III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lahan Penelitian Bataranila Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

METODELOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit Desa Mujimulyo, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun milik petani di desa Muara Putih, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

EFIKASI HERBISIDA PENOKSULAM TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA UMUM PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian survei ini dilaksanakan di perkebunan nenas PT.GGP Platation Group 3

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Lapangan Terpadu, Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

METODOLOGI PENELITIAN

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

= hasil pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. V- = nilai tengah umum atau rata-rata hitung.

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas Lampung pada bulan November 2014 sampai dengan Maret 2015. 3.2 Bahan dan Alat Bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman ubi kayu Varietas UJ 3 (Thailand) (umur + 2 bulan), herbisida Gramoxone 276 SL (bahan aktif parakuat diklorida 276 g/l), cat, pupuk Urea, TSP, KCl dan air. Varietas UJ 3 (Thailand) diperoleh dari lingkungan sekitar dengan memilih bibit yang baik dan umurnya seragam. Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu knapsack sprayer, nosel merah, gelas ukur 100 ml dan 1.000 ml, plastik besar, meteran, spidol, ember, cangkul, kuadran, oven listrik, timbangan analitik, kamera, pipet, patok, dan alat tulis.

27 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 7 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 28 unit percobaan. Pada setiap plot percobaan diambil 8 tanaman contoh yang dipilih secara acak dan selanjutnya digunakan sebagai contoh tanaman pengamatan. Masing masing perlakuan tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Perlakuan Herbisida yang diuji. Dosis No Perlakuan Formulasi (l/ha) Bahan Aktif (g/ha) 1 Parakuat Diklorida 1,50 414 2 Parakuat Diklorida 2,00 552 3 Parakuat Diklorida 2,50 690 4 Parakuat Diklorida 3,00 828 5 Parakuat Diklorida 3,50 966 6 Penyiangan Mekanis 7 Kontrol (Tanpa Pengendalian Gulma) Keterangan : Penyiangan manual dilakukan sebanyak 1 kali pada saat aplikasi herbisida. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pembuatan Petak Percobaan Pembuatan petak percobaan dilakukan dengan membuat 28 petak percobaan. Tiap petak percobaan berukuran 6 m x 10 m, dengan menerapkan 7 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Lahan yang dipilih sekurang kurangnya memiliki minimal satu jenis gulma dominan dari jenis daun lebar, rumput dan teki. Lahan yang diperkirakan memiliki penutupan gulma tidak kurang dari 75% yang

28 dijadikan sebagai tempat percobaan. Setiap petak percobaan terdiri dari 60 tanaman ubi kayu dengan jarak antar tanaman 1 m x 1 m. Lahan dibagi menjadi empat kelompok percobaan yang ditentukan sedemikian rupa sehingga gulma sasaran relatif merata pada setiap blok. Letak petak percobaan dapat dilihat pada P 3 P 7 P 5 P 4 P 7 P 2 P 6 P 1 P 2 P 6 P 6 P 3 P 1 P 4 P 2 P 5 P 1 P 5 P 7 P 2 P 5 P 3 P 7 P 4 P 1 P 6 P 3 P 4 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 3 Ulangan 4 Gambar 2. Tata Letak Percobaan. Keterangan: P1 = Parakuat diklorida 414 l/ha P2 = Parakuat diklorida 552 l/ha P3 = Parakuat diklorida 690 l/ha P4 = Parakuat diklorida 828 l/ha P5 = Parakuat diklorida 966 l/ha P6 = Penyiangan mekanis P7 = Kontrol (Tanpa Pengendalian Gulma) 3.4.2 Pengolahan Tanah Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan pengolahan sebanyak 2 kali, yaitu menggunakan bajak singkal yang berfungsi untuk membolak balikan

29 tanah, bajak rotari yang berfungsi untuk menghancurkan bongkahan tanah menjadi halus dan digaru. 3.4.3 Penanaman Ubi kayu ditanam dalam petak percobaan menggunakan stek batang berukuran 25 cm. Jarak tanam antar tanaman ubi kayu adalah 1 m x 1 m. 10 m 1 m 1 m 6 m Gambar 3. Petak Penanaman Ubi Kayu. 3.4.4 Pemupukan Pemupukan dilakukan satu kali pada waktu tanam dengan dosis 20 kg N (43,478 kg Urea/ha), 60 kg P 2 O 5 (60 kg SP 36/ha) dan 45 kg K 2 O (75 kg KCl/ha).

30 Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari pangkal batang tanaman. 3.4.5 Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan setiap minggu dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk menghindari gangguan yang tidak diinginkan seperti pengaritan, dan pengambilan bibit ubi kayu yang telah ditanam. Apabila tidak turun hujan selama 14 hari berturut turut maka tanaman disiram secara manual. Tidak digunakan pestisida dalam penelitian ini karena tidak terdapat hama dan penyakit yang merugikan secara ekonomi. 3.4.6 Penyiangan Mekanis Penyiangan mekanis dilakukan dengan cara membersihkan gulma pada petak percobaan yang telah ditentukan yaitu pada perlakuan 6 (petak penyiangan mekanis) bersamaan saat aplikasi herbisida parakuat diklorida. Aplikasi parakuat diklorida yaitu saat tanaman berumur 2 bulan setelah tanam. Gulma yang ada di sekitar tanaman dibersihkan dengan menggunakan cangkul. 3.4.7 Aplikasi Herbisida Aplikasi herbisida parakuat diklorida dilakukan satu kali saat tanaman ubi kayu berumur 2 bulan dengan cara menyemprotkan larutan herbisida yang telah dicampurkan dengan air pada gulma secara menyeluruh (blanket) dengan

31 menggunakan knapsack sprayer bernosel merah. Posisi nosel berada di antara barisan tanaman. Sebelum aplikasi herbisida dilakukan, tanaman yang berada dalam petak pengamatan dilindungi dengan plastik hitam untuk menghindari keracunan tanaman karena umur tanaman yang telah cukup dan penutupan gulma sudah lebih dari 75%. Sebelum dilakukan penyemprotan dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan metode luas untuk menentukan volume semprot. Volume semprot sebesar 538 l/ha. 3.4.8 Pengambilan Sampel Gulma a. Sebelum Aplikasi Sebelum dilakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel gulma di petak penyiangan mekanis (perlakuan 6) bersamaan dengan aplikasi herbisida. Hal ini bertujuan untuk mengetahui persentase penutupan gulma dan mengetahui jenis gulma dominan. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan gulma dominan berdasarkan SDR yang dihitung berdasarkan data bobot kering gulma dan frekuensi. Variabel yang diukur pada pengambilan contoh gulma adalah biomasa sebagai bahan analisis vegetasi dengan menggunakan metode SDR. Pengambilan contoh gulma untuk data biomasa dilakukan satu kali sebelum aplikasi herbisida. Gulma diambil dengan menggunakan kuadran berukuran 0,5 m x 0,5 m pada titik pengambilan sampel dengan masing masing 2 titik pengambilan secara menyilang per petak percobaan.

32 b. Setelah Aplikasi Pengambilan sampel gulma dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 2, 4, dan 8 MSA. Gulma diambil dengan menggunakan metode kuadrat berukuran 0,5 m x 0,5 m pada 2 titik pada 2, 4, dan 8 MSA seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. 10 m 0 2 3 3 1 0 6 m 1 2 Gambar 4. Titik Pengambilan Sampel Gulma. Keterangan : = Tanaman ubi kayu yang diamati fitotoksisitasnya 0 = Titik pengambilan sampel gulma pada petak penyiangan mekanis sebelum palikasi herbisida 1 = Titik pengambilan sampel gulma 2 MSA 2 = Titik pengambilan sampel gulma 4 MSA 3 = Titik pengambilan sampel gulma 8 MSA

33 Gulma yang berada pada petak kuadrat dipotong tepat setinggi permukaan tanah. Gulma yang telah dipotong lalu dipilah menurut spesiesnya kemudian dipisahkan antara bagian gulma yang masih hidup/segar dengan yang telah mati/berwarna cokelat. Gulma yang masih segar kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 80 o C selama 48 jam. Pengeringan gulma dilakukan di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Unila. 3. 5 Pengamatan Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 3.5.1 Tanaman Variabel yang diamati pada tanaman ubi kayu adalah a. Fitotoksisitas Daya racun herbisida terhadap tanaman diamati secara visual pada 2, 4, dan 8 minggu setelah aplikasi (MSA) untuk 8 sampel individu tanaman. Tingkat keracunan tanaman dinilai secara visual pada 2, 4 dan 8 MSA dan penilaian ditentukan sebagai berikut: 0 = Tidak ada keracunan, 0 5% bentuk daun atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tidak normal. 1 = Keracunan ringan, >5 20% bentuk daun atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tidak normal. 2 = Keracunan sedang, >20 50% bentuk daun atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tidak normal.

34 3 = Keracunan berat, >50 75% bentuk daun atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tidak normal. 4 = Keracunan sangat berat, >75% bentuk daun atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tidak normal hingga mengering dan rontok, kemudian menyebabkan kematian tanaman. Sistem skoring dilakukan dengan membandingkan tanaman di petak perlakuan dengan tanaman sehat dari petak yang disiang secara mekanis. b. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 8 contoh tanaman yang diambil secara acak, diukur pada umur 2, 4, dan 8 MSA (Gambar 5). 10 m 4 3 2 11 8 7 6 5 6 m 4 3 2 11 Gambar 5. Tanaman Contoh yang diamati Tinggi Tanamannya.

35 3.5.2 Gulma a. Summed Dominance Ratio (SDR) Nilai SDR pada penelitian ini digunakan untuk menentukan jenis dan urutan gulma dominan yang ada di lahan pertanaman ubi kayu pada pengambilan gulma awal dalam petak penyiangan mekanis. Penilaian SDR dilakukan dengan metode pengamatan bobot kering pada setiap unit percobaan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Nilai SDR dapat dicari setelah didapat nilai bobot kering gulma, nilai SDR untuk masing masing spesies gulma pada petak percobaan dicari dengan rumus berikut (Priyadi et al., 2014): Dominansi Mutlak (DM) Bobot kering jenis gulma tertentu dalam petak contoh (gram). Dominansi Nisbi (DN) Frekuensi Mutlak (FM) Jumlah kemunculan gulma tertentu pada setiap ulangan. Frekuensi Nisbi (FN) Nilai Penting (NP) Jumlah nilai peubah nisbi yang digunakan (DN+FN). Summed Dominance Ratio (SDR)

36 b. Bobot Kering Gulma Total dan Dominan Bobot kering gulma didapatkan sebelumnya dengan cara memotong gulma yang masih segar pada permukaan tanah yang telah ditentukan dengan menggunakan kuadran berukuran 0,5 m x 0,5 m pada 2 titik percobaan, tanpa menyertakan akar gulma (Gambar 4). Kemudian dipilah berdasarkan jenis gulma dan dioven pada suhu konstan 80 0 C selama 48 jam dan kemudian ditimbang bobot kering gulma. Bobot kering ini kemudian akan dianalisis secara statistika dan dari hasil pengolahan data tersebut akan diperoleh kesimpulan mengenai keberhasilan efikasi herbisida yang digunakan. Bobot kering gulma yang diamati adalah bobot gulma total dan bobot kering gulma dominan. c. Persentase Penutupan Gulma Total Penilaian persentase penutupan gulma total dilakukan dengan metode pengamatan visual pada setiap petak percobaan. Pengamatan visual dilakukan dibantu dengan 2 orang yang secara independen menilai persentase penutupan gulma total pada suatu lahan kemudian dirata ratakan hasilnya. Penilaian persentase penutupan gulma total bertujuan untuk mengetahui efikasi herbisida parakuat diklorida terhadap gulma pada lahan ubi kayu. Penilaian persentase penutupan gulma total dilakukan pada 2, 4 dan 8 MSA dengan cara mengamati penutupan gulma yang masih hidup pada masing masing petak percobaan.

37 d. Persentase Keracunan Gulma Total Penilaian persentase keracunan gulma dilakukan dengan metode pengamatan visual pada setiap petak percobaan. Pengamatan visual dilakukan dibantu dengan 2 orang yang secara independen menilai persentase keracunan gulma total pada suatu lahan kemudian dirata ratakan hasilnya. Penilaian persentase keracunan gulma total bertujuan untuk menilai apakah herbisida parakuat diklorida mampu meracuni gulma pada lahan ubi kayu. Penilaian persentase keracunan gulma total dilakukan pada 2, 4 dan 8 MSA dengan cara mengamati perubahan gulma yang terjadi pada masing masing petak percobaan. 3.6 Analisis Data Data yang diperoleh diuji Bartlett untuk homogenitas ragam dan Uji Tukey untuk menguji additivitas. Bila homogen, data dianalisis ragam. Bila uji F analisis ragam nyata, dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk pemisahan nilai tengah.