KAJIAN ISOTERM ADSORPSI ION Ni(II) dan Zn(II) PADA BIOMASSA Porphyridium sp. YANG DIMODIFIKASI DENGAN SILIKA MAGNET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

Isoterm Adsorpsi Ion Ni(II)) dalam Larutan oleh Biomassa Alga Nannochloropsis sp yang Dimodifikasi dengan Silika-magnet

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

Kajian Termodinamika Adsorpsi Hibrida Merkapto-Silika dari Abu Sekam Padi Terhadap Ion Co(II)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

SINTESIS MATERIAL HIBRIDA EKSOPOLISAKARIDA SILIKA DARI Spirulina sp.sebagai ADSORBEN ION Pb(II) DAN Cd(II) DALAM LARUTAN

ADSORPSI Pb(II) OLEH ASAM HUMAT TERIMOBILISASI PADA HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI

ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

LAMPIRAN LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN BIOSORBEN BAGLOG. Mempersiapkan bahan. Mengumpulkan limbah Baglog jamur yang akan digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ADSORBEN ASAM HUMAT TERIMOBILISASI PADA HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

MERCURY (II) EQUILIBRIUM ADSORPTION STUDY ON IMMOBILIZED WATER HYACINTH (Eichornia crassipes) LEAF BIOMASS ON POLYSILICA MATRIX

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

KAPASITAS ADSORPSI KOMPOSIT BESI OKSIDA KITOSAN TERHADAP ION LOGAM Pb(II) DALAM MEDIUM CAIR

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

KAJIAN ph DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI Cd(II) DAN Zn(II) PADA HUMIN. Study of ph and EquilibriumTime on Cd(II) and Zn(II) Adsorption by Humin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Etilendiaminopropil)-Trimetoksisilan). Perlakuan modifikasi ini diharapkan akan

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

3. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

MODIFIKASI SILIKA GEL DARI ABU SEKAM PADI DENGAN LIGAN DIFENILKARBAZON. I Wayan Sudiarta, Ni Putu Diantariani dan Putu Suarya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PENGGUNAAN EM4 DAN BIO HS SEBAGAI PENYERAP ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A MODIFIKASI SERAT BATANG PISANG DENGAN FORMALDEHIDE SEBAGAI ADSORBEN LOGAM TIMBAL (II)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

PENENTUAN ph OPTIMUM ADSORPSI ION LOGAM Cr(VI) OLEH KITOSAN BEAD DAN KITOSAN-SILIKA BEAD

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

2. Metodologi 2.1. Sampling Tanah Gambut 2.2. Studi Adsorpsi Kation Kobal(II) dengan Tanah Gambut (Alimin,2000) Pengaruh Waktu Adsorpsi

ADSORPSI ION LOGAM Zn (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Chlorella sp. YANG DIIMOBILISASI PADA SILIKA GEL

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

ADSORPSI Cr(III) PADA SILIKA GEL TERMODIFIKASI DIFENILKARBAZON SECARA SOL-GEL

KARAKTERISASI KEASAMAN DAN LUAS PERMUKAAN TEMPURUNG KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd 2+

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PREPARASI DAN APLIKASI SILIKA GEL YANG BERSUMBER DARI BIOMASSA UNTUK ADSORPSI LOGAM BERAT

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI ION LOGAM Cu(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA ALGA COKLAT (Sargassum crassifolium) YANG TERENKAPSULASI AQUA-GEL SILIKA

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Kajian adsorpsi linear alkyl benzene sulphonate (Miftah Rifai dan Irwan Nugraha)

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

Indonesian Journal of Chemical Science

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

Indonesian Journal of Chemical Science

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

METODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna

KAPASITAS ADSORPSI KOMPOSIT BESI OKSIDA KITOSAN TERHADAP Ion Logam Cd(II) DALAM MEDIUM CAIR

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Karakteristik Pengikatan Ion Cd(II) dan Cu (II) (Buhani dkk)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KAJIAN ISOTERM ADSORPSI ION Ni(II) dan Zn(II) PADA BIOMASSA Porphyridium sp. YANG DIMODIFIKASI DENGAN SILIKA MAGNET Rio Wicaksono 1), Buhani 1) dan Suharso 1) 1) Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Lampung Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung Surel: uhmseung@gmail.com ABSTRACT It had been conducted a research about the adsorption of metal ions Ni (II) and Zn (II) of the algae biomass Porphyridium sp. modified by a silica matrix (PS) via sol gel process coated with magnetite (PSM). Material characterization of synthesis result was done with IR spectrophotometer to identify functional groups. Metal ion adsorption of Ni(II) and Zn(II) by PS and PSM was optimum at a concentration of 300 ppm with contact time at 60 minutes. Each of adsorption capacity of Ni (II) and Zn (II) ion by PS was 33.00 and 62.43 mg/g while on the PSM was 35.00 and 46.00 mg/g, respectively. Keywords : adsorption, heavy metals, Porphyridium sp., silica magnetite. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang adsorpsi ion logam Ni(II) dan Zn(II) pada biomassa alga Porphyridium sp. yang dimodifikasi oleh matriks silika (PS) melalui proses sol gel teknik pelapisan dengan magnetit (PSM). Karakterisasi material hasil sintesis dilakukan dengan spektrofotometer IR untuk mengidentifikasi gugus fungsi. Adsorpsi ion logam Ni(II) dan Zn(II) oleh PS dan PSM masing masing optimum pada pada konsentrasi 300 ppm dengan waktu kontak 60 menit. Kapasitas adsorpsi ion Ni(II) dan Zn(II) oleh PS masing-masing adalah 33,00 dan 62,43 mg/g sedangkan pada PSM masing-masing 35,00 dan 46,00 mg/g. Kata kunci: adsorpsi, logam berat, Porphyridium sp., silika magnetit. PENDAHULUAN Pencemaran logam berat terhadap lingkungan sangat erat kaitannya terhadap penggunaan logam berat oleh manusia (Rochyatun et al., 2006). Pencemaran logam berat banyak disumbangkan dari aktivitas pertanian seperti pembuatan pupuk dan pemberian insektisida yang mengandung logam berat, kegiatan pabrik, serta kegiatan pembuatan keramik dan peleburan logam. Apabila kegiatan tersebut dilakukan secara 696

terus menerus setiap harinya, mengakibatkan terakumulasinya logam-logam berat dalam jumlah yang banyak (Suhendrayatna, 2001). Untuk mengurangi pencemaran logam berat telah banyak teknik yang digunakan antara lain dengan metode: koagulasi, kompleksasi, pertukaran ion dan teknik adsorpsi. Dari beberapa metode tersebut, metode adsorpsi merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengurangi dampak pencemaran logam berat. Metode adsorpsi ini memiliki beberapa keuntungan antara lain, prosesnya sangat sederhana, biaya yang digunakan lebih murah (Buhani et al., 2010) serta tak memiliki efek samping yang beracun (Purwaningsih, 2009). Salah satu contoh adsorben alternatif yang diketahui memiliki kemampuan adsorpsi cukup baik yaitu mikroalga (Cervantes et al., 2001). Alga hampir dapat dijumpai disetiap perairan dan harganya pun relatif lebih murah (Sadhori, 1995). Secara biokimia alga mudah terdegradasi oleh aktivitas bakteri sehingga penggunaan biomassa alga sebagai bioadsorben relatif lebih aman bagi lingkungan. Alga juga mempunyai kemampuan mengikat ion logam yang cukup tinggi dan kemungkinan pengambilan kembali ion logam tersebut relatif lebih mudah (Buhani et al., 2010). Ada beberapa jenis alga yang sering dijumpai yakni alga merah, alga hijau, dan alga coklat. Alga-alga tersebut mampu menyerap logam dengan sendirinya karena memiliki gugus fungsi antara lain: gugus karboksil, hidroksil, dan amino yang terdapat di dalam dinding sel pada sitoplasma (Mahan & Helcombe, 1989). Namun, alga-alga tersebut mampu terdegradasi oleh bakteri-bakteri dan oleh mikroorganisme lainnya. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan modifikasi untuk mengoptimalkan penyerapan logam pada alga. Salah satu matriks yang sering digunakan dalam memodifikasi biomassa alga adalah silika. Silika gel merupakan padatan anorganik yang memiliki sisi aktif 697

permukaan seperti gugus silanol (-Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si) yang dapat berikatan secara kimia dengan gugus-gugus fungsi yang terdapat pada biomassa alga serta mempunyai luas permukaan yang besar. Beberapa penelitian tentang hasil modifikasi biomassa alga menunjukkan bahwa adsorben hasil modifikasi mampu menyerap logam dengan baik seperti yang telah dilaporkan oleh Buhani & Suharso (2009) tentang imobilisasi biomassa Nanochloropsis sp. dengan teknik sol gel. Untuk lebih meningkatkan daya adsorpsi hasil modifikasi biomassa alga silika maka dilakukan teknik pelapisan silika magnetit. Teknik pelapisan silika dengan partikel magnetit digunakan agar adsorben memiliki kapasitas dan selektivitas yang besar terhadap logam yang teradsorpsi serta dapat memisahkan logam dengan cepat (Peng et al., 2010). Dengan menggunakan teknik tersebut maka diharapkan biomassa Porphyridium sp. silika dapat menghasilkan adsorben yang efektif terhadap logam berat serta bersifat ramah lingkungan karena tidak memiliki produk samping seperti padatan tersuspensi. METODE Alat dan Bahan. Penyiapan alga Porphyridium sp. di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL). Karakterisasi material menggunakan spektrofotometer infra merah (IR), difraksi sinar-x (XRD) serta uji adsorpsi menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium, gelas kimia plastik, neraca analitik, oven, labu ukur, ph indikator universal, magnetic stirrer, kertas saring Whatman No. 42, sentrifuga, spektrofotometer IRShimadzu, spektrofotometer serapan atom (SSA) Perkin Elmer seri AA 3110. 698

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah, biomassa alga Porphyridiumsp., akuades, FeCl3.6H2O, FeSO4.5H2O, larutan HCl 1M, NiSO4.6H2O, ZnSO4.4H2O, etanol p.a., NH4OH 1 M, TEOS, CH3COONa 0,1 M, HNO30,1 M, NaOH 0,1 M. Metode Kerja Sintesis. Sebanyak 5 ml TEOS dicampurkan dengan akuades ke dalam gelas plastik. Kemudian ditambahkan HCl hingga ph larutan mencapai ph 2 dan diaduk dengan pengaduk magnet selama 40 menit (Larutan A). Di tempat lain, sebanyak 0,4 g biomassa Porphyridium sp. dicampur dengan etanol, campuran tersebut dimasukkan ke dalam gelas plastik kemudian diaduk dengan pengaduk magnet selama 30 menit (Larutan B). Setelah larutan A homogen, Larutan B ditambahkan ke dalam larutan A disertai pengadukan menggunakan pengaduk magnet sampai larutan tersebut menjadi gel. Gel yang terbentuk disaring dengan kertas saring Whatmann No. 42, lalu didiamkan selama 24 jam. Gel kemudian dibilas dengan menggunakan aquades dan etanol (60:40) hingga ph 7. Selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 40 60 C selama 2-3 jam dan digerus hingga halus. Sebanyak 5 ml TEOS dimasukkan ke dalam akuades, kemudian ditambahkan magnetit sebanyak 0,1 g, dimasukkan ke dalam wadah plastik, diaduk selama 30 menit. Saat pengadukan, ditambahkan HCl tetes demi tetes hingga ph larutan mencapai ph 2 (Larutan C). Di wadah lain, biomassa Porphyridiumsp sebanyak 0,4 g dicampur dengan etanol, kemudian diaduk selama 30 menit (Larutan D). Selanjutnya (larutan C) dicampur dengan (Larutan D) disertai pengadukan hingga larutan menjadi homogen dan membentuk suatu gel. Gel yang terbentuk kemudian didiamkan selama 24 jam. Gel kemudian dicuci menggunakan aquades dan etanol (60:40) hingga ph filtrat mendekati 699

ph 7. Lalu dikeringkan di dalam oven pada suhu 40 60 C selama 2-3 jam dan digerus hingga halus. Uji Adsorpsi. Sebanyak 50 mg material alga (PS dan PSM) dimasukkan masingmasing ke dalam 6 tabung reaksi. Kemudian sebanyak 20 ml larutan ion logam Ni(II) dengan konsentrasi yang berbeda yakni, 0-300 ppm. Masing-masing labu erlenmeyer dibuat kondisi ph optimum sesuai hasil percobaan (a) dan diaduk selama 1 jam Kemudian larutan dipisahkan dan filtrat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SSA. Prosedur ini juga diterapkan dengan menggunakan larutan ion logam Zn(II). HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis. Hasil sintesis dari biomassa alga Porphyridium sp. dengan TEOS (PS) dan pelapisan dengan magnet (PSM), dikarakterisasi dengan spektrofotometer IR untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang terdapat pada biomassa alga, dan seperti yang disajikan pada Gambar 1. Pada Gambar 1a dapat diamati bahwa spektra IR biomassa alga Porphyridium sp. menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3458,58cm -1 yang menunjukkan adanya gugus OH yang terikat pada C=O, diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang 1427,32 cm -1 yang merupakan serapan khas dari suatu asam karboksilat. Pada bilangan gelombang 3749,62 cm -1 menunjukkan adanya gugus N H primer, diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang 856,39 cm -1. Serapan pada bilangan gelombang 2924,09 cm -1 menunjukkan adanya gugus C H terhibridisasi sp 3 yakni dari suatu rantai karbon CH2 dan CH3 yang berasal dari gugus organik pada biomassa alga. Pada Gambar 1b yang merupakan spektra IR dari PS dan 1c dari PSM menunjukkan adanya bilangan gelombang pada 2931, 80 cm -1 700

yang menunjukkan vibrasi ulur dari C H yang menunjukkan adanya gugus alifatik (- CH2). Adanya gugus siloksan diperkuat dengan adanya serapan pada 856,39 cm -1 yang berasal vibrasi ulur simetris dari Si O dan puncak pada 432,05 cm -1 menunjukkan vibrasi tekuk dari Si O dari gugus siloksan (Si O Si) untuk spektra IR. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sintesis PS dan PSM telah berhasil dilakukan yang didukung dengan hasil karakterisasi dengan spektrofotmeter IR. Uji Adsorpsi. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ion Ni(II) dan Zn(II) pada adsorben dianalisis dengan menggunakan model istoterm adsorpsi persamaan Langmuir (C/n = 1/nmK + C/nm) dan Freundlich (log qe = log kf + 1/n log Ce) (Buhani and Suharso, 2009). Gambar 3 menunjukkan hubungan antara konsentrasi awal ion Ni(II) dan Zn(II) dengan jumlah logam yang teradsorpsi pada PS dan PSM. Pada Gambar 3 dapat diamati bahwa, kapasitas adsorpsi untuk ion logam Ni(II) dan Zn(II) optimum pada konsentrasi awal ion logam sebesar 300 ppm. Lebih lanjut, data tersebut dianalisis dengan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich (Gambar 4) untuk menentukan parameter adsorpsi seperti yang disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat diamati bahwa isoterm adsorpsi PS dan PSM untuk ion logam Ni(II) dan Zn(II) mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir dengan nilai koefisien korelasi (R 2 ) yang mendekati 1. Apabila nilai R 2 dibandingkan dengan model isoterm Freundlich, maka nilai R 2 pada model isoterm Langmuir jauh lebih besar daripada model isoterm Freundlich. Dengan demikian proses adsorpsi ion Ni(II) dan Zn(II) pada adsorben PS dan PSM mengikuti pola isoterm Langmuir. Model isoterm Langmuir mengindikasikan bahwa proses adsorpsi yang terjadi untuk ion logam Ni(II) dan Zn(II) terjadi melalui interaksi kimia melalui situs aktif pada adsorben dengan ion logam Ni(II) dan Zn(II). Peningkatan daya adsorpsi pada PSM 701

untuk ion logam Ni(II) dan Zn(II) dikarenakan adanya pelapisan oleh magnetit. Sifat magnet dari adsorben dapat menarik ion logam menyebabkan adsorben lebih mampu menyerap logam melalui situs aktifnya, baik yang berasal dari gugus fungsi maupun dari sifat magnet adsorben yang disebabkan oleh pelapisan dengan partikel magnet. Model isoterm Langmuir mengindikasikan bahwa interaksi antara ion Ni(II) dan Zn(II) terjadi melalui interaksi kimia. Apabila ditinjau dari harga energi adsorpsi yang dihasilkan dalam penelitian ini, seperti yang tertera pada Tabel 3, menunjukkan proses adsorpsi lebih cenderung terjadi melalui interaksi fisika. Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Adamson and Gast (1990) bahwa batas bawah energi kimia adalah sekitar 20 kj/mol. Adanya perbedaan antara pola isoterm adsorpsi Langmuir yang menunjukkan interaksi kimia dengan harga energi adsorpsi yang cenderung menunjukkan interaksi fisika, ini disebabkan karena situs aktif pada permukaan adsorben yang berperan dalam penyerapan ion logam tidak hanya didominasi oleh gugus fungsi seperti karboksilat (COO ) dan amina (NH2) yang menghasilkan interaksi kimia. Akan tetapi dengan sifat magnet dari adsorben yang dihasilkan dari pelapisan partikel magnetit menyebabkan interaksi ion logam dengan adsorben PSM terjadi melalui interaksi fisika. Dari uraian tersebut teknik pelapisan dengan magnetit dapat meningkatkan daya interaksi fisika yang menguntungkan jika adsorben akan digunakan secara berulang karena ion logam yang telah diserap akan dapat dilepaskan kembali atau didesorpsi dengan mudah. 702

Q (mg/g) Q (mg/g) Q (mg/g) Q (mg/g) Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Gambar 1. Spektra IR biomassa alga Porphyridium sp. (a), PS (b), dan PSM (c). a) Ni(II), 100, 39.363 Ni(II), Ni(II), 50, Ni(II), 25, 19.900 0, Co (mg/l) 9.900 0 c) Zn(II), 100, Zn(II), 38.511 Zn(II), 50, Zn(II), 25, 19.871 0, Co (mg/l) 9.875 0 Ni(II), 200, 60.684 Zn(II), 200, 58.232 Ni(II), 300, 0 68.782 25 50 100 NI(II), 200 100, NI(II), 39.545 300 NI(II), 50, NI(II), 25, 19.799 0, Co (mg/l) 9.900 0 Zn(II), 0 300, 71.980 25 50 100 200 300 NI(II), 200, 61.750 NI(II), 300, 0 87.857 25 Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi awal ion logam Ni(II) pada PS (a) dan PSM (b); dan ion logam Zn(II) pada PS (a) dan PSM (b). b) d) Zn(II), 100, Zn(II), 38.511 Zn(II), 50, Zn(II), 25, 19.871 0, Co (mg/l) 9.875 0 Zn(II), 200, 58.232 50 100 200 300 Zn(II), 0 300, 71.980 25 50 100 200 300 703

C/n (g/l) log qe C/n (g/l) log qe Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Tabel 1. Parameter isotherm adsorpsi Langmuir dan Freundlich ion Zn(II) dan Ni(II) pada PS dan PSM. Parameter Isoterm Adsorpsi Langmuir Freundlich Adsorben Logam b K R 2 E kf R 2 (mg/g) (L/mol) (KJ/mol) (mg/g) Ni(II) 33,00 33,08 0,99-8,73 5,27 0,16 PS Zn(II) 35,00 88,97 0,99-11,19 6,36 0,17 Ni(II) 62,43 22,54 0,97-7,77 4,14 0,14 PSM Zn(II) 46,00 115,00 0,99-11,83 4,88 0,20 a) y = 0.0094x + 0.0417 218.16, R² = 0.9749 3.91 y = 0.0175x - 0.0529 PSM R² = 0.9864 136.91, PS 77.73, 82.28, 1.23 0, 0.93 0.86, 1.94, 0, 0.43, 2.71, 1.03 0 0.03 0.01 0.04 0 0.05 0.06 0.03Ce (mol/l x 10-5 ) 0, 0, 0 0 b) y = 0,55x - 0,6166 R² = 0,1364 log Ce 2.47, 1.71 2.57, 2.41, 2.42, 1.29 1.51 1.26 PSM 2.22, -0.20 2.23, - y = 1.93, 0.34 0,5465x 1.62, - 1.93, 0,7215-1.62, R² = 0,1575 - -1.00 0.70-1.00 1.00 c) y = 0.014x + 0.0122 213.15, R² = 0.9999 4.01 183.56, PSM y = 0,0185x - 0,0208 2.58 101.72, R² = 0,9971 PS 83.21, 1.69 1.16 0, 0.48, 0.49, 5.69, 0.00, 0.13, 0.55, 6.27, 0 0.03 0.02 0.10 0.00 0.01 0.02 0.11 Ce (mol/l x 10-5 ) 0, 0, 0 0 d) y = 0,5788x - 0,6884 R² = 0,2003 log Ce 2.39, 1.75 2.44, 2.31, 1.43 2.35, 1.68 1.34 PSM 2.17, 0.22 2.17, PS 0.17 1.88, y = 1.58, 0,6241x 1.88, - - 0,8035-0.84-0.90 R² 1.58, = 0.89 0,1723-1.46 Gambar 3. Pola isoterm adsorpsi Langmuir (a) dan Freundlich (b) ion logam Ni(II) dan pola isoterm adsorpsi Langmuir (c) dan Freundlich (d) ion logam Zn(II). KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang didapat, dapat diambil beberapa kesimpulan yakni, sintesis biomassa alga Porphyridium sp. silika (PS) dan PS magnetit (PSM) berhasil 704

dilakukan, serta isoterm adsorpsi ion Ni(II) dan Zn(II) oleh adsorben cenderung mengikuti model isoterm Langmuir dengan kapasitas adsorpsi masing-masing ion sebesar 33,00; 35,00 mg/g untuk PS dan 62,43; 46,00 untuk PSM mg/g. DAFTAR PUSTAKA Adamson AW & Gast AP. 1990. Physical Chemistry Surface. 6 th edition. John Wiley and Sons inc. New York. Buhani & Suharso. 2009. Immobilization of Nannochloropsis sp biomass by sol-gel technique as adsorbat of metal ion Cu(II) from aqueous solution. Asian Journal Chemistry 21 (5): 3799-3808. Buhani, Suharso, & Sumadi. 2010. Adsorption kinetics and isotherm of Cd(II) ion on Nannochloropsis sp biomassimprinted ionic polymer. Desalination. 259: 140-146. Cervantes C, Garcia J, Silvia D, Corona FG, Tavera HL, Gusman J, & Sanchez RM. 2001. Interaction of chromium with microorganisms and plant.fems Microbiology Reviews 25: 335-347. Mahan CA & Helcombe JA. 1989. The journal of evaluation of the metal uptake of several algae strain in multicomponent matrixultizung inductively coupled plasma emission spektrofotometry. Journal of Analytical Chemistry. 61: 624-627. Peng Q, Liu Y, Zeng G, Xu W, Yang C, & Zhang J. 2010. Biosorption of copper (ii) immobilizing Saccharomyces cerevisae on the surface of chitosan coated magnetc nanoparticle from aqueous solution. Journal of Hazardous Material 177: 676-682. Purwaningsih. 2009. Adsorpsi multi logam Ag(I), Pb(II), Cr(II), Cu(II) dan Ni(II) pada hibrida etilendiamino-silika dari abu sekam padi. Jurnal Penelitian Saintek 14(1): 59-76. Rochyatun M, Kaisupy T, & Rozak A. 2006. Distribusi logam berat dalam air dan sedimen di perairan muara sungai Cisadane. Makara Sains 10(1): 35-40. Sadhori SN. 1995. Budidaya Rumput Laut p. 29, Balai pustaka, Jakarta. Suhendrayatna. 2001. Bioremoval logam berat dengan menggunakan mikroorganisme: Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar On-Air Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21, 1-14 Februari 2001. 705