KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TTW

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MPBI DENGAN METODE MASYARAKAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIIE SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF SSCS

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Arus kemajuan zaman yang ditandai dengan semakin pesatnya ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan melalui tiga

Transkripsi:

50 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 FKIP Biologi Disusun oleh: DIAN PUJI LESTARI A 420 050 054 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

51 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan karena itu tidak mengherankan bila masalah pendidikan tidak pernah tuntas di manapun, termasuk di negara yang maju sekalipun. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan metode belajar secara tepat. Kesemuanya dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara yang beriman dan bertaqwa. Kita menyadari bahwa pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

52 tentang alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis dan kreatif (Budimansyah, 2002). Kecakapan berpikir kritis dan kreatif pada diri peserta didik tersebut diperlukan perubahan dalam metode, model maupun media pembelajaran di sekolah. Adanya perubahan kurikulum, guru harus mampu merancang pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik untuk lebih aktif, kreatif dan berpikir kritis. Dengan adanya perubahan kurikulum sekarang ini, dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan yang lebih aktif adalah peserta didik. Hal yang harus dilakukan seorang guru antara lain dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan berusaha menambah pengetahuan tentang materi biologi itu sendiri. Oleh karena itu guru sangat penting dalam pembelajaran di kelas (Satriyo, 2006) Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui jalur pendidikan khususnya biologi yang bertujuan meningkatkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep biologi dan menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah, maka pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dalam pengajaran biologi, suatu model atau metode pengajaran tertentu belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan, sehingga guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Agar terjadi proses interaksi antara guru dan siswa

53 sebagaimana yang dikehendaki, diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan, situasi, fasilitas, pribadi guru dan profesionalnya. Sebagai guru yang baik harus dapat menguasi bermacammacam model pembelajaran, sehingga dapat memilih model dan metode yang tepat yang harus diterapkan pada kelas tertentu dan pokok bahasan tertentu pula. Pemilihan model pembelajaran pada pembelajaran biologi adalah hal yang paling penting dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pengajaran serta mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Dari sekian banyak model pembelajaran yang ada, portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif, sebab model pembelajaran portofolio lebih terpusat pada kegiatan belajar siswa aktif (student active learning). Metode memecahkan masalah merupakan salah satu prinsip dasar portofolio sehingga lebih memotivasi belajar aktif peserta didik (Budimansyah, 2002). Model pembelajaran portofolio dirancang untuk membantu peserta didik memahami suatu teori atau masalah sosial secara mendalam melalui pengalaman belajar yang lebih mendorong siswa untuk aktif, kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga mempunyai kompetensi, tanggung jawab, berpartisipasi aktif, belajar untuk mengkaji suatu masalah, belajar untuk menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), serta berani berperan dan mengemukakan pendapat umum (Sugiartini, 2006)

54 SMP Negeri 1 Kartasura yang dijadikan sebagai tempat penelitian merupakan sekolah berstandar nasional dan dalam kegiatan belajar mengajar biologi masih menggunakan metode konvensional yaitu pembelajaran terpusat pada guru. Guru menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi biologi kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajarannya muncul beberapa kendala yang dapat menghambat proses kegiatan belajar mengajar di kelas diantaranya peserta didik pasif, pembelajaran lebih terpusat pada guru dan peserta didik tidak terbiasa untuk berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu peneliti menerapkan suatu pembelajaran yang mampu mengasah peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan penilaian portofolio. Dari permasalahan di atas peneliti akan mengangkatnya melalui sebuah penelitian dengan judul KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Siswa pasif. 2. Pembelajaran terpusat pada guru. 3. Siswa tidak terbiasa berpikir kritis dan kreatif.

55 C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan dalam penelitian supaya efektif dan efisien serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis dalam penelitian, maka penulis akan membatasi masalah-masalah tersebut, yaitu : 1. Penelitian hanya meneliti siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Kartasura semester genap tahun ajaran 2008/2009 pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. 2. Kemampuan siswa dalam pembelajaran dibatasi pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Ketika siswa belajar berpikir kritis, mereka akan memperlihatkan proses-proses sebagai berikut : a. Mengajukan pertanyaan. b. Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan. c. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik kesimpulan yang kuat. d. Memberikan penjelasan dan interpretasi, melakukan observasi dan prediksi. e. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang diambil dan memberikan penjelasan dengan rasa percaya diri. Adapun indikator berpikir kreatif diantaranya : a. Menciptakan ide-ide unik. b. Imajinatif dan percaya diri dengan ideidenya. c. Memiliki potensi untuk menciptakan ide-ide dan perubahanperubahan yang lebih jauh. d. Tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-aturan yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah. e. Berpikir dengan tepat dan kritis di dalam proses berpikir. f. Menghindari berpikir emosional. g. Mengevaluasi tingkat kebenaran atau kesalahan dari segala sesuatu sebelum membuat sebuah keputusan. h. Suka mengevaluasi

56 logika. i. Suka mengajukan pertanyaan. j. Pandai berargumentasi dan suka mengkritisi fakta-fakta. 3. penelitian ini menggunakan penilaian portofolio. D. Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada bagaimana penilaian portofolio terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, fokus penelitian ini diuraikan menjadi 2 rumusan masalah : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2008/2009 setelah dilakukan penilaian portofolio? 2. Bagaimana tanggapan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2008/2009 dengan penilaian portofolio? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa setelah dilakukan penilaian portofolio. 2. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa dengan penilaian portofolio.

57 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru dan kepala sekolah a. Dapat menjadi sumber informasi untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai penilaian portofolio. b. Dapat memberikan informasi tentang alternatif penilaian bagi guru dalam penggunaan proses pembelajaran agar lebih meningkatkan keefektifan belajar siswa. 2. Bagi peneliti a. Dapat mengetahui efektivitas penggunaan penilaian portofolio sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. b. Dapat mendapatkan gambaran tentang hasil yang dicapai melalui penggunaan penilaian portofolio. G. Definisi Operasional 1. Berpikir Kritis Screven dan Paul (1999) serta Anggelo (1995) dalam Dennis 2008, memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi aktif dan berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi. Selain itu berpikir kritis juga telah didefinisikan sebagai berpikir yang memiliki maksud, masuk akal dan

58 berorientasi tujuan dan kecakapan untuk menganalisis sesuatu informasi dan ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai macam perspektif (Silverman dan Smith, 2002) dalam (Dennis, 2008), 2. Berpikir Kreatif (Menurut Gutman, 1961) dalam (Dennis 2008), berpikir kreatif adalah sebuah alat yang digunakan oleh seseorang untuk menciptakan sebuah pertalian baru pada lingkungannya. Adapun indikator berpikir kreatif diantaranya : a. Menciptakan ide-ide unik. b. Imajinatif dan percaya diri dengan ide-idenya. c. Memiliki potensi untuk menciptakan ide-ide dan perubahan-perubahan yang lebih jauh. d. Tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-aturan yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah. e. Berpikir dengan tepat dan kritis di dalam proses berpikir. f. Menghindari berpikir emosional. g. Mengevaluasi tingkat kebenaran atau kesalahan dari segala sesuatu sebelum membuat sebuah keputusan. h. Suka mengevaluasi logika. i. Suka mengajukan pertanyaan. j. Pandai berargumentasi dan suka mengkritisi fakta-fakta. 3. Penilaian Portofolio Portofolio diartikan sebagai wujud benda fisik dan sebuah proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik portofolio merupakan dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan dalam suatu bundel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis portofolio merupakan kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap (Nurhadi, 2004).