kota Padang Lima Tahun Terakhir 85 Grafik 7.65. Jumlah Kunjungan Hipertensi Tahun 2013 87 Grafik 7.66. Jumlah Kunjungan Rematik Tahun 2013 88 Grafik 7.67. Jumlah Kunjungan Diabetes Melitus Tahun 2013 88 Grafik 7.68. Jumlah Kunjungan Asma Tahun 2013 89 Grafik 7.69. Pencapaian K1 dan K4 Kota Padang Tahun 2009-2013 95 Grafik 7.70. Grafik 7.71. Grafik 7.72. Diteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakes Kota Padang Tahun 2009 2013 Pencapaian Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Lengkap (KF3) dan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) di Kota Padang Tahun 2009-2013 Pencapaian Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1) dan Neonatus Komplikasi yang tertangani di Kota Padang Tahun 2011-2013 95 96 98 viii

Grafik 7.73. Pencapaian Kunjungan Bayi dan Kunjungan Balita ke Pelayanan Kesehatan di Kota Padang Tahun 2009-2013 99 Grafik 7.73. Cakupan SDIDTK Anak Balita dan Prasekolah Kota Padang Tahun 2009-2013 100 Grafik 7.74. Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2011-2013 102 Grafik 7.75. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Padang Tahun 2009-2013 103 Grafik 7.76. Cakupan pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 bln) Kota Padang Tahun 2009-2013 107 Grafik 7.77. Cakupan Pendistribusian kapsul Vitamin A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2008-2013. 108 Grafik. 7.78.a Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 108 Grafik 7.78.b Cakupan Pendistribusian Tablet Fe1 dan Fe3 Puskesmas Tahun 2013 109 Grafik.7.79. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2009-2013 110 Grafik. 7.80. Pencapaian ASI Ekslusif di Kota Padang Tahun 2011-2013 111 Grafik 7.81. Cakupan Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Perpuskesmas sekota Padang Tahun 2013 116 Grafik 7.82. Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Se Kota Padang Tahun 2009-2013 119 Grafik 7.83. Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2013 120 Grafik. 7.84. Kunjungan Puskesmas Tahun 2013 berdasarkan baru dan lama. 122 Grafik. 7.85. Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas dikota Padang Tahun 2013. 123 Grafik.7.86. Penyakit Mata Puskesmas Tahun 2013 124 Grafik 7.87. Penyakit Terbanyak Kunjungan Poli Gigi 127 Grafik. 7.88. Tingkat Kemandirian Keluarga Sebelum Dibina dan 129 Sesudah Dibina Grafik 7.89. Registrasi Tenaga Kesehatan Tahun 2013 141 Grafik 7.90. Sebaran Rumah Sakit di Kota Padang Tahun 2013 143 Grafik 7.91. Jumlah Klinik Per Kecamatan di Kota Padang Tahun 144 2013 Grafik 7.92. Registrasi Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2013 147 Grafik 7. 93. Grafik 7.94. Grafik 7.95. Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas berdasarkan Kapitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 Jumlah Persentase Cakupan Rujukan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas berdasarkan Kapitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas Wilayah 208 210 212 ix

Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.96. Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 213 Grafik. 7.97. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 216 Grafik 7.98. Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2013 219 Grafik 7.99. Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2013 221 Grafik 7.100. Kunjungan Persalinan Normal per Puskesmas tahun 221 2013 Grafik 7.101. Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2013 222 Grafik 7.102. Kunjungan KB Jampersal per Puskesmas tahun 2013 223 Grafik 7.103. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2013 224 Grafik.7.104. Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2013. 224 Grafik 7.105 Grafik 7.106 Grafik 7.107. Grafik 7.108. Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes Sosial/PNS Puskesmas berdasarkan Kapitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes PNS/Sosial di Puskesmas Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang. Jumlah Persentase Cakupan Rujukan Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak rujukan Askes PNS/Sosial di Puskesmas Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang 229 231 233 234 x

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Hal Gambar 1 Pembangunan Pagar dan Penimbunan Halaman Pusk. 170 Lapai Gambar 2. Pengadaan Komputer/PC Tahun 2013 171 Gambar 3. Pengadaan Printer Tahun 2013. 173 Gambar 4. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Pasir Nan Tigo 174 Tahun 2013. Gambar 5. Rehabilitasi Pustu Batu Gadang Tahun 2013. 175 Gambar 6. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Tahun 2013. 176 Gambar 7. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Busuk Tahun 176 2013. Gambar 8. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Piai Tahun 2013. 177 Gambar 9. Rehabilitasi Pustu Kampung Jua Tahun 2013 178 Gambar 10. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Purus IV Tahun 2013 178 Gambar 11. Rehabilitasi Pustu Rimbo Kaluang Tahun 2013 179 Gambar 12 Lanjutan Rehabilitasi Pustu Batu Gadang Tahun 2013 180 Gambar 13 Lanjutan Rehabilitasi Pustu Baringin Tahun 2013 181 Gambar 14 Rehabilitasi Pustu Banuaran Tahun 2013 182 Gambar 15 Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Mata Air Tahun 2013 183 Gambar 16. Rehabilitasi Puskesmas Alai Tahun 2013 184 Gambar 17 Rehabilitasi Puskesmas Pegambiran Tahun 2013. 185 Gambar 18 Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2013 186 Gambar 19 Rehabilitasi Pagar Puskesmas Alai 187 Gambar 20 Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2013 187 Gambar 21 Rehabilitasi Puskesmas Pemancungan Tahun 2013 189 Gambar 22 Rehabilitasi Puskesmas Nanggalo Tahun 2013 190 Gambar 23 Pengadaan Alat-alat Kedokteran & Alat Laboratorium 191 Gambar 24 Lanjutan Rehabilitasi Rumah Dinas Puskesmas Ikur 192 Koto Gambar 25 Rehabilitasi Poskeskel Kurao Pagang Tahun 2013 192 Gambar 26 Rehabilitasi Poskeskel Batang Arau Tahun 2013 193 Gambar 27 Pengadaan Alat-alat Kedokteran & Alat Laboratorium 193 Gambar 28 Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Tabing 194 Gambar 29 Rehabilitasi Pustu Timbalun Tahun 2013. 195 Gambar 30 Rehabilitasi Puskesmas Bungus Tahun 2013. 196 Gambar 31 Rehabilitasi Puskesmas Air Dingin Tahun 2013 197 Gambar 32 Rehabilitasi Puskesmas Seberang Padang Tahun 2013 198 Gambar 33 Pengadaan Instalasi Pengolah Limbah Tahun 2013 199 Gambar 34 Pengadaan Mobil Gudang Farmasi Tahun 2013. 200 xi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Laporan Tahunan ini menampilkan capaian pelaksanaan Pembangunan bidang Kesehatan dalam rangka menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Padang yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan. 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2013. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian yang ada di Dinas Kesehatan Kota Padang. 2

BAB II GAMBARAN UMUM A. GEOGRAFI Secara astronomis Kota Padang terletak antara 00 0 44 00-01 08 35 Lintang Selatan serta antara 100 0 05 05 100 34 09 Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km 2.. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Padang terletak di pantai barat Pulau Sumatera. Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau pulau, dengan uraian 21 buah sungai dan 19 buah pulau kecil yang menyebar di sisi pantai Kota Padang. Curah hujan rata rata adalah 384,88 mm perbulan dengan temperatur 22C 31,7C( BPS Kota Padang, 2012 ). Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dan 104 kelurahan dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai 232,25 km 2. Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01% berupa hutan yang dilindungi oleh Pemerintah. Kota Padang ini sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia (BPS Kota Padang, 2012). B. DEMOGRAFI Berdasarkan data estimasi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2013, tercatat jumlah penduduk Kota Padang sebesar 876.000 jiwa, sedangkan di awal tahun 2014, berdasarkan sumber yang sama, jumlah penduduk kota Padang tahun 2013 adalah sebanyak 876.200 jiwa, terdapat selisih 200 jiwa. Jika dilihat dari jumlahnya, maka penduduk terbanyak berada pada kecamatan Koto Tangah. Tetapi jika ditinjau dari kepadatan penduduknya, maka kecamatan yang paling padat adalah Padang Timur, diikuti Padang Utara dan Nanggalo. Rasio beban ketergantungan dapat digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah perbandingan penduduk usia produktif (15-65 tahun) dengan penduduk usia non produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Semakin banyak penduduk usia non produktif maka semakin tinggi beban penduduk usia produktif. Di kota Padang pada tahun 2013 penduduk yang paling banyak berusia 20-24 tahun. 3

Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan secara global adalah peningkatan pembangunan manusia. Pembangunan manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu memiliki lebih banyak pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan, lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dipresentasikan oleh 3 dimensi yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 1,00 %.Kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi yaitu 3,00 dan Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu 0 %. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus didukung dengan peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik terutama di bidang Kesehatan di wilayah tersebut. Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu sebesar 9.846,99 orang/km 2, dan Kecamatan yang terendah tingkat kepadatan penduduknya adalah kecamatan Bungus sebesar 239,03 orang/km 2. Tabel 2.1.Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas Daerah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah 100,78 85,99 30,91 10,03 8,15 7,00 8,08 8,07 57,41 146,29 232,25 24.089 51.762 112.834 59.863 80.253 45.644 71.612 59.904 134.752 63.566 171.721 239,03 601,95 3.650,40 5.968,39 9.846,99 6.520,57 8.862,87 7.423,05 2.347,19 434,52 739,38 Jumlah 695,0 876.000 1.261 Sumber :BPS Dari sebanyak 876.000 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 428.188 jiwa lakilaki dan 447.812 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 95,62. Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 100.429 jiwa dan yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia diatas 70-74 tahun yaitu 10.306 jiwa. 4

C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal yang penting. 1. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah : a. Puskesmas Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 22 buah puskesmas yang terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang termasuk diantaranya terdapat 7 buah puskesmas perawatan dan 15 Puskesmas non rawatan. b. Puskesmas Pembantu Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan. Total Puskesmas Pembantu yang ada pada tahun 2013 adalah 62 buah. c. Poskeskel Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4) Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Dan pada tahun 2011 ditambah lagi 6 Poskeskel, sehingga total Poskeskel berjumlah 29 buah.jumlah Poskeskel yang di bangun dan beroperasi sampai tahun 2013 adalah sebanyak 29 Poskesdes. Poskeskel ini dibangun dengan dana APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri. d. Puskesmas Keliling Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain puskesmas keliling kendaraan roda empat berjumlah 22 buah dan kendaraan roda dua sebanyak 133 buah. Artinya setiap Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda empat sebanyak 1 unit. 5

e. Sarana dan prasaran lain 1) Rumah Sakit Umum : 12 buah 2) Rumah Sakit Umum Kota : 1 buah 3) Rumah Sakit Umum TNI/POLRI : 2 buah 4) Rumah Sakit Umum BUMN : 1 buah 5) Rumah Sakit Umum Swasta : 7 buah 6) Rumah Sakit Jiwa Kemenkes :1 buah 7) Rumah Sakit Jiwa Swasta : 1 buah 8) Rumah Sakit Bersalin : 10 buah. 9) Rumah sakit Khusus Lainnya : 5 buah 10) Rumah Bersalin : 28 buah 11) Balai Pengobatan/ Klinik : 44 buah 12) Praktek Dokter Perorangan : 592 buah 13) Praktek Pengobatan Tradisional : 46 buah 14) Posyandu : 864 buah 15) Apotek : 151 buah. 16) Toko Obat : 29 buah. 17) GFK : 2 buah 2. Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2013 adalah 1.119 orang yang terdiri dari 1.005 orang PNS dan 114 orang non PNS. Berikut distribusi tenaga berdasarkan fungsinya : Dokter Umum : 57 orang Dokter Gigi : 60 orang Bidan : 253 orang Perawat : 207orang Perawat Gigi : 30 orang Tenaga kesehatan masyarakat : 40 orang Tenaga Gizi : 37 orang Apoteker : 3 orang Tenaga Farmasi : 60 orang Analis Labor : 43 orang 6

Tenaga Kesehatan Lingkungan : 39 orang Tenaga Rekam Medik : 13 orang Refraksi Optisi : 1 orang Non Teknis (kantor DKK) : 123 orang Tenaga Volunteer : 76 orang PTT : 93 orang NPD/Musiman/Honorer (SK Walikota dan SK DKK) : 25 orang Tata Usaha : 45 orang 7

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang merujuk pada Visi dari Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG Visi ini dituangkan menjadi empatmisi yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik. Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui enam Rencana Strategi Tahun 2010-2014, yaitu: 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 8

C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola kesehatan dituntut perannya dalam pengelolaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan keadaan: a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima. b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudayakan hidup bersih dan sehat. c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan yang semakin tinggi e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam kegiatan pelayanan kesehatan 2. Sasaran Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati diatas adalah sebagai berikut : a. Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan. b. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ). c. Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ). d. Meningkatnya Usia Harapan Hidup. e. Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ). f. Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular. 9

g. Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan. h. Meningkatnya perilaku hidup sehat. i. Meningkatnya Kesehatan Lingkungan. j. Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman. k. Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi. l. Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan. D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara bertahap antara lain : 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan dan menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan tersebut perlu di mulai semenjak dalam usia kandungan sampai usia lanjut. Masing-masing keluarga tetap dapat memelihara kesehatan orang tua, sehingga tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tetap berada dalam keluarga masing-masing 3. Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan fasilitas lembaga kesehatan termasuk penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat 4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga timbul citra terhadap pelayanan kesehatan terutama pada rumah sakit pemerintah, puskesmas dan posyandu. E. STRATEGI Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang untuk tahun 2010-2014 menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan untuk mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang peluang yang ada, mengatasi berbagai kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Beberapa alternatif strategis yang dihasilkan adalah : 1. Kerjasama Lintas Sektor Sebagian masalah kesehatan merupakan masalah yang komplek yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama adalah upaya meningkatkan 10

kerjasama lintas sektor yang lebih efektif, karena kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini sering kurang berhasil. Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai sektor yang terkait dengan sektor kesehatan. 2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang mutakhir. Disamping itu, mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai, moral yang dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa jumlah sumber daya tenaga kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilai-nilai, moral dan etika profesi masih terbatas. 3. Mutu Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Dipandang dari segi fisik jumlah sebaran dan sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata ke seluruh kota Padang. Namun harus diakui bahwa sebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan, dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat. 4. Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan, Dan Pemberdayaan Masyarakat. Selama ini kesehatan masih kurang didukung oleh sumber daya pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan sistem pembiayaan yang bersifat pra-upaya yang sudah dikenal sebagai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. 11

BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. KEDUDUKAN Berdasarkan Perwako Padang Nomor 54 Tahun 2012, Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan dinas yang akuntabel untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah. B. STRUKTUR ORGANISASI Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan c. Sub. Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus 4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan Lingkungan 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi: a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) b. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi: a. Seksi Jaminan Kesehatan b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c. Seksi Kefarmasian 12

13

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 54 tahun 2012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah : 1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ; 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan menpunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ; d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan bidang sebagai berikut: 1. Sekretariat a. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan dalam urusan umum dan aset, urusan perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi : 1) Menyusun administrasi kepegawaian, umum dan aset/perlengkapan dan peralatan, urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan; 14

2) Mengkoordinir penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 3) Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun evaluasi dan pelaporan; 4) Memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan peraturan perundangundangan pelayanan administrasi keuangan, umum & aset dan kepegawaian ; 5) Mengkoordinir proses Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan dokumen keuangan lainnya; 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 1) Sub Bagian Umum dan Aset a) Sub Bagian Umum dan Aset dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas, mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan urusan Pengelolaan Administrasi Umum dan Aset, Ketata Usahaan, hubungan masyarakat (Humas) dinas serta urusan rumah tangga Dinas. b) Uraian Tugas Sub Bagian Umum dan Asetsebagaimana dimaksud ayat (1) adalah: Mengelola tata kearsipan dan atau surat menyurat, administrasi perkantoran ; Mengelola administrasi ketatausahaan, perlengkapan dinas dan aset; Merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan dinas; Melaksanakan pengendalian administrasi barang, aset dan perlengkapan dinas; Melaksanakan persiapan bahan pelaksanaan administrasi penggunaan dan pemakaian barang inventaris, kendaraan dinas dan rumah dinas serta penggunaan gedung kantor; Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi; 15

Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian untuk puskesmas pembantu, puskesmas dan Dinas Kesehatan ; Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat alat kantor; Melaksanakan tugas keprotokolan dinas; Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Sub Bagian Keuangan a) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas, mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun pertanggung jawaban keuangan dinas serta melaksanakan penyusunan program dengan menyiapkan bahan penyusunan rencana umum jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan sistek informasi kesehatan. b) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : Menyusun program dan rencana pengeloaaan keuangan berdasarkan ketentuan yang berlaku; Mempelajari dan menelaah peraturan keuangan Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas; Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja aparatur maupun publik keuangan dinas; Pertanggung jawaban pencairan dana; Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas; Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/ anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan anggaran; Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ; Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program kedinasan; 16

Menghimpun perencanaan bidang atau bagian terkait; Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi program; Melakukan pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK); Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Sub Bagian Kepegawaian a) Sub Bagian Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan manajemen kepegawaian meliputi penyusunan kebutuhan pegawai, pembinaan pegawai dan memfasilitasi kebutuhan akan pelayanan administrasi kepagawain dinas. b) Uraian tugas Sub Bagian Kepegawaian sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : Mengumpulkan, mengelola dan menyiapkan data kepegawaian; Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai dians; Mempersiapkan bahan administrasi kepegawaian seperti mutasi dan pemberhentian, pensiun, surat cuti, kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai, bahan pembuatan DP3 dan lainnya; Melaksanakan bahan rencana kesejahteraan pegawaia; Mengkoordinir kehadiran pegawai; Membuat laporan kepegawaian serta menyusun Daftar Urutan kepangkatan (DUK); Menerbitkan Surat Keputusan dalam jabatan fungsional dan mengurus urusan kepegawaian pada jabatan tersebut; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu 17

hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas pembantu, dan Posyandu. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas terkait; 2) Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam program kesehatan keluarga; 3) Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf; 4) Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan kesehatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan, mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun rencana kegiatan lainnya; 5) Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan; 6) Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun, masalah yang ditemui untuk sebagai salah satu bahan dalam perencanaan tahun berikutnya. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan d. Bidang pelayanan kesehatan terdiri dari tiga seksi : 1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus a) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan pengelolaan manajemen dan pengembangannya. b) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang tersebut pada butir (1) adalah : Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan Rumah Sakit; Menetapkan standar pelayanan minimal untuk Pelayanan Kesehatan Dasar 18

Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit; Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan lansia; Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia); Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas; Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit; Melakukan pembinaan tekhnis; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia sekolah. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, KB, dan UKS; Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta (BPS); Mengkoordinasi pelayanan kesehatan balita dan anak usia sekolah di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit; Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan termasuk BPS; Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP); Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana; Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin; 19

Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan; Mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak sekolah; mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD, SMP, dan SMU; Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja; Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia sekolah; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Gizi a. Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi. b. Uraian tugas seksi Gizi sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil; Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan puskesmas dan posyandu; Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium; Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A; Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP; Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan a. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan Pengamatan, Pengawasan, Pemberantasan, Pencegahan Penyakit, penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang pengendalian Masalah kesehatan berfungsi: 20

1) Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang pengendalian masalah kesehatan. 2) Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang pengendalian masalah kesehatan. 3) Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 4) Penyebar luasan informasi dalam cara pengendalian masalah kesehatan. 5) Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana. 6) Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman serta tempat tempat umum. 7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari tiga seksi yaitu sebagai berikut : 1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit. b) Uraian tugas seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular. Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa, Diare, Kusta, Malaria, dll. Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter /Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se Kota Padang. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan mengenai kegiatan pencegahan penyakit / Imunisasi kepada Rumah Sakit, puskesmas, dokter/bidan Praktek Swasta se Kota Padang 21

Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas. Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child Immunization ). Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian, pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular dengan Rumah Sakit dan puskesmas. Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian dan pemberantasan penyakit ke puskesmas Melakukan Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanan program Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jemaah haji. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2) Seksi Wabah dan Bencana a) Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas menyusun perencanaan, pembinaan dan pengawasan program penanggulangan wabah dan bencana. b) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ), adalah : Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya. Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan bencana. Melaksanakan kegiatan kontijensi dan mitigasi pra bencana Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang berpotensi wabah serta keracunan pada saat dan pasca bencana. Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa, wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan puskesmas pasca bencana 22

Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 3) Seksi Kesehatan Lingkungan a) Seksi kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan, pengkordinasian, pembinaan dan pengawasan terhadap kesehatan lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum, tempat pengolahan /produksi dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah: Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan tempat usaha lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air, kolam renang, pemandian umum, limbah) serta menerbitkan laik sehat kualitas air. Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan sektor terkait. Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air (POKMAIR) dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan). Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata. Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman. Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal, UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya. 4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia Kesehatan a. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. 23

b. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan, pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi : 1) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga kesehatan; 2) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan kegiatan Diklat ; 3) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ; 4) Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya hidup bersih dan sehat 5) Perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan untuk mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat ; 6) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ; 7) Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ; 8) Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang berwawasan kesehatan ; 9) Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk disampaikan kepada atasan ; 10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. d. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manuasia Kesehatan terdiri dari tiga seksi yaitu sebagai berikut : 1) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat 24

a) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklatmempunyai tugas menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat. b) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklatsebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ; Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ; Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi Penyelenggara Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan SDM Kesehatan ; Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ; Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan lembaga terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ; Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ; Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM kesehatan ; Mengkoordinir, menerbitkan penetapan angka kredit jabatan fungsional kesehatan; Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional masing - masing ; Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor dalam menganalisa jabatan serta kebutuhan SDM; 25

Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ; Melakukan pencatatan dan pelaporan ; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat a) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media. b) Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku hidup sehat pada masyarakat; Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi, Billboard, Leaflet dan Media lainnya; Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ; Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan; Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM; Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat; Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat; Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait; 26

Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor; Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ; Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Registrasi dan Akreditasi a) Seksi Registrasi dan Akreditasimempunyai tugas Menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga kesehatan ; Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim terkait ; Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ; Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang terakreditasi ; Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ; Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi; Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I; Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer dan Pengobatan Tradisional serta sarana penunjang yang setara ; 27

Pemberian izin apotik dan toko obat; Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 5. Bidang Jaminan Dan Sarana Kesehatan a. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan kefarmasian. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi : 1) Penyelenggaraan Jaminan kesehatan meliputi kepesertaan, pemeliharaan dan pembiayaan. 2) Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu); 3) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. d. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri dari tiga seksi yaitu sebagai berikut : 1) Seksi Jaminan Kesehatan a) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal. b) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang Mengelola Jamkesmas Mengelola Jamkesda Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan. 28

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan a) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; b) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor kesehatan, puskesmas dan Pustu ; Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ; Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat kesehatan di Puskesmas dan Pustu ; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3) Seksi Kefarmasian a) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. b) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat; Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat Puskesmas; Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga. Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi lainnya; Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan; Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas, Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 29

BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN A. PROGRAM KESEHATAN Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 terdiri dari 21 (dua puluh satu) Program : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyedian jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional d. Penyedian jasa kebersihan kantor e. Penyedian Alat Tulis kantor f. Penyedian barang cetakan dan penggandaan g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor i. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan j. Penyedian makanan dan minuman k. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah l. Penyedian peralatan kebersihan m. Peningkatan jasa pelayanan publik n. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung, kendaraan dinas, peralatan dan instalasi listrik dilingkungan dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Pengadaan kendaraan dinas/ operasional b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor c. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 30

d. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor e. Pemeliharaan rutin/ berkala alat listrik, air dan telepon 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan disiplin aparatur negara, kegiatannya adalahpengadaan mesin/ kartu absensi. 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur negara melalui diklat, kredit poin dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Pembinaan aset dan manajemen keuangan di Puskesmas b. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang.Kegiatannya adalah Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD. 6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain : a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan c. Pengadaan bahan logistik (bahan habis pakai medis) 7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah: 31

a. Peningkatan kesehatan masyarakat b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan c. Skrining narkoba 8. Program Pengawasan Obat dan makanan Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan adalah : a. Peningkatan pengawasan dan keamanan pangan dan bahan berbahaya b. Pengawasan peredaran obat dan makanan 9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan memanfaatkan media promosi. Kegiatanyang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah : a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat b. Peningkatan fungsi pokjanal posyandu c. Pengembangan ORSOS kemasyarakatan (kelurahan siaga) d. Penerapana kawasan tanpa rokok 10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program adalah :Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya. 11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah : a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan b. Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat c. Pengawasan Tempat-Tempat Umum/ Tempat Pengolahan Makanan (TTU/TPM) d. Penyehatan lingkungan 32

12. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah : a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk b. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging c. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular d. Peningkatan imunisasi e. Penanggulangan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah f. Pelayanan kesehatan jemaah haji g. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular 13. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Tujuan Program ini adalah tersedianya informasi kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan masyarakat, dimana kegiatannya meliputi : a. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan b. Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan c. Rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) 14. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan dasar baik yang rusak karena gempa 30 September 2009 maupun rusak karena penyebab lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut : a. Pembanguan puskesmas b. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas c. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas f. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium (DAK) g. Pembangunan gudang farmasi kota (DAK) h. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas Pembantu (DAK) i. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas (DAK) 33

j. Pengadaan Obat Program dan Vaksin (DAK) k. Rehabilitasi rumah dinas medis dan paramedis Puskesmas (DAK) l. Pengadaan instalasi pengolah limbag (DAK) m. Pengadaan mobil gudang farmasi (DAK) n. Pengadaan alat-alat kedokteran dan alat laboratorium o. Lanjutan pembangunan rumah dinas medis dan paramedis p. Rehabilitasi Poskeskel 15. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan Jamkes Sumbar Sakato. 16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang pencapaian tujuan program adalah Peningkatan pelayanan kesehatan anak Balita. 17. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi lansia. Kegiatan yang telah dilakukan adalah Peningkatan pelayanan kesehatan lansia. 18. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu yang melahirkan dan anak. Kegiatannya adalah Peningkatan pelayanan keselamatan ibu dan AMP. 19. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No 741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah, melalui kegiatan screening anak sekolah. 34

20. Program Asuransi Kesehatan Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas kesehatan kota Padang. Kegiatan yang telah dilakukan adalah : a. Asuransi kesehatan b. Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan persalinan (Jampersal) c. Jaminan kesehatan sumbar sakato 21. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Tujuan dari program ini adalah tersedianya data milik daerah di lingkungan DKK Padang sesuai dengn keadaan yang sebenarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah Sensus barang daerah, kegiatan ini ditujukan untuk semua SKPD yang dilaksanakan sekali lima tahun. B. INDIKATOR KESEHATAN Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur, ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs yaitu : 1. Kasus kematian bayi dan balita Kasus kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 29 kasus/17.767 KH, dan kasus kematian AnakBalita pada tahun 2013 sebanyak 12 kasus, sehingga total kematian Balita adalah 41 kasus. 2. Kasus kematian ibu Kasus kematian Ibu yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 15 kasus/17.767 KH. Kematian ibu ini terdiri dari ibu hamil 4 orang, ibu bersalin 5 orang dan ibu nifas 6 orang. Jika dilihat dari sisi umur maka ibu yang meninggal ini adalah ibu yang berumur diatas 20 tahun. 3. Prevalensi Gizi buruk Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan indikator BB/TB pada tahun 2013 adalah 0,13 %. 35

4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria Pada Tahun 2013 ditemukan kasus HIV sebanyak 15 kasus, AIDS sebanyak 44 dan tidak ditemukan kasus IMS. Sementara untuk malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah untuk kasus suspek, namun tidak satu pun positif malaria 5. Umur harapan hidup Umur harapan hidup tahun 2013 adalah 72 tahun 36

BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2013 Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi. A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG Tabel 6.1. Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2012-2013 N o 1 a Kegiatan Belanja Belanja tidak langsung Belanja Pegawai/ Personalia Jumlah (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) % 2012 2013 2012 2013 2012 2013 48.051.704.234,48 55.261.871.656.63 46.516.028.229 54.318.152.828 96,8 98,29 2 Belanja Langsung a Belanja Pegawai 1.114.539.663 1.292.191.080 1.055.079.520. 1.254.881.280 94,6 97,11 b Belanja Barang 16.470.862.581 13.116.473.317 14.949.947.714 11.604.134.320 90,7 88,47 dan Jasa c Belanja Modal 3.620.959.300 15.791.497.873 3.513.571.000 12.076.128.773 97,0 76,47 Jumlah 69.258.065.778,48 85.462.033.927,03 66.034.626.463 79.253.297.201 95,34 92,73 Sumber : DKK Padang Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dua tahun terakhir yang bersumber dari APBD. Secara umum terjadi peningkatan anggaran baik pada belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Peningkatan jumlah belanja tidak langsung ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2013 sebanyak 10%. Belanja modal juga meningkat pesat karena adanya dana aspirasi untuk rehabilitasi puskesmas dan pustu. Realisasi anggaran menurun dari tahun sebelumnya karena kegagalan tender pembangunan gudang farmasi. 37

No B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG Sumber 1 NLR (Nederland Leprose) Tabel 6.2. Sumber-Sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009-2013 Kegiatan Belanja Jumlah (Rp.) Realis asi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2013 Kusta (NLR) 2.400.000 2.400.000 0 2.200.000 0 2 GF TB 101.607.000 120705000 147.860.000 145.920.000 94.507.000 3 ISS GAVI Imunisasi (ISS Gavi) 4 BLN Surveylance epidemiologi AIDS 0 112.100.000 239.480.000 238.661.049 356.072.497 19.255.000 0 0 0 92.550.000 15.360.000 12.960.000 5.981.875 0 6.825.000 5 APBN PAMSIMAS 231.295.000 311.400.000 226.280.000 208.480 0 6 APBD Prop Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Program Perbaikan Gizi Kesehatan Olahraga 7 WHO Campak pasca gempa 34.800.000 43.850.000 0 40.383.000 33.815.000 95,03 85.260.000 119.365.000 0 0 121.126.000 70.985.000 75.410.000 2.225.000 39.035.000 162.440.000 86,26 0 0 0 0 29.920.000 BOK 0 0 0 0 1.994.102.000 99,97 Yankes Anak 0 0 0 14.671.500 0 Yankes Ibu 0 0 0 5.501.500 10.106.000 100 Gizi 0 0 0 0 7.481.600 100 200.830.000 0 0 0 0 0 8 BNPB Kes.Gizi dan KIA 2.843.479.4 00 0 0 0 100 9 DBHCHT Promkes 0 0 0 104.687.137 99,96 PTM 0 0 0 0 26.078.867 100 JUMLAH 742.104.250 3.683.864.400 8.206.875 99.799.480 3.039.711.101 38

BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan dengan menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2009-2013. Tabel 7.1. Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2009-2013 No Nama Indikator Hasil Realisasi Target 2009 2010 2011 2012 2013 2013 (%) 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 89,26 90,30 94,04 92,2 92,15 93 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 99,46 77,81 100,00 97,9 37,17 72 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 87,83 90,57 93,12 92 91,42 92 4 Cakupan pelayanan nifas 54,88 90,57 86,38 88 88,45 90 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 88,46 97,30 82,68 100,00 21,59 89 6 Cakupan kunjungan bayi 111,40 96,75 77,37 81,4 91,67 93 7 Ckupan desa/ kelurahan Universal Child 86,54 100,00 95,19 75 69,23 95 8 Cakupan pelayanan anak balita 53,19 79,71 63,18 63,4 81,33 84 9 10 11 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 92,31 92,88 94,53 93,5 92,80 100 12 Cakupan peserta KB aktif 72,94 75,84 66,73 82,2 66,21 75 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 120 100,00 b. Penemuan penderita pneumonia balita 9,47 9,71 c. Penemuan pasien baru TB BTA positif 270,50 120 28,57 6,76 4 1,26 100 56,54 61,99 70,13 65,7 64,69 70 90 d. Penderita DBD yang ditangani 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 e. Penemuan penderita diare 123 35,16 100 39

No Nama Indikator Hasil Realisasi 2009 2010 2011 2012 2013 35,74 48,7 23,53 Target 2013 (%) 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar 100,00 121,91 pasien masyarakat miskin 91,37 52,2 58,56 100 15 Cakupan pelayanan kesehatan 100,00 0,92 rujukan pasien masyarakat miskin 11,34 8,9 15,80 100 Cakupan pelayanan gawat darurat 16 level 1 yang harus diberikan sarana 100,00 100,00 100 kesehatan RS di kab/kota 27,71 88 100,00 Cakupan desa/ kelurahan 17 mengalami KLB yang dilakukan 100,00 100,00 penyelidikan epidemiologi < 24 24 96 100,00 100,00 100 jam 18 Cakupan desa siaga aktif 38,46 23,08 27,88 100,00 100,00 65 Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh masing- masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengalatasi pelbagai masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut. Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut : A. SEKRETARIAT Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur membantu Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan tugas pokok melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub. Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. 1. Sub Bagian Keuangan Setiap tahun, Sub bagian keuangan melaksanakan penalaksanaan keuangan dinas bersumber APBD. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas meliputi pembuatan SPM, SPP, SP2D, mengisi format bend 24, verifikasi SPJ dan laporan fungsional keuangan. 40

Selain kegiatan diatas, Sub bagian keuangan telah melaksanakan kegiatan yang bersifat perencanaan, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan dinas. Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan proses pembuatan RKA sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, konsultasi RKA/DPA ke bagian keuangan Pemko Padang, mengikuti Musrenbang, Penetapan Kinerja (Tapkin), pembinaan perencanaan ke Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Kegiatan yang bersifat pelaporan adalah pembuatan laporan tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang, LKPj dan LAKIP. Sedangkan kegiatan yang bersifat evaluasi adalah pelaksanaan pertemuan evaluasi program Puskesmas se Kota Padang dan laporan realisasi fisik dan kegiatan. Subbag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah dipusatkan di subag penyusunan program.sehingga kegiatan pengolahan data dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait. Untuk tahun 2013, seluruh tenaga pengolah data puskesmas sudah mulai mengenal penyajian data dengan visualisasi peta melalui pelatihan statplanet. Statplanet merupakan tool penyajian data dengan secara interaktif dengan outputpeta, tabel, grafik batang dan grafik kecendrungan. Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang, Sistem ini belum berjalan sebagaimana diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber daya manusia operator komputer di Puskesmas yang masih butuh pelatihan mengingat bukan berbasis ilmu komputer. 2. Sub bagian umum a. Mengelola sarana dan pra sarana b. Humas (Hubungan masyarakat) c. Mengelola urusan rumah tangga 41

d. Mengelola inventaris di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang Pelaksanaan sensus barang Pelaksanaan sensus barang dilaksanakan setiap lima tahun sekali, pada tahun 2013 dilaksanakan oleh 5 orang petugas dalam jangka waktu 3 bulan. Pelaksanaan sensus barang ini dalam rasngka: 1) Menyiapkan dta untuk sensus barang (B1) 2) Memantau kondisi barang yang baik, rusak ringan dan rusak ringan 3) Mengusulkan barang yang rusak berat (RB) untuk usulan penghapusan 4) Mengeluarkan data dari b1 yang nilai barangnya < Rp.250.000,- 5) Mengusulkan data yang nilai 1 untuk penambahan asset pada buku inventaris 6) Nilai akhir dari sensus 2013 adalah Rp.60.386.183.587,- 3. Sub bagian kepegawaian Subag kepegawaian bertugas menurus administrasi kepegawaian di lingkungan Dinas Kesehatan. Adapun hasil kegiatan selama Tahun 2013 adalah: a. Sumber daya kesehatan yanga ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 adalah 1.119 orang yang terbagi atas: b. Administrasi kepegawaian yang di laksanakan pada Tahun 2013 adalah: 1) Pengurusan kenaikan pangkat ternagi dua periode, yaitu: (a) Periode april sebanyak 133 orang (109 fungsional tertentu dan 24 orang fungsinal umum) (b) Periode Oktober sebanyak 115 orang (96 fungsional tertentu dan 19 orang fungsional umum) 2) Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 600 orang 3) Pengurusan mutasi/ pindah pegawai yang masuk ke Kota Padang sebanyak 44 orang dan 15 orang keluar Kota Padang 4) Pengurusan pensiun sebanyk 20 orang 5) Penerbitan PAK fungsional tertentu sebanyak 600 PAK 6) Penerbitan SK Folenter 7) Pengurusan perceraian sebanyak 2 orang 42

B. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN 1. Seksi Kesehatan Lingkungan Tabel 7.2. Pencapaian indikator kinerja seksi kesehatan lingkungan No Indikator Kinerja Target Cakupan Deviasi 1 2 3 4 Penyehatan Lingkungan b. Akses jamban c. Stop Buang Air Besar (BABS) d. Cakupan rumah sehat Pengawasan Kualitas Air a. Akses air minum b. Kualitas air minum memenuhi syarat Pengawasan TTU dan TPM a. Cakupan tempat-tempat umum memenuhi syarat b. Cakupan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat Pamsimas a. Cakupan KK Stop BABS 72% 90% 82% 100% 100% 82% 70% 100% 89% 81% 81% 100% 87% 79% 67% 82% +17% - 9% - 1% -13% -3% -3% -18% Sesuai tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Lingkungan dalam mencapai tujuan program dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan yang dirumuskan kedalam beberapa program sebagai berikut : a. Penyehatan Lingkungan Program penyehatan lingkungan diuraikan melalui beberapa kegiatan seperti Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL). Kegiatan ini ditujukan terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masing- masing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, sedangkan jumlah rumah diperiksa paling banyak secara proporsional dilakukan oleh Puskesmas Padang Pasir mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut. Untuk Kota Padang total 43

dari total jumlah 152.476 memenuhi syarat mencapai 81 % atau setara dengan jumlah rumah diperiksa sebanyak 59,097 rumah, dengan grafik dibawah ini : Grafik 7.1. Pengawasan Perumahan per Puskesmas Tahun 2013 Lanjutan 44

Grafik 7.2. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 b. Pengawasan Kualitas Air Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas. Untuk Pemeriksaan sarana air bersih tertinggi terlihat pada Puskesmas Padang Pasir mencapai angka diperiksa 9.121 dan mencapai angka mms 7.857 dengan persentase dari yang diperiksa 86 % dari sarana yang diperiksa sedangkansarana air bersih terendah diperiksa terlihat pada puskesmas pengambiran sebanyak 360, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.3. Pengawasan Sarana Air Bersih per Puskesmas Tahun 2013 45

Grafik 7.4. Pengawasan Sumber Air Bersih Kota Padang Tahun 2013 c. Pengawasan Pengolahan Sampah Pengawasan Pengolahan Sampah dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap Pengelolaan Sampah masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas. Untuk Pemeriksaan sarana pengolahan sampah yang melakukan pemeriksaan tertinggi terlihat pada Puskesmas Lubuk Begalung mencapai angka diperiksa 9.606 dengan jumlah sarana 9.606 dan memenuhi syarat dari jumlah sarana yang ada dengan persentasi 81%. Pengolahan sampah yang dilakukan pemeriksaan terendah terletak pada puskesmas Ambacang yaitu sebanyak 202 dengan jumlah sarana pengolahan sampah masyarakat 5069, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik 7.5. Grafik 7.5. Pengawasan Pengolahan Sampah per Puskesmas Tahun 2013 46

Lanjutan Grafik 7.6. Pengelolaan Sampah di Kota Padang Tahun 2013 d. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Pada tahun 2013 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM), dari jumlah yang diperiksa sebanyak 3.112 buah didapatkan 1.988 yang sehat dari jumlah diperiksa 2.994 buah, sedangkan untuk puskesmas yang yang melakukan pengawasan terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir dengan Jumlah Pemeriksaan sebanyak 820 buah, dengan jumlah sarana TPM sebanyak 878 sarana TPM, namun yang melakukan pemeriksaan seluruh sarana TPM diwilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada grafik 7.7. 47

Grafik 7.7. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan se Pusesmas Tahun 2013 Grafik 7.8. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan per Puskesmas Tahun 2013 Grafik 7.9. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Kota Padang Tahun 2013 48

e. Pengawasan Tempat Tempat Umum Pada tahun 2013 kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum dapat dilihat dalam grafik dibawah ini, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh sarana Tempat- tempat umum yang ada di wilayah masing- masing Puskesmas dibawah ini : Grafik 7.10. Pengawasan Tempat-Tempat Umum per Puskesmas Tahun 2013 Lanjutan 49

Grafik 7.11. Grafik Pengawasan Tempat-Tempat Umum Kota PadangTahun 2013 f. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) Di Kota Padang tahun 2013 terdapat 563 Depot air minum isi ulang yang terlapor oleh masing masing wilayah kerja puskesmas, dan telah dilaksanakan pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara ekternal oleh petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan sampel yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara rutin. Dari keseluruhan jumlah Depot yang melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai ketentuan diketahui hanya yang melakukan pemeriksaan secara rutin internal tidak lebih dari 52 % artinya memenuhi ketentuan dalam pengelolaan DAM, hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan atau peran serta pemilik sarana dalam malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Beberapa hal yang telah dilakukan adalah menurunkan kewenangan pengawasan ketingkat Puskesmas dengan konsep kewilayahan, melaksanakan koordinasi secara lintas sektor dalam pembinaan seperti dengan 50

SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui edaran kembali ketentuan dan peraturan tentang hak dan kewajiban penyelenggaraan Depot Air Minum, data damiu isi ulang dapat dilihat pada grafik : Grafik 7.12. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang Puskesmas Tahun 2013 Lanjutan 51

Grafik 7.13. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang Kota PadangTahun 2013 g. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) 2. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit a. Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi, suai dengan program MDGs( Milenium Development Goals ke 4dengan indikator Cakupan Campak 90% pada tahun 2015. Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I ). Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi adalah 18224, sasaran Ibu Hamil : 20044, dan sasaran WUS : 256798, Anak SD kelas 1 : 16741, Kelas 2 : 16700 dan kelas 3: 16575 dengan target Kontak I = 95 % dan Kontak Lengkap = 90 %, target Cakupan UCI 88% dan UCI kelurahan 100%, Target TT 2+ = 80%, Target BIAS = 95%. Pencapaian imunisasi Kontak Pertama untuk BCG cukup bagus yaitu 96.3 % (target 95 %). Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 85,3 % (target 80%), Untuk Kontak lengkap DPTHB3 90.9% sudah mencapai taget yang diharapkan dimana kontak 52

lengkap target adalah 90%. Sedangkan untuk kontak lengkap indikator Campak sudah mencapai target yaitu 93.2% (target 90 %). Dan Polio 4 sudah mencapai 91.7 % dari 90 % yang ditargetkan. Pada 2013 kelurahan mencapai UCI hanya 68 kelurahan ( 65 % ) dari 104 kelurahan, lebih rendah dibanding tahun 2012 ( 75% ), untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Grafik 7.14. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama HB-0 Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.15. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun 2013 53

Grafik 7.16. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT HB 1 Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.17. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Di Kota Padang Tahun 2013 54

Grafik 7.18. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.19. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Di Kota Padang Tahun 2013 55

Grafik 7.20. Cakupan Imunisasi Lengkap Di Padang Tahun 2013 Grafik 7.21. Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 indikator Di Padang Tahun 2013 Hasil pencapaian TT2+ bumil kota Padang tahun 2013 adalah 75,8%, hasil ini belum susuai yang ditargetkan 80%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah puskesmas Belimbing 108.2%, dan yang paling rendah pencapaiannya untuk TT2+ bumil adalah puskesmas Sebrang Padang 40,6%. Hal ini disebabkan belum maksimalnya petugas dalam menganalisa status TTnya. 56

Tabel 7.22. Cakupan TT1 dan TT2+ Bumil per Puskesmas Di Padang Tahun 2013 b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Pelaksanaan BIAS sudah merupakan program rutin nasional yang dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT untuk kelas 1, Td diberikan untuk kelas II s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau sasaran untuk BIAS Campak tahun 2013 sebanyak 16741 murid dengan hasil pencapaian 89.5% ( 91.4% ) masih rendah dari target yang diharapkan yaitu 95%, tetapi hasilnya lebih tinggi dibanding tahun 2012 yaitu 88.8%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Ikur Koto 98.3 %, yang paling rendah adalah Puskesmas Andalas 72%, dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang orang tua murid menolak untuk melakukan imunisasi. Untuk lebih jelas hasilnya perpuskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini : 57

Tabel 7.23. Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 BIAS DT / Td mulai dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota Padang. Sasaran murid kelas satu untuk DT sebanyak 16741 dan sasaran untuk BIAS Td kelas 2 adalah 16700 dan kelas 3 adalah 16575. Imunisasi DT diberikan pada murid kelas satu dengan pencapaian 84.3% turun dibanding tahun 2012 ( 93 % ). Imunisasi Td diberikan untuk kelas dua dan tiga SD dengan pencapaian masing-masing untuk kelas 2 86.6 %, turun dibanding tahun 2012 ( 91.7 % ), dan untuk kelas 3 sebanyak 87.27% juga turun dibandingkan tahun 2012 90.8%. Hasil rata-rata secara keseluruhan BIAS DT/Td tahun 2013 adalah 86%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 adalah 91.8%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Lubuk Bagalung sebanyak 97.5 % dan yang paling rendah tetap Puskesmas Andalas 64.7 % seperti dapat dilihat pada tabel 7.24. 58

Grafik 7.24. Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 c. Pemeriksaan Kesehatan & Vaksinasi Meningitis Calon Jemaah Haji (CJH). Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH, setelah melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas Kesehatan Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2013 sebanyak 1087 orang, CJH ini turun dibandingkan tahun 2012 sebanyak 1287 orang. Hal ini disebabkan adanya kebijakan dari negara Arab Saudi untuk mengurangi jatah CJH masing-masing negara Islam, karena adanya perbaikan di Masdjidil Haram. Jemaah terbanyak adalah perempuan 62 % dan laki laki 38 %. Kelompok umur terbanyak adalah 50-60 tahun sebanyak 45.5 %, disusul kelompok 40-49 tahun sebanyak 23.9 %. Jemaah resiko tinggi lebih banyak dibanding dengan yang sehat yaitu 61.8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Jumlah jemaah haji yang meninggal sebanyak 3 jemaah. 59

Grafik 7.25. Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2013 Grafik 7.26. Psertense pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 60

Grafik 7.27. Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2013 Grafik 7.28. Penggolongan CJH Kota Padang Berdasarkan Kemandirian Tahun 2013 61

Grafik 7.29. Sepuluh Penyakit terbanyak hasil skrening CJH Kota Padang Tahun 2013 d. P2 Rabies Adanya kebiasaan orang Minang berburu babi, sehingga populasi anjing cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk pencegahan terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan pemeliharaan dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap kasus gigitan HPR diberikan VAR `sesuai dengan protap. Apabila HPR tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR harus diberikan VAR. Kasus HPR dan yang di VAR pada tahun 2013 berdasarkan laporan Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 415 kasus dan 258 yang di VAR, terjadi sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2012, dimana kasus HPR 403 dan yang di VAR sebanyak 254 kasus. Begitu juga pada tahun 2011 juga terjadi peningkatan baik HPR maupun yang di VAR. Puskesmas yang paling tinggi kasus HPR adalah puskesmas Air dingin, dan 58 kasus HPR dan yang di VAR sebanyak 26 kasus, dan yang paling rendah kasusnya adalah puskesmas Ulak Karang, dimana kasus HPR 1 dan tidak ada yang di VAR. Dan pada tahun ini tidak ada kasus positif rabies. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. 62

Grafik 7.30. Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2009-2013 Grafik 7.31. Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 e. P2-DBD Kota Padang merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue, tidak ada satu kecamatanpun yang bebas dari DBD. Pada tahun 2013, kasus DBD dan kasus kematian turun cukup signifikan dibandingkan tahun 2012, kasus DBD tahun 2013 sebanyak 998 kasus dengan 9 kasus kematian, sedangkan tahun 2012 senyak 1629 kasus dengan 10 kasus kematian. Pada awal tahun 2013, dimulai dengan kasus yang cukup tinggi, dan berangsur- angsur berkurang setiap bulannya, dimana kasus bulan Januari sebanyak 130 kasus dan pada bulan Desember sebanyak 78 63

kasus. Bulan Juli merupakan yang paling rendah kasusnya, baik tahun 2012 sebanyak 73 kasus, maupun tahun 2013 sebanyak 74 kasus. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing sebanyak 127 kasus dan puskesmas yang paling rendah kasusnya adalah puskesmas dengan 2 kasus. Inciden Rate kota pada tahun 2013 adalah 114 dengan Case Fetality Rare 0.9. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 7.32. Perbandingan Kasus dan Kematian DBD DI Kota Padang Tahun 2009 2013 Grafik 7.33. Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2012 2013 64

Grafik 7.34. Jumlah kasus DBD per Kecamatan Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.35. Jumlah kasus DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 65

Grafik 7.36. Incidence Rate dan Case Fetality Rate DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing masing. Untuk tahun 2013 dilakukan sebanyak 181 focus. f. Malaria Kalau diperhatikan dari tahun 2009 sampai tahun 2013, kasus yang tertinggi terjadi pada tahun 2011, hal ini disebabkan karena ada kasus KLB di Teluk Sirih Kecamatan Bungus. dan yang paling rendah adalah pada tahun ini sebanyak 132 kasus, sama dengan tahun sebelumnya yaitu 132 kasus. Annual Parasite indeks kota Padang tahun 2013 adalah 0.15 sudah sesuai dengan target (target API< 1), puskesmas yang paling tinggi APInya adalah puskesmas Air Dingin sebanyak 0.4 dan puskesmas Belimbing sebanyak 0.34 dan puskesmas yang paling rendah APInya adalah puskesmas Pegambiran 0.02 dan puskesmas Anak Air adalah 0. Untuk Kasus Malaria positif, puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing sebanyak 22 kasus, diikuti oleh puskesmas Kuranji sebanyak 20 kasus, pada tahun ini puskesmas yang tidak ada kasus adalah puskesmas Alai, Rawang, Pemancungan, Pengambiran dan Bungus. Untuk tren kasus Malaria setiap bulannya, kasusnya cendrung fluktuatif, puncaknya terjadi pada bulan Mai baik 66

tahun 2012, maupun Tahun 2013, dan yang paling rendah terjadi pada bulan Juni untuk tahun 2012, dan bulan Juli Tahun 2013. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 7.37. Kasus Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2009 - Tahun 2013 Grafik 7.38. Perbandingan Trend Kasus Malaria Positif Kota Padang Tahun 2012 dan 2013 67

Grafik 7.39. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.40. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2013 68

g. Diare Penyakit Diare masih menjadi masalah kesehatan di kota padang, sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional. Kalau diperhatikan kasus diare dari tahun 2009 sampai tahun 2013, terjadi penurunan setiap tahun, untuk kasus pada bayi, balita dan semua umur, dimana pada tahun 2009 kasus diare pada semua umur sebanyak 17483, dan pada tahun 2013 kasus diare untuk semua umur sebanyak 8472, lebih dari separoh penurunan kasusnya. Puskesmas yang paling tinggi kasus diare pada balita adalah puskesmas Pauh sebanyak 300 kasus, dan cak pelayannnya yang paling tinggi adalah puskesmas Ikur koto 25,6 % cakupan pelayan balitanya, untuk kasus puskesmas yang paling rendah adalah puskesmas Lubuk Kilangan, begitu juga untuk cakupan pelayanan diarenya pada balita. Untuk kasus diare pada semua umur, puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Pauh sebanyak 734 kasus, dan untuk cakupan pelayanan diare yang tinggi pada semua umur adalah puskesmas Ikur Koto sebanyak 4,9%. Untuk kasus dan cakupan pelayanan diare yang paling rendah adalah puskesmas Lubuk Kilangan sebanyak 137 kasus dan 0.6% cakupan pelayanan. Untuk insidens rate kasus diare pada tahun Pada tahun 2013 penderita diare pada semua kelompok umur adalah sebanyak 8472 kasus, dengan Insidens Rate 24.2/1000 pddk. Puskesmas yang paling tinggi Insidence rate diare adalah puskesmas Bungus sebanyak 74,1/1000 pddk, dan puskesmas paling rendah adalah puskesmas Andalas dengan Irnya 5.3/1000 pddk. Cakupan Zink dan oralit kota Padang sudah mencapai target, masing-masing untuk oralit 105,1% dan Zink 124,4%( Target=100%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. 69

Grafik 7.41. Perbandingan Penderita Diare, Semua Umur, Balita dan Bayi Kota Padang Tahun 2009-2013 Grafik 7.42. Penderita Diare Dan Cakupan Pelayan Pada Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 70

Grafik 7.43. Penderita Diare Dan Cakupan Pelayan Semua Umur per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.44. Insident Rate Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 71

Grafik 7.45. Prosentase Pemakaian zink per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.46. Prosentase Pemakaian Oralit per puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 72

h. ISPA Penyakit Pneumonia, masih merupakan salah satu penyumbang angka kematian pada bayi dan balita. Dan ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat ini masih menempati urutan pertama dalam pola sepuluh penyakit terbanyak. Penanganan kasus Pneumonia dan ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus Pneumonia tahun 2008 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan, tetapi masih belum mencapai target yang diharapkan. Pada tahun 2008 target sebanyak 5876 kasus, baru yang tercapai adalah 929 kasus, begitu juga tahun berikutnya, yang paling tinggi pencapaian pada tahun 2013 ada sebanyak 1128 kasus dari 8970 yang ditargetkan. ISPA Bukan Pneumoni tahun 2008 merupakan penemuan kasus ISPA paling tinggi sebanyak 43298, dan yang paling rendah kasusnya pada tahun 2012 sebanyak 12208, dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan penemuan kasus sebanyak 27851 kasus. Penemuan kasus pneumonia tahun 2013 targetnya adalah 90%, untuk pencapaian kota Padang baru 12,6%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah puskesmas Air Tawar sebanyak 28,2% dan puskesmas yang paling rendah pencapaiannya adalah puskesmas Lubuk Buaya0,5% dan puskesmas Bungus 0%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 7.47. Perbandingan Kasus Pneumoni dan Target di Kota Padang Tahun 2008 2013 73

Grafik 7.48. Perbandingan Kasus Ispa balita dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2008 2013 Grafik 7.49. Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 i. Kusta Pada tahun 2013 kasus kusta terjadi peningkatan yang cukup signifikan, ada sebanyak 6 kasus, bila dibanding tahun 2012 ada 3 kasus. Kasus tahun 2013, 1 kasus adalah PB, dan 5 kasus adalah kasus MB. Kasus terdapat masing-masing 1 kasus di puskesmas Pemancungan, Nanggalo, Rawang, Anak Air dan Ambacang. j. TB Paru Sasaran strategi nasional pengendalian TB ini mengacu pada rencana strategis kementerian kesehatan dari 2009 sampai dengan tahun 2014 yaitu menurunkan prevalensi TB dari 235 per 100.000 penduduk menjadi 224 per 74

100.000 penduduk. Sasaran keluaran adalah: (1) meningkatkan prosentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan dari 73% menjadi 90%; (2) meningkatkan prosentase keberhasilan pengobatan kasus baru TB paru (BTA positif) mencapai 88%; (3) meningkatkan prosentase provinsi dengan CDR di atas 70% mencapai 50%; (4) meningkatkan prosentase provinsi dengan keberhasilan pengobatan di atas 85% dari 80% menjadi 88%. Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2013 belum mencapai target, baru 907 kasus ( 64.6 % ) dari 1402 BTA ( + ) yang diperkirakan, turun dibanding tahun 2012 yang 741 kasus (55 %) dari 1349 dari BTA ( + ) yang diperkirakan. Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 24 kasus turun dari tahun 2012 ( 18 kasus ). Untuk angka kesembuhan untuk tahun 2013 ini 85 %, hal ini sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 85%. Sedangkan angka konversi sampai dengan triwulan III tahun 2013 sudah melebihi target adalah 88,5 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 7.50. Proporsi Suspek Yang Diperiksa Dahaknya per Puskesmas Kota Padang Tahun 2013 75

Grafik 7.51. Pencapaian CDR TB perpuskesmas di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.52. Pencapaian Angka Konversi TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 76

Grafik 7.53. Pencapaian Angka Kesembuhan TB Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 k. HIV AIDS Berbagai upaya untuk memerangi merebaknya HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya di Kota Padang terus dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dengan mengintegrasikan lintas sektor dan LSM Peduli AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA untuk memperoleh obat Anti Retroviral (ARV) melalui pelayanan di Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) dan perawatan, dukungan serta pengobatan ( Care, Support and Treatment) baik di rumah sakit maupun di komunitas. Pada tahun 2012 juga dilakukan penambahan layanan yang dikenal dengan puskesmas LKB (Layanan Komprehensif Berkesinambungan) di 5 puskesmas kota Padang, puskesmas Sebrang Padang, Pauh, Bungus, air Tawar dan Lubuk Buaya. Pelayanannya berupa pelayanan terhadap IMS( Infeksi Menular Seksual), juga melayani pemeriksaan terhadap test HIV. 77

Dari data yang terkumpul, kasus HIV dan AIDS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data kasus didapat dari laporan rumah sakit dan di 5 puskesmas LKB didapatkan kasus HIV/AIDS tahun 2013 adalah kasus lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebanyak 61 kasus, tahun 2012 hanya 42 kasus. Dari 61 kasus, 5 orang sudah meninggal faktor resiko yang paling banyak adalah heteroseksual sebanyak 38 kasus baru diikuti homoseksual 9 kasus, penderita HIV/AIDS lebih banyak laki-laki yaitu 40 kasus ( 61% ). Kelompok umur yang paling banyak kasusnya adalah kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 29 kasus, diikuti oleh kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 21 kasus. Kecamatan yang paling banyak penderita adalah kecamatan Padang Selatan sebanyak 6 kasus, dan jenis pekerjaan yang paling banyak Ibu rumah tangga dan Wiraswasta, masingmasing sebanyak 14 kasus, untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 7.54. Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2008 2013 78

Grafik 7.55. Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.56. Distribusi Kasus HIV AIDS Menururut PuskesmasDi Kota Padang Tahun 2013 79

Grafik 7.57. Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.58. Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Padang Tahun 2013 80

7.59. Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.60. Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2013 81

Grafik 7.61. Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Kewarganegaraan Di Kota Padang Tahun 2013 l. Filariasis Pengobatan massal untuk pencegahan penyakit Filariasis di Kota Padang sudah dimulai Tahun 2008 dengan 3 kecamatan,( Padang Timur, Lubuk Begalung dan Lubuk Kilangan, dan dilanjutkan tahun 2009 untuk 10 Kecamatan, kecuali Kecamatan Koto Tangah, baru pada Tahun 2010 sudah diseluruh kecamatan kota padang melaksanakannya. Hasil pengobatan massal Filariasis Tahun 2009 sampai tahun 2013 ada terjadi peningkatan, dimana pada Tahun 2009 hanya 79, 8% dari target 80%, dan paling tinggi capaian pada Tahun 2012 sebanyak 86,2% dan pada tahun 2013, terjadi penurun tetapi masih berada diatas target yaitu 81, 6%. Pengobatan massal Filariasis Tahun 2013 dilaksanakan di 8 kecamatan, kecuali 3 kecamatan, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung dan Padang Timur tidak melaksanakan karena telah selesai melaksankan 5 tahun pengobatan massal filariasis. Hasil pengobatam massal Filariasi, puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah puskesmas Rawang sebanyak 99,7% dan puskesmas yang tidak mencapai target ada 6 puskesmas, puskesmas Kuranji, Belimbing, Sebrang Padang, Bungus, Nanggalo dan Padang pasir. Puskesmas yang paling rendah pencapaiannya adalah puskesmas Padang Pasir sebanyak 54%. 82

Pada Tahun 2013 dilaksanakan survey darah jari di 4 kecamatan, kecamatan Padang Utara, Kecamatan Kuranji, kecamatan Pauh dan kecamatan Lubuk Kilangan, hasil pemeriksaan sebanyak 3000 sampel semuanya negatif. Kasus Filariasis di kota Padang tahun 2013 ada sebanyak 33 kasus yang tersebar di 11 puskesmas, puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Lubuk Kilangan dan Andalas sebanyak 6 kasus, dan paling rendah kasusnya adalah puskesmas lubuk Buaya, mbacang dan Bungus masing- masing 1 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 7.62. Grafik 7.62. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Padang Tahun 2009 2013 Kota 83

Grafik 7.63.a. Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 Grafik 7.63.b. Data Kasus Filariasis Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 3. Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana Indikator kinerja surveilance adalah kelengkapan dan ketepatan laporan. Kelengkapan laporan W2 puskesmas tahun 2013 sebesar 94%, sedangkan ketepatan sebesar 94.3%. Dibandingkan dengan kelengkapan laporan W2 puskesmas tahun 2013 sebesar 80%, sedangkan ketepatan sebesar 90%. Tahun 2012 terjadi penurunan dimana kelengkapan 80% dan ketepatan 90%. Tahun 2011 kelengkapan laporan W2 sebesar 97% dan ketepatan 95%. 84

a. Campak 1) Campak Klinis Selama tahun 2013 kasus campak klinis sebanyak 5 kasus dengan pengiriman spesimen sebanyak 20 spesimen. Dari 20 spesimen suspect campak hasilnya labolatoriumnya tidak ada yang positif. Puskesmas yang banyak mengirimkan specimen yaitu Puskesmas Air Tawar, Ikur Koto, Ambacang, Lapai, Rawang dan Kuranji. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Target pengiriman specimen adalah sebesar 20 kasus campak. Jika dibandingkan dalam lima tahun terakhir maka pengiriman spesimen terbanyak adalah pada tahun 2011 sebanyak 59 spesimen. Proporsi kasus campak terbanyak berdasarkan golongan umur adalah golongan umur 10-14 tahun. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia > 1 tahun. Grafik 7.64. Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil Lab Positif Di Kota Padang Lima Tahun Terakhir 2) KLB Campak Wilayah yang terkena KLB campak yaitu Kecamatan Pauh wilayah kerja Puskesmas Pauh. Jumlah kasus yang dilakukan pelacakan campak sebanyak 56 kasus dan specimen yang dikirimkan sebanyak 5 spesimen dengan hasil laboratorium sebanyak 3 kasus positif dan 2 negatif. Untuk itu rencana tindak lanjutnya adalah: a) Penyelidikan epidemiologi dan fully investigasi b) Penatalaksanaan kasus campak 85

c) Pemberian Vit A untuk seluruh kasus campak d) Rencana pemberian imunisasi campak massal pada usia 9 s/d 59 bulan. e) Rapat lintas sektoral untuk penanggulangan kasus campak f) Penyuluhan kesehatan tentang campak dan cara pencegahan b. Kasus AFP Penemuan suspect kasus AFP selama Tahun 2013 sebanyak 8 kasus dengan AFP rate sebesar 2. Penemuan suspect kasus AFP selama tahun 2012 sebanyak 6 kasus dengan AFP rate sebesar 3,9. Dibanding tahun sebelumnya kasus cenderung menurun. Tahun sebelumnya ditemukan sebesar 11 kasus dengan AFP rate 5,4. Selama tujuh tahun terakhir kasus AFP terbanyak terjadi pada Tahun 2011. c. Kasus Keracunan Pangan Ada tiga kejadian keracunan pangan di kota Padang pada tahun 2013, yaitu: 1) Keracunan pangan tanggal 17 Oktober 2013 di Polresta Padang di Jl. M. Yamin No. 1 Padang dengan sejumlah 13 penderita dicurigai dari makanan di dalam tahanan. Dua orang tahanan di rawat di klinik tahanan Polresta Padang dan 11 orang lainnya hanya berobat jalan. Tindakan yang diambil hanya pelacakan kasus ke lapangan 2) Kasus keracunan pangan Tanggal 21 Oktober 2013 di Kelurahan Aur Duri Kecamatan telah terjadi sejumlah 3 penderita dicurigai dari makanan yang dikonsumsi penderita ketika berwisata ke Bungus. Tindakan yang telah diambil adalah pelacakan kasus ke lapangan. 3) Kasus keracunan pangan Tanggal 7 dan 8 November 2013 di Kelurahan Kampung Tangah Kecamatan Kuranji telah terjadi sejumlah 3 orang penderita yang dirawat di RSUD dr. Rasyidin dicurigai dari makanan yaitu jamur liar yang tumbuh di belakang rumah penderita. Tindakan yang telah diambil adalah pelacakan kasus ke lapangan d. Program Penyakit Tidak Menular Utama Dengan Faktor Resiko Lima penyakit tidak menular utama antara lain penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus, penyakit kronis, penyakit kanker dan gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Dinas kesehatan kota Padang melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak menular termasuk dalam laporan 86

STP bulanan khusus yg terdiri dari laporan PTM kasus baru, kasus lama dan kematian. Ada dua belas penyakit yg didata Hypertensi, Penyakit Jantung Koroner, Stroke, Diabetes Melitus, Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara, PPOK, Asthma, Osteoporosis,Gagal Ginjal Kronik, Kecelakaan Lalu Lintas Darat dan Rematik Kunjungan penderita hipertensi Tahun 2013 merupakan kunjungan tertinggi yaitu sebanyak 6.714 kunjungan kasus baru hipertensi dan 35.054 kunjungan kasus lama. Kemudian diikuti oleh diabetes mellitus (11.769 total kunjungan), rematik (11.010 total kunjungan) dan asma (8.410 total kunjungan). Kunjungan terbanyak pada golongan umur 45-54 tahun, hal ini ditunjang oleh kebiasaan seperti merokok, diet tidak sehat serta hiperkolesterol. Grafik 7.65. Jumlah Kunjungan Hipertensi Tahun 2013 87

Grafik 7.66. Jumlah Kunjungan Rematik Tahun 2013 Grafik 7.67. Jumlah Kunjungan Diabetes Melitus Tahun 2013 88

Grafik 7.68. Jumlah Kunjungan Asma Tahun 2013 C. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada Program Kesehatan Ibu dan Anak pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut: a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) di seluruh Wilayah kerja Puskesmas b. Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan tekhnis ke 22Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota Padang c. Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA d. Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan bayi dan kesehatan anak balita e. Pendistribusian dan pemantauan penggunaan buku KIA ke 22 Puskesmas, Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll f. Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K g. Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas se Kota Padang h. Sosialisasidanpembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas i. Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita j. Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di Puskesmas 89

k. Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas l. Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir m. Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal/neonatus, bayi dan anak balita pada setiap kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal (pembahasan kasus kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun n. Pertemuan Petugas UKS Puskesmas se Kota Padang o. Skreening Kesehatan pada anak TK, SD SLTP, SLTA, khusus untuk siswa SMP, SMA sederajat skreening kesehatan disertai dengan pengisian kuisioner Kesehatan Intelegensia, Kesehatan Mental dan Kesehatan Reproduksi p. Pengolahan Data skreening anak TK,SD SLTP, SLTA Puskesmas sekota Padang q. Pembinaan serta Monitoring dan evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ke Sekolah r. Monitoring dan evaluasi Program UKS ke Puskesmas s. Pembinaan PKPR ke sekolah dan ke Puskesmas t. Koordinasi Lintas Sektor dalam Pembinaan TP UKS Kota dan TP UKS Kecamatan u. Pemantauan implementasi R/R KB v. Bekerjasama dengan TNI dan PKK dalam rangka KB-Kes TNKK serta Kesatuan Gerak PKK KB-Kes serta ulang tahun IBI Kota Padang w. Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS 90

Tabel 7.3. Target Indikator KinerjaSPM dan MDGs Program KIA Tahun 2010-2015 NO JENIS PELAYANAN 2010 % 2011 % TARGET / TAHUN 2012 % 2013 % 2014 % 2015 % I PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1 95 96 97 98 99 100 -Cakp.kunjungan Bumil K4 90 95 92 93 94 95 - Cakp.pertolongan persalinanoleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan - Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 88 92 92 93 94 95 59 63 67 72 75 80 - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (=KF 1) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) - Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) - Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) - Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 84 86 88 89 90 90 84 86 88 89 90 90 86 87 88 89 90 90 86 87 88 89 90 90 60 65 70 75 80 80 - Cakupan Kunjungan Bayi 90 91 92 93 94 95 - Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 78 80 82 84 86 90 - % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) 73 74 75 75 75 75 2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 100 100 100 100 100 91

Pencapaian program Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2013 serta kesenjangan dapat dilihat pada Tabel 7.4. berikut ini: Tabel 7.4. Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2013 Kota Padang TARGET PENCAPAIAN NO KINERJA PROGRAM 2013 2013 KESENJANGAN ABS % ABS % ABS % I PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1 19642 98 19486 97,2 (156) -0,8 -Cakp.kunjungan Bumil K4 18,639 93 18468 92,1 (171) -0,9 - Cakp.pertolongan persalinanoleh Bidan/Nakes yg 17792 93 17490 91,4 302 memiliki kompetensi -1,6 kebidanan - Cakupan komplikasi 2886 72 1,490 37,2 (1396) -34,8 kebidanan yang ditangani - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 16836 88 17341 95,1 505 +7,1 1 (KF 1) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 16836 88 15545 88,3 1291 +0,3 Lengkap (KF 3) - Cakupan Kunjungan Neonatus 16217 89 17675 97 1458 +8 1 (KN 1) - Cakupan kunjungan Neonatus 16217 88 16357 89,8 140 +1,8 Lengkap (KN3) - Cakupan neonatus dengan 2733 75 590 21,6 2143-53,4 komplikasi yang ditangani - Cakupan Kunjungan Bayi 18221 93 16703 91,7 (1518) -1,3 - Cakupan Pelayanan Kesehatan 71481 84 58132 81,3 (13349) -2,7 Anak Balita 2 - % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR) 129041 75 102969 59,8 (26072) -15,2 II Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 16833 100 15648 93 (1185) -7 Dari tabel di atas terlihat bahwa pencapaian kinerja program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2013 berdasarkan Standar pelayanan minimal di pelayanan kesehatan dasar masih jauh dari memuaskan dari 13 Indikator kinerja yang sudah mencapai target baru 4 indikator, yaitu cakupan pelayanan ibu nifas KF1 dan KF3 dan cakupan pelayanan neonatus KN1 dan KN3, sedangkan 9indikator lainya belum mencapai target. Indikator yang belum mencapai target adalah cakupan K1, 92

K4, Persalinan Nakes, Komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan neonatus komplikasi yang ditangani, Cakupan Kunjungan bayi, Cakupan Kunjungan Balita dan Angka CPR KB. a. Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. a) Kesehatan Ibu 1) Kunjungan Ibu Hamil Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1, K4, Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh dukun, pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini. Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10 T. Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1). Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2). Ukur tekanan darah, 3). Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), 4). Ukur tinggi fundus uteri, 5). Tentukan Presentase janin dan denyut jantung janin (DJJ), 6). Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7). Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, 8). Test Laboratorium, 9). Tatalaksana kasus, 10). Temu wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu hamil K 4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu 93

hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Tabel 7.5. Cakupan Program Kesehatan Ibu Kota Padang Tahun 2013 No PUSKESMAS K4 / 88 PN / 88 KB / 64 KF / 89 PK / 71,5 1 Padang Pasir 111,6 88,4 65,24 88,8 41,7 2 Lapai 93,5 87,7 97 89,4 30,8 3 Nanggalo 93,4 93,6 57,62 87,5 79,4 4 Kuranji 92,1 98,1 82,32 87 39,7 5 Belimbing 95 89,5 58,26 93,7 47,6 6 Ambacang 91,6 93,3 72,64 81 43,2 7 Andalas 89,4 92,2 66,36 91,6 9,8 8 Rawang 94,5 91,6 50,91 88,2 24 9 Seberang Padang 91,7 85 60,76 89,2 44,1 10 Pemancungan 94,6 94,1 63,18 79,7 24,3 11 Alai 93 76,5 83,94 90,9 0 12 Ulak Karang 92,8 96,4 80,37 91,5 4,5 13 Air Tawar 92,9 89,9 16,44 89,6 0 14 Pauh 94 92,1 59,86 93,5 79,8 15 Lubuk Kilangan 91,7 93,7 83,49 71,1 13,5 16 Lubuk Begalung 91,8 92,4 58,49 89,6 20,9 17 Pegambiran 71,5 83,2 75,92 85,8 29,6 18 Lubuk Buaya 94,1 95,3 63,88 94,3 44,3 19 Air Dingin 93,6 92,4 81,51 91,6 69,8 20 Ikur Koto 86,8 115,5 60,84 94,8 40,8 21 Anak Air 85,8 95,9 60,93 81,4 33,3 22 Bungus 91,1 94,3 17,56 85,6 80,8 Kota Padang 92,15 91,42 79,8 84,24 37,2 Pada tabel 7.5. dapat dilihat cakupan KB dan persalinan komplikasi tidak mencapai target, puskesmas alai dan air tawar sama sekali tidak melaporkan persalinan komplikasinya. 94

Grafik 7.69. Pencapaian K1 dan K4 Kota Padang Tahun 2009-2013 Dari grafik 7.69 di ketahui dalam lima tahun rata rata target K1 adalah 98% dengan capaian mulai Tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan pada tahun 2010, sedangkan capaian K1 pada tahun 2013 hanya 97,2% artinya ada kesenjangan sekitar -0,8%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir capaian tertinggi pada Tahun 2011 (94%) sedangkan pada tahun 2013 hanya mencapai 92,1%. 2) Diteksi Resiko Ibu Hamil dan Pertolongan Persalinan Diteksi resiko tinggi Nakes adalah ibu hamil beresiko terhadap kehamilan dan terdeteksi oleh tenaga kesehatan, sedangkan Cakupan pertolongan ibu bersalin nakes (PN) adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Grafik 7.70. Diteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakes Kota Padang Tahun 2009 2013 95

Cakupan kegiatan Diteksi Resti Ibu hamil antara Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 mengalami trend peningkatan, dimana pada tahun 2009 diteksi resti ibu hamil baru mencapai 19,8% dan pada tahun 2013 diteksi resti ibu hamil sudah mencapai 76,8% kemudian dilihat dari Persalinan ibu pada tenaga kesehatan di Kota Padang pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut pada tahun 2009 telah mencapai 99,3% kemudian di tahun 2011 meningkat menjadi 99,8%, kemudian dan pada tahun 2013 mengalami penurunan, cakupanyang dicapai 91,4%. 3) Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas dan Neonatus Cakupan Pelayanan Nifas (KF) dan Cakupan Pelayanan Neonatus (KN) adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pertama pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari; yang kedua pada minggu ke II, dan yang ketiga pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6-48 jam (KN 1), satu kali pada 3-7 hari (KN 2), satu kali pada 8-28 hari (KN 3). Grafik 7.71. Pencapaian Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Lengkap (KF3) dan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) di Kota Padang Tahun 2009-2013 96

Grafik 7.71. mengambarkan cakupan pelayanan ibu nifas Lengkap (KF 3) selama 5 tahun terakhir, capaian terendah pada tahun 2009 sebesar 55,3% dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar 88,4% namun bila diperhatikan dari hasil KN Lengkap capaian terendah pada tahun 2009-2010 sebesar 82,3% dan tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 95,8%. b) Kesehatan Anak Tabel 7.6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Tahun 2013. No Puskesmas KN1/84 KNL/84 NK/73 KBY/87 KBLT/83 1 Padang Pasir 96,2 96,2 4,2 91,2 90,3 2 Lapai 98,5 90,1 4,2 94,1 84 3 Nanggalo 95,3 87,3 2,6 95,5 78,3 4 Kuranji 96,8 92,5 20,2 96,6 78,4 5 Belimbing 99 85 35,1 88,7 80,9 6 Ambacang 95 93,9 39,6 91,5 81,7 7 Andalas 96,9 92,2 2,4 89,2 80,5 8 Rawang 97,6 87,1 6,5 96,7 95,8 9 Seberang Padang 97,5 83,7 16,6 96,1 88,4 10 Pemancungan 98,7 88,5 5,3 94,9 91,4 11 Alai 97,9 87,1 44,2 95,4 99,9 12 Ulak Karang 98,8 96,3 11,6 94,5 72 13 Air Tawar 97,2 81,6 9,9 93,2 88,9 14 Pauh 96,4 90,6 11,6 77,5 74 15 Lubuk Kilangan 97 88,9 14,9 90,3 99,6 16 Lubuk Begalung 97,5 66,4 9,2 95,2 81,1 17 Pegambiran 97 88.9 1,3 93,9 52,1 18 Lubuk Buaya 94,1 94,1 72,6 91,8 87,8 19 Air Dingin 95,5 81,5 3,9 92,6 64,9 20 Ikur Koto 98,6 94,8 16 94,5 83,9 21 Anak Air 99,2 98,2 40,7 96 57,2 22 Bungus 97,8 93,5 24 93,2 87,1 Kota Padang 97 89,8 22,4 91,7 82,5 1) Neonatus Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kepada neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 48 jam setelah kelahiran sesuai standar. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda, Pemeriksaan dan perawatan BBL, Pemeriksaan tanda bahaya, Pemberian Imunisasi, Konseling dengan menggunakan Buku KIA, Penanganan dan rujukan kasus. Sedangkan Penanganan Neonatus Komplikasi adalah Neonatus dengan komplikasi di satu 97

wilayah kerja pada satu tahun yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatus dengan komplikasi yang harus ditangani adalah neonates yang mengalami asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Grafik 7.72. Pencapaian Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1) dan Neonatus Komplikasi yang tertangani di Kota Padang Tahun 2011-2013 Target kunjungan pelayanan kesehatan neonatus pertama (KN1) tahun 2011-2013 adalah 88% dengan pencapaian program telah melebihi target dengan rata rata capaian 97%. Target dari neonatus komplikasi adalah 15% dari sasaran bayi dan bila diperhatikan capaian pelayanan neonatus komplikasi yang tertangani setiap tahun terjadi peningkatan dari 4% pada tahun 2011 naik menjadi 21,6% pada tahun 2013. 2) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. 98

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, dengan pelayanan adalah Imunisasi dasar lengkap, SDIDTK, Vit A 100.000 IU, Konseling ASI Eksklusif, Perawatan bayi dgn Buku KIA, Penanganan dan rujukan. Sedangkan Kunjungan Pelayanan kesehatan Anak Balita Adalah Cakupan pelayanan anak balita adalah anak usia 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahunpemantauan setahun dan pemberian vitamin A 2 x setahun. perkembangan minimal 2 x Grafik 7.73. Pencapaian Kunjungan Bayi dan Kunjungan Balita ke Pelayanan Kesehatan di Kota Padang Tahun 2009-2013 Dari grafik 7.73 diketahui bahwa Pencapaian kunjungan Bayi ke pelayanan kesehatan terendah terjadi pada Tahun 2011 (70,8%) dan tertinggi pada Tahun 2013 (91,2%) sedangkan Pencapaian kunjungan Balita ke pelayanan kesehatan terendah terjadi pada tahun 2009 (53% dan tertinggi pada Tahun 2013 (81,3%). 3) Diteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Program Kesehatan Anak Tahun 2009-2013 masih berfokus kepada Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu 99

Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita. Dengan memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah. Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hasil cakupan SDIDTK anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik 7.74. Grafik 7.74. Cakupan SDIDTK Anak Balita dan Prasekolah Kota Padang Tahun 2009-2013 Grafik 7.74 menunjukkan cakupan SDIDTK pada Anak Balita dan Prasekolah terbanyak pada tahun 2010 (79,7%) dan terendah tahun 2009 (53,9%) sedangkan pada tahun 2013 pelaksanaan SDIDTK baru mencapai 69,3%. 100

4) Pemantauan Kasus Kematian Ibu dan Anak (a) Kematian Anak Tingginya jumlah kematian anak menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan pada anak, baik sewaktu masih janin maupun setelah lahir. Tabel 7.7. Data Kasus Kematian Anak di Kota Padang Tahun 2009-2013 TAHUN PERI/NEONATAL BAYI BALITA 2010 85 107 10 2011 83 86 10 2012 71 71 7 2013 69 30 10 Pada Tabel 7.7. menunjukkan bahwa dari laporan kematian Anak yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Padang pada Tahun 2010-2013 terjadi penurunan kasus, kematian bayi tertinggi pada Tahun 2010 (107 kematian) dan terendah pada tahun 2013 (30 kematian). Kematian perinatal (kematian bayi 0-7 hari) tertinggi pada Tahun 2010 dan terendah pada Tahun 2013 sementara kematian anak balita rata rata setahun 9 kematian. Penyebab Kematian terbanyak dari Tahun 2011-2013 terjadi pada perinatal adalah BBLR dan Asfiksia (Tabel 7.8). Tabel 7.8. Penyebab Kematian Pada Perintal di Kota Padang Tahun 2011-2013 NO PENYEBAB 2011 2012 2013 Jlm % Jlm % Jlm % 1 Asfiksia 10,0 13,3 16,0 34,8 27,0 37 2 DLL 40,0 53,3 16,0 34,8 18,0 24,7 3 BBLR 15,0 20,0 8,0 17,4 14,0 19,2 4 Kelainan Kongenital 6,0 8,0 4,0 8,7 8,0 11,0 5 Sepsis 0,0 0,0 1,0 2,2 6,0 8,2 6 Ikterus 0,0 0,0 1,0 2,2 0,0 0,0 7 Prematur 4,0 5,3 0,0 0,0 0,0 0,0 TOTAL 75 100 46 100 73 100 101

(b) Kematian Ibu Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan Angka Kematian Ibu. Kematian Ibu sangat ditunjang dengan pelaksanaan ANC yang berkualitas dan terpadu, Kelas Ibu Hamil, Persalinan yang aman serta pemantauan kasus kematian maternal yang akurat sehingga bisa menggambarkan penyebab kematian yang nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran. Untuk lebih lanjut berikut ini grafik klasifikasi kematian ibu di Kota Padang Tahun 2009-2013. Tabel 7.9. Data Kasus Kematian IBU di Kota Padang Tahun 2009-2013 Tahun Bumil Bulin Bufas Jumlah 2009 5 5 7 17 2010 5 4 6 15 2011 4 2 10 16 2012 4 9 2 15 2013 5 4 6 15 Kasus kematian ibu di Kota Padang dari Tahun 2009 sampai Tahun 2013 mengalami stagnansi pada 5 tahun terakhir yaitu 16 sampai 15 kematian ibu. Kematian terbesar ibu terjadi pada saat nifas di tahun 2011( 10 kasus kematian) dan kasus kematian terendah terjadi pada ibu bersalin dan nifas (2 kasus kematian). Sedangkan penyebab dari kematian ibu adalah dapat dilihat pada grafik 7.75. Grafik 7.75. Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2011-2013 102

Data diatas menunjukkan bahwa penyebab secara langsung kematian maternal di Kota Padang setiap tahunnya adalah Eklampsia disusul oleh perdarahan dan sepsis. c) Kesehatan Anak Usia Sekolah (1) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke sekolah.cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik 7.76. Grafik 7.76. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Padang Tahun 2009-2013 Dari grafik 7.76 terlihat cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD terbanyak dilakukan pada Tahun 2011 (100%) sedangkan pada Tahun 2013 mengalami penurunan (93,2%), Ditingkat SMP penjaringan tertinggi dilakukan pada tahun 2011 dan Penjaringan Tingkat SMA juga pada Tahun 2011 yaitu 92,9%. 2. Seksi Gizi Kegiatan yang dilaksanakan pada bagian gizi pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 103

1) Pendidikan Gizi Kegiatannya meliputi pengembangan dan pengadaan materi KIE gizi dan sarana penunjang penyuluhan gizi ke masyarakat, sosialisasi peningkatan pemberian ASI dan MP-ASI, peningkatan ASI Ekslusif, Vitamin A, Garam beryodium dan pemberian tablet Fe. 2) Penanganan Masalah Gizi Kegiatan penanganan masalah gizi adalah tatalaksana gizi buruk baik rawat inap maupun jalan, pemberian PMT pemulihan kepada balita gizi kurang dan ibu hamil KEK. 3) Surveilans Gizi Kegiatannya meliputi pengumpulan data, pengolahan dan analisa data serta tindak lanjut penanganan kasus. 4) Perbaikan Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Kegiatanpemantuan pertumbuhan, membentuk kelompok untuk pemberian ASI, MP-ASI, pembinaan kader di seluruh posyandu. Peningkatan pengetahuan, pemahanan dan keterampilan oleh petugas dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat terkait upaya perbaikan gizi dengan kegiatannya penyuluhan gizi dan konseling gizi kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja sama dengan lintas program pemegang promkes dan pembina wilayah. Kegiatan ini dilakukan di puskesmas (dalam gedung) dan di posyandu (luar gedung), serta melalui penyuluhan keliling. No Tabel 7.10. Cakupan Penyuluhan Gizi Kota Padang Tahun 2013 Materi Penyuluhan Dalam Gedung Luar Gedung Keliling Frek Jml disuluh Frek Jml disuluh Frek 1 Gizi keluarga 172 3.315 1.197 129.709 6 2 Kekurangan 14 285 165 3138 0 Yodium 3 Vitamin A 40 691 762 32.951 114 4 ASI Eksklusif 68 1401 405 9.687 0 Jumlah/rata-rata 294/13 5.692/259 2.929/3 178.414/206 120/6 104

Dari Tabel 7.10. dapat dilihat bahwa penyuluhan yang terkait dengan permasalahan gizi frekwensinya sangat sedikit baik dalam gedung maupun diluar gedung. Rata rata penyuluhan gizi dalam gedung 13 kali perpuskesmas dalam satu tahun dan penyulukan diluar gedung rata-rata 3 kali perposyandu dalam satu tahun. Kalau ditinjau dari materi penyuluhan seperti ASI eksklusif untuk dalam gedung rata- rata 3 kali dalam setahun perpuskesmas dan diluar gedung tidak semua posyandu memberikan penyuluhan Asi Eksklusif. Selain itu materi pokok yang lain seperti tumbuh kembang balita, serta pentingnya menimbang balita belum disampaikan kepada masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa tidak tercapainya program gizi karena kurangnya penyuluhan dari petugas kepada masyarakat. Tabel 7.11. Kunjungan Pojok Gizi (POZI) Perpuskesmas Tahun 2013 Kunjungan POZI No Puskesmas Gizi Lebih KEP HT DM Anemia Lain Jml 1 Padang Pasir 0 103 64 33 11 19 230 2 Ulak Karang 0 70 33 35 14 5 157 3 Alai 0 58 1 8 8 63 295 4 Air Tawar 0 37 57 23 5 46 463 5 Pemancungan 0 40 13 17 18 36 124 6 Rawang 4 42 3 6 0 10 65 7 Seberang Padang 0 73 13 3 7 32 193 8 Andalas 5 91 493 111 16 137 1046 9 Nanggalo 17 36 582 253 0 128 1016 10 Lapai 11 61 85 30 9 197 393 11 Pengambiran 0 18 0 33 0 7 58 12 Lubuk Begalung 6 56 57 46 32 39 236 13 Lubuk Buaya 1 91 34 252 285 79 978 14 Air dingin 1 111 9 66 53 17 257 15 Anak air 0 179 10 14 173 396 772 16 Ikur koto 0 55 16 34 25 0 130 17 Bungus 0 17 25 27 0 129 198 18 Pauh 33 234 48 63 182 2 392 19 Kuranji 0 42 55 27 11 55 190 20 Ambacang 0 5 26 33 19 481 564 21 Belimbing 0 19 42 26 2 76 165 22 Lubuk Kilangan 21 178 76 122 17 49 463 Jumlah 100 1616 1742 1262 887 2003 8385 Tabel 7.11 menggambarkan bahwa pelayanan pojok gizi sudah melayani 8.385 orang dari 846.731 penduduk yakni lebih kurang 10 % jumlah penduduk. Namun masih ada puskesmas yang belum maksimal memfungsikan pojok gizinya 105

seperti puskesmas Rawang Barat, Pengambiran, Ulak Karang dan Belimbing. Selain itu semua puskesmas belum ada yang memberikan konseling tentang Asi Eksklusif. Penyuluhan dan konseling ini sangat penting dilakukan kerena tanpa penyuluhan dan konseling tentunya perobahan perilaku masyarakat kepada perilaku sehat tidak akan tercapai, sekaligus pencapaian program juga tidak akan tercapai. Oleh karena itu kedepan tentunya penyuluhan dan konseling dengan materi- materi yang terkait dengan permasalahan gizi utama perlu dimaksimalkan, baik melalui kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dan juga melalui konseling di pojok gizi yang ada dipuskesmas, di posyandu maupun di puskesmas agar permasalahan gizi yang ditemui dapat teratasi dengan baik. 1. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A. (1) Penangulangan Kekurangan Vitamin A pada balita Untuk menanggulangi Kekurangan Vitamin A pada bayi dan balita dilakukan pemberian Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6-11 bln ) dan anak balita ( 1-5 thn ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Tabel 7.12. Capaian Vitamin A Bayi dan anak Balita di Puskesmas th 2013 Pencapaian Pencapaian No Puskesmas Sasaran Sasaran Bayi A.Balita Bayi A. Balita ABS % ABS % 1 Padang Pasir 569 3725 481 84.53 3109 83.46 2 Ulak Karang 240 1575 168 69.79 1078 68.44 3 Air Tawar 363 2374 281 77.27 1671 70,39 4 A l a i 290 1894 232 79.83 1534 80.99 5 Lapai 284 1857 217 76.41 1178 63.44 6 Nanggalo 463 3032 211 45.57 1396 46.04 7 Lubuk Buaya 1268 8291 880 69.40 6928 83.56 8 Air Dingin 393 2018 254 64,63 1600 79,29 9 Seberang Padang 217 1417 172 79.26 986 69.58 10 Rawang 307 2002 256 83.39 1621 80.97 11 Pemancungan 224 1466 204 90.85 1187 80.97 12 Lubuk Begalung 781 5110 636 81.37 3659 71,60 13 Pengambiran 626 4097 477 76.12 2395 58.46 14 Bungus 301 1966 297 98.50 1900 96.64 15 Lubuk Kilangan 647 4223 615 95.05 3833 90.76 16 Pauh 793 5187 636 80.14 3804 73.34 17 Andalas 1002 6548 953 95.06 5362 81.89 18 Belimbing 740 4838 688 92.91 2331 48.18 19 Ambacang 606 3958 458 75.58 2790 70.49 20 Kuranji 336 2199 276 82.14 1788 81.31 21 Anak Air 393 2567 266 67.68 1175 45.77 22 Ikur Koto 173 1137 146 84.39 751 66.05 Kota Padang 11.016 71.481 8.799 79.87 52.076 72.85 106

Pemberian Vit A bayi (6-11bulan) Kota Padang tahun 2013 belummencapai target yaitu 79,87 %.dari target yang ditetapkan 85%, Sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar 72.85%, target yang ditetapkan 85 %. Jika dilihat pencapaian dari masing-masing puskesmas yang sudahmencapai target baru 2 puskesmas yaitu puskesmas Lubuk Kilangan dan Puskesmas Bungus.Sedangkan 20 Puskesmas lainnya belum mencapai target. Hal ini disebabkan karena belum saling berkoordinasinya semua petugas/program dan pembina wilayah dalam pelaksanaan pemberian Vitamin A ini,selain itu sweeping petugas dan pembina wilayah yang belum maksimal, termasuk pelaporan dari Bidan Praktek Mandiri. Cakupan pendistribusian kapsul vitamin A dari tahun 2009 sampai Tahun 2013 mengalami penurunan dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013 (78,69%) yang dapat dilihat pada grafik 7.77. Grafik 7.77. Cakupan pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 bln) Kota Padang Tahun 2009-2013 Berdasarkan hasil tersebut perlu ditingkatkan kembali kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga pembina wilayah posyandu di masing-masing puskesmas yang ada di Kota Padang. (2) Penangulangan Kekurangan Vitamin A pada ibu nifas 107

Pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Pemberian vitamin A selama 2008-2013 berturut-turut dapat dilihat pada grafik 7.78.a. Grafik 7.78.a. Cakupan Pendistribusian kapsul Vitamin A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2008-2013. Pada grafik 7.78.a. dapat dilihat pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas Tahun 2013 meningkat yakni 93,34%, naik 3,48 %dari tahun sebelumnya.target ini tercapai berkat kerjasama dari lintas program yang baik, dan pencatatan dan pelaporan dari semua fasilitas pelayanan kesehatan telah berjalan dengan baik. Grafik. 7.78.b. Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 108

Dari grafik 7.78.b. dapat dilihat bahwa pemberian Vitamin A pada ibu nifas terendah pada puskesmas Lubuk Kilangan yaitu 75%. Sedangkan Puskesmas Seberang Padang, Pengambiran, dan Lubuk Begalung belum mencapai target 90 %. (3) Penanggulangan Anemia Gizi Besi Untuk pencegahan anemia gizi besi pada ibu hamil diberikan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Pemberian Fe 1 dimulai dari kunjungan ibu hamil pertama (K1) seterusnya K2/ K3 dan Fe3 diberikan saat K4. Pencapaian Fe1 dan F 3 Puskesmas sekota Padang dapat dilihat pada grafik 7.79. Grafik 7.79. Cakupan Pendistribusian Tablet Fe1 dan Fe3 Puskesmas Tahun 2013 Dari grafik 7.79. dapat dilihat cakupan pendistribusian tablet Fe 3 yang terendah adalah Puskesmas Pengambiran 71,45% dan Puskesmas Anak Air sebanyak 77,5%. Cakupan pendistribusian Fe3 ibu hamil untuk Kota Padang selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 7.80 yang menggambarkan bahwa belum semua Ibu Hamil mendapatkan tablet Fe. Cakupan pendisrtribusian tablet Fe3 untuk ibu hamil sejak tahun 2009trendnya bervariasi dan pada tahun 2013 pencapaian Fe 3 sebanyak 90,2 % sedikit 109

menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan belum mencapai target 93%. Grafik.7.80. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang Tahun 2009-2013 (4) ASI Ekslusif Asi Ekslusif adalah pemberian hanya Asi saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Pengumpulan data ASIEkslusif dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. Pengumpulan data dapat dilakukan oleh bidan, kader, petugas gizi, pembina wilayah serta petugas puskesmas lainnya. Sumber data Asi Ekslusif dapat berasal dari buku KIA, kohor bayi, Sistim Informasi Posyandu serta pencatatan lain yang ada di puskesmas khusunya pada pemegang program KIA Anak maupun Imunisasi, serta pelaporan dari bidan praktek swasta. Lokasi untuk pengumpulan data ini dapat dari data posyandu, puskesmas, bidan desa,poskesdes, serta BPS atau balai pengobatan lainnya termasuk tempat praktek dokter spesialis anak. Berdasarkan hasil pemantauanpemberian ASIEkslusif tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif Kota Padang 62,4% dari target 75% dan cakupan ASI Ekslusif per puskesmas se Kota Padang dapat kita lihat pada tabel 7.13 bahwa puskesmas yang sangat rendah pencapaiannya adalah Puskesmas Pauh 42,1%, Puskesmas Ulak Karang 41,8 % dan Puskesmas Air Dingin 47,67%. 110

Tabel 7.13. Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 No Puskesmas Cakupan (%) 1 Padang Pasir 75,00 2 Ulak Karang 41,80 3 Air Tawar 50,13 4 A l a i 98,01 5 Lapai 71,54 6 Nanggalo 73,40 7 Lubuk Buaya 79,88 8 Air Dingin 47,67 9 Seberang Padang 82,30 10 Rawang 61,98 11 Pemancungan 66,61 12 Lubuk Begalung 64,87 13 Pengambiran 69,82 14 Bungus 65,50 15 Lubuk Kilangan 77,45 16 Pauh 42,10 17 Andalas 55,40 18 Belimbing 78,90 19 Ambacang 60,40 20 Kuranji 56,70 21 Anak Air 55,67 22 Ikur Koto 72,31 Kota Padang 64,34 grafik 7.81. Pencapaian Asi Eksklusif selama 5 tahun berturut dapat dilihat pada Grafik. 7.81. Pencapaian ASI Ekslusif di Kota Padang Tahun 2011-2013 111

Dari grafik 7.81 dapat dilihat bahwa pencapaian ASI Eksklusif naik dari tahun 2012 sebanyak 1.9%. Jika dibandingkan dengan target 75% pada tahun 2013 maka terdapat kesenjangan sebesar -9.54%Oleh sebab itu perlu memaksimalkan pemberian konseling ASI Eksklusif mulai dari saat ANC baik melalui kunjungan ibu hamil ke puskesmas, kelas ibu hamil, di posyandu maupun di bidan praktek mandiri dan pada saat persalinan oleh Bidan. Kemudian dapat juga dilakukan pada kegiatan pojok gizi dipuskesmas, kunjungan rumah pada saat kunjungan neonatus, serta melalui pertemuan kelas ibu balita. (5) Penanggulangan Kasus Gizi buruk Selama Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang menemukan balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM/) atau dengan indikator BB/U sebanyak 487 balita (0.91%) yang ditemukan di posyandu di seluruh wilayah kerja puskesmas se kota Padang. Balita BGM yang ditemukan di posyandu adalah balita yang hanya mengalami permasalahan dalam pertumbuhan, karena hasil penimbangan di posyandu bukan untuk penentuan status gizi melainkan untuk melihat pertumbuhan balita setiap bulannya. Oleh kerana itu data balita BGM yang ada dilakukan kembali validasi data terutama data antropometri sehingga dapat di tentukan status gizi balita. Balita yang telah ditentukan status gizi dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 3 bulan berupa biskuit, bubur susu dan susu. Balita BGM yang ditemukan ada yang disertai dengan penyakit penyerta seperti diare, ISPA, Suspect TB, dan penyakti penyerta lainnya. Selain data balita BGM Dinas Kesehatan Kota Padang juga telah menemukan balita kasus gizi buruk (Kurus sekali) dengan indikator BB/TB sebanyak 119 kasus dengan rawat inap di puskesmas Nanggalo sebanyak 8 kasus dan yang meninggal sebanyak 4 kasus dari puskesmas Lubuk Kilangan, Air Dingin, Alai, Kuranji. Rincian kasus yang dirawat di puskesmas Nanggalo dapat dilihat pada tabel 7. Kegiatan yang dilakukan di puskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rawatan balita gizi buruk adalah konsultasi dengan dokter spesialis anak bekerja sama dengan rumah sakit dr M.Djamil Padang untuk melakukan penangan balita gizi buruk baik rawat inap maupun rawat jalan, sebagai 112

puskesmas konsulen bagi puskesmas lainnya dalam hal penanganan balita gizi buruk rawat jalan, pemeriksaan laboraturium, penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk, serta melakukan rujukan ke rumah sakit jika balita mempunyai penyakit penyerta yang tidak dapat ditangani di puskesmas Nanggalo. Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakuan sesuai dengan penanganan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi tetap ke puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing. 113

Tabel 7.14. Jumlah Kasus Gizi Buruk Yang dirawat di Puskesmas Nanggalo Tahun 2013 No Nama Balita Tgl Lahir Umur BBL Antopometri Status Gizi BB ST Gizi Pulang (Kg) Plg BB PB BB/U BB/PB BB/U BB/PB Rujukan dari Lama Rawat an (hari) Penyakit Penyerta 1 Tri wulan 23/12/2012 13 1800 4.5 59 <-3 SD <-3 SD 5.15 <-3 SD <-3 SD Lubuk Buaya 14 Susp. Phenomoni 2 Faza 19/09/2011 17 2800 5.7 72 <-3 SD <-3 SD 5.75 <-3 SD <-3 SD Luki 7 Ispa, Diare 3 Diva 26/09/2011 18 2600 5.8 68 <-3 SD <-3 SD 5.8 <-3 SD <-3 SD Andalas 1 Diare 4 Dhita 28/02/2012 13 0 6.7 72 <-3 SD 5 Restu 13/08/2012 9 2400 3.2 57 <-3 SD <-3 SD 3.15 <-3 SD <-3 SD 6 Selvi 0 18 0 5.75 70 <-3 SD <-3 SD 5.9 <-3 SD <-3 SD 7 Gerald 19/09/2012 17 2500 6.3 74 <-3 SD <-3 SD 6.3 <-3 SD <-3 SD > - 3 SD 6.8 <-3 SD > - 3 SD Anak Air 6 Diare Padang Pasir Lubuk Buaya Padang Pasir 3 Susp.BP 8 3 Ispa 115

Berdasarkan data pada tabel 7.14., dari 119 kasus yang ditemukan hanya 8 kasus yang dilakukan rawat inap hal ini disebabkan faktor ekonomi keluarga balita gizi buruk (keluarga gakin), petugas kesehatan masih kurang melakukan sosialisasi kepada balita gizi buruk dengan penyakit serta faktor lainnya. Jumlah hari rawatan pasien balita gizi buruk yang dirawat rata-rata selama 6 hari di puskesmas Nanggalo, hal ini disebabkan pulang paksa sebanyak 3 orang, dan dirujuk ke rumah sakit sebanyak 3 orang dan dilanjutkan dengan pemantauan balita gizi buruk di masing-masing puskesmas. (6) Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky) Penanggulangan akibat kekurangan yodium dilakukan dengan cara pemeriksaan garam di masyarakat dan pasar kecamatan. Pemeriksaan ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus dengan jumlah sampel sebanyak 3281 rumah tangga, kategori baik sebanyak 93,34% rumah tangga sudah mengkonsumsi garam beryodium dan 6,66% rumah tangga termasuk belum baik. Cakupan Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium per puskesmas dapat dilihat pada grafik 7.82. Grafik 7.82. Cakupan Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Perpuskesmas sekota Padang Tahun 2013 Dari grafik 7.82. dapat dilihat bahwa rumah tangga yang belum mencapai target 85% mengkonsumsi garam beryodium adalah puskesmas 116

Lubuk Buaya dan puskesmas Alai dan Puskesmas Nanggalo, masing masing 76,37%, 78,21%, dan 83,43%. Selain itu pemeriksaan garam di masyarakat juga dilakukan di pasar kecamatan dengan melibatkan lintas sektor yang ada seperti Bappeda, Disperindag, Dinas Pasar, serta sektor terkait lainnya. Pemeriksaan garam dilakukan pada penggiling cabe baik dalam skala besar maupun kecil serta penjual garam baik di toko maupun di penjual skala kecil. Pemeriksaan garam dilakukan untuk jenis garam kasar dan halus dengan menggunakan iodina test untuk menguji ada tidaknya yodium dalam garam. (7) Upaya Perbaikan Gizi Institusi Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 13 sekolah. (8) Pemantauan Status Gizi (PSG) Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita di Kota Padang. PSG ini dilakukan satu kali dalam setahun dan prevalensi inilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kecamatan rawan gizi atau tidak di kota Padang. Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan kadarzi. Pelaksanaan kegiatan PSG ini berjumlah sebanyak 3.300 sampel di wilayah kerja puskesmas di Kota Padang. Berdasarkan hasil PSG tersebut prevalensi balita sangat kurang (BB/U) sebesar 2,7 % menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 3,26%. Selain itu prevalensi balita kurus sekali sebesar 1,9 % seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 117

Tabel 7.15. Prevalensi Status Gizi BB.Sngt Kurang (BB/U), Sgt Pdk (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di Kota Padang (2009-2013) No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 1 BB/U 2,3 3,68 1,76 3,26 2,7 2 TB/U 10,27 0 6,27 12,94 9,1 3 BB/TB 0,7 2,2 0,1 3,38 1,9 Dari tabel 7.15. terlihat semua indikator status gizi pada tahun 2013 prevalensinya cendrung menurun dari Tahun 2012. Selain prevalensi status gizi, hasil PSG ini juga menunjukan daerah rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor dan program dapat dilihat pada tabel 7.16. Tabel 7.16. Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008-2013. No 1 Kuranji Kecamatan 2 Padang Selatan 3 Padang Timur 4 Padang Barat 5 Lubuk Begalung 6 Lubuk Kilangan 7 Koto Tangah 8 Pauh 9 Nanggalo 10 Bungus 11 Padang Utara Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Berdasarkan tabel 7.16, kecamatan rawan gizi (Gizi Buruk + Kurang) indikator BB/U yang >15% tahun 2013 terlihat Kecamatan Padang Utara merupakan kecamatan yang perlu mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut merupakan kecamatan rawan gizi yang baru terdata pada tahun 2013. Selain itu yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor maupun lintas program adalah Kecamatan Padang Koto Tangah, Pauh, Padang Selatan dan Kecamatan Kuranji, hal ini disebabkan selama kurun waktu 5 tahun hampir selalu menjadi kecamatan rawan gizi. 118

Selain kegiatan PSG juga dilakukan kegiatan penimbangan secara rutin setiap bulan di seluruh posyandu di wilayah kerja puskesmas. Tahun 2013 kunjungan balita ke posyandu atau partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) sebesar 60,52%. Keadaan ini belum tercapai target yang diharapkan (80%) dan keadaan ini mengalami penurunan dibanding Tahun 2012. Grafik 7.83. Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Se Kota Padang Tahun 2009-2013 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 81,67 83,54 86 86,11 87,69 66,06 57,92 62,13 60,52 51,07 1,24 1,06 0,9 0,91 0,8 2009 2010 2011 2012 2013 D/S N/D BGM/D Berdasarkan grafik 7.83 terlihat grafik pencapaian N/D selama 5 tahun berturut memperlihatkan kenaikan pada tahun 2013 ini sudah mencapai target. Cakupan BGM/D tidak mengalami perubahan secara signifikan dari keadaan tahun 2011, 2012 dan 2013 kecuali pada grafik D/S yang mengalami penurunan dari tahun 2012 dan 2013. Diharapkan untuk tahun tahun selanjutnya terutama pada cakupan D/S perlu mendapatkan perhatian khusus baik di lintas sektor maupun di lintas program. Meskipun data BGM/D terus mengalami penurunan tetapi perlu ditingkatkan kegiatan surveilans gizi maupun pemantauan wilayah setempat, hal ini berguna untuk mengantisipasi terjadinya balita gizi buruk kurus sekali. Jika dilihat secara perpuskesmas pencapaian indikator SKDN terlihat seperti grafik 7.84. 119

Grafik 7.84. Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2013 Dari grafik 7.84. terlihat D/S yang terendah berada di puskesmas Nanggalo 31%, sedangkan untuk N/D yang belum mencapai target adalah Puskesmas Nanggalo sebesar 75%, Puskesmas Lapai 76%, dan Puskesmas Lubuk Kilangan 77%.Cakupan BGM/D tertinggi pada puskesmas Anak Air sebanyak 2,5%. 3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada pelayanan kesehatan dasar rujukan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut : a. Pedampingan dan pembinaanlokakarya mini tahunan puskesmas. b. Penilaian puskesmas berprestasi dan tenaga kesehatan berprestasi c. Pembinaan dan pemantauan manajemen puskesmas. d. Pembinaan rumah sakit e. Pembinaan kesehatan indera mata f. Pembinaan kesehatan gigi dan mulut g. Pembinaan kesehatan jiwa h. Pembinaan Perkesmas i. Pembinaan kesehatan lansia j. Pembinaan kesehatan olah raga Capaian kinerja berdasarkan kegiatan yang di laksanakan pada seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan adalah: a. Kunjungan Puskesmas 120

Puskesmas dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2013 sebanyak 1.481.556 kunjungan dengan visite rate 1,69 ( jumlah penduduk Kota Padang 876.000 jiwa). Tabel 7.17. Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 JENIS KUNJUNGAN NO PUSKESMAS JAMKESMAS UMUM ASKES /KESDA TOTAL 1 Seb Padang 39527 6001 4192 49720 2 Pemancungan 31981 2186 7792 41959 3 Rawang 45569 2079 7310 54958 4 Padang Pasir 55347 10683 9811 75841 5 Ulak Karang 29132 7009 6252 42393 6 Alai 18592 8472 4353 31417 7 Air Tawar 28600 5740 2775 37115 8 Andalas 143237 13165 21085 177487 9 LB Buaya 150300 17185 12872 180357 10 Air Dingin 32764 3965 20504 57233 11 Nanggalo 40947 10786 7168 58901 12 Lapai 35831 4116 5310 45257 13 Kuranji 32542 5409 9498 47449 14 Belimbing 70782 5744 7478 84004 15 Pauh 50814 8781 16072 75667 16 Lb Kilangan 53972 4412 8292 66676 17 Lb Begalung 65151 11271 15142 91564 18 Pegambiran 53276 4986 12229 70491 19 Bungus 33853 1314 7312 42479 20 Ambacang 75167 5528 13493 94188 21 Anak Air 29476 659 4879 35014 22 Ikur Koto 16552 1141 3693 21386 Total 1.133.412 140.632 207.512 1.481.556 121

Tabel 7.18. Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Rawatan Tahun 2013 No Puskesmas Kunjungan 1 2 3 4 5 6 Seberang Padang 113 Lubuk Buaya 39 Air Dingin 22 Nanggalo 27 Pauh 69 Bungus 23 Jumlah 293 Tabel 7.18. memperlihatkan Kunjungan Rawat Inap Tahun 2013 sebanyak 293 orang Kunjungan Rawat Inap yang terbanyak adalah pada Puskesmas Seberang Padang sebanyak 113 orang dan yang terendah adalah Puskesmas Air Dingin sebanyak 22 orang. Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk pasien gizi buruk. Grafik. 7.85. Kunjungan Puskesmas Tahun 2013 berdasarkan baru dan lama. Grafik 7.85. memperlihatkan bahwa Kunjungan Puskesmas Tahun 2013 terdiri dari kunjungan pasien baru 24% dan kunjungan pasien lama 76%. 122

b. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang Grafik. 7.86. Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas dikota Padang Tahun 2013. Dari sepuluh penyakit terbayak yang berkunjung ke Puskesmas Tahun 2013, ISPA menduduki peringkat pertama, kemudian diikuti oleh gastritis dan penyakit kulit. Penyakit degeneratif seperti penyakit radang sendi ( rematik ) dan hipertensi sudah masuk kedalam sepuluh penyakit terbanyak tahun 2013, ini harus diwaspadai penyakit menular masih banyak sementara penyakit degeneratif juga mulai meningkat. c. Program Indera Program indera merupakan salah satu bentuk program pengembangan yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat. Tabel 7.19. kunjungan penyakit kelainan refraksi menempati urutan terbanyak indera mata yaitu 3.457 kunjungan, kelainan refraksi terbanyak terdapat di puskesmas Pagambiran. Penyakit katarak menempati urutan kedua yaitu 828 kasus yang sudah dioperasi sebanyak 57 orang. Penyakit katarak yang terbanyak adalah di Puskesmas padang Pasir yaitu 91 kasus. Untuk indera telinga, puskesmas ambacang dengan kunjungan tuli terbanyak yaitu sebanyak 41 kunjungan. 123

No Tabel. 7.19. Cakupan Program Kesehatan Indera Tahun 2013 PUSKESMAS Katarak INDERA MATA Kel. Refraksi Gloucoma Xeropthalmia INDRA TELINGA Tuli HTR Tuli SRF 1 Seb.Padang 58 167 3 0 0 0 2 Pemancungan 9 79 0 0 2 0 3 Andalas 86 321 3 0 0 2 4 Rawang 7 35 2 6 6 0 5 Bungus 6 21 0 0 0 0 6 Pdg.Pasir 91 326 8 0 1 0 7 Ulak Karang 36 160 5 0 0 0 8 Air Tawar 30 143 5 0 0 0 9 Lb.Buaya 40 134 5 0 0 0 10 Air Dingin 21 48 0 0 0 0 11 Anak Air 16 12 0 0 1 0 12 KPIK 0 19 0 0 0 0 13 Ambacang 51 200 4 0 29 12 14 Kuranji 37 181 1 0 0 0 15 Pauh 68 188 4 0 0 0 16 Belimbing 41 176 0 0 0 0 17 Lb.Kilangan 9 77 0 0 0 0 18 Lb.Begalung 65 241 4 3 9 0 19 Pagambiran 87 479 6 0 0 0 20 Nanggalo 2 93 3 0 0 0 21 Lapai 28 145 0 0 0 0 22 Alai 77 212 19 1 1 0 TOTAL 828 3457 72 10 49 14 Grafik.7.87. Penyakit Mata Puskesmas Tahun 2013 124

Untuk kesehatan mata diagnosa terbanyak yang dilayani di puskesmas adalah kelainan refraksi yaitu (3.457) 79%, dan diikuti oleh katarak sebanyak 828 (19%). d. Program Kesehatan Jiwa Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas. Tabel. 7.20. Kunjungan Kasus Gangguan Jiwa di Puskesmas Tahun 2013 NO JENIS PENYAKIT BARU TOTAL LAMA L P L P 1 Gangguan Mental Organik 4 19 39 69 2 Gangguan Penggunaan NAPZA 2 0 16 6 3 Skizoprenia dan gg.psikotik Kronik lainnya 122 169 3563 1990 4 Gangguan Psikotik Akut 34 25 145 114 5 Gangguan Bipolar 7 3 74 52 6 Gangguan Depresif 21 40 173 152 7 Gangguan Neurotik 66 127 692 1030 8 Retardasi Mental 3 2 26 29 9 Gangguan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja 214 182 241 150 10 Epilepsi 70 113 777 827 11 Sucide 8 3 34 61 12 Gangguan Belajar 58 19 49 44 Jumlah 609 702 5.829 4.524 Pada tabel 7.20 dapat dilihat kasus baru terbanyak adalah gangguan kesehatan anak dan remaja dan diikuti dengan scizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Data ini memberikan gambaran bahwa kesehatan jiwa perlu lebih diperhatikan lagi, karena kasus terbanyak berada pada anak dan remaja. 125

e. Program Kesehatan Gigi dan Mulut Program Kesehatan Gigi dan mulut yang dilaksanakan disemua Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan tujuan agar masyarakat Kota Padang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu dengan kegiatan program seperti : Pelayanan BP Gigi di Puskesmas, Upaya Kesehatan Gigi anak Sekolah dan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa. Tabel. 7.21. Cakupan Program Kesehatan Gigi dan Mulut KUNJUNGAN INTEGRASI KIA APRAS NO PUSKESMAS BARU LAMA JML BARU LAMA JML BARU LAMA JML 1 Seb.Padang 2667 903 3570 3 3 69 11 80 2 Pemancungan 1998 295 2293 185 79 264 97 19 116 3 Andalas 3990 1872 5862 56 0 56 303 0 303 4 Rawang 1988 635 2623 8 10 18 90 20 110 5 Bungus 1045 433 1478 356 184 540 284 199 483 6 Pdg.Pasir 1336 937 2273 0 0 0 91 29 120 7 Ulak Karang 2276 1334 3610 28 37 65 80 55 135 8 Air Tawar 3600 2855 6455 488 384 872 580 522 1102 9 Lb.Buaya 3048 1084 4132 31 1 32 118 15 133 10 Air Dingin 2145 1436 3581 3 2 5 27 32 59 11 Anak Air 668 41 709 1 0 1 21 1 22 12 KPIK 990 331 1321 32 0 32 90 13 103 13 Ambacang 1489 1476 2965 185 519 704 400 315 715 14 Kuranji 2446 527 2973 13 0 13 137 15 152 15 Pauh 1451 967 2418 14 0 14 228 0 228 16 Belimbing 1566 1372 2938 0 0 0 109 56 165 17 Lb.Kilangan 2667 695 3362 0 0 0 86 70 156 18 Lb.Begalung 1482 797 2279 10 0 10 61 10 71 19 Pagambiran 1254 763 2017 113 6 119 18 22 40 20 Nanggalo 2988 1311 4299 29 0 29 147 72 219 21 Lapai 1990 529 2519 63 0 63 55 48 103 22 Alai 2079 588 2667 275 263 538 289 51 340 45163 21181 66344 1893 1485 3378 3380 1575 4955 Dari tabel 7.21 dapat dilihat cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sudah melebihi target 5%, dimana cakupan pelayanan gigi di kota Padang adalah 7,6% ( 66.344 x 100: 876.000 ),artinya program kesehatan gigi dan mulut sudah menyentuh masyarakat di kota Padang. Kegiatan gigi terintegrasi dengan KIA targetnya adalah 50%, dan yang baru dicapai 16,85% ( 3378 x 100: 20043 (jml ibu hamil ), dari tabel diatas tergambar hanya sebagian puskesmas di kota Padang yang 126

melaksanakan kegiatan gigi terintegrasi dengan KIA Target cakupan kunjungan Apras adalah 50%. Grafik 7.87. Penyakit Terbanyak Kunjungan Poli Gigi 30000 25000 24824 20000 15000 10000 5000 0 4244 6808 469 470 1537 3181 2083 1558 1365 Penyakit dan kelainan gigi yang berkunjung kepuskesmas pada urutan pertama adalah penyakit jaringan pulpa sebanyak 24.824 urutan ke dua adalah Ginggivitis dan urutan ketiga Karies gigi 4.244. Tabel.7.22. Rasio Cabut dan Tambal perpuskesmas Tahun 2013 No PUSKESMAS TUMPATAN PENCABUTAN 1 Padang Pasir 0 314 2 Andalas 347 676 3 Ulak Karang 34 246 4 Alai 106 434 5 Air Tawar 382 1444 6 Seb.Padang 0 200 7 Pemancungan 0 90 8 Rawang 0 175 9 Lb.Buaya 4 618 10 Air Dingin 136 202 11 Anak Air 0 0 12 Ikur Koto 52 133 13 Nanggalo 0 246 14 Lapai 12 27 15 Kuranji 0 125 16 Belimbing 82 205 17 Ambacang 145 284 18 Pauh 94 417 19 Lb.Kilangan 0 44 20 Lb.Begalung 0 50 21 Pagambiran 0 176 22 Bungus 0 153 JUMLAH 1.394 6.259 RASIO 1 4,5 127

Dari tabel 7.22 dapat dilihat 11 Puskesmas dikota padang tidak melakukan kegiatan tumpataqn di Puskesmas, sedangkan untuk Puskesmas anak air sama sekali tidak melakukan kegiatan pelayanan cabut dan tumpatan. Sedangkan rasio tambalcabut untuk kota Padang adalah 1 : 4.5, target rasio tambal-cabut adalah 1 : 1. Hal ini menunjukan bahwa bawa pasien yang berobat belum mendapatkan pelayanan yang baik. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan diantara nya kualitas sumber daya manusia yang memberikan pelayanan, sarana dan prasarana perawatan gigi di Puskesmas kurang dan prilaku masyarakat yang cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat (cabut) sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan. f. Perkesmas Program Perkesmas ( Perawatan Kesehatan Masyarakat ) dilaksanakan disetiap Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya. Tabel 7.23. Pembinaan Keluarga Tahun 2013 NO KELUARGA YANG DIBINA JUMLAH 1 Keluarga dengan bumil resti dibina 199 2 Keluarga dengan bufas resti dibina 58 3 Keluarga dengan bayi resti dibina 102 4 Keluarga dengan balita resti dibina 185 5 Keluarga dengan anak sekolah / remaja resti dibina 56 6 Keluarga dengan individu dengan masalah gizi dibina 213 7 Keluarga dengan individu yang memiliki penyakit menular dibina 390 8 Keluarga dengan individu yang memiliki penyakit yang tidak 452 menular dibina 9 Keluarga dengan individu usia lanjut resti dibina 467 10 Keluarga dengan individu tindak lanjut perawatan dibina 159 JUMLAH 2.281 Tabel 7.23 menggambarkan baru sebagian kecil dari KK bermasalah kesehatan yang dibina, keluarga yang dibina terbanyak adalah keluarga dengan permasalahan lansia resti, keluarga dengan penyakit tidak menular dan keluarga yang mempunyai penyakit menular. Pada grafik 7.88 dapat dilihat setelah dilakukan pembinaan tingkat kemandirian keluarga pindah kearah tingkat kemandirian II, III, dan IV, namun masih ada keluarga yang berada pada tingkat kemandirian I, artinya butuh 128

pendampingan yang intensif pada keluarga yang sulit untuk merubah tingkat kemandiriannya, misalnya dengan frekuensi kunjungannya yang diperbanyak. Grafik. 7.88. Tingkat Kemandirian Keluarga Sebelum Dibina dan Sesudah Dibina g. Program Kesehatan Lansia Jumlah Posyandu lansia di Kota Padang 211 (dua ratus sebelas) pos dengan 650 (enam ratus lima puluh) kader arti kata setiap kelurahan rata-rata memiliki 2 (dua) Posyandu lansia dan 3 (tiga) kader. Cakupan pelayanan kesehatan lansia tahun 2013 48,36% angka ini menurun dari tahun 2012 59,76%. Hal ini disebabkan karena turunnya partisipasi lansia untuk memanfaatkan posyandu lansia untuk memeriksa kesehatannya, karena pada tahun 2013 pelayanan pengobatan tidak dilakukan lagi di posyandu lansia karena berdasarkan peraturan sebenarnya bahwasanya posyandu lansia bukanlah wadah untuk pengobatan dan hal ini menyebabkan lansia enggan datang ke posyandu lansia dengan lasan tidak memperoleh obat. Wacana ini disosialisasikan kepada masyarakat dengan kerjasama puskesmas, tokoh masyarakat maupun lintas sector terkait, terutama peranan kader posyandu lansia. Pelayanan kesehatan lanjut usia berbasis Puskesmas Santun Lansia sangat berpengaruh pada pencapaian cakupan. Diharapkan kedepan lebih ditingkatkan lagi pembinaan oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan lintas sector terkait lainnya. Dan adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota Padang untuk pelaksanaan pembinaan lansia. 129

Pada Tahun 2013 Puskesmas yang aktif melakukan pelayanan berbasis santun lansia adalah Puskesmas Lubuk Buaya dan Nanggalo dan untuk Puskesmas yang lainnya menerapkan sistim pelayanan berbasis santun lansia dikarenakan keterbatasan SDM dan prasarana. h. Kesehatan Olah Raga Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani masyarakat, misalnya pembinaan dan pemeriksaan kebugaran jasmani kelompok lansia, calon jemaah haji dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung. 130

NO PUSKESMAS Tabel. 7.24. Rekapitulasi Program Kesehatan Olah Raga Di Puskesmas se Kota Padang Tahun 2013 Kelompok / club OR yang dibina Pendataan kelompok / Club Olahraga Pemeriksaan Kesehatan Penyuluhan kes Olahraga konsultasi Kes. Olahraga Pelayanan Kesehatan Olahraga / Haji Pengukuran TK penangganan Kebugaran cedera Olahraga Jasmani Akut Sebagai tim Kes. Pada event OR L P L P L P L P 1 Padang Pasir 28 28 22 23 11 0 11 9 0 0 0 2 Ulak Karang 12 12 10 21 23 11 0 10 9 0 0 3 Air Tawar 10 10 8 44 21 23 11 0 10 9 0 4 Alai 8 8 8 48 13 1 0 0 0 10 8 5 Nanggalo 19 19 19 1 48 13 1 0 0 0 0 6 Lapai 11 11 11 41 1 31 7 0 0 0 0 7 Lubuk Buaya 17 17 17 3 41 1 25 0 0 0 0 8 Air Dingin 12 12 12 12 3 41 1 0 0 0 0 9 Belimbing 9 9 9 24 10 2 41 0 0 0 0 10 Kuranji 24 24 21 64 24 10 2 0 0 0 0 11 Ambacang 8 8 8 42 54 2 8 0 0 0 0 12 Pauh 15 15 15 12 1 1 0 4 0 0 0 13 Pagambiran 13 13 13 19 44 1 1 0 4 0 0 14 Lubuk Begalung 16 16 16 13 0 33 1 1 0 4 0 15 Seberang Padang 10 10 10 3 6 0 0 0 1 0 0 16 Rawang Barat 9 9 9 73 2 6 0 0 0 1 0 17 Pemancungan 14 14 14 30 68 2 2 0 0 0 0 18 Andalas 12 12 12 31 29 53 2 2 0 0 0 19 Lubuk Kilangan 22 22 22 75 30 17 53 0 2 0 0 20 Bungus 11 11 11 14 13 7 3 2 0 0 0 21 Anak Aia 2 2 2 25 20 13 7 3 2 0 0 22 Ikua Koto 4 4 4 21 32 40 13 6 8 8 0 Jumlah 286 286 273 639 494 308 189 37 36 32 8 131

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Dari tabel 7.24 dapat dilihat kelompok olahraga sudah merata diseluruh Puskesmas dikota Padang, dimana jumlah kelompok olah raga yang telah terdata pada Tahun 2013 sebanyak 286 (Dua ratus delapan puluh enam) kelompok dengan kegiatan pembinaan kelompok berupa pemeriksaan kesehatan di 286 kelompok olahraga dan penyuluhan kesehatan olahraga di 273 kelompok olahraga yang meliputi kelompok olahraga lansia, ibu hamil, jamaah haji, sanggar senam aerobik dan kelompok-kelompok olahraga lainnya ( silat, karate,boxing,taekwondo dll ). Pelayanan kesehatan olahraga pada tahun 2013 telah dilakukan konsultasi kesehatan olahraga ke 639 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan 494 orang dengan jenis kelamin perempuan, pengukuran kebugaran jasmani telah dilakukan kepada 308 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan 189 orang dengan jenis kelamin laki-laki, penanganan cedera olahraga akut 37 orang laki-laki 36 orang perempuan dan sebagai tim kesehatan pada event olahraga 32 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Untuk kegiatan pengukuran kebugaran jemaah haji pada Tahun 2013 didanai oleh Dana Dekon Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan Olahraga Tahun Anggaran 2013 dilakukan terhadap 100 ( seratus ) orang jemaah haji yang berasal dari 22 puskesmas se kota padang dengan hasil tingkat kebugaran 50% kurang, 35% cukup dan 15% kurang sekali. Intervensi telah dilakukan dengan cara memilihkan frekuensi berolahraga, intensitas berolahraga, lama berolahraga dan type atau jenis olahraga berdasarkan tingkat kebugaran calon jemaah. i. Program Pelayanan Rumah Sakit Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dirumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang kompleks. 132

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel. 7.25. Data Dasar Rumah sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Padang Tahun 2013 No Rumah Sakit Jenis Kelas Akreditasi Kapasitas TT 1 M Djamil Depkes/Umum B Sudah 800 2 Reksodiwiryo Hankam/Umum C Sudah 187 3 RSUD Pemko/Umum C Sudah 141 4 RSJ HB Saanin Depkes/Khusus A Sudah 200 5 Bayangkara Polisi/Umum D Belum 50 6 Yos Sudarso Swasta/Umum C Sudah 160 7 PT. Semen Swasta/Umum C Sedang 106 8 BMC Swasta/Umum - Belum 45 9 Selaguri Swasta/ Umum - Belum 60 10 Aisyah Swasta/Umum D Sudah 42 11 Ibnu Sina Swasta/Umum C Sudah 100 12 Siti Rahmah Swasta/Umum C Sudah 126 13 RSK Jantung Swasta/Khusus - Belum 26 14 RSK Ropanasuri Swasta/Khusus C Sudah 25 15 RSJ Puti Bungsu Swasta/Khusus - Belum 45 16 RSM Sitawa Swasta/Khusus - Belum 25 17 RSB Annisa Swasta/Khusus D Belum 34 18 RSB Siti Hawa Swasta/Khusus D Belum 30 29 RSB Bunda Swasta/Khusus - Belum 50 20 RSB Lenggogeni Swasta/Khusus - Belum 42 21 RSB Tiara Anggrek Swasta/Khusus - Belum 20 22 RS Asri Swasta/Umum D Sudah 25 23 RSIA Cicik Swasta/Khusus - Belum 24 24 RSB T.Anggrek Swasta/Khusus - Belum 25 25 RSB Restu Ibu Swasta/Khusus - Belum 21 26 RS Mata. PEC Swasta/Khusus C Belum 25 j. Laboratorium Pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas adalah pelayanan laboratorium sederhana dasar yang merupakan pelayanan dasar esensial di bidang laboratorium kesehatan yang diperlukan di tingkat Puskesmas dan diselenggarakan secara khusus atau terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, dilaksanakan oleh tenaga analis laboratorium dengan dukungan peran serta aktif masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung. 133

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Fungsi laboratorium sederhana di Puskesmas antara lain untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium sederhana, mengumpulkan dan merujuk spesimen, melaksanakan pemeriksaan penyaringan (screening) ibu hamil, melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk mendukung program lain (TB, malaria), melaksanakan pencatatan dan pelaporan, serta melaksanakan penyuluhan kesehatan. Tabel.7.26. Laporan Kegiatan Laboratorium Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 NO PUSKESMAS TENAGA KEGIATAN JMLH PENDIDIKAN P.DARAH URINE TINJA BTA BTA + 1 Padang Pasir 2 D3 Analis 973 311 0 477 26 2 Andalas 2 D3 Analis 3461 3020 0 742 68 3 Lubuk Buaya 4 Sakma 2441 2418 0 830 62 4 Air Dingin 2 D3,D4,Sakma 1219 690 0 192 31 5 Air Tawar 3 D3, Sakma 709 462 3 100 13 6 Ulak Karang 2 Smakes 414 1210 0 147 22 7 Alai 3 D3 Analis 963 1854 0 101 15 8 Lapai 2 D3 Analis 814 624 0 109 14 9 Nanggalo 3 D3 Analis 1281 980 0 230 21 10 Kuranji 1 D3 Analis 446 1114 2 349 35 11 Belimbing 2 D3 Analis 3160 997 5 397 38 12 Pauh 2 Sakma 2705 703 0 566 48 13 Lub.Begalung 2 D3 Analis 1485 642 0 392 46 14 Pengambiran 1 D3 Analis 719 381 0 208 26 15 Seb.Padang 3 D3 Analis 800 638 0 532 50 16 Rawang Barat 1 Smak 994 490 0 94 25 17 Pemancungan 2 D3 Analis 445 167 0 120 27 18 Lub.Kilangan 1 D3 Analis 1798 3660 0 494 20 19 Bungus 1 D3 Analis 807 1382 0 122 28 20 Ambacang 2 Smak 2183 1818 0 292 26 21 Ikur Koto 1 D3 Analis 326 49 0 69 10 22 Anak Air 2 Sakma 529 489 7 95 6 JUMLAH 44 28.672 24.099 17 6.658 657 Dari tabel 7.26. dapat dilihat sebagian besar puskesmas tidak melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Kegiatan laboratorium terbanyak 134

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 adalah pemeriksaan darah, diikuti dengan pemeriksaan urine. Semua puskesmas sudah mempunyai tenaga analis laboratorium. D. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Registrasi dan Akreditasi Untuk menetapkan registrasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang berpedoman kepada beberapa peraturan yang ditetapkan antara lain: Tabel 7.27. Tabel Regulasi Registrasi Sarana dan Tenaga Kesehatan No Regulasi Isi 1 Undang-undang No 29 tahun 2004 Praktik Kedokteran 2 Undang-undang No 8 tahun 2005 Perlindungan Konsumen 3 Undang-undang No 36 tahun 2009 Kesehatan 4 Undang-undang No 44 tahun 2009 Rumah sakit 5 PP No 32 tahun 1996 Tenaga Kesehatan 6 Permenkes No 2052 tahun 2011 Praktik Kedokteran 7 Permenkes No 1796 tahun 2011 Registrasi Tenaga Kesehatan 8 Permenkes RI No 1464 tahun 2010 Penyelenggaraan Praktik Bidan 9 Permenkes RI No 02.02 tahun 2 011 Praktek Perawat 10 Permenkes RI No 889 tahun 2011 Registrasi, Izin Praktek, Izin Kerja Tenaga Kefarmasian 11 Permenkes RI No 58 tahun 2013 Registrasi dan Izin Kerja Perawat gigi 12 Permenkes RI No 1363 tahun 2001 Registrasi dan izin Kerja Fisioterapis 13 Permenkes RI No 544 tahun 2002 Registrasi dan izin Kerja refraksionis Optisien 14 Permenkes RI No 147 tahun 2010 Perizinan Rumah Sakit 15 Permenkes RI No 340 tahun 2010 Klasifikasi Rumah Sakit 16 Permenkes RI No 1332 tahun 2002 Ketentuan dan Tatacara Izin Apotik 17 Permenkes RI No 1331 tahun 2002 Pedagang Obat Eceran 18 Permenkes RI No 1424 tahun 2004 Pedoman Penyelenggaraan Optikal 19 Permenkes RI No 1173 tahun 2004 Rumah Sakit Gigi dan Mulut 20 Kepmenkes RI No 1076 tahun 2003 Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional 21 Kepmenkes RI No 411 tahun 2011 Laboratorium Kesehatan swasta 22 Permenkes RI No 1191 tahun 2010 Penyaluran Alat Kesehatan Rumah Tangga Alur Pelayanan Registrasi Tenaga Kesehatan adalah: a. Berkas permohonan diterima di Seksi Registrasi dan dicatat ke buku register. b. Pemeriksaan kelengkapan berkas c. Apabila berkas lengkap langsung di proses. Berkas tidak lengkap dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi. 135

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 d. Pembuatan Surat Izin Praktek/Surat izin Kerja e. Paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang f. Penandatanganan oleh Kepala Dinas g. Pemberian Nomor Registrasi h. Pengarsipan i. Pengambilan SIP/SIK oleh pemohon Alur Pelayanan Izin Operasional Sarana Pelayanan Kesehatan adalah: a. Berkas permohonan diterima di Seksi Registrasi dan dicatatkan ke buku register. b. Pemeriksaan kelengkapan berkas c. Kalau berkas ada yang kurang disurati/di telp untuk melengkapi berkas. d. Survey lapangan e. Menunggu kelengkapan berkas f. Untuk izin tetap rumah sakit, ada telaah staf yang di tanda tangani Asisten II, Sekretaris daerah dan Walikota. g. Rekomendasi dari Kepala DKK h. Pembuatan Surat Izin Operasional. i. Paraf oleh Kepala Seksi dan Kepala Bidang j. Penandatanganan oleh Kepala Dinas k. Pemberian nomor registrasi l. Pengarsipan m. Pengambilan Izin oleh pemohon Standar Operasional Prosedur (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi dan indikator-indikator tehnis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja yang berlaku. Standar operasional prosedur bersifat internal dan eksternal kerena SOP berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan oleh publik untuk menilai kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan publik. 136

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 a. Peningkatan Kesehatan Masyarakat Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada seksi Registrasi dan Akreditasi adalah pembinaan dan pemberian izin praktek tenaga kesehatan yang meliputi izin praktek dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis (SIP), dokter intersip, izin praktek apoteker (SIPA/SIKA), izin praktek bidan (SIPB/SIKB), izin praktek perawat (SIPP/SIKP), izin praktek tenaga teknis kefarmasian (SIKTTK), izin tenaga radiologi(sikra), izin tenaga refraksionis (SIKRO), dll. Disamping itu juga dilakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan setempat dalam rangka penyelenggaraan perizinan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik, toko obat, optikal, laboratorium kesehatan dan pengobatan tradisional) serta pertemuan evaluasi penerapan aturan-aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan yang berhubungan dengan Registrasi dan Akreditasi. b. Jenis Perizinan 1) Izin Tenaga Kesehatan a) Surat Izin Praktek (SIP) Dokter umum/gigi/spesialis/intersip Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan. Landasan utama bagi dokter dan dokter gigi untuk dapat melakukan tindakan medis terhadap orang lain adalah ilmu pengetahuan, tehnologi dan kompetensi yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melaksanakan praktek kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktek (SIP). Dasar pemberian Surat izin praktek dokter/dokter gigi adalah Undang Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan Permenkes 2.052 tahun 2011 tentang Praktek Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. Surat izin 137

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 praktek yang dikeluarkan berupa surat izin praktek dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter intersip. Untuk memperoleh surat izin praktek (SIP), dokter dan dokter gigi harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan melampirkan: a. Fotocopi surat tanda registrasi (STR) yang diterbitkan dan dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku, b. Surat keterangan mempunyai tempat praktik atau surat keterangan dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktinya, c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi sesuai tempat praktik dan d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar. Jumlah surat izin praktek dokter yang diterbitkan selama tahun 2013 adalah 419 buah yang terdiri dari 139SIP dr spesialis, 54 SIP dokter gigi dan 226 SIP dokter umum (data terlampir). Saat ini belum bisa diketahui berapa banyak dokter yang belum mengurus SIP, yang mempunyai SIP lebih dari 3 tempat, yang sudah habis masa berlaku SIPnya. Hal ini disebabkan karena Dinas Kesehatan Kota Padang belum mempunyai data base registrasi tenaga kesehatan dan belum mempunyai Software pengolahan data registrasi. b) Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA/SIKA) Dasar hukum penerbitan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) adalah Permenkes RI No 899/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Setiap tenaga yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempatnya bekerja. Surat izin yang dimaksud berupa SIPA (surat izin praktek apoteker) yang diberikan kepada apoteker penanggungjawab di fasilitas pelayanan kefarmasian dan apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKA (surat izin kerja apoteker) diberikan 138

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 kepada apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi. SIPA dan SIKA yang telah dikeluarkan pada tahun 2013 sebanyak 126 buah terdiri dari 84 SIPA dan 42 SIKA (data terlampir). c) Surat Izin Kerja Tenaga Tehnis Kefarmasian (SIKTTK) Surat Izin Kerja Tenaga Tehnis Kefarmasian(SIKTTK) diberikan kepada Tenaga Tehnis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian. Dasar hukum penerbitan SIKTTK adalah Permenkes RI No 899/Menker/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Tehnis Kefarmasian.SIKTTK yang sudah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2013 adalah 131 buah (data terlampir). d) Surat Izin Kerja Tenaga Refraksionis (SIK RO) Dasar hukum penerbitan SIK RO adalah Kepmenkes n0 544 tahun 2002 tentang Izin Kerja Refraksionis. Surat Izin Kerja Refraksionis Optision (SIK RO) diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja di optikal sebagai tenaga RO. Pada tahun 2013 ini SIK RO yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 7 orang (data terlampir). e) Surat Izin Praktek Bidan (SIPB/SIKB) Dasar penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB) maupun surat izin kerja bidan (SIKB) adalah Permenkes RI No 1464 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. Surat izin praktek bidan (SIPB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek bidan mandiri. 139

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Surat izin kerja bidan (SIKB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan pasal 2 Permenkes RI No 1464 tahun 2010, bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan / atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan, bidan yang melaksanakan praktek mandiri wajib memiliki SIPB dan setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib mempunyai SIKB. Untuk memperoleh SIPB/SIKB maka seorang bidan harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan melampirkan: (a). Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisir, (b). Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP, (c). Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik, (d). Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lembar, (e). Rekomendasi dari organisasi profesi.sipb dan SIKB yang telah dikeluarkan selama tanun 2013 adalah 131 terdiri dari 48 (SIPB) dan 63 buah SIKB (data terlampir). f) Surat Izin Praktek Perawat (SIPP/SIKP) Setiap perawat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP (Surat Izin Praktek Perawat), berdasarkan Permenkes RI No.HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri. SIPP/SIKP yang telah dikeluarkan pada tahun 2013 sebanyak 300 buah (data terlampir). g) Surat Izin Praktek Perawat Gigi (SIPPG) Surat Izin Praktek Perawat Gigi yang diterbitkan pada tahun 2013 sebanyak 5 orang perawat gigi (data terlampir). Dasar hukum 140

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 penerbitan surat izin kerja perawat gigi adalah Permenkes no 058 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Gigi. Selama tahun 2013, telah diterbitkan izin tenaga kesehatan sebanyak 1119 buah yang terdiri dari: SIP sebanyak 419 buah, SIPA/SIKA sebanyak 126 buah, SIPB/SIKB sebanyak 131 buah, SIPP/SIKP sebanyak 300 buah dan SIKTTK sebanyak 131 buah, SIK RO 7 buah dan SIK PG 5 buah. Persentase masing- masing registrasi tenaga kesehatan ini dapat di lihat pada grafik 7.89. Grafik 7.89. Registrasi Tenaga Kesehatan Tahun 2013 300 131 75 dokter 419 131 126 apoteker bidan perawat ass apoteker refraksionis perawat gigi Dari grafik 7.89. dapat dilihat persentase registrasi tenaga kesehatan yang dikeluarkan berdasarkan jenis tenaganya pada tahun 2013. Persentase terbesar adalah registrasi dokter sebanyak 37,4 % yang terdiri dari dokter umum, spesialis, gigi dan intersip. Yang paling rendah SIK perawat gigi sebanyak 0.5 %. 2) Izin Sarana Pelayanan Kesehatan a) Izin Operasional Rumah Sakit Dasar hukum penerbitan izin operasional Rumah Sakit adalah Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes RI No 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Permenkes RI No 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Berdasarkan UU dan Permenkes di atas, untuk Izin Rumah Sakit kelas C dan D diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota 141

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Padang sebanyak 29 buah dgn rincian sebagai berikut (data terlampir): (1) Rumah Sakit Umum : 11 (2) Rumah Sakit Ibu dan Anak : 5 (3) Rumah Sakit Bersalin : 5 (4) Rumah Sakit Mata : 3 (5) Rumah Sakit Jantung : 1 (6) Rumah Sakit Bedah : 1 (7) Rumah Sakit Jiwa : 1 (8) RSUP M.Djamil & RSJ HB Saanin adalah milik pemerintah Pusat. Dari 27 buah rumah sakit yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang, ada 11 buah rumah sakit yang sudah mendapatkan penetapan kelas rumah sakit dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 16 buah rumah sakit lagi belum mendapatkan penetapan kelas dari Kemenkes karena terkendala oleh persyaratan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan Permenkes No 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Berdasarkan UU no 44 tahun 2009 dan Permenkes No 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, pada pasal 10 ayat 1 Setiap Rumah Sakit yang telah mendapatkan Izin Operasional harus diregistrasi dan diakreditasi. Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan tertulis yang diberikan oleh pemerintah pada sebuah rumah sakit karena telah memenuhi standar tertentu. Dasar hukum akreditasi Rumah Sakit adalah Permenkes no 02 tahun 2012 tentang Akreditasi rumah sakit. Berikut ini akan ditampil data Akreditasi rumah sakit di Kota Padang sampai tahunterlihat pada tabel 7.28. 142

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.28. Data Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2013 No Nama Rumah Sakit Akreditasi Proses 1 RST Padang 5 layanan 2010-2013 2 RS Bayangkara Padang 5 layanan Dalam proses 3 RS Yos Sudarso 16 layanan 2008 2011 4 RS Yarsi Padang 5 layanan 2007 2010 5 RS Selaguri Padang 5 layanan 2001 2004 6 RS An Nisa Padang 5 layanan 2010 2011 7 RS Asyiah Padang 5 layanan Dalam proses 8 RS Siti Rahmah Padang 5 layanan 2010 2013 9 RSB Restu Ibu Padang 5 layanan 2000 2003 10 RSIA Bunda Padang 5 Layanan 2000 2001 Grafik 7.90. Sebaran Rumah Sakit di Kota Padang Tahun 2013 3 1 Koto Tangah 1 PU Ngl Kuran ji Pauh 4 10 5 PB PS PT Lub eg Luki Lb. Kilangan 1 1 Bungus 1 b) Izin Klinik Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/ atau spesialistik, 143

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi Klinik Pertama dan Klinik Utama. Dasar pemberian izin klinik adalah Permenkes RI No. 028 tahun 2011 tentang Klinik. Jumlah klinik yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang adalah sampai tahun 2013 sebanyak 60 buah. Izin klinik yang sudah diterbitkan tahun 2013 adalah 14 buah (data terlampir), dimana izin ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun. Semua klinik yang diterbitkan izin ini tergolong klinik pratama yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Grafik 7.91. Jumlah Klinik Per Kecamatan di Kota Padang Tahun 2013 8 2 Koto Tangah 3 4 PU Ngl Kuran ji Pauh 6 13 11 5 PB PS PT Lub eg Bungus Tl. Kabung Luki Lb. Kilangan 5 0 3 c) Izin Apotik Dasar pemberian izin Apotik mengacu kepada Permenkes RI No 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perizinan Apotik. Tatacara perizinan apotik dengan mengajukan permohonan kepada kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan melampirkan: a. Salinan / fotokopi Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ), b. Salinan / fotokopi Surat Penugasan / SIPA, Ijazah, Surat Sumpah Apoteker, c. Salinan / 144

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 fotokopi Kartu Tanda Penduduk, d. Asli denah bangunan dan denah lokasi, e. Salinan / fotokopi surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik / sewa / kontrak, f. Asli daftar Asisten Apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan Surat Izin Kerja ( salinan / fotokopi ), g. Asli daftar terperinci alat perlengkapan Apotek, h. Asli surat pernyataan dari Apoteker/ Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain atau menjadi Apoteker Pendamping, i. Asli surat izin atasan bagi pemohon Pegawai Negeri / anggota TNI / Polri dan pegawai instansi pemerintah lainnya, j. Salinan / fotokopi akte perjanjian kerjasama APA dengan PSA, k. Asli surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran perundang-undangan di bidang farmasi, k. Salinan / fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) PSA, l. Asli rekomendasi Ikatan Apoteker Indonesia ( IAI ), m. Materai lepas Rp. 6.000,- sebanyak 1 ( satu ) lembar.jumlah apotik yang sudah diterbitkan izinnya tahun 2013 adalah 44 buah (data terlampir). d) Izin Toko Obat Dasar hukum penerbitan izin Toko Obat adalah Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang Pedagang Obat Eceran. Jumlah izin Toko Obat yang dikeluarkan selama tahun 2013 adalah 6 buah (data terlampir). e) Izin Optikal Penyelenggaraan izin Optikal mengacu kepada Kepmenkes RI No 1424 tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Optikal. Jumlah izin Optikal yang diterbitkan selama tahun 2013 adalah 8 buah (data terlampir). f) Izin Laboratorium Kesehatan Swasta Laboratorium Kesehatan Swasta adalah sarana kesehatan swasta yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan-bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang 145

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 berasal dari bukan manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat. Laboratorium kesehatan swasta terdiri dari Laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat. Dasar penerbitan izin Laboratorium Kesehatan swasta adalah Kepmenkes RI No 411/Menkes/SK/I/2011 tentang Laboratorium Kesehatan swasta. Izin Laboratorium yang sudah diterbitkan selama tahun 2013 adalah 3 buah (data terlampir). g) Izin Pengobatan Tradisional Penyelenggaraan pengobatan tradisional mengacu kepada Kepmenkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003.Pengaturan penyelenggaraan pengobatan tradisional bertujuan untuk membina upaya pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat, dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Pengobatan tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan, ramuan, pendekatan agama dan supranatural. Selama tahun 2013 izin pengobatan tradisional yang dikeluarkan sebanyak 24 buah terdiri dari 1 SIPT (Surat Izin Pengobat Tradisional) dan 23 STPT (Surat Terdaftar Pengobat Tradisional). STPT diberikan kepada pengobat tradisional yang telah melaksanakan pendaftaran, sedangkan SIPT diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti dan diuji terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Berdasarkan laporan masyarakat, masih banyak pengobatan tradisional yang belum mengurus SIPT maupun STPT ke Dinas Kesehatan Kota Padang. Untuk masa yang akan datang perlu di tingkatkan kerjasama Lintas Program maupun Lintas sektor dalam menghimbau kepada pengobatan tradisional untuk mengurus SIPT maupun STPT. 146

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Grafik 7.92. Registrasi Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2013 24 6 14 RS KLINIK 3 APOTIK TOKO OBAT 8 6 44 OPTIKAL LABKES BATRA Dari grafik 7.92 dapat dilihat bahwa izin sarana pelayanan kesehatan terbanyak yang dikeluarkan pada tahun 2012 adalah izin Apotik sebanyak 35 % dan yang paling sedikit adalah izin laboratorium kesehatan swasta yaitu 3 %. 3) Sertifikat Laik Sehat a) Laik Sehat Catering/Jasa Boga Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha. Untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang dikelola jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi maka untuk Hygiene sanitasi jasaboga diatur oleh Permenkes No 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani dikelompokkan atas jasaboga golongan A, jasaboga golongan B dan jasaboga golongan C. Jasaboga golongan A merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum yang terdiri dari golongan A1, A2 dan A3. Jasaboga golongan B melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu meliputi asrama haji, asrama transito, industri, pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan dalam 147

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 negeri selain pesawat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Jasaboga golongan C merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat di dalam alat angkut umum internasional dan pesawat udara. Selama tahun 2013, serifikat hygiene sanitasi jasaboga yang telah dikeluarkan sebanyak 11 buah (4 buah catering, 7 restoran/rumah makan). Belum banyak usaha usaha jasaboga/catering/restoran yang mengurus sertifikat laik hygiene sanitasi, hal ini mungkin disebabkan karena belum adanya sosialisasi pentingnya laik hygiene sanitasi untuk usaha jasaboga/catering maupun restoran. Diperlukan kerjasama lintas program maupun lintas sektor (BPMP2T) yang menerbitkan Izin Gangguan dimana salah satu persyaratan dalam penerbitan Izin Gangguan dengan melampirkan sertifikat Laik Hygiene Sanitasi untuk Jasaboga/catering/restoran/rumah makan. b) Laik Sehat Hotel Dasar penerbitan Laik Hygiene Sanitasi Hotel adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80/Menkes/PER/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel. Selama tahun 2013 sertifikat laik hygiene sanitasi hotel yang dikeluarkan sebanyak 4 buah dengan masa berlaku 3 tahun. 2. Seksi Promkes a. Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:564/Menkes/SK/VIII/2006.Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka 148

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif) dan pengobatan (Kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Perkembangan Kelurahan Siaga di Kota Padang adalah ditandai dengan dibangunnya 29 Poskeskel dari dana Pemerintah (APBN, APBD), PNPM dan swadaya masyarakat. Pelatihan bidan siaga dan kader siaga telah dilaksanakan seperti terlihat dalam tabel 7.29. Tabel 7.29. Daftar Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d Tahun 2013 No PUSKESMAS POSKESKEL Jmlh 1 Seberang Padang Kel. Seb. Padang APBD Kota Padang 2006 1 2 Pemancungan Kel. Bt.Arau APBD Kota Padang 2007 1 3 Rawang Kel. Teluk Bayur PNPM 2010 1 4 Padang Pasir Kel. Rimbo Kaluang APBD Kota Padang2007,Kp.Pondok 2010 swadaya 3 Kel. Ujung Gurun, PNPM 2011 5 Ulak Karang Kel. Ulak Karang Selatan dari Polindes 2010 1 6 Alai - 7 Air Tawar - 8 Andalas Kel. Kb Marapalam APBD Kota Padang 2007 Kel. Kubu Dalam Parak Karakah, PNPM 2011 Kel. Sawahan Timur, PNPM 2011 3 9 Nanggalo - 10 Lapai Kel.Kp.Olo APBD Kota Padang 2007 1 11 Kuranji - 12 Belimbing Kel Gn. Sarik, Kel. Sei Sapih, Kel. Ps. Lalang, Goa APBD Kota Padang 2006 4 13 Ambacang Kel. Lb Lintah APBD Kota Padang 2008, Kel Ps. Ambacang APBD 2010 Kel. Anduring, PNPM 2011 4 Kel. Ampang, PNPM 2011 14 Pauh Kel. Kt.Luar, Kel. Limau Manis Selatan APBD Kota Padang 2007, Kel. Pisang APBD Kota 3 Padang 2008 15 Lubuk Kilangan Kel. Indarung 08, Tarantang 2009 2 16 Lubuk Begalung Kel. Tj. Aur APBD Kota Padang 2006, Kel. Cangkeh APBD Kota Padang 2008 3 Kel. Gurun Laweh PNPM 2011 17 Pengambiran - 18 Bungus Kel.Bungus Barat APBD Kota Padang 2008 1 19 Lubuk Buaya - 20 Air Dingin Kel. Koto Panjang APBD Kota Padang 2007 1 21 Ikur Koto - 22 Anak Air - JUMLAH 29 149

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Pada Tabel 7.26.dijelaskan bahwa terdapat 29 buah Poskeskel Permanen di Kota Padang. Pada tahun 2012 jumlah Poskeskel bertambah sebanyak 6 buah dari tahun sebelumnya yang berjumlah 23 buah. Bangunan Poskeskel tersebut dibangun dari dana APBD sebanyak 19 buah, dari dana PNPM 7 buah dan dari swadaya masyarakat sebanyak 3 buah. Berdasarkan tabel 7.30. dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 50.96%, Madya 38.46%, Purnama 10.58 %, sedangkan untuk tingkat Mandiri belum ada. Tabel 7.30. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2013 No Puskesmas Jumlah Pratama Madya Purnama Mandiri Kelrhn Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % 1 Seb. Padang 4 4 100 0 0 0 0 0 0 2 Pemancunga 5 5 100 0 0 0 0 0 0 n 3 Rawang 3 3 100 0 0 0 0 0 0 Barat 4 Padang Pasir 10 7 70 3 30 0 0 0 0 5 Ulk Karang 2 1 50 1 50 0 0 0 0 6 Alai 2 2 100 0 0 0 0 0 0 7 Air Tawar 3 1 33,3 2 66,7 0 0 0 0 8 Andalas 10 0 0 8 80 2 20 0 0 9 Lubuk 6 0 0 6 100 0 0 0 0 Buaya 10 Air Dingin 3 3 100 0 0 0 0 0 0 11 Anak Air 2 0 0 2 100 0 0 0 0 12 Ikur Koto 2 0 0 2 100 0 0 0 0 13 Nanggalo 3 3 100 0 0 0 0 0 0 14 Lapai 3 3 100 0 0 0 0 0 0 15 Kuranji 2 2 100 0 0 0 0 0 0 16 Belimbing 3 0 0 2 66,67 1 33,3 0 0 17 Ambacang 4 0 0 4 100 0 0 0 0 18 Pauh 9 6 66,67 0 0 3 33,3 0 0 19 Luki 7 2 28,57 4 57,14 1 14,3 0 0 20 Lubeg 10 3 30 3 30 4 40 0 0 21 Pagambiran 5 2 40 3 60 0 0 0 0 22 Bungus 6 6 100 0 0 0 0 0 0 Jumlah 104 53 50,96 40 38,46 11 10,58 0 0 150

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 b. Kesehatan Pesantren (Poskestren) Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini juga rawan dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantrean dalam bidang kesehatan. Tabel 7.31. Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2013 No Puskesmas Nama Pesantren 1 Air Dingin - Darul Ulum - Arisalah Jumlah Santri 190 772 Jlh Guru yg sdh dilatih 7 28 Jlh Kader Poskestren 2 Ikur Koto Liga Dakwah 77 0 0 3 Anak Air - Sabbihisma 159 0 0 5 82 4 Lubuk Buaya - Tarbiah Islamiyah - MTs.S. PPIA Al- Furqan Tg. Hitam 368 285 0 0 0 0 5 Ambacang Thawalif Cubadak Air 69 1 11 6 Bungus Teluk Buo 29 1 4 - PGAI 600 0 40 7 Andalas - Buya Naska 80 0 0 Jumlah 2.629 37 142 Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 10 unit dengan jumlah santri sebanyak 2.629 orang, guru yang telah dilatih tentang Poskestren sebanyak 37 orang dan Kader Poskestren yang telah dilatih sebanyak 142 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu kegiatan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan santri, pemeriksaan kesehatan lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren. 151

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 No Puskesmas Padang : Berikut data tingkat perkembangan poskestren yang ada di Kota Tabel 7.32. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2013 Jml Pesantren Jml Pos Kestren Prat ama % Mad ya Strata % Pur na ma % Man diri 1 Seb. Padang 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0,0 2 Pemancungan 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 Rawang Barat 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 Padang Pasir 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 5 UlK karang 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 6 Alai 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 7 Air Tawar 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 Andalas 2 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 9 Lubuk Buaya 2 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 10 Air Dingin 2 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 11 Anak Air 1 0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 Ikur Koto 1 0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 Nanggalo 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 Lapai 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 Kuranji 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 16 Belimbing 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 17 Ambacang 1 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 Pauh 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 19 Luki 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 20 Lubeg 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 21 Pagambiran 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 22 Bungus 1 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Jumlah 10 5 5 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 % Berdasarkan tabel 7.32, dari 10 pesantren hanya 5 pesantren yang sudah dibentuk poskestrennya. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang seluruhnya masih Pratama 100%. 152

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 c. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup adanya kerjasama lintas sektoral, adanya pelayanan dasar kesehatan kerja, adanya peran serta masyarakat. Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK, sebagai berikut: 1) Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomi, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja. 2) Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan. 3) Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja. Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 919 buah yang terdiri dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain. 153

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 No Puskesmas Tabel 7.33. Tabel Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos UKK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 Jlh UKK Jlh Pos UKK Pra tama Strata % Madya % Purna ma % Mandiri % Frek. Jlh Jlh Peker Pembi- Kader ja 1 Seb. Padang 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 2 3 Pemancunga n Rawang Barat 0 19 naan UKK 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 3 10 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 4 Padang Pasir 314 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 5 UlK karang 195 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 6 Alai 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 7 Air Tawar 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 8 Andalas 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 9 Lubuk Buaya 2 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 10 Air Dingin 17 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 11 Anak Air 11 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 12 Ikur Koto 5 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 13 Nanggalo 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 14 Lapai 42 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 0 0 15 Kuranji 10 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 80 16 Belimbing 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 48 0 0 17 Ambacang 155 3 0 0,0 3 100,0 0 0,0 0 0,0 11 15 55 18 Pauh 64 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 0 0 19 Luki 0 3 3 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 8 0 20 Lubeg 68 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 22 5 0 21 Pagambiran 5 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 22 Bungus 12 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 Jumlah 919 12 9 75 3 25 0 0,0 0 0,0 91 31 145 Jumlah UKK yang baru terdata di tingkat puskesmas sebanyak 919 unit, sedangkan Pos UKK yang baru terbentuk 12 Pos UKK dengan tingkat perkembangan strata pratama 75 %, Madya 25 % sedangkan Purnama dan mandiri belum ada. Frekuensi pembinaan sebanyak 31 kali dengan lingkup kegiatan pemeriksaan kesehatan pekerja, pemeriksaan kesehatan lingkungan, penyuluhan dan pembinaan PHBS. 154

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 d. Satuan Karya Bakti Husada (SBH) Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat. SBH di Kota Padang (Kwartir Cabang), dan di Kecamatan Kwartir Ranting. Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah Kwartir Ranting se Kota Padang. SBH aktif yang dilaporkan dari puskesmas di Kota Padang berjumlah 3 sanggar yaitu 2 diwilayah kerja Puskesmas Ikur Koto dan 1 di Puskesmas Belimbing, dengan tingkat perkembangan strata Pratama. e. Tanaman Obat Keluarga (Toga) Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisionil. Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat, memperindah pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2013, seperti terlihat pada tabel 7.34. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 89,12 %, Madya 10,15 % sedangkan Purnama 1,6 %. 155

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel. 7.34. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO KEC PUSKESMAS Jumlah TOGA Strata Pratama % Madya % Purnama % 1 Padang Seb. Padang 229 4 1,7 225 98,3 0 0,0 2 Selatan Pemancungan 500 300 60,0 200 40,0 0 0,0 3 Rawang Barat 90 90 100,0 0 0,0 0 0 Pdg 4 Barat Padang Pasir 253 239 94,5 11 4,3 3 1,2 3785 3785 5 UlK karang 100,0 0 0,0 0 0,0 Padang 6 Utara Alai 530 530 100,0 98 35,1 0 0,0 7 Air Tawar 3000 3000 100 0 0 0 0,0 Pdg 8 Timur Andalas 1261 810 64,2 270 21,4 181 14,4 9 Koto Lubuk Buaya 483 308 63,8 175 36,2 0 0,0 10 Tangah Air Dingin 4655 4655 100,0 0 0,0 0 0,0 11 Anak Air 22 22 100,0 0 0,0 0 0,0 12 Ikur Koto 456 448 98,25 8 1,75 0 0 13 Nanggalo Nanggalo 2684 2684 100,0 0 0,0 0 0,0 14 Lapai 121 98 81,0 13 10,7 10 8,3 15 Kuranji 955 645 67,5 310 32,5 0 0,0 16 Kuranji Belimbing 630 309 49,0 321 51,0 0 0,0 17 Ambacang 683 620 90,8 63 9,2 0 0,0 18 Pauh Pauh 209 75 35,9 95 45,5 39 18,7 19 Luki Luki 232 162 69,83 66 28,4 4 1.7 20 Lubeg Lubeg 798 382 47,9 394 49,4 22 2,8 21 Pagambiran 83 77 92,8 6 7,2 0 0,0 22 Bungus Bungus 550 550 100,0 0 0,0 0 0,0 JUMLAH 22.209 19.793 89,12 2.255 10,15 259 1,6 f. Pengobatan Tradisional (Battra) Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar 156

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobat tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 794 orang dengan klasifikasi pada Tabel 7.35. 157

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel. 7.35. Data Jumlah Pengobatan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO Kecamatan PUSKESMAS JUMLAH PENGOBATAN TRADISIONAL JMLH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Padang Selatan Seb. Padang 0 0 1 0 0 0 0 15 10 0 0 0 0 0 0 1 0 27 2 Pemancungan 0 0 0 0 0 3 0 0 22 0 3 0 0 0 0 0 0 28 3 Rawang Barat 1 1 0 2 1 0 0 2 6 0 2 2 2 0 0 0 0 19 4 Pd. Barat Padang Pasir 2 0 5 0 0 4 6 5 10 1 15 0 0 2 2 6 1 59 5 Pd. Utara UlK karang 4 7 0 0 0 0 0 8 20 0 1 0 0 0 0 1 0 41 6 Alai 1 1 0 0 0 1 1 2 16 1 0 4 1 0 1 2 0 31 7 Air Tawar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 0 0 6 0 10 8 Pd. Timur Andalas 1 0 0 0 0 0 0 70 16 3 1 0 0 2 1 0 0 94 9 Koto Tangah Lubuk Buaya 1 1 1 0 0 1 1 43 10 1 10 1 10 1 0 1 2 84 10 Air Dingin 0 0 0 2 0 1 0 0 41 2 2 1 0 0 1 0 0 50 11 Anak Air 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 9 0 0 0 0 0 0 16 12 Ikur Koto 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 5 0 0 0 0 0 0 9 13 Nanggalo Nanggalo 1 9 0 0 0 2 0 8 19 2 1 5 0 0 0 0 1 48 14 Lapai 0 0 0 0 0 0 0 0 13 1 1 0 0 0 0 2 0 17 15 Kuranji Kuranji 1 0 0 0 0 1 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 15 16 Belimbing 0 1 0 0 5 0 0 2 14 0 0 0 0 0 0 0 1 23 17 Ambacang 0 1 0 0 0 6 1 3 8 1 2 8 1 0 0 0 0 31 18 Pauh Pauh 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 8 19 Luki Luki 0 4 2 0 0 36 0 26 16 0 12 0 0 3 0 11 0 110 20 Lubeg Lubeg 0 0 0 1 0 0 3 11 15 1 4 0 0 0 0 10 5 50 21 Pagambiran 0 0 0 0 0 0 0 3 7 0 0 0 0 0 0 0 0 10 22 Bungus Bungus 0 0 0 0 1 0 0 2 11 0 0 0 0 0 0 0 0 14 JUMLAH 12 25 9 5 10 55 12 203 276 15 70 21 15 8 5 43 10 794 158

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.36. Data Jumlah Pengobatan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO KEC PUSKESMAS JUMLAH PENGOBATAN TRADISIONAL Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Padang Selatan Seb. Padang 0 0 1 0 0 0 0 15 10 0 0 0 0 0 0 1 0 27 2 Pemancungan 0 0 0 0 0 3 0 0 22 0 3 0 0 0 0 0 0 28 3 Rawang Barat 1 1 0 2 1 0 0 2 6 0 2 2 2 0 0 0 0 19 4 Pd. Barat Padang Pasir 2 0 5 0 0 4 6 5 10 1 15 0 0 2 2 6 1 59 5 Pd. Utara UlK karang 4 7 0 0 0 0 0 8 20 0 1 0 0 0 0 1 0 41 6 Alai 1 1 0 0 0 1 1 2 16 1 0 4 1 0 1 2 0 31 7 Air Tawar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 0 0 6 0 10 8 Pd. Timur Andalas 1 0 0 0 0 0 0 70 16 3 1 0 0 2 1 0 0 94 9 Koto Tangah Lubuk Buaya 1 1 1 0 0 1 1 43 10 1 10 1 10 1 0 1 2 84 10 Air Dingin 0 0 0 2 0 1 0 0 41 2 2 1 0 0 1 0 0 50 11 Anak Air 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 9 0 0 0 0 0 0 16 12 Ikur Koto 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 5 0 0 0 0 0 0 9 13 Nanggalo Nanggalo 1 9 0 0 0 2 0 8 19 2 1 5 0 0 0 0 1 48 14 Lapai 0 0 0 0 0 0 0 0 13 1 1 0 0 0 0 2 0 17 15 Kuranji Kuranji 1 0 0 0 0 1 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 15 16 Belimbing 0 1 0 0 5 0 0 2 14 0 0 0 0 0 0 0 1 23 17 Ambacang 0 1 0 0 0 6 1 3 8 1 2 8 1 0 0 0 0 31 18 Pauh Pauh 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 8 19 Luki Luki 0 4 2 0 0 36 0 26 16 0 12 0 0 3 0 11 0 110 20 Lubeg Lubeg 0 0 0 1 0 0 3 11 15 1 4 0 0 0 0 10 5 50 21 Pagambiran 0 0 0 0 0 0 0 3 7 0 0 0 0 0 0 0 0 10 22 Bungus Bungus 0 0 0 0 1 0 0 2 11 0 0 0 0 0 0 0 0 14 JUMLAH 12 25 9 5 10 55 12 203 276 15 70 21 15 8 5 43 10 794 159

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Jumlah Battra yang terdata dari tahun sebelumnya mengalami peningkatan dari 494 menjadi 794 Battra. Adapun kegiatan pembinaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan kesehatan lingkungan Battra, pembinaan tentang kebersihan alat-alat serta keamanan ramuan yang digunakan. Klasifikasi Battra yang yang bina umumnya Battra Urut Pijat 276 orang dan Battra Jamu Gendong 203 orang. g. Posyandu Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader-kader Posyandu. Tabel. 7.37. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 No KEC Puskesmas Jumlah Pos yandu Prata ma % Mad ya % Purn ama % Mandiri % 1 Seb. Padang 23 0 0 8 34,78 11 47,83 4 17,39 Padang 2 Selatan Pemancungan 37 0 0 6 16,22 18 48,65 13 35,14 3 Rawang Barat 25 0 0 3 12,00 20 80,00 2 8,00 Padang 4 Barat Padang Pasir 70 0 0 25 35,71 40 57,14 5 7,14 5 UlK Karang 29 1 3,4 25 86,2 1 3,4 2 6,9 Padang 6 Utara Alai 28 0 0 12 42,86 12 42,86 4 14,29 7 Air Tawar 24 0 0 2 8,33 18 75,00 4 16,67 Padang 8 Timur Andalas 89 0 0 21 23,6 59 66,29 9 10,11 9 Lubuk Buaya 68 0 0 3 4.41 56 82,35 9 13,24 10 Koto Air Dingin 33 0 0 22 66,67 7 21,21 4 12,12 11 Tangah Anak Air 24 0 0 24 100,0 0 0,00 0 0,00 12 Ikur Koto 14 0 0 10 71,43 4 28,57 0 0,00 13 Nanggalo 42 0 0 8 19,05 26 61,9 8 19,05 Nanggalo 14 Lapai 18 0 0 0 0,00 12 66,67 6 33,3 15 Kuranji 23 0 0 18 78,26 3 13,04 2 8,70 16 Kuranji Belimbing 33 0 0 1 3,03 29 87,88 3 9,09 17 Ambacang 28 0 0 14 50,00 11 39,29 3 10,71 18 Pauh Pauh 70 0 0 14 20,00 37 52,86 19 27,14 19 Luki Luki 43 0 0 10 23,26 30 69,77 3 6,98 20 Lubeg 62 0 0 4 6,56 44 70,97 14 22,58 21 Lubeg Pagambiran 46 0 0 13 28,26 20 43.47 13 28,26 22 Bungus Bungus 38 0 0 0 0,0 34 89,47 4 10,53 JUMLAH 867 1 0,1 243 28,0 496 57,2 127 14,6 160

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Dalam rangka meningkatkan kinerja kader posyandu, maka pada tahun 2013 telah dilakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu sebanyak 160 orang, lomba penyuluhan kesehatan kader posyandu dalam rangka HKN serta pembinaan terhadap posyandu oleh masing-masing puskesmas sebanyak 867 unit posyandu. Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat menimbang balita setiap bulan seperti yang tertera pada tabel 7.38. Tabel. 7.38. Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS D/S N/D JUMLAH KADER 1 Padang Selatan Seb. Padang 66,6 71,0 74 2 Pemancungan 65,1 81,1 148 3 Rawang Barat 63,7 80,1 104 4 Padang Barat Padang Pasir 51,5 93,5 280 5 UlK karang 54,3 80,5 116 6 Alai 63,2 85,2 112 7 Air Tawar 58,2 95,3 96 8 Padang Timur Andalas 63,7 84,0 352 9 Koto Tangah Lubuk Buaya 77,1 96,9 272 10 Air Dingin 52,3 85,2 132 11 Anak Air 43,2 84,4 96 12 Ikur Koto 68,8 89,9 56 13 Nanggalo Nanggalo 52,8 74,5 172 14 Lapai 63,1 75,7 66 15 Kuranji Kuranji 60,2 86,2 92 16 Belimbing 55,4 90,3 141 17 Ambacang 67,1 86,8 113 18 Pauh Pauh 68,3 80,3 280 19 Luki Luki 65,00 77,0 172 20 Lubeg Lubeg 58,7 81,8 256 21 Pagambiran 58,1 62,4 184 22 Bungus Bungus 70,9 84,1 152 JUMLAH 61,2 83,0 3466 Dari data diatas tingkat partisipasi masyarakat menimbang balitanya hanya 61,2 % dari target 80 %. 161

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 h. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain: tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat kerja dan tatanan fasilitas kerja. Namun Dinas Kesehatan Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat.Berikut data PHBS rumah tangga Tahun 2013. Tabel. 7.39. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JLH DIPANTAU RUMAH TANGGA % DIPANTAU BER PHBS 1 Padang Barat Padang Pasir 14371 400 2,8 80 20,0 2 Padang Timur Andalas 20443 2100 10,3 1176 56,0 3 Ulak Karang 4090 210 5,1 31 14,8 4 Padang Utara Alai 4942 420 8,5 87 20,7 5 Air Tawar 6017 630 10,5 522 82,9 6 Padang Selatan Seb. Padang 3.647 473 12,97 367 77,59 7 Pemancungan 4260 210 4,9 56 26,67 8 Rawang Barat 5782 630 10,9 411 65,2 9 Lubuk Buaya 2.305 120 5,2 52 43,3 10 Koto Tangah Air Dingin 5816 210 3,6 99 47,14 11 Anak Air 6501 190 2,9 94 49,5 12 Ikur Koto 13.459 225 1,7 71 31,56 13 Nanggalo Nanggalo 7890 630 8,0 61 9,7 14 Lapai 5715 630 11,02 555 88,1 15 Kuranji 5984 275 4,6 42 15,27 16 Kuranji Belimbing 11.313 1211 10,7 686 56,6 17 Ambacang 11.141 1188 10,7 867 73 18 Pauh Pauh 12.452 1890 15,18 1440 76,2 19 Lbk. Kilangan Lubuk Kilangan 9.729 1470 15,11 944 64,2 20 Lubuk Begalung 9.941 7886 79,33 6915 87,7 Lubuk Begalung 21 Pagambiran 13556 5831 43,01 3862 66,23 22 Bungus Bungus 4934 687 13,92 152 22,1 JUMLAH (KOTA) 110.375 27.516 24,93 18.570 67,5 % 162

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Berdasarkan hasil survey dan pembinaan PHBS pada masingmasing puskesmas dengan jumlah sampel dan KK yang dibina sebanyak 27.516 rumah tangga, maka diperoleh gambaran rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 67,5 %. Sedangkan untuk gambaran persentase berdasarkan 10 indikator PHBS seperti pada tabel 7.40. Tabel 7.40. Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 No Kecamatan Puskesmas Linakes ASI Ekslu sif Menim -bang Balita Air Bersih CTP S Jamb an Mem beran tas jentik Makan buah & sayur Aktifi tas Fisik Tidak merok ok 1 Seb. Padang 92,8 63,0 90,75 61,3 45,5 59,0 82,5 40,1 45,8 35,3 2 Padang Selatan Pemancungan 98 69,5 80,4 97 67 82,3 65,2 61,4 66 44,2 3 Rawang Barat 100 37,3 63,8 100,0 94,6 93,2 92,7 85,7 100,0 77,6 4 Padang Barat Padang Pasir 86,1 91,9 89,6 99,5 97,6 98,2 97,8 99,1 93,5 65,7 5 UlK karang 94,2 56 84,2 98,5 96,1 87,1 72,3 83,3 90 78,5 Padang Utara 6 Alai 100 13,6 24,3 100 46,9 100 70 100 32,9 37,4 7 Air Tawar 87,9 76,5 87,6 100 78,1 100 94,0 92,1 85,4 57,5 8 Padang Timur Andalas 100 99,1 84,8 100 79,1 97,6 98,1 95,4 100 55,8 9 Lubuk Buaya 41,7 41,7 41,7 100 47,5 100 82,5 95,8 76,7 53,3 10 Koto Tangah Air Dingin 95,2 81 80 92,9 81,4 87,6 78,6 81,4 69,0 47,1 11 Anak Air 100 30 57,5 85,5 21,0 65,5 77,5 65,5 88,5 26,5 12 Ikur Koto 100 55,6 78,2 100 78,2 95,1 84,9 85,8 83,1 31,6 13 Nanggalo Nanggalo 64,13 27,3 57,3 90,2 47,9 92,4 68,4 30,8 98,1 33,2 14 Lapai 100 95,3 98,5 100 99 100 95 08,3 97 85,5 15 Kuranji 100 51,3 67,4 86,4 90,6 85,5 82,7 88 82,2 29,5 Kuranji 16 Belimbing 98,8 95,9 80 88,1 99,9 73,9 97,3 92,5 100 67,3 17 Ambacang 100 71,6 82,8 95,8 92,1 84,6 83,9 90,6 80,2 53,2 18 Pauh Pauh 89,8 44 40,7 66,9 67,6 77,7 25 66,3 65,6 20,7 19 Luki Luki 95 53,4 65,3 80,4 45 59,4 44,4 63 63,7 60,3 20 Lubeg Lubeg 99,5 46,8 77,5 93,5 92 89,7 86 94 79,5 67 21 Pagambiran 97,7 12,9 71,2 85,4 36,4 62,3 58,3 37,6 48,9 5,0 22 Bungus Bungus 94,6 84,4 87,8 90,8 84,6 60,6 77 71 100 47,5 JUMLAH 92,5 59,0 72,5 91,5 72,2 84,2 77,9 78,1 79,4 49,1 163

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Dari data 10 indikator PHBS diatas terlihat bahwa persentase paling rendah adalah tidak merokok di dalam rumah sebanyak 49,1 % serta Asi Ekslusif sebanyak 59,0 %. i. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan kepada masyarakat terbagi 2 lokasi yaitu dalam gedung dan luar gedung baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut: 1) Penyuluhan dalam gedung Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam seminggu disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke puskesmas, yang kegiatannya dikoordinir oleh koordinator Promkes di masing-masing puksesmas Hasil frekwensi kegiatan penyuluhan dalam gedung pada table 7.41 sebanyak 2.376 kali sudah mencapai target minimal sebanyak 2.112 kali dengan rata-rata yang disuluh sebanyak 22 orang. 164

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 berikut: Adapun topik penyuluhan yang diberikan sebagaimana pada tabel Tabel 7.41. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang Tahun 2013 No. Judul/Program Puskesmas Frekwensi Penyuluhan Jumlah masyarakat yang disuluh 1 Napza 70 909 2 PHBS 247 6831 3 HIV AIDS 72 1609 4 Bahaya Rokok 95 2152 5 Flu Burung/Flu Babi 20 522 6 DBD 202 5049 7 Rabies 34 859 8 Malaria 23 583 9 TB Paru 123 2624 10 Filariasis 57 2615 11 Kusta 9 244 12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 65 1154 13 Immunisasi 129 1988 14 Diare 118 1966 15 Gizi Keluarga 172 3315 16 Kekurangan Yodium 14 285 17 Penyakit Mata/Vitamin A 40 691 18 Pemanfaatan Toga 105 1561 19 Kesehatan Ibu 105 2708 20 Kesehatan Anak dan DDTK 62 1067 21 Keluarga Berencana 33 785 22 Diabetes Militus 66 1588 23 Campak 77 1634 24 ISPA 102 2076 25 ASI Ekslusif 68 1401 26 Penyakit Kulit 33 815 27 Hipertensi 89 1822 28 Materi lainnya 146 3056 Jumlah 2376 51909 2) Penyuluhan luar gedung secara langsung Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS, Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-lain.dengan hasil kegiatan sebagai berikut: 165

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.42. Penyuluhan luar Gedung Kota Padang Tahun 2013 No. Judul/ Program Puskesmas Frekwensi Penyuluhan Jumlah Masyarakat yang disuluh 1 Napza 115 4601 2 PHBS 641 22796 3 HIV AIDS 220 16255 4 Bahaya Rokok 176 4927 5 Flu Burung/Flu Babi 21 608 6 DBD 660 16976 7 Rabies 53 1330 8 Malaria 43 1182 9 TB Paru 184 5002 `10 Filariasis 263 9383 11 Kusta 25 632 12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 71 4567 13 Immunisasi 2520 35411 14 Diare 439 13246 15 Gizi Keluarga 1197 129709 16 Kekurangan Yodium 165 3138 17 Penyakit Mata/Vitamin A 762 32951 18 Pemanfaatan Toga 273 5570 19 Kesehatan Ibu 223 7020 20 Kesehatan Anak dan DDTK 356 9088 21 Keluarga Berencana 209 5445 22 Diabetes Militus 184 4436 23 Campak 289 8955 24 ISPA 304 8433 25 ASI Ekslusif 405 9687 26 Penyakit Kulit 52 1916 27 Hipertensi 99 1754 28 Materi lainnya 745 33739 Jumlah 10694 398757 3) Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan diuraikan pada table 7.43. 166

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.43. Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 No. Judul/ Program Puskesmas Frekwensi Penyuluhan 1 Napza 5 2 PHBS 8 3 HIV AIDS 6 4 Bahaya Rokok 12 5 Flu Burung/Flu Babi 20 6 DBD 197 7 Rabies 25 8 Malaria 3 9 TB Paru 2 10 Filariasis 67 11 Kusta 0 12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 0 13 Immunisasi 17 14 Diare 27 15 Gizi Keluarga 6 16 Kekurangan Yodium 0 17 Penyakit Mata/Vitamin A 144 18 Pemanfaatan Toga 0 19 Kesehatan Ibu 3 20 Kesehatan Anak dan DDTK 26 21 Keluarga Berencana 0 22 Diabetes Militus 0 23 Campak 15 24 ISPA 0 25 ASI Ekslusif 0 26 Penyakit Kulit 0 27 Materi lainnya 27 Jumlah 610 Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan sebanyak 610 kali. Kegiatan penyuluhan keliling ini belum menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya. 4) Penyuluhan Tidak langsung melalui media Pada Tahun 2013 media penyuluhan tidak langsung yang dibuat oleh seksi promosi kesehatan yaitu berupa media cetak dan sebagaimana yang tertuang dibawah ini : (1) Media cetak elektronik Media cetak yang dibuat dan didistribusikan oleh seksi promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang berupa poster, spanduk, stiker dan leaflet seperti pada tabel 7.44. 167

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.44. Jenis media cetak dan distribusi di Dinas Kesehatan Kota Padang No Jenis Media Cetak/ Topik Jumlah Tujuan Distribusi 1 Poster KTR 800 lbr Puskesmas, Kelurahan 2 Poster tentang Kesehatan Gigi 50 lbr Puskesmas 3 Spanduk PHBS 30 helai Puskesmas, Sekolah, Kelurahan 4 Spanduk KTR 30 helai Puskesmas, Kelurahan, Posyandu 5 Stiker PHBS Rumah Tangga 1000 lbr Puskesmas, Kelurahan 6 Stiker Perwako KTR 1.650 lbr Puskesmas, Sekolah, Kelurahan, Posyandu, Pameran 7 Leaflet tentang Posyandu 1000 lbr Puskesmas 8 Leaflet tentang pengetahuan obat 500 lbr Puskesmas dasar 9 Leaflet tentang bahan kimia yang terkandung dalam rokok 500 lbr Puskesmas (2) Media Elektronik Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif melalui Padang TV dengan topik Penerapan KTR sesuai Perwako KTR No. 14 tahun 2011, Dampak rokok dengan kesehatan Paru-paru, Kesehatan Mata dan Kesehatan Gigi. Kemudian pembuatan radio spot bekerja sama dengan Radio Arbes tentang PHBS dan pembuatan DVD PHBS sebanyak 25 buah, DVD ini telah dibagikan ke seluruh Puskesmas. 3.Seksi Pendidikan dan Pelatihan a. Jumlah Pegawai Tugas Belajar/Izin Belajar Tabel 7.45. Jumlah Pegawai Tugas Belajar dan Izin Belajar Tahun 2013 Puskesmas Tugas Izin Keterangan Belajar Belajar Andalas 1 Orang 3 Orang Pemancungan - 2 Orang Belimbing - - Nanggalo 3 Orang 7 Orang Alai 3 Orang 2 Orang Lapai 2 Orang 3 Orang Rawang 1 Orang 3 Orang Lubuk Begalung - 2 Orang Pegambiran 1 Orang 4 Orang Lubuk Kilangan 4 Orang 9 Orang Pauh 2 Orang 5 Orang 2 Orang sedang mengurus izin namun sudah kuliah 168

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 b. Jumlah Pegawai Tugas Belajar / izin Belajar berdasarkan Profesi Tabel 7.46. Jumlah pegawai tugas belajar dan izin belajar berdasarkan profesi Puskesmas dr Drg Bdn Prwt AA Kesling Labor Prw Ggi Gizi Adm Andalas 2 2 1 Pemancungan 1 1 Belimbing Nanggalo 1 4 4 1 Alai 1 2 2 Lapai 1 3 1 Rawang 2 2 Lubuk 1 1 Begalung Pegambiran 2 1 1 1 Lb.Kilangan 1 10 2 Pauh 5 1 2 1 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Sarana Kesehatan Adapun hasil pencapaian program dan kegiatan pada Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagai berikut: a. Pembangunan Puskesmas 1) Pembangunan Pagar dan Penimbunan Halaman Puskesmas Lapai Tujuan Pembangunan Pagar dan Penimbunan Halaman Puskesmas Lapai adalah tersedianya pagar dan halaman untuk Puskesmas Lapai untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna layanan kesehatan pada wilayah kerja Puskesmas Lapai agar cakupan pelayanan kesehatan meningkat. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas Lapai. Total dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan pembangunan pagar dan penimbunan halaman Puskesmas Lapai ini terealisasi dengan baik (realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 97,3%). 169

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 1. Pembangunan Pagar dan Penimbunan Halaman Pusk. Lapai b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 1) Pengadaan Almari Tujuan Pengadaan Almari adalah tersedianya lemari obat dan lemari status di Puskesmas guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta memudahkan pencatatan dan pelaporan rekam medis pasien di wilayah kerja Puskesmas pada 11 kecamatan di Kota Padang. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Kota Padang. Total dana yang digunakan untuk pelaksanaan pengadaan almari ini sebesar Rp. 44.400.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan Almari ini terealisasi dengan baik fisik maupun keuangan (100%). 2) Pengadaan Genset Tujuan Pengadaan Genset adalah tersedianya Genset di Dinas Kesehatan Kota Padang untuk mengantisipasi pemadaman listrik oleh PT.PLN agar kegiatan perkantoran di Dinas Kesehatan Kota Padang tetap terlaksana dengan baik. Sasaran kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana yang digunakan untuk tersedianya pengadaan Genset sebesar Rp.150.000.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan pengadaan Genset ini terealisasi dengan baik (realisasi fisik 100% sedangkan realisasi keuangan 99,9%). 170

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 3) Pengadaan Komputer/PC Tujuan pengadaan Komputer/PC adalah tersedianya Komputer/PC di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang menuju pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di fasilitas layanan kesehatan yang ada di Kota Padang. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan Komputer/PC sebesar Rp.85.000.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan Komputer/PC ini terealisasi dengan baik (realisasi fisik 100% dan keuangan 99,9%). Adapun gambar komputer/pc tersebut sebagai berikut: Gambar 2. Pengadaan Komputer/PC Tahun 2013 4) Pengadaan Komputer Notebook/laptop Tujuan pengadaan Notebook/laptop adalah tersedianya Notebook/laptop di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas dan memudahkan pelaksanaan kegiatan rutin di Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan Notebook/laptop sebesar Rp.70.400.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan Notebook/laptop ini terealisasi dengan baik (realisasi fisik 100% dan keuangan 99,9%). 171

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 5) Pengadaan printer Tujuan pengadaan printer adalah tersedianya printer di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan printer sebesar Rp.12.000.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan printer ini terealisasi dengan baik fisik dan keuangan (100%). Adapun gambar printer tersebut sebagai berikut: Gambar 3. Pengadaan Printer Tahun 2013. 6) Pengadaan meja kerja Tujuan pengadaan meja kerja adalah tersedianya meja kerja di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, yang berdampak pada peningkatan cakupan pelayanan kesehatan. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan meja kerja sebesar Rp.68.000.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan meja kerja ini terealisasi dengan baik fisik dan keuangan (100%). 7) Pengadaan Kursi Kerja Tujuan pengadaan kursi kerja adalah tersedianya kursi kerja di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk memudahkan 172

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, yang berdampak pada peningkatan cakupan pelayanan kesehatan. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan kursi kerja sebesar Rp.31.262.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan kursi kerja ini terealisasi dengan baik fisik dan keuangan (100%). 8) Pengadaan Lemari Arsip Tujuan pengadaan lemari arsip adalah tersedianya lemari arsip di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, yang berdampak pada peningkatan cakupan pelayanan kesehatan. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Total dana untuk pengadaan lemari arsip sebesar Rp.34.650.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Pengadaan lemari arsip ini terealisasi dengan baik fisik dan keuangan (100%). c. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu dalam hal ini adalah pengadaan timbangan bayi, bertujuan untuk tersedianya timbangan bayi di setiap Puskesmas dalam rangka memudahkan pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita dibawah 5 tahun. Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan balita usia dibawah 5 tahun di seluruh wilayah kerja Puskesmas di Kota Padang. Total dana untuk pengadaan timbangan bayi ini sebesar Rp. 198.816.000,- bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan pengadaan timbangan bayi ini terealisasi 100% secara fisik dan keuangan. d. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas Pembantu 1) Pembangunan pagar, penimbunan dan pemasangan paving blok pustu pasir nan tigo Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Pagar, Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Pustu Pasir Nan Tigo adalah terpasangnya Pagar dan Paving Blok Pustu Pasir Nan Tigo.Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pasir Nan Tigo. Sasaran dari kegiatan 173

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Pembangunan Pagar, Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Pustu Pasir Nan Tigo adalah masyarakat sekitar daerah Pasir Nan Tigo khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 123.487.000,- dari dana APBD Kota Padang.Kegiatan Pembangunan Pagar, Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Pustu Pasir Nan Tigo terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar 4. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Pasir Nan Tigo Tahun 2013. 2) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Gadang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Batu Gadangagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 122.825.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 174

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 5. Rehabilitasi Pustu Batu Gadang Tahun 2013. 3) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Baringinagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 122.639.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 175

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 6. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Tahun 2013. 4) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Busuk Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Batu Busukagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Batu Busuk Kecamatan Lubuk Kilangan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Batu Busuk Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 122.445.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Busuk Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar dibawah ini : Gambar 7. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Busuk Tahun 2013. 176

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 5) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Piai Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Piaiagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Piai Kecamatan Pauh.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Piai Kecamatan Pauh. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 122.835.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Piai Kecamatan Pauh terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar dibawah ini : Gambar 8. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Piai Tahun 2013. 6) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Kampung Jua Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Kampung Juaagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung. 177

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 123.314.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Adapun gambar dari kegiatan ini: Gambar 9.Rehabilitasi Pustu Kampung Jua Tahun 2013 7) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Purus IV Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Purus IV agar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Purus IV. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Purus IV. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 185.144.550,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Purus IV terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Seperti gambar dibawah ini : Gambar 10. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Purus IV Tahun 2013 178

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 8) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Rimbo Kaluangagar tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik sehinggamemudahkan terlaksananya pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 50.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 11. Rehabilitasi Pustu Rimbo Kaluang Tahun 2013 9) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Limau Manis Selatan Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Limau Manis Selatanagar terpeliharanya sarana pelayanan kesehatan dengan baik sehinggamemudahkan terlaksananya pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Limau Manis 179

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Selatan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Limau Manis Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Limau Manis Selatan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 10) Lanjutan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Gadang Kegiatan Lanjutan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Batu Gadangagar terpeliharanya sarana pelayanan kesehatan dengan baik sehingga cakupan pelayanan kesehatan daerah Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan lebih meningkat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Lanjutan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 12. Lanjutan Rehabilitasi Pustu Batu Gadang Tahun 2013 11) LanjutanRehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Kegiatan Lanjutan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Baringinagar terpeliharanya sarana pelayanan kesehatan dengan baik sehinggacakupan pelayanan kesehatan daerah Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan lebih 180

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 meningkat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Lanjutan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Baringin Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 13. Lanjutan Rehabilitasi Pustu Baringin Tahun 2013 12) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Koto Baru Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Koto Baru agar tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik sehinggamemudahkan terlaksananya pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Koto Baru Kecamatan Lubuk Begalung.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Koto Baru Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Koto BaruKecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 13) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Koto Lalang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Koto Lalangagar terpeliharanya sarana pelayanan kesehatan dengan baik sehingga cakupan 181

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 pelayanan kesehatan daerah Koto Lalanglebih meningkat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Koto Lalang. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Koto Lalang terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 14) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Banuaran Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Banuaranagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Banuaran Kecamatan Lubuk Begalung.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Banuaran Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Banuaran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 14. Rehabilitasi Pustu Banuaran Tahun 2013 15) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Sarang Gagak Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Sarang Gagakagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Sarang Gagak Kecamatan Padang Timur.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Sarang Gagak Kecamatan Padang Timur. 182

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Sarang Gagak Kecamatan Padang Timur terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 16) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Mata Air Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Mata Airagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Mata Air Kecamatan Padang Selatan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Mata Air Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Mata Air Kecamatan Padang Selatan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 15. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Mata Air Tahun 2013 17) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Indarung Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Indarungagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. 183

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 18) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Kalumbuk Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Kalumbukagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kalumbuk Kecamatan Kuranji.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kalumbuk Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Kalumbuk Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. e. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas 1) Rehabilitasi Puskesmas Alai Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Alaiagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Alai Kecamatan Padang Utara.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Alai Kecamatan Padang Utara. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 198.106.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Alai Kecamatan Padang Utara terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 16. Rehabilitasi Puskesmas Alai Tahun 2013 184

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 2) Rehabilitasi Puskesmas Pegambiran Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pegambiranagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pegambiran Kecamatan Lubuk Begalung.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pegambiran Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 120.805.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pegambiran Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar 17. Rehabilitasi Puskesmas Pegambiran Tahun 2013. 3) Rehabilitasi Puskesmas Rawang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Rawangagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Rawang Kecamatan Padang Selatan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Rawang Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 123.285.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Rawang Kecamatan Padang Selatan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 4) Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Buaya Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Lubuk Buayaagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan 185

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 161.515.675,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 18. Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2013 5) Rehabilitasi sedang Rumah Dinas Puskesmas Alai Tujuan dilaksanakannya RehabilitasiRumah Dinas Puskesmas Alai adalah terpeliharanyarumah Dinas bagi Medis dan Paramedis Puskesmas Alai.Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Alai. Sasaran dari kegiatan RehabilitasiRumah Dinas Puskesmas Alai adalah masyarakat sekitar daerah Alai khususnya dan masyarakat Kecamatan Padang Utara umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 200.000.000,- bersumber dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Alai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. 6) Rehabilitasi Pagar Puskesmas Alai Tujuan dilaksanakannya RehabilitasiPagar Puskesmas Alai adalah terbangunnya Pagar Puskesmas Alai untuk kenyamanan pelayanan kesehatan daerah Alai. Sasaran dari kegiatan RehabilitasiPagar Puskesmas Alai adalah masyarakat sekitar daerah Alai khususnya dan masyarakat Kecamatan Padang Utara umumnya. 186

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 100.000.000,- bersumber dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan pembangunan Pagar Puskesmas Alai terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar 19. Rehabilitasi Pagar Puskesmas Alai 7) Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Begalung Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Lubuk Begalungagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lubuk Begalung Kecamatan Lubuk Begalung.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Lubuk Begalung Kecamatan Lubuk Begalung. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Begalung Kecamatan Lubuk Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 20. Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2013 187

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 8) Rehabilitasi Puskesmas Kuranji Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Kuranjiagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kuranji Kecamatan Kuranji.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kuranji Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Kuranji Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 9) Rehabilitasi Puskesmas Ambacang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Ambacangagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ambacang Kecamatan Kuranji.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Ambacang Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Ambacang Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 10) Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Kilangan Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Lubuk Kilanganagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 11) Rehabilitasi Puskesmas Pemancungan 188

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pemancunganagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pemancungan Kecamatan Padang Selatan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pemancungan Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas PemancunganKecamatan Padang Selatan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 21. Rehabilitasi Puskesmas Pemancungan Tahun 2013 12) Rehabilitasi Puskesmas Belimbing Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Belimbingagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Belimbing Kecamatan Kuranji.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Belimbing Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Belimbing Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 13) Rehabilitasi Puskesmas Nanggalo Tujuan dilaksanakannya RehabilitasiPagar Puskesmas Nanggalo adalah terpeliharanya Puskesmas Nanggalo untuk kenyamanan pelayanan kesehatan daerah Nanggalo. Sasaran dari kegiatan Rehabilitasi Puskesmas 189

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Nanggalo adalah masyarakat sekitar daerah Nanggalo khususnya dan masyarakat Kecamatan Nanggalo umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 200.000.000,- bersumber dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan pembangunan Puskesmas Nanggalo terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar 22. Rehabilitasi Puskesmas Nanggalo Tahun 2013 14) Rehabilitasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungus Tujuan dilaksanakannya Rehabilitasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungus adalah terpeliharanya Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungus guna kenyamanan pelayanan rawatan yang akhirnya akan terjadi peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Bungus. Sasaran dari kegiatan Rehabilitasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungus adalah masyarakat sekitar daerah Bungus khususnya dan masyarakat Kecamatan Bungus umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- bersumber dari dana APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungus terealisasi 100% baik keuangan maupun fisik. e. Pengadaan Alat-alat Kedokteran dan Alat Laboratorium (DAK) Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya untuk puskesmas dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. 190

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 1.230.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.1.118.181.818,- dan Rp. 111.818.182,- dari dana pendamping APBD.Kegiatan ini terealisasi 100% secara fisik dan keuangan. Gambar 23. Pengadaan Alat-alat Kedokteran & Alat Laboratorium f. Lanjutan Pembangunan Rumah Dinas Medis & Paramedis Tujuan dilaksanakannya Lanjutan Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah tersedianyarumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto yang memadai.untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp.200.000.000,-.kegiatan pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. 191

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 24. Lanjutan Rehabilitasi Rumah Dinas Puskesmas Ikur Koto g. Rehabilitasi Poskeskel Kegiatan Rehabilitasi Poskeskel Cengkeh, Kurao Pagang dan Batang Arau bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan sampai ke tingkat akar rumput (grass root).sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Cengkeh, Kurao Pagang dan Batang Arau. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.680.286.100,- bersumber dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Rehabilitasi Poskeskel ini dapat terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar 25. Rehabilitasi Poskeskel Kurao Pagang Tahun 2013 192

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 26. Rehabilitasi Poskeskel Batang Arau Tahun 2013 h. Pengadaan Alat-alat Kedokteran dan Alat Laboratorium Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya untuk puskesmas dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013.Kegiatan ini terealisasi 100% secara fisik dan keuangan. Gambar 27. Pengadaan Alat-alat Kedokteran & Alat Laboratorium 193

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 i. Pembangunan Gudang Farmasi Kota (DAK) Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Gudang Farmasi Kota adalah tersedianyabangunan Gudang Farmasi Kota Padang yang layak pakai dan memadai untuk penyimpanan obat. Sasaran dari kegiatan pembangunan Gudang Farmasi Kota Padang adalah masyarakat Kota Padang. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp.3.300.000.000,- terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.3.000.000.000,- dan dana pendamping dari APBD Kota Padang sebesar Rp.300.000.000,-. Kegiatan pembangunan Gudang Farmasi Kota Padangsecara fisik hanya 42,5% dan 2,7% keuangan disebabkan gagal tender. j. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas Pembantu 1) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Tabing Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Tabingagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Tabing Kecamatan Koto Tangah.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Tabing Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Tabing Kecamatan Koto Tangah terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 28. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Tabing 194

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 2) Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Timbalun Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Pembantu Timbalunagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Timbalun Kecamatan Bungus.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Timbalun Kecamatan Bungus. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- yang bersumber dari APBD Kota Padang Tahun 2013. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Timbalun Kecamatan Bungus terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 29. Rehabilitasi Pustu Timbalun Tahun 2013. 195

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 k. Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas (DAK) 1) Rehabilitasi Puskesmas Bungus Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Bungusagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Bungus Kecamatan Bungus.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Bungus Kecamatan Bungus. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,- terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.181.818.182,- dan dari pendamping APBD Kota Padang Tahun 2013 sebesar Rp.18.181.818,-. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Bungus Kecamatan Bungus terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 30. Rehabilitasi Puskesmas Bungus Tahun 2013. 2) Rehabilitasi Puskesmas Air Dingin Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Air Dinginagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya 196

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Air Dingin Kecamatan Koto Tangah.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Air Dingin Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.150.000.000,- terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.136.363.636,- dan dari pendamping APBD Kota Padang Tahun 2013 sebesar Rp.13.636.364,-. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. Gambar 31. Rehabilitasi Puskesmas Air Dingin Tahun 2013 3) Rehabilitasi Puskesmas Seberang Padang Kegiatan RehabilitasiPuskesmas Seberang Padangagar bangunan yang telah rusak baik kembali sehinggamemudahkan terselenggaranya pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Seberang Padang Kecamatan Padang Selatan.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Seberang Padang Kecamatan Padang Selatan. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.175.000.000,- terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.159.090.909,- dan dari pendamping APBD Kota Padang Tahun 2013 sebesar Rp.15.909.091,-. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Seberang Padang Kecamatan Padang Selatan terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan. 197

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 32. Rehabilitasi Puskesmas Seberang Padang Tahun 2013 l. Pengadaan Obat dan Vaksin (DAK) Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya obat program dan vaksin untuk seluruh puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 979.506.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.890.460.000,- dari DAK dan sebesar Rp. 89.046.000,- untuk dana pendamping dari APBD.Kegiatan ini terealisasi 100% secara fisik dan keuangan. m. Rehabilitasi Rumah Dinas Medis & Paramedis Puskesmas (DAK) Tujuan dilaksanakannya RehabilitasiRumah Dinas Puskesmas Anak Air adalah terpeliharanyarumah Dinas bagi Medis dan Paramedis Puskesmas Anak Air.Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air. Sasaran dari kegiatan RehabilitasiRumah Dinas Puskesmas Anak Air adalah masyarakat sekitar daerah Anak Air khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesarrp. 400.000.000,- terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.363.636.364,- dan dari dana APBD Kota Padang sebesar Rp.36.363.636,-. Kegiatan pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Anak Air terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan. 198

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 n. Pengadaan Instalasi Pengolah Limbah Tujuan dilaksanakannya penyediaan instalasi pengolah limbah dimaksudkan untuk menjamin keamanan kualitas lingkungan khususnya limbah cair dan padat dari hasil kegiatan Puskesmas terhadap masyarakat sekitarnya agar tidak terjadi pencemaran lingkungan. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Puskesmas. Total dana yang disediakan untuk pengadaan instalasi pengolah limbah sebesar Rp.246.139.000,- yang terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp.223.762.727,- dan dana pendamping APBD Kota Padang sebesar Rp.22.376.273,-. Kegiatan ini terealisasi dengan baik 100% baik fisik maupun keuangan. Gambar dari Instalasi Pengolahan Limbah tersebut sebagai berikut: Gambar 33. Pengadaan Instalasi Pengolah Limbah Tahun 2013 o. Pengadaan Mobil Gudang Farmasi Tujuan dilaksanakannya pengadaan mobil gudang farmasi dimaksudkan untuk memudahkan pendistribusian obat secara rutin dan alat kesehatan ke Puskesmas dan jaringannya. Sasaran dari kegiatan ini adalah Puskesmas, Pustu, Poskeskel dan masyarakat Kota Padang pada umumnya. Total dana yang disediakan untuk pengadaan mobil gudang farmasi sebesar Rp.247.500.000,- yang terdiri dari dana DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp. 225.000.000,- dan dana pendamping APBD Kota Padang sebesar Rp.22.500.000,-. 199

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Gambar 34. Pengadaan Mobil Gudang Farmasi Tahun 2013. 2. Seksi Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang terletak di Jalan Kesehatan Dadok Tunggul Hitam Padang terdiri dari 11 Kecamatan 104 Kelurahan dengan jumlah penduduk 876.000 jiwa. Peserta Askes PNS/Sosial terdaftar berjumlah 93.686 jiwa (10,7 %), Dokter Keluarga berjumlah 34.403 jiwa (3,9%), Jamkesmas berjumlah 187.862 jiwa ( 21,4 % ) dan Jamkesda berjumlah 86.948 jiwa ( 9,9 %). Total masyarakat yang telah memiliki Jaminan Kesehatan yang akan dilayani di Puskesmas sebesar 42 %. a. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jamkes Sumbar Sakato adalah jaminan pemeliharaan kesehatan untuk masyarakat mendekati miskin/ tidak mampu dan yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan lainnya di Kota Padang. Kepesertaan Kapitasi Jamkes Sumbar Sakato Kota Padang setiap bulannya berjumlah 86.948 jiwa. Dengan rincian kapitasi per Puskesmas di Kota Padang pada tabel 7.47. 200

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel. 7.47.Kepesertaan Kapitasi Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas se- Kota Padang Tahun 2013 NO PUSKESMAS KAPITASI 1 Padang Pasir 3.844 2 Ulak Karang 1.339 3 Alai 1.847 4 Air Tawar 2.093 5 Seberang Padang 1.184 6 Pemancungan 2.750 7 Rawang Barat 2.147 8 Lubuk Begalung 7.249 9 Pagambiran 5.556 10 Andalas 7.800 11 Lubuk Buaya 6.340 12 Air Dingin 5.689 13 Nanggalo Siteba 1.959 14 Lapai 1.895 15 Kuranji 2.926 16 Belimbing 3.130 17 Ambacang 5.276 18 Pauh 6.646 19 Bungus 2.788 20 Lubuk Kilangan 9.001 21 Anak Air 2.984 22 Ikur Koto 2.505 JUMLAH 86.948 Berdasarkan tabel 7.47 diatas dapat kita lihat bahwa peserta Jamkes Sumbar Sakato di Kota Padang berjumlah 86.948 jiwa ( 9,93 % ) dari 876.000 jiwa penduduk Kota Padang. Permasalahan yang dihadapi pada aspek kepesertaan ini adalah karena data kepesertaan masih belum valid karena terdapat publikasi data dan data yang tidak tepat sasaran. Peserta yang berhak masuk dalam program Jamkes Sumbar Sakato adalah setiap orang dan/atau anggota keluarga yang mendekati miskin/ tidak mampu di seluruh Kota Padang, dan iuranya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan di SK kan oleh Walikota Padang yang berjumlah 86.948 jiwa. 1) Perkembangan Kepesertaan Perkembangan jumlah kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato dari Tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada table dibawah ini: 201

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.48. Perkembangan Kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Program Jamkesda Thn 2008 Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 20.833 23.896 27.984 27.984 86.748 86.948 Berdasarkan table 7.48 dapat dilihat bahwa perkembangan kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan. Tahun 2011 ke tahun 2012 kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 27.984 jiwa menjadi 86.948 jiwa pada Tahun 2012 dan Tahun 2013. 2) Dana Premi Jamkes Sumbar Sakato Pemanfaatan dana kapitasi terdiri dari jasa medis, sarana dan obat-obatan yang dapat dipergunakan sesuai Petunjuk Penggunaan Dana yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dana tersebut diusulkan melalui bagian keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang sesuai dengan RAB yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang melalui SPJ yang dibuat terlebih dahulu. Sumber dana dari PT.Askes Cabang Padang selanjutnya ditransfer langsung ke rekening Koordinator Dinas Kesehatan Kota Padang setelah itu ditransfer ke rekening Pemko Padang Dana Kapitasi Askes Jamkesda/Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas dan Dinas Kesehatan terdiri dari : a) Puskesmas (1) Dana untuk pengembalian jasa medis, sarana dan obat disalurkan langsung dari PT.Askes Cabang Padang ke DKK, selanjutnya ditransfer ke rekening Pemko, Puskesmas melalui bagian keuangan DKK dilengkapi dengan SPJ untuk direalisasikan. (2) Dana Kapitasi Puskesmas dirincikan berdasarkan Rincian Anggaran Biaya yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang 202

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 (3) Rincian penggunaan dana sarana berdasarkan usulan POA dari Puskesmas setiap tahun sesuai kebutuhan dari masing-masing Puskesmas (4) Penggunaan dana tersebut di atur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Padang b) Dinas Kesehatan Kota Padang (1) Dana jasa pelayanan dan sarana digunakan untuk jasa pelayanan sebagai pengelola dan operasional kegiatan program selaku pembina Puskesmas dan jaringannya. Dana yang diperoleh disalurkan langsung dari PT.Askes Cabang Padang ke DKK, selanjutnya ditransfer ke rekening Pemko, dana akan dibayarkan oleh Bendahara Penerima DKK setelah dilengkapi bukti-bukti administrasi keuangan yang lengkap sesuai aturan keuangan (2) Dana Kapitasi DKK dirincikan berdasarkan Rincian Anggaran Biaya yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang (3) Pengaturan lebih rinci tentang pemanfaatan dana di atur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Sedangkan untuk pertanggungjawaban dana kapitasi tersebut adalah: a) Puskemas dan Dinas Kesehatan Kota Padang harus membuat pertanggungjawaban dana Kapitasi Askes Jamkesda/Jamkes Sumbar Sakato yang diterima sesuai ketentuan yang berlaku dan mengirimkan laporan pertanggungjawaban dana ke Dinas Kesehatan Kota Padang. b) Terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan Puskesmas membuat laporan dan pencatatannya yang dilaporkan ke Tim Pengelola Dinas Kesehatan Kota Padang Dana sharing premi Jamkes Sumbar Sakato Dinas Kesehatan Kota Padang dengan Propinsi yaitu 60% Pemko Padang dan 40% 203

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Propinsi Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2014 yaitu sebagai berikut: Tabel 7.49. Dana Sharing Premi Jamkes Sumbar Sakato Dinas Kesehatan Kota Padang dengan Propinsi Sumatera Barat NO Tahun Propinsi Pemko Padang SisaTahun Sebelumnya 1 2009 305.315.577 934.200.000 1.628.004.423 245.280.000 2 2010 410.160.736 1.679.040.000 778.319.204 238.960.000 3 2011 1.698.180.000 422.044.520 1.237.855.480 4 2012 1.175.328.000 1.873.304.000 3.372.552.000 + - 12.000.000 + 44.781.331 5 2013 1.669.401.600 1.254.276.672 1.249.825.728 6 2014 8.023.561.440 12.035.342.160 205.271.210 Dana premi Jamkes Sumbar Sakato dari Tahun 2009 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena selain meningkatnya jumlah kepesertaan Jamkes Sumbar Sakato juga dikarenakan sebelum tahun 2013 premi yang dibayarkan adalah sebesar Rp.6.000,- sedangkan sejak September sampai dengan Desember tahun 2013 premi meningkat menjadi Rp.12.000,-. Sehubungan dengan diadakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2014, premi meningkat menjadi Rp.19.225,- dan tetap dilakukan sharing dengan Prpinsi Sumatera Barat yaitu 40% dan 60% Pemerintah Kota Padang. Pada tahun 2012 terjadi defisit sebesar Rp. 44.781.331,- karena terjadinya peningkatan jumlah kepesertaan yang cukup tinggi yaitu bulanj Januari s/d Juli 2012 kepesertaan jamkes Sumbar Sakato berjumlah 27.984 jiwa menjadi 86.748 jiwa pada bulan Agustus tahun 2012. Dana Kapitasi Jamkes Sumbar Sakato bersumber dari PT.Askes Cabang Padang sebagai pengembalian jasa pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh PPK/Puskesmas selama Tahun 2013 berjumlah : Rp. 991.207.200,- yang disalurkan langsung dari PT.Askes Cabang Padang ke 204

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 DKK kemudian ditransfer ke rekening Pemko, selanjutnya baru dapat terealisasi setelah SPJ dibuat sesuai Petunjuk Penggunaan Dana dari Kepala DKK. Pemanfaatan dana kapitasi terdiri dari jasa medis, sarana dan obatobatan yang dapat dipergunakan sesuai Petunjuk Penggunaan Dana yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dana tersebut diusulkan melalui bagian keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang sesuai dengan RAB yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang melalui SPJ yang dibuat terlebih dahulu. Sumber dana dari PT.Askes Cabang Padang selanjutnya ditransfer langsung ke rekening Koordinator Dinas Kesehatan Kota Padang setelah itu ditransfer ke rekening Pemko Padang Dana Kapitasi Askes Jamkesda/Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas dan Dinas Kesehatan terdiri dari : a) Puskesmas (1) Dana untuk pengembalian jasa medis, sarana dan obat disalurkan langsung dari PT.Askes Cabang Padang ke DKK, selanjutnya ditransfer ke rekening Pemko, Puskesmas melalui bagian keuangan DKK dilengkapi dengan SPJ untuk direalisasikan. (2) Dana Kapitasi Puskesmas dirincikan berdasarkan Rincian Anggaran Biaya yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang (3) Rincian penggunaan dana sarana berdasarkan usulan POA dari Puskesmas setiap tahun sesuai kebutuhan dari masing-masing Puskesmas (4) Penggunaan dana tersebut di atur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Padang b) Dinas Kesehatan Kota Padang (1) Dana jasa pelayanan dan sarana digunakan untuk jasa pelayanan sebagai pengelola dan operasional kegiatan program selaku pembina Puskesmas dan jaringannya. Dana yang diperoleh disalurkan langsung dari PT.Askes Cabang Padang ke DKK, selanjutnya 205

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 ditransfer ke rekening Pemko, dana akan dibayarkan oleh Bendahara Penerima DKK setelah dilengkapi bukti-bukti administrasi keuangan yang lengkap sesuai aturan keuangan (2) Dana Kapitasi DKK dirincikan berdasarkan Rincian Anggaran Biaya yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang (3) Pengaturan lebih rinci tentang pemanfaatan dana di atur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. Kegiatan pelayanan kesehatan Tahun 2013 dilihat dari jumlah masyarakat yang datang berkunjung ke Puskesmas dengan rincian sebagai berikut : a) Kunjungan Askes PNS : 133.410 jiwa b) Kunjungan Jamkesda : 28.044 jiwa c) Kunjungan Jamkesmas : 121.204 jiwa d) Kunjungan Umum : 979.395 jiwa ( Prediksi sd November) e) Total Kunjugan : 1.262.053 jiwa ( November) Rincian jumlah kunjungan dan jumlah rujukan peserta Jamkes Sumbar Sakato berdasarkan hasil laporan dari 22 puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Keseahatan Kota Padang dapat dijelaskan sebagai berikut: 3) Jumlah Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2013 Jumlah kunjungan peserta Jamkes Sumbar Sakato di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 dapat di lihat pada tabel 7.50. 206

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel.7.50. Jumlah Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO Puskesmas Kapitasi Jumlah Kunjungan Per Tahun Rata-rata Kunjungan Per Bulan 1 Padang Pasir 3.844 226 19 2 Ulak Karang 1.339 649 54 3 Alai 1.847 454 38 4 Air Tawar 2.093 481 40 5 Seberang Padang 1.184 332 28 6 Pemancungan 2.750 1.097 91 7 Rawang Barat 2.147 1.072 89 8 Lubuk Begalung 7.249 2.447 204 9 Pagambiran 5.556 1.776 148 10 Andalas 7.800 2.396 200 11 Lubuk Buaya 6.340 2.614 218 12 Air Dingin 5.689 1.270 106 13 Nanggalo Siteba 1.959 835 70 14 Lapai 1.895 1.376 115 15 Kuranji 2.926 1.271 106 16 Belimbing 3.130 1.640 137 17 Ambacang 5.276 2.152 179 18 Pauh 6.646 2.089 174 19 Bungus 2.788 152 13 20 Lubuk Kilangan 9.001 2.432 203 21 Anak Air 2.984 472 39 22 Ikur Koto 2.505 811 68 JUMLAH 86.948 28.044 2.339 Berdasarkan tabel 7.50. di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan terbanyak per tahun dari 22 Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya yaitu 2.614 jiwa, sedangkan rata-rata jumlah kunjungan Puskesmas Lubuk Buaya setiap bulannya adalah sekitar 218 jiwa Hal ini dapat disebabkan karena jumlah kapitasi Puskesmas Lubuk Buaya lebih banyak dari Puskesmas lainnya yaitu 6.340 jiwa serta terdiri dari 6 kelurahan. Sedangkan Puskesmas yang memiliki rata-rata jumlah kunjungan terendah setiap tahunnya adalah Puskesmas Bungus yaitu 152 jiwa dan rata-rata setiap bulan yaitu 13 jiwa. 207

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Persentase cakupan kunjungan peserta Jamkes Sumbar Sakato di seluruh Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas kesehatan Kota Padang berdasarkan hasil rata-rata jumlah kunjungan per kapitasi tahun 2013 dapat di lihat pada grafik 7.93. Grafik 7. 93. Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas berdasarkan Kapitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 7 6 5 4 3 2 1 0 0,49 4,04 4,16 3,32 3,44 3,55 2,81 2,05 2,34 2,662,56 1,92 1,86 6,05 4,37 3,62 3,4 2,62 0,45 2,25 1,32 2,7 Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Seberang Padang Pemancungan Rawang Barat Lubuk Begalung Pagambiran Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Siteba Lapai Kuranji Belimbing Ambacang Pauh Bungus Lubuk Kilangan Anak Air Ikur Koto Dari grafik 7.93. diatas dapat di lihat bahwa cakupan kunjungan terbanyak berdasarkan persentase kunjungan dengan kapitasi terdapat pada Puskesmas Lapai yaitu 6,05%, sedangkan kunjungan terendah Puskesmas Bungus yaitu 0,45%. Berdasarkan data diatas bahwa cakupan kunjugan di Puskesmas pada umumnya masih dibawah indicator cakupan kunjungan yaitu 15%. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membawa kartu Jaminan Kesehatan untuk berobat ke Puskesmas. Rendahnya kesadaran masyarakat membawa kartu disebabkan karena pelayanan yang diperoleh di Puskesmas tidak memiliki perbedaan bagi yang punya kartu dengan yang tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan untuk pelayanan di tingkat dasar atau dengan kata lain pelayanan kesehatan yang diberikan tidak dipungut biaya atau gratis. Selain hal tersebut, rendahnya angka kunjungan peserta Jamkes Sumbar Sakato dapat dilihat dari jumlah kunjungan masyarakat umum 208

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 cukup tinggi yaitu 979.395 jiwa ( Prediksi sampai dengan November 2013), jika dibandingkan dengan total kunjungan peserta Jamkes Sumbar Sakato yaitu 28.044 jiwa. Kunjungan masyarakat umum dengan kunjungan peserta Jamkes Sumbar sakato memiliki perbandingan 1:34 Sementara jumlah masyarakat yang memiliki Jaminan Kesehatan sebanyak 368.496 jiwa (43%) dibandingkan dengan yang belum memiliki Jaminan sebanyak 507.504 jiwa (57%) yaitu 4 : 5. Perbandingan diatas sangat jauh berbeda antara yang berkunjung dengan yang memiliki jaminan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masih kurang optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan untuk kunjungan. Selain itu, perilaku masyarakat yang tidak membawa kartu berobat. Masyarakat pada umumnya membawa kartu setelah ada indikasi medis untuk dirujuk. 4) Jumlah Rujukan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2013 Jumlah Rujukan peserta Jamkes Sumbar Sakato di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 dapat di lihat pada tabel 7.51. Berdasarkan tabel di 7.51. dapat diketahui bahwa jumlah rujukan terbanyak per tahun dari 22 Puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang terdapat pada Puskesmas Air Tawar yaitu terdapat 108 rujukan dari total kunjungan 481 jiwa per tahun, sedangkan jumlah rujukan yang paling rendah atau tidak ada rujukan adalah tedapat pada Puskesmas Lapai dan Puskesmas Padang Pasir. Untuk melihat persentase cakupan rujukan peserta Jamkes Sumbar Sakato di seluruh Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas kesehatan Kota Padang berdasarkan hasil rata-rata jumlah kunjungan per kapitasi tahun 2013 dapat di lihat pada grafik 7.94. 209

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel. 7.51.Jumlah Rujukan Peserta Jamkes Sumbar SakatoDinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO Puskesmas Kunjungan Jumlah Rujukan Per Tahun Persentase Rujukan Per Bulan 1 Padang Pasir 226-0% 2 Ulak Karang 649 42 6.5% 3 Alai 454 86 18.9% 4 Air Tawar 481 108 22.5% 5 Seberang Padang 332 2 0.60% 6 Pemancungan 1.097 84 7.7% 7 Rawang Barat 1.072 122 11.4% 8 Lubuk Begalung 2.447 168 6.9% 9 Pagambiran 1.776 215 12.1% 10 Andalas 2.396 434 18.1% 11 Lubuk Buaya 2.614 161 6.2% 12 Air Dingin 1.270 199 15.7% 13 Nanggalo Siteba 835 157 18.8% 14 Lapai 1.376-0% 15 Kuranji 1.271 214 16.8% 16 Belimbing 1.640 132 8% 17 Ambacang 2.152 290 13.5% 18 Pauh 2.089 344 16.5% 19 Bungus 152 6 3.9% 20 Lubuk Kilangan 2.432 63 2.6% 21 Anak Air 472 47 9.9% 22 Ikur Koto 811 36 JUMLAH 28.044 2.910 4.4% Grafik 7.94.Jumlah Persentase Cakupan Rujukan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas berdasarkan Kapitasi di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 25% 22,50% 20% 18,90% 18,10% 18,80% 15,70% 16,80% 16,50% 13,50% 15% 12,10% 11,40% 10% 6,50% 7,70% 8% 9,90% 6,90% 6,20% 3,90% 4,40% 5% 2,60% 0% 0,60% 0% 0% Padang Pasir Alai Seberang Padang Rawang Barat Pagambiran Lubuk Buaya Nanggalo Siteba Kuranji Ambacang Bungus Anak Air Persentase Cakupan Rujukan Pertahun 210

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Berdasarkan grafik 7.94 dapat diketahui bahwa persentase cakupan rujukan tertinggi ( lebih dari 15%) pada tahun 2013 terdapat pada Puskesmas Air Tawar, Alai, Andalas, Air Dingin, Nanggalo, Kuranji, dan Pauh, hal ini disebakan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membawa kartu berobat sehingga peserta Jamkes Sumbar Sakato tidak tercatat sebagai kunjungan peserta yang memiliki jaminan kesehatan tetapi tercatat sebagai kunjungan peserta umum. Akibatnya pembagi rujukan menjadi rendah otomatis angka rujukan menjadi tinggi. Untuk rujukan terrendah pada tahun 2013 terdapat pada Puskesmas Padang Pasir,Ulak Karang, Seberang Padang, Pemancungan, Rawang Barat,Lubuk Begalung, Pagambiran, Lubuk Buaya, Lapai, Belimbing, Ambacang, Bungus, Lubuk Kilangan, Anak Air dan Ikur Koto yaitu kurang dari 15%. 5) Jumlah Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2013 Jumlah sepuluh penyakit terbanyak pada peserta Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 7.52.Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 No Penyakit Jumlah 1 Ispa 3976 2 Gastritis 1559 3 RA/Gout 1290 4 HT/Post Strok 812 5 DM 579 6 Peny. Kulit Infeksi 548 7 Hipertensi 492 8 Peny. Kulit Alergi 352 9 Vertigo/Cepalgia 330 10 Asma 227 Berdasarkan tabel 7.52 diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah 211

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 ISPA berjumlah 3.976 kasus penyakit, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Asma berjumlah 227 kasus penyakit. Hasil persentase pada sepuluh penyakit kunjungan terbanyak di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 dapat dilihat pada grafik 7.95. Grafik 7.95.Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 5,4% 4,8% 5,7% 3,5% 3,2% 2,2% Ispa Gastritis 39,1% RA/Gout 8,0% 12,7% 15,3% HT/Post Strok DM Peny. Kulit Infeksi Hipertensi Peny. Kulit Alergi Berdasarkan grafik 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) yaitu sebanyak 39.1% atau 3.076 kasus. Hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Asma yang berjumlah 2,2% atau sebanyak 227 kasus. 6) Jumlah Sepuluh Penyakit Terbanyak Rujukan Jamkes Sumbar Sakato di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2013 212

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Jumlah sepuluh penyakit terbanyak rujukan pada peserta Jamkes Sumbar Sakato di seluruh Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 dapat di lihat pada tabel 7.53. Tabel. 7.53.Jumlah 10 Penyakit Terbanyak RujukanPeserta Jamkes Sumbar Sakato Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 NO PENYAKIT JUMLAH 1 DM 174 2 Refraksi 160 3 Kel. Refraksi 91 4 Hipertensi 85 5 Jantung 58 6 HT 56 7 ISPA 49 8 Jiwa 47 9 Katarak 43 10 Psikosa 42 Dari tabel 7.53 di atas dapat kita lihat bahwa pada 10 penyakit terbanyak rujukan terbanyak terdapat pada penyakit Diabetes Mellitus yaitu 174 kasus rujukan, Hasil persentase pada sepuluh penyakit rujukan terbanyak di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 7.96.Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Jamkes Sumbar Sakato di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2013 25,0% 20,0% 21,6% 19,9% 15,0% 10,0% 5,0% 0,0% 11,3% 10,6% 7,2% 7,0% 6,1% 5,8% 5,3% 5,2% 213

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Berdasarkan grafik 7.96 di atas dapat dilihat bahwa jumlah rujukan terbanyak terdapat pada penyakit Diabetes Mellitus yaitu 21.6%, sedangkan rujukan terendah yaitu pada kasus Psikosa sebanyak 5,2%. Hal ini disebabkan karena pasien DM yang dirujuk adalah pasien rutin memakai obat injeksi insulin dimana obat ini tidak tersedia di Puskesmas sedangkan rujukan terendah terdapat pada penyakit psikosa yaitu 42 kasus yang harus ditangani oleh rumah sakit tertier / poli khusus. b. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampesal) Jamkesmas adalah Program Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dengan jumlah sasaran kuota ditetapkan Menkes. Jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Peserta Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di Kota Padang sejumlah 187.862 jiwa, tidak termasuk penduduk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Dan pada tahun 2013 ini dilaksanakan juga program Jampersal dimana Sumber dana dan pengelolaannya menjadi satu dengan program Jamkesmas. Sasaran Jampersal adalah Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan) dan Bayi Baru Lahir (Sampai dengan usia 28 hari) yang tidak mempunyai jaminan. Alokasi Dana Jamkesmas dan Jampersal bersumber dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2013 untuk Puskesmas dan Jaringannya berjumlah : Rp.2.567.913.000,- yang disalurkan langsung dari Depkes ( cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat ) ke DKK Padang melalui pihak Bank 214

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 BRI Padang dan mekanisme pencairan Dana melalui DPKA Pemerintah Kota Padang. Dana yang terealisasi Tahun 2013 sebesar Rp.1.896.853.660,- ( 73,86% ). 1) Kepesertaan Jamkesmas Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 187.862 jiwa, sesuai dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 187.862 jiwa (100%). Tabel. 7.54. Kepersertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2013 NO PUSKESMAS TERDAFTAR SESUAI BPS MEMILIKI KARTU 1 Padang Pasir 11.581 11.581 2 Air Tawar 2.148 2.148 3 Ulak Karang 3.981 3.981 4 Alai 2.675 2.675 5 Lubuk Buaya 13.208 13.208 6 Air Dingin 12.360 12.360 7 Ikur Koto 4.317 4.317 8 Anak Air 9.440 9.440 9 Nanggalo 6.401 6.401 10 Lapai 3.520 3.520 11 Andalas 16.547 16.547 12 Seberang Padang 3.971 3.971 13 Pemancungan 6.971 6.971 14 Rawang 5.790 5.790 15 Lubuk Begalung 11.289 11.289 16 Pegambiran 11.688 11.688 17 Lubuk Kilangan 7.835 7.835 18 Pauh 13.910 13.910 19 Kuranji 5.911 5.911 20 Belimbing 14.059 14.059 21 Ambacang 9.216 9.216 22 Bungus 11.044 11.044 JUMLAH 187.862 187.862 Dari tabel 7.54. dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak mampu Kota Padang berjumlah 187.862 jiwa dari 876.000 jiwa jumlah (21,44 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Padang Timur yaitu Puskesmas Andalas berjumlah 16.547 jiwa (8.8%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Padang Timur adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas Air Tawar 215

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 berjumlah 2.148 jiwa (1,1%), hal ini disebabkan karena sebagaian besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah Pegawai Negeri Sipil serta daerah kawasan mahasiswa. a) Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Jamkesmas Grafik. 7.97. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 8000 6000 4000 2000 Kunjungan Jamkesm as Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2013 12000 11338 11169 10609 10000 0 8552 8548 6423 4887 4442 5 108 3784 50 11 4469 4433 3636 3267 2455 1459 2142 2 920 1947 1262 21 56 Dari grafik 7.97. dapat dilihat kunjungan maskin ke Puskesmas terbanyak adalah Puskesmas Pauh sebanyak 11.338 kunjungan. Hal ini desebabkan karena Puskesmas Pauh adalah Puskesmas yang akses pelayanannya mudah dijangkau untuk wilayah di Kecamatan Pauh sedangkan kunjungan terendah dalam tahun 2013 adalah Puskesmas Air Dingin sebanyak 1.262 kunjungan. 216

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.55. Jumlah kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas di Kota Padang tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin No Bulan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Januari 4.343 7.522 11.865 2 Februari 4.020 6.955 10.975 3 Maret 3.717 7.356 11.073 4 April 3.546 6.658 10.204 5 Mei 3.324 6.176 9.500 6 Juni 3.347 5.876 9.223 7 Juli 3.389 5.072 8.461 8 Agustus 2.855 4.594 7.449 9 September 3.402 5.853 9.205 10 Oktober 3.565 5.697 9.262 11 November 4.090 6.349 10.439 12 Desember 842 1.519 2.361 Jumlah 40.440 69.627 110.017 Berdasarkan tabel 7.55 dapat dilihat bahwa kunjungan pasien Jamkesmas yang paling tinggi pada bulan Januari yaitu 11.865 pasien (jenis kelamin laki-laki sebanyak 4.343 dan perempuan sebanyak 7.522 pasien) sedangkan yang paling rendah pada bulan Desember sebanyak 2.361 pasien (jenis kelamin laki-laki sebanyak 842 dan perempuan sebanyak 1.519 pasien). Banyaknya kunjungan pasien Jamkesmas menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan. Tabel 7.56. Jumlah kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas di Kota Padang Tahun 2013 berdasarkan umur Umur No Bulan < 1 1-4 th 5-14 th 15-44 45-64 th >65th th th 1 Januari 5 104 1.417 4.720 4.377 1.242 2 Februari 10 202 1.286 4.488 3.820 1.169 3 Maret 14 321 1.528 4.324 3.754 1.132 4 April 9 368 1.536 4.206 3.223 862 5 Mei 9 348 2.021 3.704 2.683 735 6 Juni 16 374 1.795 3.704 2.454 880 7 Juli 13 363 1.686 3.442 2.264 693 8 Agustus 4 265 1.416 3.307 1.993 464 9 September 6 352 1.730 3.926 2.482 759 10 Oktober 19 394 1.687 3.844 2.399 919 11 November 28 489 1.901 4.004 2.868 1.149 12 Desember 4 103 440 947 645 222 JUMLAH 137 3.683 18.443 44.616 32.962 10.226 Berdasarkan tabel 7.56 dapat dilihat bahwa kunjungan pasien Jamkesmas ke Puskesmas berdasarkan umur pada tahun 2013 tertinggi 217

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 pada umur 15 44 tahun sebanyak 44.616 pasien dan yang terendah pada umur < 1 tahun sebanyak 137 pasien. b) Visite Rate Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di Puskesmas adalah sebanyak 110.017 jiwa dan cakupan rujukan sebanyak 17.379 jiwa (15.8 %). Visite Rate Maskin : 0.58. Tabel.7.57. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2013. No Puskesmas Jumlah kunjungan Visite Rate 1 Padang Pasir 6.423 0.55 2 Air Tawar 1.459 0.68 3 Ulak Karang 5.011 1.26 4 Alai 1.947 0.73 5 Lubuk Buaya 10.609 0.80 6 Air Dingin 1.262 0.10 7 Ikur Koto 2.156 0.50 8 Anak Air 3.636 0.39 9 Nanggalo 4.887 0.76 10 Lapai 3.267 0.93 11 Andalas 11.169 0.67 12 Seberang Padang 2.455 0.62 13 Pemancungan 2.142 0.31 14 Rawang 4.442 0.77 15 Lubuk Begalung 8.552 0.76 16 Pegambiran 8.548 0.73 17 Lubuk Kilangan 2.920 0.37 18 Pauh 11.338 0.82 19 Kuranji 4.433 0.75 20 Belimbing 3.784 0.27 21 Ambacang 5.108 0.55 22 Bungus 4.469 0.40 JUMLAH 110.017 0.58 Dari tabel 7.57 dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Ulak Karang yaitu 1.26. dan visite rate maskin terendah 0.10 adalah Puskesmas Air Dingin. Dimana standar visite rate Kota Padang adalah 0.58. c) Pola Penyakit Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola penyakit terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah 218

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 daerah dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup tinggi hal ini perlu lebih ditingkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus ISPA di wilayah Kota Padang. d) Upaya Penanganan Keluhan Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan, Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin dan tidak mampu di Kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas. e) Rujukan Rujukan yang dilakukan oleh Puskesmas ke Rawat Jalan Tingkat Pertama selama tahun 2013 adalah sebanyak 17.379 rujukan. Grafik 7.98. Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2013 Grafik 7.98 di atas dapat dilihat bahwa rujukan tertinggi terdapat di Puskesmas Andalas sebanyak 2.260 kunjungan dan terendah di Puskesmas bungus sebanyak 25 kunjungan. 2) Jampersal a) Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang 219

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Tabel 7.58. Jumlah BPS yang ber-pks Jampersal dengan DKK Padang No Puskesmas Jumlah BPS ber-pks 1 Padang Pasir 3 2 Air Tawar 0 3 Ulak Karang 4 4 Alai 0 5 Lubuk Buaya 7 6 Air Dingin 6 7 Ikur Koto 0 8 Anak Air 9 9 Nanggalo 6 10 Lapai 3 11 Andalas 2 12 Seberang Padang 2 13 Pemancungan 1 14 Rawang 2 15 Lubuk Begalung 6 16 Pegambiran 14 17 Lubuk Kilangan 11 18 Pauh 0 19 Kuranji 1 20 Belimbing 8 21 Ambacang 10 22 Bungus 1 Jumlah 96 Dari tabel 7.58 dapat kita lihat bahwa jumlah Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2013 sebanyak 96 BPS dimana yang terbanyak di Puskesmas Pegambiran memiliki 14 BPS yang ber-pks, sedangkan Puskesmas yang tidak ada BPS yang ber-pks adalah Puskesmas Air Tawar, Alai, Pauh dan Ikur Koto. Hal ini disebabkan karena Bidan tidak memiliki SIPB dan tidak mau ber-pks. 220

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 b) Kunjungan ANC Grafik 7.99. Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2013 Dari grafik 7.99 di atas terlihat bahwa kunjungan Antenatal Care (ANC) terbanyak yaitu di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 1093 kunjungan sedangkan yang terendah ada 3 Puskesmas yaitu Alai, Pauh dan Lubuk Kilangan dimana tidak ada kunjungan ANC jampersal. c) Kunjungan Persalinan Normal Persalinan yang dilakukan Tenaga Kesehatan selama 2013 di wilayah kerja Puskesmas berjumlah 1948 persalinan. Grafik 7.100. Kunjungan Persalinan Normal per Puskesmas tahun 2013 221

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 Dari grafik 7.100 dapat dilihat bahwa jumlah persalinan normal pada tahun 2013 terbanyak di Puskesmas Ambacang sebanyak 274 persalinan, sedangkan di Puskesmas Air Tawar dan Alai tidak ada kunjungan persalinan. Total seluruh persalinan tahun 2013 adalah 1.948 persalinan yaitu 16,98 % dari sasaran Ibu Bersalin Jampersal. d) Kunjungan PNC Grafik 101 menggambarkan jumlah kunjungan PNC tertinggi sebanyak 650 di Puskesmas Lubuk Buaya dan ada 5 puskesmas yang tidak ada kunjungan PNC yaitu Puskesmas Air Tawar, Alai, Lapai, Rawang dan Lubuk Kilangan. Grafik 7.101. Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2013 222

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 e) Kunjungan KB Jampersal Grafik 7.102. Kunjungan KB Jampersal per Puskesmas tahun 2013 Dari grafik 7.102 di atas terihat bahwa hanya 9 Puskesmas yang mengklaim KB Pasca Persalinan berupa IUD/Implant dan suntik yaitu Puskesmas Andalas sebanyak 133 kunjungan, Lubuk Buaya 44 Kunjungan, Bungus 10 Kunjungan, Belimbing 9 Kunjungan, Lubuk Begalung 8 kunjungan, Pemancungan 3 kunjungan, Air Dingin 2 kunjungan, Pegambiran dan Ambacang sebanyak 1 kunjungan. f) Pendanaan Alokasi Dana Jamkesmas dan Jampersal bersumber dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2013 untuk Puskesmas dan Jaringannya berjumlah : Rp. 2.567.913.000,-yang disalurkan langsung dari Depkes ( cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat ) ke DKK Padang melalui pihak Bank BRI Padang dan mekanisme pencairan Dana melalui DPKA Pemerintah Kota Padang. Dana yang terealisasi Tahun 2013 sebesar Rp. 1.896.853.660,- (73,86 %). Terdiri dari Rp.736.258.660,- realisasi dana Jamkesmas dan Rp.1.160.595.000,- realisasi dana Jampersal. 223