DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

dokumen-dokumen yang mirip
Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir Kritis (critical thinking) merupakan sinonim dari pengambilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara psikologis, Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) : Sebagai Strategi dan Model Pembelajaran

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

DADANG SUPARDAN JURS. PEND. SEJARAH FPIPS UPI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, perubahan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

LEMMA VOL I NO. 2, MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

YUNICA ANGGRAENI A

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

Kelebihan Kelemahan Model Belajar Kontekstual

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh: Amin Budiamin. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB II KAJIAN TEORI. yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING HUBUNGANNYA DENGAN EVALUASI PEMBELAJARAN. Oleh: Hasnawati (Staf Pengajar FBS Universitas Negeri Yogyakarta)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Transkripsi:

DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Muchlas Yusak

Latar Belakang Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahui nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang M. Yusak.2004

Bagaimana pemecahannya? Tren masa kini adalah Contextual Teaching and Learning (CTL), di mana : Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi Pengetahuan diperoleh dari menemukan sendiri bukan apa kata guru Kontekstual sebagai strategi pembelajara yang dikembangkan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada LPMP Jawa Tengah

Contextual Teaching and Learning (Pendekatan Kontekstual) Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat, dan pengetahuan yang diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar LPMP Jateng

Mengapa Pendekatan Kontekstual? Pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus di hafal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah merupakan pilihan utama dalam strategi pembelajar Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal Pengetahuan dikonstruksikan oleh sipembelajar melalui pengalaman yang diperolehnya Pengetahuan selalu berubah sejalan dengan fenomena baru yang muncul Ditswestyvir.2004

Dasar Pendekatan Kontekstual ditinjau dari pemikiran tentang belajar 1. Proses Belajar Belajar tidak sekedar menghafal tetapi harus mengkonstruksikan pengetahuan Belajar dari mengalami, dan bermakna bukan sekedar diberi oleh guru Pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang menmdalam tentang sesuatu persoalan (subject matter) LPMP Jawa Tengah

lanjutan Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam mensikapi situasi baru Dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna, dan bergelut dengan ideide Proses belajar dapat mengubah struktur otak yang berpengaruh pada perilaku LPMP Jateng

lanjutan 2. Transfer Belajar Belajar dari mengalami, bukan dari pemberian. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit demi sedikit. Tahu untuk apa ia belajar, dan bagaimana menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu Muna.2004

lanjutan 3. Siswa sebagai Pembelajar Ada kecenderungan untuk belajar hal baru dengan cepat Hal-hal yang sulit perlu strategi belajar Peran guru membantu menghubungkan antar yang baru dan yang sudah diketahui Tugas guru sebagai fasilitator agar informasi baru bermakna, siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri LPMP Jawa Tengah

lanjutan 4. Pentingnya Lingkungan Belajar Belajar berpusat pada siswa Strategi belajar lebih dipentingkan dibanding hasilnya Proses penilaian (assessment) yang benar, sebagi umpan balik Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok Muchlas Yusak

Hakikat Pembelajaran Kontekstual Konsep belajar yang melibatkan tujuh komponen utama belajar efekttif - konstruktivisme (Contructivism) - bertanya (Questioning) - menemukan (Inquiry) - masyarakat belajar (learning community) - pemodelan (Modelling) - refleksi (reflection) - penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) Muna.2004

1. Konstruktivisme (Constructivism) Manusia harus mengkonstruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara, yaitu asimilasi atau akomodasi LPMP Jawa Tengah

Proses Asimilasi dan Akomodasi Hal Baru (benda, peristiwa, gagasan) Penguatan Pada mulanya mengingat konsep yang telah dimiliki Cocok Asimilasi Tidak cocok Mengerti Ketidak seimbangan Cocok Keseimbangan Jalan buntu (tidak mengerti) Adaptasi (belajar) transformasi Akomodasi Muchlas Yusak

Dalam pandangan konstruktivisme, Strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan : 1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa 2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri 3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar Muna.2004

Mengapa Konstruiktivisme? Lebih bermakna Pembelajaran tidak sia-sia Interaksi sosial (social interaction) Membuat masuk akal (sense making) Pengetahuan dikonstruksikan dari pengalaman Menekankan aktivitas hand-on dan mindson LPMP Jawa Tengah

2. Menemukan (Inquiry) Sikklus Inkuiri Observasi (Observation ) Bertanya (Questioning) Mengajukan dugaan (Hiphotesis) Pengumpulan Data (Data gathering) MUCHLAS YUSAK Penyimpulan (Conclusion)

Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inkuiri) Merumuskan masalah Mengamati atau melakukan observasi Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain

Nilai positip belajar penemuan Pengetahuan bertahan lama dan lebih mudah diingat Konsep atau prinsip yang ditemukan lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru Meningkatkan penalaran dan kemampuan untuk berpikir secara bebas Melatih keterampilan kognitif siswaq untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain Membangkitkan keingintahuan siswa Memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawabannya

3. Bertanya (Questioning) Kegiatan bertanya berguna untuk Menggali informasi Mengecek pemahaman siswa Membangkitkan respon kepada siswa Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa Memfokuskan perhatian siswa Membangkitkan lebih banyak pertanyaan Menyegarkan kembali pengetahuan siswa

4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan orang lain Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman/kelompok Pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok, yang pandai membantu yang lemah Kolaborasi dengan mendatangkan ahli Masyarakat belajar dapat terjadi jika ada proses komunikasi dua arah Setiap orang dapat menjadi sumber belajar

5. Pemodelan (Modelling) Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru, sebagai model bisa guru, siswa atau orang lain/luar LPMP Jawa Tengah

6. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu Realisasinya : pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu catatan atau jurnal di buku siswa kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu diskusi hasil karya MUNA 2004

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa yang akan dipakai oleh guru untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dialami benar Autehentic Assessment Menekankan apakah anak-anak belajar, bukan apa yang sudah diketahui

Karakteristik Authentic Assessment Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta Berkesinambungan Terintegrasi Dapat digunakan sebagai feed back

Sasaran penilaian sebagai dasar menilai prestasi siswa 1. Proyek / kegiatan dan laporannya 2. Pekerjaan Rumah 3. Kuis 4. Karya siswa 5. Presentasi atau penampilan siswa 6. Demonstrasi 7. Laporan 8. Jurnal 9. Hasil Tes tertulis 10. Karya Tulis

Lima Elemen Pembelajaran Kontekstual (Zahorik, 1995, 14-22) 1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) 2. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya

lanjutan 3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara menyusun : a. konsep sementara (hipotesis) b. melakukan sharing untuk validasi c. revisi konsep dan pengembangan 4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) 5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut

Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL Kerja sama Saling menunjang Menyenangkan, tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis guru kreatif Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dll Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dll

Strategi Pengajaran yang berasosiasi dengan CTL CBSA Pendekatan proses Life Skills Education Authentic Instruction Inquiry Based Learning Problem Based Learning Cooperative Learning Service Learning Muna.2004

Kata-kata Kunci Pembelajaran CTL Real-World Learning Mengutamakan pengalaman nyata Berpikir tingkat tinggi Berpusat pada siswa Siswa aktif, kritis, dan kreatif Pengetahuan bermakna dalam kehidupan Dekat dengan kehidupan nyata Perubahan perilaku

lanjutan Siswa praktek, bukan menghafal Learning bukan Teaching Pendidikan (Education), bukan pengajaran (Instruction) Pembentukan manusia Memecahkan masalah Siswa akting, guru mengarahkan Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes

Penerapan CTL dalam kelas Kembangkan pemikiran: belajar bermakna, belajar penemuan, mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan Laksanakan kegiatan inkuiri Kembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya Ciptakan masyarakat belajar Hadirkan model Lakukan refleksi Lakukan penilaian sebenarnya LPMP Jawa Tengah

Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional Pendekatan CTL 1. Siswa aktif terlibat 2. Belajar dengan kerja sama 3. Berkait dengan kehidupan nyata 4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri 5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman 6. Memperoleh kepuasan diri Pendekatan Tradisional 1. Siswa penerima informasi 2. Belajar individual 3. Abstrak dan teoritis 4. Perilaku dibangun atas kebiasaan 5. Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan 6. Memperoleh pujian dan nilai saja

lanjutan CTL 7. Kesadaran tidak melakukan yang jelak tumbuh dari dalam 8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, digunakan dalam kontek nyata 9. Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa 10.Pemahaman rumus relatif berbeda Tradisional 7. Tidak melakukan yang jelek karena takut hukuman 8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan Struktural, kemudian dilatihkan 9. Rumus ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan 10.Rumus adalah kebenaran absolut

CTL 11. Siswa aktif, kritis bergelut dengan ide 12. Pengetahuan dibangun dari kebermaknaan 13. Pengetahuan selalu berkembang sejalan dengan fenomena baru 14. Siswa bertanggungjawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran 15. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan lanjutan Tradisional 11. Siswa pasif hanya menerima tanpa kontribusi ide 12. Pengetahuan ditangkap dari fakta, konsep, atau hukum 13. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final 14. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran 15. Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa LPMP Jawa Tengah

lanjutan CTL 16. Hasil belajar diukur dengan prinsip Alternative Assessment 17. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan setting 18. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek 19. Perilaku baik berdasar motivasi instrinsik 20. Berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat Tradisional 16. Hasil belajar diukur dengan tes 17. Pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas 18.Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek 19. Perilaku baik berdasar motivasi akstrinsik 20. Berperilaku baik karena terbiasa melakukan begitu, dan karena mendapat hadiah

Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual Nyatakan kegiatan utama pembelajaran, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Indikator Pencapaian Hasil Belajar Nyatakan tujuan umum pembelajaran (lihat IPHB) Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu Buatlah skenario tahap-demi tahap kegiatan siswa Nyatakan Authentic Assessment-nya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran LPMP Jawa Tengah

Drs. Muchlas Yusak, Dip.Appl.Ling. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah