ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE TANAM BENIH LANGSUNG DI DESA ASTINA KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS (Studi Kasus : Di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SINEI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA SIDOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DI DESA MALONAS KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA BULUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA JAJAR LEGOWO DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAHDI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI DI DESA ANTAPAN (Studi Kasus Di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan)

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

IV. METODE PENELITIAN

e-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN :

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Kata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA POLEGANYARA KECAMATAN PAMONA TIMUR KABUPATEN POSO

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN SAWAH DAN TEGALAN DI KECAMATAN ULAWENG, KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

ANALISIS PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 4 (3) : 335-342, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of Sweet Corn Farming Income in The Groups of Sukamaju I Farmer Bulupontu Jaya Village, Sigi Biromaru Sub District, Sigi Regency Moh. Sadam DB Sultan 1), Made Antara 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu. 2) Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu. Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738 E-mail : MohSadamdbSultan18@yahoo.com. E-mail : yasinta90287@gmail.com ABSTRACT The high amount of sweet corn production in the village of Jaya Bulupountu does not guarantee the high income of the farmers, it is caused by other than the production input costs are high it is due to the price received by farmers maize is lower too than the price paid by consumers. The study aims know the amount of income earned by sweet corn farmer in the Jaya village sub district Bulupountu Biromaru Sigi. This study was conducted in the Bulupountu Jaya village Sigi Biromaru sub district in September until November, 2015. The determinant of respondent is done by simple random sampling method by taking as many as 30 respondents sweet corn growers from 90 families. Analysis of the data used is the analysis of income ( = TR - TC) and the results showed that the income of sweet corn farmer in the Bulupountu Jaya village Biromaru Sigi sub district was Rp. 10962.812/0.45 ha/mt or Rp. 243618.0/ha/planting season, with a total cost of Rp. 1.503.371.87/0.45 ha/mt or Rp. 334.159.71/ha/planting season. Sweet corn farming on farmers' groups Sukamaju I in the Bulupountu Jaya village Biromaru Sigi sub district. Key Words : Farm, income, Sweet Corn. ABSTRACT Besarnya produksi jagung manis di Desa Bulupountu Jaya belum dapat menjamin tingginya pendapatan petani, hal ini disebabkan oleh selain biaya input produksi yang tinggi juga disebabkan oleh harga yang diterima oleh petani jagung lebih rendah dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Penelitian bertujuan mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani jagung manis di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi pada Bulan September sampai dengan November 2015. Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), dengan mengambil sebanyak 30 responden petani jagung manis dari 90 KK. Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan ( = TR TC) dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani jagung manis di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebesar Rp. 10.962.812/0,45ha/MT atau Rp. 243.618,0/ha/MT, dengan total biaya yang dikeluarkan Rp. 1.503.371,87/0,45 ha/mt atau Rp. 334.159,71/ha/MT. Kata Kunci : Jagung Manis, pendapatan, usahatani. 335

PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian maupun penopang pembangunan nasional. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman pangan, subsektor holtikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat berperan sebagai mata pencarian masyarakat karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, namun produktivitas pertanian masih jauh dari harapan. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, produksi jagung manis nasional tahun 2014 sebesar 18,95 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 1,30 juta ton dibandingkan 2013. Peningkatan produksi diperkirakan di Jawa sebesar 0,80 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,51 juta ton. Peningkatan produksi terjadi karena adanya perkiraan luas panen seluas 132,78 ribu hektar dan produktivitas sebesar 1,74 kuintal/hektar. Peningkatan produksi jagung manis tahun 2014 yang relatif besar terdapat di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, dan Yogyakarta. Sedangkan penurunan produksi terdapat di Provinsi Aceh, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Banten dan Riau (Dirjen Pendidikan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2014). Produksi tanaman jagung manis di Sulawesi Tengah dalam lima tahun terakhir mengalami fluktuasi, penurunan yang cukup signifikan terjadi dalam tiga tahun terakhir sehingga rata-rata produksi yang diperoleh hanya sebesar 133.159,6 ton dengan rata-rata luas panen sebesar 33.457,3 ha dan rata-rata prduktivitas 3,97 ton/ha. Terjadinya fluktuasi produksi ini disebabkan oleh adanya perubahan peningkatan dan penurunan luas panen tiap tahun, adanya faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu pada daerah di Sulawesi Tengah, gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung manis dan terjadinya fluktuasi harga pada input dan sarana produksi, sehingga berdampak pada peningkatan ataupun penurunan jumlah produksi. Kabupaten Sigi memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura, hal ini dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakatnya yang menggantungkan hidupnya disektor pertanian. Kabupaten Sigi juga merupakan salah satu daerah pengembangan produksi jagung manis di Sulawesi Tengah hal ini dapat terlihat dari luas panen yang cukup besar, adapun perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman jagung manis di Kabupaten Sigi. Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah penghasil jagung manis yang cukup besar diantara beberapa kabupaten lainnya, pada tahun 2014 luas panen tanaman jagung manis di Kabupaten Sigi sebesar 10.498 Ha menempati urutan ke dua setelah Kabupaten Tojo Una-Una dengan produksi sebanyak 13.015 ton, namun demikian pada tingkat produktivitas Kabupaten Sigi baru mencapai 4,02 ton/ha, hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Sigi yang memiliki lahan yang masih luas untuk dijadikan lahan pertanian khususnya untuk tanaman jagung manis. Kabupaten Sigi terdapat 15 kecamatan, setiap kecamatan memiliki potensi sumberdaya alam yang besar terutama di sektor pertanian, sehingga membutuhkan pengelolaan yang lebih intensif. Kecamatan Sigi Biromaru merupakan salah satu dari beberapa kecamatan penghasil jagung yang ada di Kabupaten Sigi. Luas panen, produksi dan produktivitas dari tiap-tiap Kecamatan yang berbeda. Kecamatan Sigi Biromaru merupakan salah satu daerah penghasil jagung manis yang cukup besar diantara Kecamatan lainnya, Pada Tahun 2014 luas panen tanaman jagung manis di Kecamatan Sigi Biromaru sebesar 1.200 Ha dengan hasil produksi sebanyak 4.673 ton pada tingkat produktivitas 3,89 Ton/Ha. Kecamatan Sigi Biromaru memiliki potensi pada komoditas jagungnya, sehingga pengembangan usahatani tanaman 336

ini perlu terus ditingkatkan, antara lain dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki agar usahatani menjadi lebih efisien. Luas tanaman jagung manis yang ada di Kecamatan Sigi Biromaru tersebut, sekitar 69,78% (1.200 ha) diantaranya merupakan luas jagung manis. Secara rinci, luas lahan, produksi dan produktivitas tanaman jagung manis pada masing-masing desa yang ada di Kecamatan Sigi Biromaru. Produksi tanaman jagung manis di Kecamatan Sigi Biromaru sebesar 4.673 ton. Produksi tersebut diperoleh dari 1.200 ha luasan pertanaman dengan produktivitas sebesar 3,89 ton/ha. Salah satu desa penghasil jagung manis yang berada di Kecamatan Sigi Biromaru adalah Desa Bulupountu Jaya dengan luas lahan sebesar 75 ha dan produksi sebesar 285 ton pada tingkat produktivitas juga sebesar 3,80 ha/ton.besarnya produksi jagung manis di Desa Bulupountu Jaya belum dapat menjamin tingginya pendapatan petani, hal ini disebabkan oleh harga yang diterima petani jagung manis lebih rendah dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Selain itu pendapatan yang diterima petani juga ditentukan oleh semakin meningkatnya harga sarana produksi, oleh sebab itu penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh petani jagung manis di wilayah penelitian. Shinta (2011), menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksi (input) belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif. Berdasarkan uraian diatas, maka pendapatan usahatani akan semakin tinggi bila petani atau produsen mampu mengalokasikan input produksi secara optimal guna mendapatkan keuntungan. Melihat kondisi tersebut peneliti merasa perlu untuk melakukan penilitian ini mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Manis Pada Kelompok Tani Sukamaju I di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Tujuan yang diinginkan dan dicapai dari penelitian ini ialah untuk mengetahui besar pendapatan usahatani Jagung Manis pada Kelompok Tani Sukamaju I di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpossive), dengan pertimbangan bahwa Desa Bulupountu Jaya merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015. Penentuan Responden. Responden dalam penelitian ini adalah petani Jagung manis yang ada di Desa Bulupountu Jaya. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling (Sampel acak sederhana) dengan jumlah anggota populasi yang ada sebanyak 90 petani Jagung Manis. Sesuai Rumus Slovin yang dikemukakan oleh Ridwan (1997), bahwa untuk menentukan jumlah sampel dapat dihitung dengan Rumus sebagai berikut: n = n = N Nd 2 +1 n = 30 90 90 (0.15) 2 +1 Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Popolasi d 2 = Presisi 15% Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. 337

Teknik Pengumpulan Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung kepada responden dengan dengan menggunakan daftar pertanyaan (Quistionaire). Data sekunder di peroleh dari Badan Pusat Statistik, lembaga-lembaga terkait, dan berbagai literatur lainnya sebagai pendukung dalam penelitian ini. Analisis Data. Penelitian ini menggunakan Analisis yaitu : Analisis Pendapatan. Pendapatan merupakan hasil bersih yang berasal dari penerimaan setelah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk biaya tetap dan biaya variabel, pernyataan ini dapat dituliskan dalam Rumus sebagai berikut: π = TR-TC TR = P.Q TC = FC+VC Keterangan : π = Pendapatan usahatani P = Harga TR = Total Revenue Q = Jumlah Output TC = Total Cost FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Desa Bulupountu Jaya adalah salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi dengan jarak 2 km dari Ibu Kota Kecamatan, 5 km dari Ibu Kota Kabupaten dan 13 km dari Ibu Kota Provinsi. Menuju ke Desa Bulupountu Jaya dapat ditempuh dengan mengunakan kendaraan roda empat dan roda dua ke arah Selatan Kota Palu dengan wilayah tempuh sekitar 15 sampai dengan 30 menit. Umur penduduk Desa Bulupountu Jaya sebesar 55,23% penduduk berada dalam umur produktif, sedangkan 37,89% tergolong dalam umur anak-anak dan 6,88% penduduk lainya sudah termasuk dalam usia lanjut. BPS (2014). Mengklasifikasikan bahwa tenaga kerja yang tergolong produktif berumur antara 15-65 Tahun, dimana sebagian besar penduduk Desa Bulupountu Jaya berada pada taraf produktif maka diharapkan dapat mengoptimalkan kinerjanya untuk kesejahteraan kehidupanya dan kemajuan daerahnya. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Penduduk Desa Bulupountu Jaya tidak seluruhnya berpendidikan, tingkat pendidikan penduduk terdiri dari atas SD, SMP, SMA, Akademi (D1 dan D3) dan Sarjana. Kelompok masyarakat sebagian besar adalah tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Tingkat pendidikan penduduk di Desa Bulupountu Jaya. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang masih tergolong di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk mewujudkan tujuan ini erat kaitannya dengan mata pencaharian masyarakat yang bersangkutan. Stuktur mata pencaharian pada suatu tempat relatif beragam, kondisi penduduk Desa Bulupountu Jaya memiliki mata pencaharian yang beragam namun yang dominan adalah petani yaitu sekitar 98% dan sisanya sekitar 2% bermata pencaharian sebagai pedagang dan pegawai (PNS dan Swasta). Sarana dan Prasarana. Faktor yang penting dalam meningkatkan kecerdasan sumberdaya manusia adalah sarana pendidikan. Pembangunan pendidikan saat ini masih menempati posisi paling penting dalam skala prioritas pembangunan yang akan terus ditingkatkan. Desa Bulupountu jaya memiliki beberapa sarana yaitu kantor desa 1 unit, serta bagunan pendidikan 1 unit. Kelancaran dan pengadaan sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian, maka faktor penghubung memegang peranan penting. Tersedianya jalan raya dan alat angkutan akan memperlancar arus perdagangan 338

dan hubungan satu desa dengan yang lainnya. Ditunjang dengan tersedianya alat transportasi seperti sepeda motor, angkutan kota, dan gerobak untuk memperlancar aktivitas yang dilakukan. Karakteristik Petani Responden. Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara langsung, identitas responden merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh responden dan terkait erat dengan aktivitas usahataninya di Desa Bulupountu Jaya yang meliputi luas lahan, umur, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani. Karakteristik petani responden dijelaskan sebagai berikut: Umur responden antara 30-60 tahun, dengan rata-rata 44,8 tahun. Kondisi umur demikian tergolong usia produktif. Umur petani mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berpikir. Petani yang berumur muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih besar dari pada petani yang lebih tua. Petani muda juga lebih cepat menerima hal-hal baru yang dianjurkan, sebab petani muda lebih berani menanggung resiko. Petani yang relatif lebih tua, mempunyai kapasitas pengelolaan usahatani yang lebih matang, dan memiliki banyak pengalaman, sehingga sangat berhati-hati dalam bertindak. Dalam batas-batas tertentu, semakin bertambah umur seseorang maka tenaga yang dimiliki semakin produktif dan setelah pada batas umur tertentu produktivitasnya semakin menurun (Ehrenberg dan Smith,1987 dalam Antara 2003). Luas Lahan. Lahan sebagai media tumbuh tanaman merupakan salah satu faktor produksi yang sangat utama dalam pengelolaan usahatani. Semakin luas lahan semakin besar peluang petani dalam mengolah usahataninya, sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi demikian pula sebaliknya. Luas lahan produksi yang digarap untuk usahatani jagung manis oleh petani responden Desa Bulupontu Jaya rata-rata sebesar 0,46 ha. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan petani dalam mengolah lahan yang sempit akan berdampak pada biaya karena semakin kecil luas lahan maka penggunaan input akan minim pula. Umur Petani Responden. Umur responden sangat mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam mengelolah usahataninya. Umur petani responden menunjukkan bahwa umur petani responden jagung manis di Desa Bulupontu Jaya bervariasi antara umur 30 sampai dengan 60 tahun, dengan rata-rata umur petani sebesar 44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden berada pada umur produktif dimana kesehatan, pengetahuan dan pengalamannya sangat membantu dalam meningkatkan produksi usahataninya. Menurut BPS (2015). Usia produktif yaitu penduduk yang berusia mulai dari 15 sampai dengan 64 tahun. Tingkat Pendidikan Responden. Tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi kemampuan dan keterampilan dalam mengelolah usahataninya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka cara berpikirnya semakin luas atau lebih dinamis, mudah menerima inovasi dan teknologi baru dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau yang berpendidikan rendah. Tanggungan Keluarga. Jumlah tanggungan keluarga petani responden akan mempengaruhi tindakan reponden dalam menghidupi keluarganya. Jumlah tanggungan keluarga petani responden tercantum berkisar antara 2 sampai dengan 4 orang dengan rata-rata tanggungan keluarga sebesar 3 orang. Besarnya tanggungan keluarga turut berpengaruh terhadap kegiatan operasional usahatani, disisi lain semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka semakin tinggi pula pengeluaran atau biaya yang dibutuhkan sehingga semakin kecil modal yang dapat digunakan untuk proses produksi. Pengalaman Berusahatani. Pengalaman berusahatani responden merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mendukung tercapainya produksi yang diharapkan dalam suatu usahataninya. Pengalaman berusahatani. menunjukkan bahwa di Desa Bulupountu Jaya dalam 339

berusahatani jagung manis berkisar 8 sampai dengan 25 tahun dengan rata-rata pengalaman berusahatani sebesar 12 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa pengalaman berusahatani jagung manis di Desa Bulupountu Jaya sudah cukup memadai sehingga pengalaman tersebut sangat bermanfaat dalam pengelolaan usahataninya. Penggunaan Input Produksi Usahatani Jagung Manis. Tenaga Kerja. Tenaga kerja adalah bagian penting dari faktor produksi dalam upaya memaksimalkan usaha produktif baik pada sisi kualitatif maupun pada sisi kuantitatif. Pada umumnya jenis pekerjaan dalam usahatani jagung manis di wilayah penelitian dikerjakan oleh tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, rata-rata penggunaan tenaga kerja (HOK) adalah sebesar 15,98 HOK dengan luas lahan 0,45 ha, dengan tingkat upah sebesar Rp. 50.000/HOk serta rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 850.166,67/0,45 ha/mt atau Rp. 18.892,59/ha/MT. Pupuk. Pupuk adalah salah satu faktor produksi yang dapat meningkatkan hasil produksi apabila penggunaannya optimal, yakni dosis pupuk di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Harga Pupuk.Variabel harga pupuk berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung manis di Desa Bulupontu Jaya. Rahmawati (2012), menyatakan bahwa harga pupuk berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Penggunaan pupuk oleh petani responden di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru ada dua jenis yakni urea dan phonska, dengan ratarata penggunaan pupuk yaitu pupuk urea sebanyak 44,6 Kg dan pupuk Phonska sebanyak 32, kg serta rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 161.350,0/0,45 ha/ MT atau Rp. 35.855,5/ha/MT Benih. Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan sebuah keberhasilan dalam berusahatani. Benih yang unggul, bermutu, serta tahan terhadap hama dan penyakit merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi terhadap pemilihan dan penggunaan benih tanaman yang akan ditanam. Penggunaan benih masih memungkinkan untuk ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produksi jagung. Penelitian ini didukung oleh penelitian Christoporus dan Sulaeman (2009), tentang analisis produksi dan pemasaran jagung di Desa Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa benih berpengaruh terhadap produksi jagung di Desa Labuan Toposo. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Bulupountu Jaya menunjukkan bahwa petani responden rata-rata menggunakan benih sebanyak 427 Kg dengan harga benih Rp. 100.000/kg serta rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 42.666,66667/0,45 ha/mt atau Rp. 94.148,1/ha/MT. Pestisida. Pestisida yang digunakan dalam memberantas berbagai penyakit pada tumbuhan, diantaranya yaitu insektisida dan herbisida. Berdasarkan hasil wawancara di lokasi penelitian penggunaan insektisida dan herbisida bertujuan untuk mengendalikan berbagai gulma dan hama yang menyerang tanaman jagung manis. Umumnya hama yang menyerang tanaman jagung manis di Desa Bulupountu Jaya yakni hama jenis ulat yang merusak tongkol buah jagung, sehingga menyebabkan produksi jagung manis menurun. Petani responden melakukan penyemprotan hama sebanyak dua kali, untuk penyemprotan gulma dilakukan satu sampai dua kali. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Bulupountu Jaya, ratarata biaya untuk penggunaan pestisida sebesar Rp. 4.320,090 /0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 9.600,200 /ha/mt. Penerimaan Usahatani Jagung Manis. Penerimaan merupakan total nilai yang diperoleh dari hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual. Semakin banyak hasil produksi yang dijual, maka semakin besar pula penerimaan yang diperoleh. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata produksi jagung manis di Desa Bulupountu Jaya sebesar 650 Kg/0,45 ha/mt dengan harga Rp. 4.264 /Kg, sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh petani responden jagung manis di Desa Bulupountu 340

Jaya sebesar Rp. 2.779.820,0/0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 617.737,78 /ha/mt. Biaya Usahatani Jagung Manis. Kegiatan usahatani tidak pernah terlepas dari biaya untuk mengelola usahatani agar memperoleh hasil yang diharapkan. Petani akan tetap dihadapkan pada masalah beban biaya yang harus dikeluarkan dan diperhitungkan untuk menghasilkan produksi. Biaya yang dimaksud meliputi biaya tetap dan biaya variabel: Biaya tetap yang digunakan oleh petani responden meliputi, pajak tanah dan nilai penyusutan alat. Biaya tetap yang digunakan oleh responden di wilayah penelitian rata-rata sebesar Rp. 81.163,12 /0,45 ha/mt atau Rp. 18.036,24 /ha/mt. Selanjutnya biaya variabel yang digunakan oleh petani responden dalam penelitian ini meliputi benih, tenga kerja, pupuk, dan pestisida. Rata-rata biaya variabel yang digunakan petani responden dalam kegiatan usahatani jagung manis adalah sebesar Rp. 1.527.288,7/0,45 ha/mt atau Rp. 3.393,974,9 /ha/mt. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani responden pada usahatani jagung manis di Desa Bulupountu Jaya ratarata sebesar Rp. 1.603.743,8/0,45 ha/mt atau Rp. 3.563,875,2 /ha/mt. Pendapatan Usahatani Jagung Manis. Pendapatan petani jagung manis di Desa Bulupountu Jaya selama satu kali musim tanam sebesar adalah Rp. 32.888.436,00/0,45 ha/mt dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 1.096.281,2/0,45 ha/mt atau Rp. 2.436,180 /ha/mt. rata-rata penerimaan setiap responden sebesar Rp. 2.779,82,00/0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 6.177,377,8/ha/MT. Penerimaan ini diperoleh dari rata-rata produksi usahatani jagung manis sebesar 650 kg dikalikan dengan rata-rata harga jual sebesar Rp. 4.264,00. Total biaya produksi jagung manis diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap dan total biaya variabel sebesar Rp. 1.603.743,9/0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 3.393,974,96/ha/MT dan pendapatan sebesar Rp. 1.096.281,2/0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 4.361.804.44 /ha/mt. Adapun harga jagung manis di pasaran tidak diperjual belikan dalam bentuk pipilan melainkan dalam bentuk tongkol. Perhitungan harga jagung manis pada penelitian ini untuk 1 kg (4 tongkol jagung manis) sebesar Rp. 4.26400,- maka harga jagung manis yang dijual dalam bentuk karung isinya 120 tongkol yaitu sebesar Rp. 511.680,-. Jelasnya terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Penerimaan Total Biaya dan Pendapatan Petani Responden Usahatani Jagung Manis di Desa Bulupountu Jaya, 2015 No Uraian 0,45 ha 1 ha 1. 2. 3. 650 4000 2.600,000 4. 5. Produksi (Kg) Harga (Kg) Rata-rata Penerimaan (Rp) Rata-rata Biaya Variabel - Tenaga Kerja (Rp) - Benih (Rp) - Pupuk (Rp) - Pestisida (Rp) Sub Total (Rp) Rata-rata Biaya Tetap - Sewa Lahan (Rp) - Pajak Tanah (Rp) - Penyusutan Alat (Rp) Sub Total (Rp) Total Biaya (Rp) 7.991.667 42.666,67 161.350,00 4.032.000 1.427.503,3 1.125,000.00 729.666,67 73.818,45,7 76.215,33 150.371,87 6. Rata-rata Pendapatan(2-5) Rp 1.096.281,2 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015. *Ket : Harga Jagung Manis Rp. 4.000/Kg. 1.444,44 8.000 5.777,777,8 177.592,6 948.148,2 358.555,6 8.960,00 317.222,96 250.000,00 1.621.481,4 16.404.101.5 169.367,4 334.159,71 341

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu besar Pendapatan Usahatani jagung manis pada kelompok tani Sukamaju I di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebesar Rp. 1.096.281,2/0,45 ha/mt atau sebesar Rp. 4.361.804,44/ha/MT. Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usahatani jagung manis pada kelompok tani Sukamaju I di Desa Bulupountu Jaya agar tetap melakukan kegiatan tersebut dengan perluasan lahan, selain itu harus menggunakan benih yang baik. Perlu adanya pelatihanpelatihan bagi para petani jagung manis yang berbasis teknologi dan penanganan hama agar dapat diterapkan dalam pengembangan usahataninya. Perlu adanya dukungan dari pemerintah berupa modal dan penyediaan sarana produksi untuk meningkatkan pendapatan usahataninya masih sangat dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Antara. M. 2003. Tingkat Pendapatan dan Konsumsi Masyarakat di Kawasan Tertinggal Terpencil Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala. J. Agroland. Vol. 10 No. 3 September 2003. Fakultas Pertanian UniversitasTadulako. Palu. BPS. Statistik Menurut Provinsi Sulteng. 2015. Christoporus dan Sulaeman. 2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung di Desa Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. J. Agroland. 16 (2) : 141-147. (1/8/2013). Rahmawati, D.A. 2012. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Penggunaan Pupuk Organik (Studi Kasus pada Petani Jagung Di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan). Naskah Publikasi Jurnal. Jawa Timur. Ridwan, 1997. Mengemukakan dengan Menggunakan Rumus Slovin untuk menghitung Jumlah Populasi. Shinta, 2011. Upaya Peningkatan Produksi. Jakarta. 342