BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULA DA SARA

RINGKASAN PUTUSAN.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

Muchamad Ali Safa at

PUTUSAN Nomor 31/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIII/2015 Penyalahgunaan Wewenang oleh Pejabat

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

BEBERAPA MASALAH DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

IMPLIKASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA LEGISLATIF DAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SECARA SERENTAK TERHADAP AMBANG BATAS PENCALONAN PRESIDEN

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PUTUSAN MK NO. 54/PUU-XIV/2016 DAN IMPLIKASI DI DALAM PILKADA Oleh Achmadudin Rajab* Naskah Diterima: 24 Juni 2017, Disetujui: 11 Juli 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

URGENSI MENYEGERAKAN PEMBAHASAN RUU KITAB HUKUM PEMILU Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 17 Juli 2016; disetujui: 15 September 2016

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

BAB IV SENGKETA VERIFIKASI PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA MENURUT UU NO.15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILU

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN (UUD NRI Tahun 1945) terutama pada Pasal 18 ayat (4) yang menyatakan,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 38/PUU-VIII/2010 Tentang Pengujian UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Hak Recall

Ringkasan Putusan.

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SOAL ULANGAN HARIAN. Hari / Tanggal : Rabu, Kelas / semester

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bukti nyata bahwa Negara dengan sistem demokrasi yang baik itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

2015, No Independen Pemilihan Aceh atau Komisi Pemilihan Umum/KomisiIndependen Pemilihan Kabupaten/Kota; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, hal ini dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Masyarakat juga diberikan kebebasan dalam berkumpul dan berpendapat, serta turut dalam mengawasi pemerintahan. Pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil sebagai wujud dari kedaulatan rakyat. Melalui pemilihan umum rakyat dapat menyalurkan hak-hak konstitusionalnya untuk memilih dan dipilih dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945. Seiring berjalannya waktu budaya menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh politik. Dimana, politik dan budaya seperti dua sisi mata keping koin yang tak terpisahkan. Seperti yang terjadi pada masyarakat Papua khususnya di Daerah Pegunungan Tengah yang memiliki cara tersendiri dalam melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) yaitu dengan menggunakan sistem Noken. Sistem Noken adalah sistem pemilukada dengan cara menggunakan noken yang digantungkan pada salah satu kayu sebagai pengganti kotak suara. Noken merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut sejenis kantung atau tas yang biasa dipakai oleh masyarakat

2 Papua untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dengan pengertian kantung, maka dapat ditarik benang merah bahwa suara pemilih dimasukkan kedalam kantung-kantung yang sudah berisi nama calon. Biasanya sudah ada kesepakatan antara kepala suku dan masyarakat tentang kantong mana yang akan diisi oleh pemilih. Dalam seluruh proses pemilu dan pemilukada DPR, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati di wilayah Pengunungan Tengah masih menggunakan sistem Noken. Sistem Noken diterapkan di beberapa Kabupaten Pegunungan Tengah Papua seperti Yahukimo, Tolikara, Mamberamo Tengah, Lani Jaya, Puncak, Jayawijaya, Intan Jaya, sesuai dengan cara budaya setempat. Menurut Aswanto sistem Noken ini sudah digunakan dalam pemilu sejak tahun 1971-an hingga saat ini. (Sumber: http://.republika.co.id). Sistem Noken merupakan pemberian suara yang diwakili oleh kepala suku atas kesepakatan masyarakat setempat. Terdapat dua sistem Noken yang biasa digunakan masyarakat Papua khususnya di Daerah Pegunungan Tengah Papua. Pertama, Big Man yaitu suara diserahkan dan diwakilkan oleh kepala suku. Kedua, sistem Noken gantung atau ikat dimana masyarakat dapat melihat suara yang telah disepakati masuk ke dalam Noken yang sebelumnya telah ditetapkan. Sistem pemilihan Noken merupakan simbol musyawarah tertinggi untuk penentuan pendapat di Papua khususnya di Daerah Pengunungan Tengah. Sehingga dalam sistem ini prinsip rahasia tidak lagi berlaku, dikarenakan untuk menghargai sistem Big Man, dimana setiap masyarakat harus taat dengan kesepakatan yang telah dibuat serta lebih mementingkan musyawarah.

3 Penerapan sistem Noken tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang menghendaki One man, one vote dan one value dengan asas langsung, bebas, umum, rahasia, jujur, dan adil. Berdasarkan asas-asas pemilu yang dilakukan dengan efektif dan efisien dan dengan ketentuan-ketentuan tentang cara pemungutan suara yang sudah diatur dalam UU pemilukada, maka masyarakat secara individu tidak melakakukan penyontrengan langsung melainkan suaranya diwakilkan oleh kepala suku. Kemudian, peralatan yang digunakan sebagai tempat pengumpulan surat suara diganti dengan menggunakan Noken yang dimana surat suara yang sudah disepakati bersama dimasukkan kedalam Noken tersebut. Hal inilah yang menjadi masalah dalam penerapan sistem noken karena setiap individu tidak bebas untuk mengambil keputusan sendiri untuk menentukan pilihannya. Cara pemungutan suara dengan sistem Noken sudah lama diakui oleh Mahkamah Konstitusi (MK), sebagaimana dituangkan dalam putusan MK No. 47-81/PHPU-A-VII/2009 tanggal 09 Juni 2009. Dimana dalam pertimbangannya MK menyatakan: Menimbang bahwa Mahkamah dapat memahami dan menghargai nilai budaya yang hidup dikalangan masyarakat Papua yang khas dalam menyelenggaraan pemilihan umum dengan cara atau sistem kesepakatan warga atau aklamasi. MK menerima cara pemilihan kolektif (kesepakatan warga atau aklamasi) yang diterima masyarakat Yahukimo tersebut karena jika dipaksakan pemilihan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikhawatirkan akan timbul konflik antara kelompok-kelompok masyarakat setempat. Sehingga di dalam pemungutan

4 suara didasarkan pada hukum adat setempat dan tidak diatur dalam undang-undang pemilukada. Disisi lain, sistem Noken bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilihan umum yang dimana pada pasal 1 berbunyi pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Ketentuan yang sama juga disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Dengan demikian, penerapan sistem Noken jika dilihat dari asasasas pemilukada tidak sesuai dan bertentangan dengan prinsip demokrasi. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan untuk meneliti di Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua. Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu dari beberapa Kabupaten di Daerah Pegunungan Tengah yang masih menerapkan sistem Noken dalam pemilukada. Penerapan Sistem Noken belakangan ini muncul pro dan kontra dalam pemungutan suara dengan menggunakan sistem Noken. Hal ini dikarenakan penggunaan Noken sebagai kotak suara sangat rawan dimanipulasi karena masyarakat di Daerah Pegunungan Tengah khususnya di Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tidak memilih dengan cara formal, melainkan suaranya di serahkan kepada kepala suku. Dalam sistem Noken peran kepala suku sangat berpengaruh khususnya dalam pengambilan keputusan karena masyarakat masih tunduk kepada kepala suku.

5 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah pada latar belakang usulan penelitian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian tentang Bagaimana peran kepala suku dalam sistem Noken pada pemilukada di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tahun 2013? 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah terbatas pada bagaimana peran kepala suku dalam sistem Noken pada pemilukada di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tahun 2013. Dalam hal ini penulis memilih Distrik Kamu sebagai studi kasus. Dari tinjauan yang di lakukan peneliti dari berbagai sumber, Distrik Kamu yang berada di Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu Distrik dari beberapa Distrik yang sampai saat ini masih menerapkan sistem Noken. 1.4. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan masalah penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran kepala suku dalam sistem Noken pada pemilukada di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tahun 2013. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1. Secara Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi KPU Kabupaten Dogiyai dan KPU Provinsi Papua dalam penerapan sistem Noken.

6 2. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait peran kepala suku dalam sistem Noken pada pemilukada. 1.5.2. Secara Akademis 1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan Peran Kepala Suku dalam sistem Noken pada pemilukada. 2. Berguna untuk memperkaya khasanah ilmu politik dan menambah pengetahuan khususnya terkait Peran Kepala Suku dalam sistem Noken pada pemilukada di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tahun 2013. 1.6. Sistematika Penulisan Bab 1: Pendahuluan Ini merupakan bab pendahuluan dimana penulis akan menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab ini menjadi dasar untuk mengetahui signifikasi penelitian yang akan dibahas penulis Bab II: Tinjauan Pustaka Bab ini berisi kajian pustaka, kerangka konseptual, dan kerangka pemikiran. Penulis menggunakan 3 (tiga) karya ilmiah yang terkait dengan tema yang ingin dibahas oleh penulis untuk kajian pustaka, dan empat kerangka konseptual yang relevan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. Konsep-konsep dalam kerangka

7 konseptual ini yang akan digunakan penulis untuk menganalisis rumusan masalah penulis. Bab III: Metodelogi Penelitian Bab ini memuat beberapa hal seperti jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian data, bab ini akan menjelaskan metodologi yang dipakai penulis sebagai alat untuk melakukan penelitian. Bab IV: Pembahasan Dalam bab ini, penulis akan membagikan kedalam 2 (dua) bagian. Bagian pertama yaitu mengenai gambaran umum penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Dogiyai. Bagian kedua akan mengupas hasil temuan dan analisa tentang peran kepala suku dalam sistem Noken pada pemilukada di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai Provinsi Papua tahun 2013. Bab V: Penutup Dalam bab ini, penulis akan menyimpulkan keseluruhan pembahasan dalam penelitian. Kesimpulan ini berupa jawaban singkat dari rumusan masalah penelitian. Selain itu, penulis juga akan memberikan saran yang dapat berguna untuk pemerintah dan penelitiaan selanjutnya.