BAB I PENDAHULUAN. Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami. perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya sebatas pada proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan nasional dan internasional. Untuk mewujudkan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan didirikan tidak hanya untuk menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa globalisasi dan pasar bebas sekarang ini, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Fenandar, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan pesat dunia bisnis di Indonesia saat ini telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan dalam arus kas dari sumber daya yang ada dan juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

atau dengan mendapatkan keuntungan (gain) dari peningkatan harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini tantangan dalam dunia usaha semakin dirasakan oleh para pengusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sugiarto 2009). Wild et al (2005) mengatakan perbandingan antara hutang dan modal

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. transparan terutama pada perusahaan yang melakukan penawaran umum. Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu perusahaan dititikberatkan pada bagaimana cara

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait dengan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini mengakibatkan persaingan dunia usaha terjadi sangat ketat,

BAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya sebatas pada proses pembuatan dan pemeliharaan catatan yang bersangkutan dengan transaksi keuangan sampai penyusunan laporan-laporan keuangan secara periodik. Situasi usaha saat ini telah mengharuskan seorang manajer keuangan aktif turut menentukan pengelolaan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam artian luas. Manajer keuangan selain menentukan jumlah dana yang dibutuhkan dan cara memperoleh dana tersebut, juga harus menentukan pengalokasian pada berbagai jenis aktiva. Selanjutnya adalah mengawasi pelaksanaan kegiatan atau usaha pencarian (pembelanjaan pasif) dan pengalokasian dana (pembelanjaan aktif) sehingga diperoleh suatu kombinasi sumber serta penggunaan dana/modal yang seimbang dan efisien. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pencarian dana, Secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanaan pada perusahaan yaitu sumber pendanaan internal dan eksternal. Sumber pendanaan internal yaitu suatu dana yang berasal dari dalam perusahaan yaitu modal sendiri, laba ditahan. Modal sendiri berasal dari modal saham dan laba ditahan berasal dari sumber dana yang diperoleh dari laba usaha perusahaan dari kegiatan operasi perusahaan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Seiring dengan perkembangan ekonomi

2 serta adanya tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dari dalam perusahaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut untuk berusaha mencari lagi tambahan dana yang berasal dari sumber pendanaan eksternal yaitu dana yang diperoleh dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada pihak ketiga atau berhutang. Hutang merupakan salah satu cara memperoleh dana dari pihak eksternal yaitu kreditor. Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan cendrung berhutang daripada menerbitkan surat berharga, salah satunya adalah pendanaan hutang mempunyai biaya yang rendah (Juniarti dan Sentosa, 2009). Akan tetapi sebagai gantinya, perusahaan akan memberikan return kepada kreditur. Tingkat pengembalian yang di berikan perusahaan inilah yang akan menjadi biaya hutang (cost of debt) bagi perusahaan (Krismanto, 2010). Harmono (2009: 45) memberi penjelasan sebagai berikut: Pada situasi tertentu, tujuan manajemen kemungkinan berbeda dengan tujuan para pemegang saham (pemilik). Dalam perusahaan besar, para pemegang saham terbagi secara menyebar luas. Pada kondisi yang demikian para pemegang saham hanya memiliki daya kendali yang terbatas terhadap jalannya operasi perusahaan. Ketika pengendalian perusahaan terpisah dari pemilik, manajemen memiliki kecenderungan tidak selalu bertindak mewakili kepentingan pemilik, melainkan akan bertindak sebagai pemuas melalui pemaksimalan profit yang bersifat jangka pendek dibanding bertindak ke arah maksimalisasi kekayaan para pemegang saham atau nilai perusahaan yang berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen akan bertindak lebih pada keamanan dirinya pada tingkat pertumbuhan perusahaan dalam toleransi yang bisa di terima. Dari pernyataan di atas bahwa manajemen akan lebih mengutamakan eksistensinya dibanding pemaksimalan kekayaan pemilik. Saham yang dijual perusahaan dapat dimiliki oleh pihak manajemen ataupun pihak diluar

3 manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak luar seperti investor institusi disebut dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal dan akan meminimalisir perilaku oportunistik. Yeniatie dan Destriana (dalam Yunita, 2012:2) menyatakan bahwa: Adanya kepemilikan institusional, monitoring yang efektif terhadap pihak manajemen dapat dilakukan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka risiko yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil sehingga kreditor dapat memberikan return yang lebih rendah atas sejumlah dana yang dipinjamkan kepada perusahaan. Selain itu dengan semakin tingginya tingkat kepemilikan institusional, terdapat monitoring yang efektif yang dilakukan terhadap manajemen oleh pihak investor institusional yang dapat menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai salah satu alat monitoring biaya keagenan sudah diambil alih oleh investor institusional. Roberts dan Yuan (2006, dalam Juniarti dan Sentosa, 2009) menemukan bukti yang kuat bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya hutang secara signifikan. Yeniatie dan Destriana (dalam Yunita, 2012: 3) menemukan pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap biaya hutang. Wahid (2008) (dalam Yunita, 2012: 54) Pelaporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada stakeholders. Informasi yang diungkapkan dapat berupa pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pelaporan keuangan juga merupakan informasi yang menghubungkan komunikasi entitas bisnis dengan investor, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Pelaporan keuangan di samping sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik juga berfungsi sebagai informasi yang akan digunakan oleh investor, kreditor dan pihak lain untuk mengambil keputusan ekonomi. Keputusan yang dibuat para investor pada

4 dasarnya adalah keputusan beli-jual-tahan (buy-sel-hold decisions). Para kreditor berurusan dengan keputusan memberikan kredit. Pemegang saham mungkin juga membuat keputusan mengenai pengangkatan, pemberhentian dan penentuan kompensasi/gaji dan persetujuan atau penolakan terhadap perubahan-perubahan besar kebijakan perusahaan. Atas dasar informasi keuangan suatu perusahaan, investor dan kreditor menanamkan kekayaan dalam perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Dana tersebut oleh perusahaan akan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan keuntungan yang diharapkan oleh stakeholder. Harapan investor adalah bahwa dana yang ditanamkan akan berkembang yang berarti bahwa investasinya memberikan kembalian yang memadai. Untuk meyakinkan bahwa investor memperoleh kembalian yang dikehendaki dengan risiko tertentu, investor memerlukan informasi sebagai landasan keputusannya. Verdiyana (dalam Yunita: 2012) menyimpulkan sebagai berikut: Pada kondisi perusahaan yang memiliki biaya hutang yang tinggi maka perusahaan berusaha menutupi keadaan perusahaan yang sebenarnya agar tidak terjadi penurunan harga saham. Namun, di sisi lain investor memerlukan pengungkapan yang memadai untuk menjamin apakah investasinya memiliki risiko yang sesuai dengan apa yang di perkirakan. Adanya tuntutan dari investor tersebut mendorong perusahaan untuk mengungkap laporan keuangannya secara lebih luas. Dari informasi yang diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela dapat dilihat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan (Wijaya, 2009). Perusahaan yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki biaya hutang yang tinggi pula. Oleh karena itu, dapat ditarik suatu garis kesimpulan bahwa pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh terhadap tingkat hutang yang

5 diberikan oleh kreditor yang pada akhirnya menimbulkan biaya hutang bagi perusahaan. Pengungkapan sukarela dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang melakukannya seperti yang di simpulkan Yunita (2012:97) sebagai berikut: Dengan melakukan pengungkapan sukarela maka perusahaan mengungkapkan informasi tidak hanya seperti yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Pengungkapan sukarela dapat mendorong keyakinan investor dan kreditor dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi ataupun dalam memberikan pemberian kredit. Dengan adanya pengungkapan sukarela tersebut risiko yang dimiliki perusahaan pun dapat diketahui, dan hal tersebut mempengaruhi keputusan investasi dari investor maupun keputusan pemberian kredit oleh kreditor. Juniarti dan Sentosa (dalam Yunita, 2012: 3) menemukan hubungan yang signifikan negatif dan kuat antara tingkat disclosure dengan cost of debt. Hidayah (dalam Yunita, 2012: 3) Pengungkapan yang detil akan memberikan gambaran kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Perusahaan yang mengungkapkan informasinya secara lebih transparan akan menikmati rendahnya biaya bunga pinjaman yang harus dibayar dibandingkan perusahaan yang pengungkapan informasinya kurang transparan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang kurang transparan dipandang lebih berisiko oleh kreditor daripada perusahaan yang lebih transparan dalam hal pengungkapannya. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih transparan memiliki biaya hutang yang lebih rendah daripada perusahaan yang kurang transparan. Dalam penelitian ini, penulis ingin membuktikan bahwa Cost Of Debt dapat dipengaruhi oleh kepemilikan Institusional dan pengungkapan sukarela. Penelitian

6 ini dilakukan pada perusahaan perusahaan manufaktur karena perusahaan dalam satu jenis industri yaitu manufaktur cenderung memiliki karakteristik akrual yang hampir sama. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nancy Yunita (2012) dengan mengganti tahun yang lebih baru, menggunakan data yang berbeda dan mengambil variabel baru yaitu kepemilikan institusional. Dalam penelitian sebelumnya melakukan penelitian dengan variabel Good Coorporate Governance yang diukur dengan proxy proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan kualitas audit terhadap biaya hutang untuk lebih memfokuskan kajian dan pembahasan maka peneliti mengambil satu proxy saja yaitu kepemilikan institusional untuk mengetahui apakah faktor tersebut masih berpengaruh terhadap Cost Of Debt. Berdasarkan uraian diatas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan pengungkapan Sukarela Terhadap Cost Of Debt Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Identifikasi Masalah 1. Apakah Dengan adanya kepemilikan institusional dapat mengurangi Cost of debt secara signifikan? 2. Apakah perusahaan yang lebih transparan memiliki Cost of debt yang lebih rendah? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap Cost of debt?

7 4. Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap Cost of debt? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah dan mengingat luasnya masalah penilitian ini, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh kepemilikan instutisinal dan pengungkapan sukarela, terhadap Cost of debt pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut pada periode tahun 2010-2012. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap Cost of debt? 2. Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap Cost of debt? 3. Apakah kepemilikan istitusional dan pengungkapan sukarela memiliki pngaruh secara simultan terhadap Cost of debt? 1.5 Tujuan Penelitian Bertolak pada latar belakang permasalahan di atas maka tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk:

8 1. Menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap Cost of debt, 2. Menganalisis pengaruh pengungkapan sukarela terhadap Cost of debt. 3. Menganalisis pengaruh kepemilikan istitusional dan pengungkapan sukarela secara simultan terhadap Cost of debt 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan (emiten) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi Cost of debt perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan utang. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf yang lebih lanjut dengan topik sejenis. 3. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh strategis kepemilikan institusional dan pengungkapan sukarela terhadap Cost of debt perusahaan, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang.

9 4. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik.