BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam

I. PENDAHULUAN. mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam nuansa makna.

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunikasi secara lisan maupun dalam komunikasi secara tertulis. kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, definisi konseptual

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Pengenalan Story Telling dan News Reading sebagai media pembelajaran bahasa. Inggris bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Atas. oleh

BAB I PENDAHULUAN. perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris. Penguasaan jumlah kosa kata yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada bab ini peneliti membahas kesimpulan, implikasi dan saran yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan kecakapan berbicara di dalam dan di luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa Inggris sering diawali dengan mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang profesional. Salah satu syarat untuk mencapainya adalah

I. PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa Inggris tidak akan terlepas dari mempelajari 4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Mata kuliah bahasa Inggris di perguruan tinggi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. PENGAJARAN KOSAKATA OAlAM MENDUKUNG KETRAMPllAN BERBICARA (SPEAKING) SISWA SON TAMAN LAPORAN AKHIR OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang keberadaannya kini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE TEXT TO SPEECH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SMP

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. Indri Ayu Lestari, 2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GENERAL CLEANING PUBLIC AREA SECTION DI EDOTEL SMKN 9 BANDUNG

By SRI SISWANTI NIM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian serta kegunaan penelitian yang masing-masing peneliti bahas pada bagian berikut ini: 1.1 Latar Belakang Masalah Peserta didik sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu generasi penerus bangsa yang akan menentukan arah pembangunan bangsa. Untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia diperlukan generasi muda yang cerdas, sehat, berwawasan luas, dan bermoral. Para peserta didik SMK merupakan aset bangsa yang sangat berharga yang harus dibimbing dan dikembangkan potensinya secara maksimal. Era globalisasi pada saat ini menuntut generasi muda untuk selalu mengembangkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non akademik. Satu hal yang perlu dikuasai untuk meningkatkan daya saing di pasar global adalah penguasaan bahasa Inggris. Menurut Brown (2011: 5) Language is a set of arbitrary symbols, other than that he also states that language is used for communication. Dengan kata lain bahasa

2 merupakan alat yang digunakan untuk bertukar ide, pesan, dan hal lainnya. Kebanyakan orang memperoleh bahasa dengan cara berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Memahami apa yang disampaikan merupakan hal penting dalam komunikasi, dan memiliki kemampuan ini berarti yang bersangkutan memiliki kompetensi berbahasa. Brown (20 11: 31) states the definition of language competence is one s underlying knowledge of system of a language its rules of 5 grammar, its vocabulary, and all the pieces of language and how those pieces fit together. Dari pernyataan tersebut, bahasa Inggris sebagai bahasa internasional berperan sangat penting dalam dunia industri, perdagangan, pendidikan. Hampir semua sektor menggunakan bahasa Inggris sebaga dua bahasa pengantar. Melihat perannya yang dominan tersebut, sudah selayaknya penguasaan keterampilan Bahasa Inggris menjadi bagian penting bagi para peserta didik di Indonesia. Proses yang benar, materi yang baik serta pengajar yang mengetahui cara yang tepat dalam penyampaian materi merupakan kunci dalam menguasai Bahasa Inggris. Namun banyak kendala yang dihadapi dalam mengajarkan Bahasa Inggris, misalnya mencari materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik bukanlah hal mudah. Langkanya materi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi dapat mendorong pendidik untuk menggunakan materi yang sama berulang-ulang tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan pembelajar. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kebosanan pada peserta didik dan juga mengurangi kemutakhiran materi.

3 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan dengan para pendidik dan peserta didik ditemukan beberapa permasalahan. Permasalah yang diperoleh dari observasi awal kepada pendidik adalah bahwa para pendidik belum menggunakan teknik yang tepat yang mampu mengaktifkan para peserta didik. Kurangnya minat belajar peserta didik juga menjadi kendala dalam peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris para peserta didik. Minat yang rendah, proses pembelajaran yang kurang mengaktifkan peserta didik merupakan beberapa permasalahan yang membuat prestasi belajar para peserta didik rendah. Prestasi belajar peserta didik yang rendah dapat dilihat pada rata-rata nilai siswa pada kelas X SMK N 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2013 dan 2014 pada lampiran. Berdasarkan tabel hasil nilai rata-rata siswa kelas X SMK N 3 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2013 dan 2014 diketahui bahwa pada kelas Akomodasi perhotelan ratarata nilai tertinggi pada writing sebesar 72, kelas Tata Boga rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 70, kelas Busana Butik rata-rata nilai tertinggi pada writing sebesar 70, kelas Usaha Pariwisata rata-rata nilai tertinggi pada writing sebesar 76,5, kelas Kecantikan Rambut rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 67,5, dan pada kelas Kecantikan kulit rata-rata nilai tertinggi pada writing sebesar 65. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahawa siswa mendapatkan nilai baik pada kemampuan writing dan reading saja, sedangkan pada kemampuan yang lainya seperti listening dan speaking siswa masih sangat kekurangan peningkatan kemapuannya. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris keempat unsur tersebut saling

4 berkaitan satu sama lainya sehingga hal tersebutlah yang menjadi bahan perhatian guru bahasa Inggris di sekolah. Sedangkan berdasarkan tabel hasil nilai rata-rata siswa kelas XI di SMK N 3 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2013 dan 2014 diketahui juga bahwa pada kelas Akomodasi perhotelan rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 72,5, kelas Tata Boga rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 70, kelas Busana Butik rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 67,5, kelas Usaha Pariwisata rata-rata nilai tertinggi pada reading sebesar 65, kelas Kecantikan Rambut rata-rata nilai tertinggi pada writing sebesar 67,5, dan pada kelas Kecantikan kulit rata-rata nilai tertinggi pada writing sebesar 62,5. Berdasarkan hasil tersebut diketahui pula bahawa siswa mendapatkan nilai baik pada kemampuan writing dan reading saja seperti yang didapatkan pada siswa kelas X. Kemampuan yang lainya seperti listening dan speaking siswa masih sangat kekurangan kemapuannya seperti yang diiperoleh siswa kelas X. Sehingga berdasarkan ini semua dijadikan bahan penelitian oleh penelitia untuk mengetahu apa yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Masalah lain yang dihadapi juga dapat dilihat dari sisi peserta didik. Kebutuhan dalam memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara lisan sangatlah diperlukan khususnya untuk para peserta didik tingkat Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Kemampuan lisan peserta didik di SMKN 3 Bandar Lampung khususnya speaking sangat rendah, yang mengakibatkan minimnya motivasi dalam mata pelajaran Bahasa

5 Inggris. Kebutuhan berbahasa Inggris tersebut didasari atas keinginan para peserta didik SMK untuk langsung menghadapi dunia kerja setelah lulusnya pada tingkat tersebut. Kemampuan berbahasa inggris siswa Akomondasi Perhotelan di SMK N 3 Bandar Lampung dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Bahasa Inggris Siswa Kelas XI Akomondasi Perhotelan SMK N 3 Bandar Lampung Tahun 2013dan 2014 2013 2014 Rata-rata Jurusan W R L S W R L S W R L S Akomodasi perhotelan Sumber: Rata- rata nilai kelas XI Akomodasi Perhotelan SMK N 3 B. Lampung. 74 70 70 55 70 70 68 50 72 70 69 52,5 Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa rata-rata nilai siswa Akomondasi Perhotelan pada tahun 2013 writing 74, reading 70, listening 70, speaking 55. Hasi rata-rata diketahui bahwa nilai terindah adalah speaking dan nilai tertinggi adalah writting. Sedangkan rata-rata nilai siswa Akomondasi Perhotelan pada tahun 2014 writing 72, reading 70, listening 69, speaking 52,5. Hasi rata-rata diketahui bahwa nilai terindah adalah speaking dan nilai tertinggi adalah writting sama seperti yang terjadi pada tahun 2013. Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Inggris mendapatkan nilai yang rendah. Agar pembelajaran berbahasa Inggris secara lisan memperoleh hasil yang baik, para pendidik perlu menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih menyenangkan dan lebih praktis. Bermain peran atau role play merupakan salah satu

6 alternatif yang dapat ditempuh. Pernyataan ini senada dengan apa yang diungkapkan dalam Wright ( 2011: 4) It means that that the teacher must encourage situations in which the child can be fluent and can have a go. Role play memberikan bantuan yang banyak dalam pembelajaran empat keterampilan bahasa Inggris. Role play membantu peserta didik untuk memiliki kompetensi berbicara bahasa asing. Dengan diberikannya kegiatan ini secara berkesinambungan, diharapkan akan menimbulkan language awareness. Peserta didik menjadi aware terhadap perasaan pada waktu mendengarkan bahasa asing. Memperdengarkan bahasa asing membantu mereka untuk mempelajari bahasa Inggris tanpa harus membuat mereka memproduksi kata-kata dalam spoken dan written expression. Seperti dikemukakan Wright ( 2011: 5) stories also introduce children to language items and sentence constructions without their necessarily having to use them productivity. Bila datang masanya mereka harus memproduksi bahasa Inggris bukanlah hal yang berat lagi karena bahasa Inggris bukan hal baru. Role play memberi contoh cara pembelajaran yang mudah dan alami bagi peserta didik dalam mempelajari bahasa asing. Pada akhir pembelajaran Bahasa Inggris nanti mereka akan mencapai hasil yang memuaskan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1.2.1 Pembelajaran pada kursus Bahasa Inggris Let s Speak English di SMKN

7 3 Bandar Lampung belum dapat meningkatkan motivasi peserta didik. 1.2.2 Pembelajarannya belum dapat meningkatkan ketrampilan berbicara peserta didik. 1.2.3 Pembelajaran di kelas belum dapat meningkatkan motivasi peserta didik. 1.2.4 Pembelajarannya belum dapat meningkatkan ketrampilan berbicara peserta didik. 1.2.5 Pembelajarannya berlangsung menggunakan teknik yang kurang menarik sehingga membuat peserta didik bosan dan kurang aktif dalam belajar. 1.2.6 Pendidik pada kursus Bahasa Inggris Let s Speak English di SMKN 3 Bandar Lampung belum menemukan teknik yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara para peserta didik. 1.2.7 Perlunya strategi pembelajaran belum meningkatkan motivasi para peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris. 1.2.8 Minat belajar peserta didik masih rendah karna penyampaian materi yang monoton. 1.2.9 Kemampuan awal pada ketrambilan berbicara peserta didik belum dijadikan acuan dalam proses pembelajaran. 1.2.10 Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh siswa yang pandai. 1.2.11 Kegiatan pembelajaraannya masih teacher oriented. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

8 1.3.1 Perbandingan kemampuan berbicara sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dalam peningkatan motivasi terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. 1.3.2 Perbandingan kemampuan berbicara sebelum dan sesudah menggunakan teknik percakapan singkat dalam peningkatan motivasi terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. 1.3.3 Perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dalam peningkatan motivasi terhadap kemampuan berbicara Bahasa Inggris dan ketrampilan berbicara sebelum dan sesudah menggunakan teknik percakapan singkat dalam peningkatan motivasi terhadap kemampuan berbicara Bahasa Inggris. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Apakah terdapat interaksi anatara teknik dan motivasi peserta didik terhadap kemampuan berbicara peserta didik? 1.4.2 Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat? 1.4.3 Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum

9 dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat dengan memperhatikan motivasi tinggi? 1.4.4 Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat dengan memperhatikan motivasi rendah? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penilitian ini adalah untuk menemukan: 1.5.1 Interaksi anatara teknik yang digunakan dan motivasi peserta didik terhadap kemampuan berbicara peserta didik. 1.5.2 Perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat. 1.5.3 Perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat dengan memperhatikan motivasi tinggi. 1.5.4 Perbedaan dalam kemampuan berbicara peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan teknik role play dengan teknik percakapan singkat dengan memperhatikan motivasi rendah. 1.6 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dibedakan kedalam kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis yang diuraikan sebagai berikut:

10 1.6.1 Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini menerapkan konsep, teori, prinsip dan praktek teknologi pendidikan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris peserta didik. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya Teknologi Pendidikan kawasan desain dan pengembangan, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada para peserta didik khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris para peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 1.6.2 Secara praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai : 1.6.2.1 Manfaat bagi pendidik Memberikan masukan atau teknik pengajaran yang baru mengenai mata pelajaran bahasa Inggris melalui role play. Membantu pendidik dalam mengajar di kelas dengan teknik yang lebih mudah dan menarik 1.6.2.2 Manfaat bagi peserta didik Membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris melalui teknik yang lebih mudah yaitu role play.