BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

2014), hal , Th. Van den End, Harta Dalam Bejana. Sejarah Gereja Ringkas, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003), hal 267.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen

GEREJA HKBP DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB II PENDIDIKAN THEOLOGI SEBELUM TAHUN Sumatera dilakukan oleh Zending-zending ke Tanah Batak (Tapanuli) yaitu dimulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

THE HISTORICAL OF SALIB KASIH DEVELOPMENT MONUMENT SALIB KASIH AS A RELIGION TOURISM OBJECT IN NORTH TAPANULI REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. ketidak kesepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan,

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

KEKRISTENAN DAN ADAT BATAK Tumpak Manurung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi seluruh negeri. Tetapi satu hal yang tidak boleh di lupakan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB III PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DAN HKBP. Dengan masuknya para penjajah ke tanah Batak seakan membuka kehidupan baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

Pandangan INJIL terhadap UPACARA ADAT BATAK

TRADISI MASYARAKAT DESA JANJI MAULI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN ( )

BAB II GAMBARAN UMUM WISATA SALIB KASIH

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

cara damai dan tanpa paksaan maupun kepentingan pribadi.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sangat sedikit diperoleh bahan-bahan mengenai sejarah masuk dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

BAB IV PERBANDINGAN ANTARA PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DENGAN PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI HKBP

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB II HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) Bab ini membahas tentang Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN ( )

BAB I PENDAHULUAN. dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan memiliki pulau dengan lima

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur universal dalam kebudayaan manusia adalah agama atau

GEREJA PRESBYTERIAN ORCHARD Jemaat Berbahasa Indonesia 3, Orchard Road Singapore Tel : , Fax :

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya.tanah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan itu tidak pernah statis, melainkan dinamis, hidup 1. Kebudayaan yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

Yohanes 4. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA. Bacalah Yohanes 4:1-42

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

MOTIVASI GURU HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN MELAKUKAN STUDI DI FAKULTAS TEOLOGI UKSW. Oleh. Robby Sugara Sianipar TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SABUNGAN NIHUTA I KECAMATAN SIPAHUTAR. Kecamatan Sipahutar merupakan salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut adalah Agama Kristen Protestan, yang merupakan salah satu dari 6 (enam) Agama di Indonesia yang diakui secara hukum. Dimana sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara menganut Agama ini. Secara khusus suku Batak Toba yang berdiam di daerah Tapanuli. Penyebaran Agama Kristen Protestan di Tapanuli dimulai pada tahun 1861, dimana awalnya Zending melakukan penyebaran di daerah Tapanuli bagian selatan, di daerah Parau Sorat, Sipirok. Seperti dinyatakan dalam Almanak HKBP 2006 (2006 : 392) dituliskan bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot Jakobus Tampubolon nididihon ni Pdt Van Asselt di Sipirok. Diterjemahkan secara bebas Pada Tanggal 31 Maret 1861 orang batak pertama yang dibaptis adalah Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon oleh Pendeta Van Asselt di sipirok. Akan tetapi di Tapanuli bagian selatan Agama Kristen Protestan kurang mendapat perhatian dari masyarakat kerena penduduknya sudah terlebih dahulu

menerima dan menganut agama Islam. Agama Islam masuk dan berkembang di Tapanuli bagian selatan tidak terlepas dari keberadaannya yang dekat dengan Sumatera Barat yang pada saat itu, masyrakatnya mayoritas menganut agama Islam. Pada bulan Mei 1964, barulah daerah Tapanuli bagian utara yang menjadi bagian dari fokus penyebaran Agama Kristen Protestan setelah Missionar IL. Nommensen yang diutus oleh Rheinische Missions Gesellschaft (RMG) yaitu suatu badan Zending dari Jerman, melakukan upaya penyebaran ke daerah Silindung, yang sekarang dikenal sebagai Kota Tarutung yang merupakan daerah dari 3 (tiga) kecamatan di Tapanuli Utara, yaitu Kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Siatas Barita. Dimana Pargodungan (pos) pertama yang menjadi pusat penyebaran injil di Silindung terletak di Huta Dame Desa Sait Ni Huta. Dengan merujuk pada tahun 1861, awal masuknya Agama Kristen tersebut, maka pada tahun 2011 lalu masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen Protestan secara Khusus Jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) merayakan acara Jubileum 150 tahun injil masuk ke Tanah Batak. Sejarah penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung selama ini kebanyakan masyarakat secara khusus jemaat HKBP beranggapan sebagai buah kerja keras dari Missionar IL Nommensen seorang. Memang apa yang diperbuat oleh Beliau dalam menyebarkan injil di Silindung tidak dapat dipungkiri, tetapi tidaklah injil dengan cepat menyebar luas tanpa adanya bantuan dari missionar yang lainnya yang turut serta dalam upaya penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung dan kedaerah yang lainnya.

Setelah Missionar IL. Nommensen mendapat simpati dari masyarakat Silindung, maka banyak penduduk yang ingin dibaptis dan menjadi umat Kristen Protestan. Dengan makin bertambahnya permintaan dari masyarakat maka beliau pun meminta kepada RMG supaya mengirimkan missionar yang lain untuk mendukung pelayanannya di Silindung. Dalam Pasaribu (2004:133) dituliskan bahwa : Missionar Nommensen berulang-ulang menulis ke Kongsi Barmen (RMG) tentang keberhasilannya memberitakan Injil di Silindung, dia meminta agar segera dikirim beberapa orang lagi missionar untuk membantunya memberitakan Firman Tuhan. Maka pada tahun 1866, RMG mengutus Pendeta Peter Hinrich Johansen untuk mendampingi Ompui Nommensen dalam menyebarkan Injil di Silindung, tetapi setelah sampai di Silindung Johansen tidaklah langsung ikut serta dalam menyebarkan Injil. Peter Hinrich Johansen lahir pada tanggal 9 November 1839 di Weddingstedt, Jerman. Johansen juga seorang lulusan sekolah Pendeta dari RMG dan menjadi missionar kedua yang diutus oleh kongsi RMG ke Silindung. Beliau terlebih dahulu melakukan adaptasi dengan kehidupan masyarakat Batak Toba di daerah Silindung, dimulai dengan belajar bahasa dan adat-istiadat dari masyarakat Silindung. Melihat keadaan Huta Dame yang sudah bisa dipimpin oleh Missionar IL Nommensen sendiri, dengan kesepakan bersama kedua missionar ini mencari pos kedua yang akan dijadikan sebagai pusat dalam menyebarkan injil di daerah Silindung. Dalam Pasaribu (2008:48) dituliskan bahwa Saitnihuta yang pertama, Pansurnapitu yang kedua, Silindung telah menerima Kerajaan Sorga.

Setelah mencari tempat untuk penyebaran injil, maka Desa Pansurnapitu menjadi tempat yang jadi pilihan untuk dijadikan pos kedua, karena para Raja Kampung (Raja Huta) memberikan ijin untuk mendirikan pos di desa tersebut. Walau desa tersebut terkenal angker dan merupakan tempat untuk pemujuan rohroh nenek moyang (Sombaon), akan tetapi Missionar Johansen tidaklah takut dan gentar sebab ini sudah merupakan tugas panggilan bagi dirinya untuk melayani dan menyebarkan injil ke masyarakat yang masih menyembah berhala tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898), sebab masih terbatas pengetahuan khalayak ramai, khususnya Orang Batak Kristen Protestan secara khusus jemaat HKBP di seluruh dunia tentang siapa itu Johansen dan masih minimnya literatur-literatur, karya ilmiah ataupun hasil penelitian yang menulis tentang Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengungkapkan beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain : 1. Latar belakang kedatangan Missionar Johansen ke Silindung. 2. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum kedatangan Missionar Johansen.

3. Kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu setelah kedatangan Missionar Johansen 4. Proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar Johansen di Silindung. 5. Peranan Missionar Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini dititik beratkan pada Peranan Missionar Peter Hinrich Johansen dalam Penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung (Tahun 1866-1898). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum kedatangan Missionar Johansen? 2. Bagaimana kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu setelah kedatangan Missionar Johansen? 3. Bagaimana proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar Johansen? 4. Bagaimana Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898?

E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu sebelum kedatangan Missionar Johansen. 2. Untuk mengetahui kondisi Religi masyarakat Silindung/Pansurnapitu setelah kedatangan Missionar Johansen. 3. Untuk mengetahui proses penyebaran Agama Kristen Protestan oleh Missionar Johansen. 4. Untuk mengetahui Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini. 2. Dapat melatih peneliti untuk membuat karya ilmiah dalam penelitian sejarah yang berkualitas. 3. Untuk memperkaya informasi dan wawasan baik Civitas Akademika UNIMED maupun masyarakat tentang Peranan Missionar Johansen dalam penyebaran Agama Kristen Protestan di Silindung Tahun 1866-1898.