2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR I t4 TAHUN 2016 TANGGAL : 31 MEI 2OL6 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENGGUNAAN METODE PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Nomor: 368/Men-Kes/EB/VII/1981 dan Nomor: 09/SE/1981 dan Nomor: tentang Perawatan, Tunjangan Cacad, dan Uang Duka Pegawai Neger

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

2016, No Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi Pegawai Negeri Sipil Badan Kependudukan dan Keluarga Beren

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 N

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepala Badan di Lingkunga

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2016, No Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si

2016, No Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114); 3. Per

2016, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Neg

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kep

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N

2016, No menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Negeri Sipil Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Per

2017, No b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

2016, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Eselon I, dan Keputusan Pimpinan Unit OrganisasiEselon I di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah tidak sesuai dengan tata

2015, No Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan

2016, No Rakyat tentang Pembentukan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Menginga

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

PERATURAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 105 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Transkripsi:

No.879, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. RIA. Penggunaan.Metode. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk menghasilkan peraturan perundangundangan yang berkualitas dan sesuai dengan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan, perlu didukung dengan metode ilmiah dan kajian-kajian akademis; b. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta menjamin kualitas pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara diperlukan metode Regulatory Impact Assessment (RIA); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Penggunaan Metode Regulatory Impact Assessment (RIA) dalam Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

2016, No.879-2- Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 128); 4. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 998) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1282); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. Pasal 1 Penggunaan Metode Regulatory Impact Assessment (RIA) dalam Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 2 Penggunaan Metode Regulatory Impact Assessment (RIA) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan ini, dilakukan sesuai kebutuhan organisasi.

-3-2016, No.879 Pasal 3 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, ttd BIMA HARIA WIBISANA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2016, No.879-4- LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Dalam Pasal 48 huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diatur bahwa Badan Kepegawaian Negara bertugas antara lain menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan Manajemen Aparatur Sipil Negara. 2. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta menjamin kualitas pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara diperlukan metode Regulatory Impact Assessment (RIA). B. TUJUAN Tujuan Peraturan Kepala Badan ini yaitu: 1. sebagai pedoman bagi pejabat, dan Perancang Peraturan Perundangundangan Badan Kepegawaian Negara, dalam setiap pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta menjamin kualitas pembentukan setiap Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan ini meliputi: 1. Asas-asas pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Penggunaan metode Regulatory Impact Assessment dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 3. Pembentukan Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment; dan 4. Penyusunan dokumen Regulatory Impact Assessment.

-5-2016, No.879 D. PENGERTIAN 1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangundangan. 2. Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen Aparatur Sipil Negara secara nasional. 3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara melalui prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Regulatory Impact Assessment (RIA) adalah dokumen yang dibuat sebelum peraturan perundang-undangan ditetapkan untuk menyediakan secara terperinci dan sistematis penilaian potensi dampak dari peraturan baru untuk menilai apakah kemungkinan peraturan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. II. ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Dalam membentuk suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara, harus memperhatikan asas-asas sebagai berikut: 1. Kejelasan Tujuan Setiap pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. 2. Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk Yang Tepat Setiap Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dibentuk karena BKN memiliki kewenangan membentuk peraturan perundangundangan. 3. Kesesuaian Antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan Setiap pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki. 4. Dapat Dilaksanakan Setiap pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus memperhitungkan efektivitas Peraturan Kepala Badan

2016, No.879-6- Kepegawaian Negara tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis. 5. Kedayagunaan dan Kehasilgunaan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, khususnya di bidang kepegawaian. 6. Kejelasan Rumusan Setiap Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang dibentuk harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya. 7. Keterbukaan Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan dilakukan secara transparan dan terbuka. III. PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA A. MANFAAT REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) 1. Manfaat Regulatory Impact Assessment (RIA) dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara antara lain: a. membantu penyusun dan perancang Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dalam mengurangi resiko kegagalan regulasi, serta resiko-resiko yang merupakan konsekuensi yang tidak diharapkan berkaitan dengan penerapan suatu regulasi baru; b. memperbaiki dan meningkatkan kualitas Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara; c. memperbaiki proses pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara; dan d. meningkatkan akuntabilitas pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. B. STANDAR PERTANYAAN RIA

-7-2016, No.879 RIA memiliki 10 (sepuluh) standar pertanyaan yang merupakan standar baku yang ditetapkan untuk merumuskan dan melaksanakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang lebih baik. Standar RIA berfokus untuk memperbaiki proses pembuatan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dalam mencapai tujuan peningkatan kualitas peraturan. Standar tersebut bukan untuk meningkatkan proses manajemen tetapi diharapkan sebagai sebuah instrumen kebijakan dapat mencapai tingkat kualitas peraturan yang mampu mengakomodasi semua kepentingan. Daftar pertanyaan penyusunan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan menggunakan metode RIA tersebut yaitu: 1. Apakah permasalahan sudah ditentukan dengan benar? Permasalahan yang akan dipecahkan harus tepat dinyatakan, memberikan bukti dari sifat dan besarnya, dan menjelaskan mengapa hal tersebut muncul (mengidentifikasi entitas insentif yang terkena). 2. Apakah pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara merupakan tindakan yang sudah dibenarkan? Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus didasarkan pada bukti eksplisit bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang dibenarkan, untuk mengatasi permasalahan kepegawaian yang terjadi dalam pelaksanaan manajemen ASN. 3. Apakah pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara merupakan tindakan yang terbaik? Pada awal proses pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara, Para pejabat dan perancang harus melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang terjadi. Hasil dari pengkajian tersebut dijadikan dasar pengambilan sebuah kebijakan untuk menentukan apakah penyelesaiannya perlu dibentuk Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara atau hanya diatur dengan instrumen kebijakan yang lain, misalnya surat edaran dan lain-lain. 4. Apakah ada dasar hukum untuk membentuk Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara? Proses pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus terstruktur, dan harus menghormati rule of law. Dengan demikian dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas dan untuk memastikan bahwa semua pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara diperbolehkan oleh peraturan tingkat yang lebih tinggi. Di samping itu pembentukan Peraturan Kepala Badan

2016, No.879-8- Kepegawaian Negara harus berdasarkan dan sesuai dengan prinsipprinsip hukum yang relevan, seperti kepastian, proporsionalitas, dan persyaratan prosedural yang berlaku. 5. Siapakah pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara? Pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus dapat ditentukan dengan tepat, baik di instansi pemerintah pusat atau instansi pemerintah daerah. 6. Apakah dampak terhadap pembentukan Peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan biaya yang dikeluarkan? Setiap pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus memperkirakan biaya yang diperlukan dan manfaat yang diharapkan. 7. Apakah dampak yang ditimbulkan dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara mampu menjangkau seluruh Pegawai Negari Sipil baik instansi pusat maupun instansi daerah? Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus mampu menjangkau dan dapat diterapkan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil baik di instansi pusat atau instansi daerah. 8. Apakah Peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara sudah jelas, konsisten, dan mudah dipahami? Substansi yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus mudah dipahami oleh Pegawai Negeri Sipil. Dengan demikian maka struktur kalimat yang ada dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus jelas dan mudah dipahami. 9. Apakah semua pihak yang berkepentingan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pandangan-pandangan mereka dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara? Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus dikembangkan secara terbuka dan transparan, dengan prosedur yang tepat, efektif dan tepat waktu. Dengan demikian maka masukan dari pihak-pihak yang lain yang berkepentingan sangat diperlukan agar dapat diimplementasikan dengan baik. 10. Bagaimana kepatuhan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara yang sudah ditetapkan? Adanya upaya untuk menjamin bahwa semua pihak yang terkait harus patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Dengan demikian Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang dibentuk mampu

-9-2016, No.879 menjadi landasan hukum dalam pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN). C. TAHAPAN REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) Tahapan RIA adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Masalah Pada tahapan ini, perancang atau pembentuk peraturan perundang-undangan harus menjelaskan masalah yang mendasari kenapa BKN perlu menerbitkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Dalam melakukan perumusan masalah, kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Identifikasi Masalah Dilakukan untuk membantu dan memahami secara lebih jelas terhadap permasalahan yang terjadi saat ini dan melihat peluang yang mungkin terjadi untuk mendapatkan permasalahan yang lebih spesifik sehingga dijadikan dasar untuk melakukan analisis. b. Analisis Setelah masalah teridentifikasi dan benar-benar dipahami, dilakukan analisis untuk memperoleh permasalahan yang lebih spesifik yang dijadikan dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan. c. Focus dan Scope Dari analisis yang dilakukan akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus yang selanjutnya akan dijadikan substansi atau materi muatan yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. d. Formulasi Rumusan Masalah Apabila tahap identifikasi masalah, tahap analisis dan tahap focus dan scope sudah dilakukan, tahap terakhir adalah memformulasikan masalahnya. Dengan demikian, rumusan masalah yang dibuat setidaknya mengandung pertanyaan sebagai berikut: 1) Materi muatan atau substansi apa saja yang akan diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara?

2016, No.879-10- 2) Apakah judul Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang tepat untuk mengatur materi muatan atau substansi tersebut? 2. Identifikasi Tujuan a. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai dari pembentukan suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. b. Pembentukan suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara perlu mempertimbangkan landasan yuridis, sosiologis, dan filosofis. c. Landasan yuridis sebagaimana dimaksud pada huruf b memperhatikan adanya perintah atau delegasi dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau setingkat. d. Landasan sosiologis sebagaimana dimaksud pada huruf b memperhatikan kebutuhan pengaturan sesuai dengan dinamika dan perkembangan masyarakat. e. Landasan filosofis sebagaimana dimaksud pada huruf b memperhatikan cita-cita ideal dari pembentukan suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. 3. Identifikasi Opsi Penyelesaian Masalah a. Dalam tahap ini dilakukan penentuan terhadap berbagai pilihan kebijakan yang ada. b. Pilihan kebijakan sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat berupa instrumen pengaturan selain Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara, misalnya berupa Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara, Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara, memo dinas, dan bentuk-bentuk lainnya. c. Pejabat atau penyusun Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara harus memastikan bahwa pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dilakukan setelah mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari semua alternatif yang ada.

-11-2016, No.879 4. Analisis Manfaat dan Biaya a. Dalam tahap ini dilakukan assessment atas manfaat dan biaya (keuntungan dan kerugian) terhadap setiap Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang ditetapkan. b. Assessment atas manfaat dan biaya (keuntungan dan kerugian) sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan dengan melihat sudut pandang pemerintah, stakeholder, dan masyarakat pada umumnya. 5. Konsultasi Publik a. Konsultasi publik dilakukan untuk mendapatkan saran, masukan, dan pendapat dari pihak yang berkepentingan dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. b. Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat dilakukan baik terhadap rancangan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang telah disusun maupun yang masih berupa konsep atau gagasan. c. Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan dalam bentuk: 1) Kunjungan Kerja; 2) Focus Group Discussion; 3) Seminar; 4) Workshop; 5) Rapat Koordinasi; dan 6) Bentuk lainnya. 6. Strategi Implementasi a. Agar suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan strategi yang tepat. b. Strategi sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan dalam bentuk: 1) sosialisasi yang tepat sasaran; 2) pelaksanaan montitoring dan evaluasi; dan 3) pengaturan mekanisme punishment and reward. c. Strategi sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan untuk memastikan adanya kesamaan persepsi penyusun

2016, No.879-12- Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan persepsi masyarakat. D. KEMUNGKINAN PENERAPAN METODE RIA DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 1. Dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara, penggunaan metode RIA dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: a. Metode RIA Standar Dalam metode ini, seluruh tahapan metode RIA dilaksanakan secara lengkap dan intensif, termasuk Analisis Biaya-Manfaat (B-M) terhadap berbagai opsi/pilihan dan Konsultasi Publik. b. Metode RIA Ringkas Dalam metode ini, semua tahapan RIA dilakukan secara lengkap, tetapi tidak seintensif RIA Standar. Dalam RIA Ringkas, beberapa tahapan dapat digabungkan menjadi satu event. Analisis Biaya- Manfaat (B-M) terhadap berbagai opsi/pilihan dapat dilakukan, tetapi sifatnya merupakan soft cost-benefit analysis (tidak semua manfaat atau biaya diterjemahkan ke dalam nilai uang). Konsultasi Publik juga tetap dilakukan, tetapi tidak seintensif pada RIA Standar, baik dari sisi cakupan pihak-pihak yang diajak berkonsultasi maupun pada tingkat keterlibatannya. c. Logika Berpikir Metode RIA Event-event untuk tahapan metode RIA tidak dilakukan secara lengkap, tetapi ada logika yang sangat jelas tentang masalah apa yang hendak dipecahkan, apa saja pilihan yang ada untuk memecahkan masalah tersebut, dan mengapa sebuah pilihan diputuskan untuk diambil. Konsultasi publik tetap dilakukan, baik secara langsung maupun melalui media. 2. Ketiga metode sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat diterapkan dalam pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan uraian penjelasan sebagai berikut: a. Penerapan Metode RIA untuk Penyusunan Rancangan Peraturan Dalam proses penyusunan rancangan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara, Direktorat Peraturan Perundangundangan dan unit kerja terkait bekerja bersama sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. unit kerja terkait, bertanggung jawab atas aspek substansi rancangan peraturan dan Direktorat Peraturan Perundang-undangan bertanggung jawab untuk mengawal proses legislasi dan

-13-2016, No.879 drafting rancangan peraturan tersebut. Terkait dengan hal tersebut, unit kerja terkait dapat menggunakan metode RIA Standar atau RIA Ringkas jika waktu penyusunan rancangan peraturan relatif pendek. Jika hal ini dilakukan, setiap usulan rancangan peraturan akan mempunyai argumentasi yang kuat. Dari sisi Direktorat Peraturan Perundang-undangan, hal itu akan mempermudah proses drafting dan legislasi yang menjadi tanggung jawab Direktorat Peraturan Perundangundangan. Jika diperlukan, Direktorat Peraturan Perundangundangan dapat memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan unit kerja terkait dalam menerapkan metode RIA. Untuk penyusunan rancangan peraturan yang diprakarsai oleh unit kerja lain, dimana Direktorat Peraturan Perundang-undangan berperan dalam memberikan masukan, Direktorat Peraturan Perundangundangan akan memberi masukan berdasarkan Logika Berpikir RIA dan menyarankan unit kerja pemrakarsa rancangan peraturan juga menerapkan Logika Berpikir RIA. b. Penerapan Metode RIA untuk Penyusunan Rancangan Kebijakan Non Peraturan Sama halnya dengan peraturan di atas, setiap unit kerja yang terkait dalam penyusunan rancangan kebijakan nonregulasi baik policy paper atau rancangan surat edaran, dapat menerapkan metode RIA baik metode RIA Standar maupun metode RIA Ringkas. Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Peraturan Perundang-undangan dapat memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan unit kerja terkait dalam menerapkan metode RIA. c. Penerapan Metode RIA untuk Mereviu Kebijakan yang Sudah Ada Secara umum ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memutuskan kapan sebuah kebijakan perlu direviu, yaitu: (1) Berdasarkan kebijakan/peraturan yang lebih tinggi kebijakan tersebut memang harus direviu; (2) Kebijakan tersebut sudah cukup lama diberlakukan dan terbuka kemungkinan adanya opsi/pilihan baru yang sebelumnya tidak ada; (3) Kebijakan tersebut dianggap bermasalah. Acuan ini dapat digunakan

2016, No.879-14- oleh Direktorat Perundang-undangan atau unit kerja terkait untuk mengusulkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk melakukan reviu kebijakan yang sudah dikeluarkan tersebut. Pelaksanaan reviu kebijakan tersebut dapat menggunakan metode RIA Standar atau metode RIA Ringkas. Penerapan RIA harus sampai pada sebuah kesimpulan apakah kebijakan tersebut akan dipertahankan sebagaimana adanya, direvisi pada bagian tertentu, atau diganti dengan kebijakan yang baru. Matrik tahapan metode RIA dalam proses pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara adalah sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. IV. PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA REGULATORY IMPACT ASSESSMENT Untuk kelancaran pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA) perlu dibentuk Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA). A. Susunan dan Keanggotaan Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment terdiri atas: 1. Ketua merangkap anggota; 2. Sekretaris merangkap anggota; dan 3. Anggota. B. Syarat Keanggotaan Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA) Syarat keanggotaan Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA) meliputi: 1. memiliki integritas terhadap tugas tim; 2. mempunyai kompetensi di bidang perancangan peraturan perundangundangan; dan 3. memahami manajemen ASN. C. Tugas Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA) Tugas Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA) adalah: 1. Ketua Tim, memiliki tugas: a. membuat rencana kerja pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA); b. memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anggota tim pelaksana; dan c. menyampaikan hasil pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA) kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2. Sekretaris, memiliki tugas:

-15-2016, No.879 a. menyiapkan dan menyelenggarakan sosialisasi, diskusi, lokakarya atau workshop dalam rangka pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA); dan b. mempersiapkan tugas-tugas kesekretariatan yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA). 3. Anggota, memiliki tugas: a. mengumpulkan dan menyusun seluruh data serta informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA); b. melakukan sosialisasi, diskusi, lokakarya atau workshop dalam rangka pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA); dan c. melaksanakan tugas-tugas lain yang terkait. V. PENYUSUNAN DOKUMEN REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) 1. Tim Pelaksana Regulatory Impact Assessment (RIA) menyampaikan hasil akhir pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA) kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2. Hasil akhir pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA) sebagaimana dimaksud pada angka disusun dalam suatu dokumen, dengan format sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. VI. ANGGARAN Pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan menggunakan metode RIA harus didukung anggaran yang memadai. Anggaran tersebut dibebankan pada DIPA Direktorat Peraturan Perundang-Undangan Badan Kepegawaian Negara. VII. PENUTUP 1. Apabila dalam melaksanakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini dijumpai kesulitan, agar ditanyakan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mendapat penyelesaian. 2. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, BIMA HARIA WIBISANA

2016, No.879-16- ANAK LAMPIRAN 1 PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHAPAN METODE RIA DALAM PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TAHAPAN METODE RIA Perumusan Masalah PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Metode RIA dapat digunakan untuk membantu dan memahami secara lebih jelas terhadap permasalahan kepegawaian yang terjadi saat ini dan melihat peluang yang mungkin terjadi untuk mendapatkan permasalahan yang lebih spesifik sehingga dijadikan dasar untuk melakukan analisis. Identifikasi Tujuan Metode RIA dapat dilakukan untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai dari pembentukan suatu Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Identifikasi Opsi Penyelesaian Masalah Analisis Manfaat dan Biaya Metode RIA dapat digunakan untuk memastikan bahwa pembentukan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara dilakukan setelah mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari semua alternatif yang ada. Metode RIA dapat digunakan untuk untuk mengetahui atas manfaat dan biaya terhadap setiap Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang ditetapkan. Konsultasi Publik Konsultasi publik dilakukan untuk mendapatkan saran, masukan, dan pendapat dari pihak yang berkepentingan dengan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Strategi Implementasi Metode RIA dapat digunakan untuk menentukan strategi yang tepat dalam implementasi Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

-17-2016, No.879 ANAK LAMPIRAN 2 PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA FORMAT DOKUMEN REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) Judul Peraturan Kepala BKN Kata Pengantar Daftar Isi BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang Latar belakang memuat mengenai penjelasan singkat tentang uraian permasalahan yang akan diatur dalam Peraturan Kepala BKN. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah memuat tentang tahap permulaan dari penguasaan masalah mengenai materi yang berkaitan dengan muatan yang diatur dalam Peraturan Kepala BKN. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah memuat tentang tulisan singkat berupa pertanyaan mengenai substansi yang akan akan diatur dalam Peraturan Kepala BKN. BAB II : A. Kerangka Teori/Kerangka Konsep Kerangka Teori/Kerangka Konsep memuat uraian teori atau konsep secara lengkap yang menjadi dasar dalam pengambilan kesimpulan yang selanjutnya menjadi bahan dalam pengambilan keputusan. B. Pembahasan Pembahasan memuat substansi yang akan diatur dalam Peraturan Kepala BKN. Penutup Kesimpulan Kesimpulan memuat tentang jawaban atas masalah yang telah dirumuskan dalam subbab pendahuluan. Saran Saran memuat hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam pembentukan Peraturan Kepala BKN.