PENGARUH PELATIHAN LADDER PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Pengaruh Repetition Sprint dan Skipping Rope terhadap Power Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PELATIHAN RUNNING INTERVAL 30 METER DENGAN RASIO KERJA ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 PENINGKATAN KARDIOVASKULER

Pengaruh Pelatihan Alternate Leg Bound dan Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH PELATIHAN STAR RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LARI 60 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP WAKTU REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN LARI ZIG ZAG TERHADAP KELINCAHAN SISWA EKSTRA KURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

PENGARUH PELATIHAN SLALOM DRIBBLING TERHADAP KELINCAHAN DAN VO 2 MAKS SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

THE EFFECTS OF SHADOW PRACTICE USING SEQUENTIAL STEPS AND CROSSING STEPS TO FOOTWORK ATHLETE AGILITY PB WIRATAMA JAYA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN WAKTU REAKSI

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DENGAN RASIO KERJA DAN ISTIRAHAT 1:1 DAN 1:2 TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULER. Oleh

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : 82 88, Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DENGAN RASIO KERJA:ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN-LATIHAN KECEPATAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI MTS N 2 YOGYAKARTA

PENGARUH PELATIHAN ZIG ZAG RUN DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU. Oleh:

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS 3 KG DAN 4 KG TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

PENGARUH LATIHAN LADDER DRILLS (HIP ROTATION) TERHADAP AGILITY PADA ATLET BOLABASKET CLUB GEDE DEPOK

PENGARUH PELATIHAN LARI 800 M DAN LARI 1500 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

PENGARUH LATIHAN LADDER DRILLS DIBANDING LATIHAN SMALL SIDED GAME TERHADAP PRESTASI KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN LADDER PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN Gede Yuddha Anantawijaya, I Ketut Yoda, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Ilmu Keolahragaan FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail: jempejr69@gmail.com, yodaketut@gmail.com, niputudewisri@gmail.com @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan ladder practice terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan the nonrandomized control group prestest posttest design. Jumlah subjek penelitian 32 orang siswa, dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik ordinal pairing, yaitu 16 orang diberikan pelatihan ladder practice, 16 orang kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk tes kecepatan adalah lari cepat (sprint) 60 meter, sedangkan untuk tes kelincahan adalah zig-zag run. Hasil analisis uji-t independent didapatkan hasil, variabel kecepatan dengan nilai t hitung 7,435 dan signifikansi 0,000. Variabel kelincahan dengan nilai t hitung 12,163 signifikansi 0,000, berarti pelatihan berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan. Kata kunci: pelatihan ladder practice, kecepatan, kelincahan. Abstract This research was done to know the effect of training ladder practice on improving speed and agility at school students badminton POKER Kerobokan Badung year 2016. The kind of research this is research experiment specious to a draft the non-randomized control group pretest posttest design. The number of subjects 32 students, then divided into 2 groups using ordinal pairing techniques, which is 16 students given ladder practice and the last 16 students as control group. The instrument used in the test speed is a 60 meters, while for the test of agility is zig-zag run. The results of independent t-test analysis showed variable speed with value 7,435 significant 0,000. Agility variables with value 122,163 significant 0,000, which means that both of the training effect on increase speed and agility. Key words: ladder practice training, speed, agility. PENDAHULUAN Olahraga bulutangkis di Indonesia sudah dikenal sejak lama, sehingga olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Olahraga bulutangkis dapat dimainkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Juga dapat dimainkan secara perorangan atau single dan berpasangan atau double. Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Pemain bulutangkis harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo cepat dan berangsur lama. Karakteristik dari permainan bulutangkis adalah permainan dengan mengejar dan menjangkau shuttlecock kemanapun arahnya dan berusaha untuk memukul shuttlecock supaya tidak jatuh di daerah permainan sendiri. Dengan demikian pemain harus bergerak dengan cepat dan lincah untuk mengejar dan menjangkau shuttlecock, sehingga 1

shuttlecock dapat dipukul dengan sempurna dan jatuh di daerah permainan lawan. Dengan demikian faktor kecepatan dan kelincahan sangat penting dalam permainan bulutangkis. Pemain yang bagus ataupun hebat harus memiliki penguasaan fisik, teknik dan taktik yang baik sebagai penunjang performanya agar dapat memenangkan suatu pertandingan. Faktor fisik sangat dominan dan penting sebagai unsur dasar yang harus dimiliki dengan baik oleh seorang pemain bulutangkis. Namun hal ini kontradiksi dengan apa yang ada, banyak pelatih dan atlet yang kurang memperhatikan latihan fisik, hanya mengedepankan latihan teknik dan taktik saja. Banyak orang beranggapan bahwa latihan fisik hanya membuat lelah dan membosankan, sehingga para atlet bulutangkis rata-rata lemah dalam fisik, kurang agresif, dan kurang lincah. Melalui proses pelatihan yang terprogram dengan baik diharapkan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan ketika bertanding. Untuk mempertahankan suatu prestasi maka perlu diketahui metode pelatihan yang tepat untuk pembinaan fisik pemain bulutangkis. Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung merupakan salah satu klub bulutangkis yang disegani di Bali, berdiri sejak tanggal 9 Desember tahun 2009 dengan kepala pelatih yaitu, Indri Astuti. Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung sudah banyak mencetak atlet-atlet bulutangkis yang berprestasi, dimana pada setiap kejuaraan bulutangkis yang dilaksanakan khususnya di Bali selalu menguasai dikategori seperti, tunggal anak putra (U- 12), tunggal pemula (U-14), tunggal remaja putra (U-16), ganda pemula putra (U-14) dan ganda remaja putra (U-16). Seiring berjalannya waktu dimana sejak tahun 2013 Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung mengalami penurunan prestasi. Itu disebabkan kurangnya pemahaman pelatihan karena masih terpaku pada metode pelatihan lama dan belum mengembangkan yang namanya sport science, prestasi Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung dari tahun 2013 sampai tahun 2015 diajang kejuaraan yang diikuti tidak lagi mendominasi di beberapa kategori justru mengalami penurunan prestasi dan tidak lagi begitu menonjol dalam kejuaraankejuaraan yang diikuti karena sulit bersaing dengan klub-klub lainnya. Ini diakibatkan karena siswa di Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung kurang cepat, agresif dan lincah dalam mengejar, menjangkau dan bergerak untuk mengembalikan shuttlecock ke daerah permainan lawan serta sering kehilangan kecepatan dan penurunan kelincahan ketika bertanding dalam kejuaraan, hal mendasar inilah yang menyebabkan penurunan prestasi Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung. Diantara pelatihan yang ada, pelatihan ladder practice adalah salah satu pelatihan yang fungsinya melatih kecepatan, kelincahan dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Untuk berlatih gerak ini yang dibutuhkan adalah alat yang meyerupai anak tangga yang di letakkan pada bidang datar atau lantai. Nantinya atlet berlari, meloncat dan melompat dengan pergerakan kaki cepat melewati tangga, sehingga dapat membantu mengembangkan kecepatan dan kelincahan. Dalam latihan ini memberikan variasi dalam bentuk gerakan latihan agar tidak merasakan kejenuhan. Dengan berfokus pada gerakan cepat kaki dan reaksi cepat dapat menjadi salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kecepatan dan kelincahan secara tidak langsung juga berpengaruh pada koordinasi gerak secara seimbang. Hasil penelitian Fantiro & Saputra (2015) menunjukan hasil bahwa ladder practice membantu berbagai aspek gerakan, meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, waktu reaksi dan koordinasi antara berbagai bagian tubuh dan agar pemain dapat mengubah arah lebih cepat meski dalam kecepatan tinggi atau saat sprint. Sehubungan dengan pemaparan pada bagian pendahuluan di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah, 1) Apakah pelatihan ladder practice berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016? 2) Apakah pelatihan ladder 2

practice berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016? Tujuan dari penelitian ini adalah,1) Untuk mengetahui pengaruh pelatihan ladder practice terhadap peningkatan kecepatan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016. 2) Untuk mengetahui pengaruh pelatihan ladder practice terhadap peningkatan kelincahan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016. Pelatihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban pelatihannya kian bertambah untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Pelatihan merupakan salah satu kunci sukses dalam mencapai prestasi sehingga harus dilakukan sebaikbaiknya. Menurut Bompa (dalam Nala, 2011:1), pelatihan merupakan suatu aktivitas yang kompleks, suatu kinerja dari atlet yang dilakukan secara sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang secara individual, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu bentuk fisiologis dan psikologis tertentu agar dapat memenuhi berbagai tuntutan tugas sewaktu berolahraga. Pelatihan merupakan suatu proses sistematis dari pengulangan, suatu kinerja progresif yang juga menyangkut proses belajar serta memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem dan fungsi dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai optimal. Secara fisiologis, pelatihan fisik merupakan suatu proses pembentukan refleks bersyarat, proses belajar bergerak serta proses menghafal gerakan. Dengan demikian, pelatihan merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual, yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal. Prinsip pelatihan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pelatihan agar tercapai tujuan dari latihan yang dilakukan. Prinsipprinsip latihan akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Selain itu, akan menghindarkan dari rasa sakit dan timbulnya cedera selama dalam proses latihan (Sukadiyanto, 2005:12). Pelatihan ini menerapkan sistem beban berlebih karena, pemberian beban dalam pelatihannya dilakukan secara progresif dengan penambahan jumlah set di setiap minggu pemberian pelatihan, prinsip reversibility karena melihat situasi lapangan akibat faktor cuaca dan kegiatan subjek, mengingat subjek masih duduk dibangku sekolah. Latihan bersifat progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari yang mudah ke sukar, sederhana ke komplek, umum ke khusus, bagian keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas dilaksanakan secara berkelanjutan, program latihan yang baik disusun secara variatif untuk menghindari kejenuhan, keengganan, dan keresahan yang merupakan kelelahan secara psikologis, keberhasilan latihan jangka panjang sangat ditentukan oleh pembebanan yang tidak berlebihan. Artinya, pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan olahragawan, sehingga beban latihan yang diberikan benar benar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan, dan skala prioritas latihan berhubungan dengan urutan sasaran dan materi latihan utama yang disesuaikan dengan periodisasi latihan. Setiap periodisasi memiliki penekanan tujuan latihan yang berbeda baik dalam aspek fisik, teknik, taktik maupun psikologis. Suatu pelatihan akan memberikan dampak yang besar apabila latihan yang dilakukan sesuai dengan sistematika pelatihan. Selain untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penerapan sistematika pelatihan ini dilakukan untuk mengantisipasi cidera saat latihan berlangsung. Ada dua tahapan yang harus diterapkan dalam melaksanakan suatu pelatihan fisik yaitu tahap pemanasan (warm-up) yang bertujuan untuk meningkatkan panas tubuh melalui metabolisme dalam sel otot yang terdiri dari peregangan (stretching), calisthenics, formal activity, dan tahap pendinginan 3

(warm-down). Dalam penelitian ini intensitas pelatihan yang digunakan adalah 70%-80% dari denyut nadi maksimal (DNM), dengan pertimbangan subjek penelitian adalah atlet pemula dalam aktivitas olahraga yang memiliki umur berkisar 12-14 tahun. Dengan intensitas tersebut tidak akan membahayakan bagi tubuh karena pelatihan diberikan berdasarkan denyut nadi maksimal. Predominan sistem energi yang dalam pelatihan ini adalah sistem anaerob karena dalam pelatihan ini menggunakan kecepatan gerak. Ladder practice adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kecepatan, kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Ladder practice adalah suatu bentuk latihan menggunakan satu atau dua kaki yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Ladder practice biasa digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan. Untuk berlatih gerak ini yang dibutuhkan adalah alat yang meyerupai anak tangga yang di letakkan pada bidang datar atau lantai (PB. Djarum, 2013). Latihan Ladder practice membantu dalam improvisasi berbagai aspek gerakan, meningkatkan keseimbangan, daya tahan otot, waktu reaksi dan koordinasi antara berbagai bagian tubuh, dan agar pemain dapat mengubah arah lebih cepat (Fajar Ismoyo, 2014). Latihan dengan alat ini juga dapat meningkatkan sistem saraf dan kelompok otot yang terkait. Latihan menggunakan alat ladder dapat diterapkan pada semua cabang olahraga dan karenanya telah menjadi salah satu program pelatihan yang cukup populer di dunia olahraga (Fantiro & Saputra, 2015). Pengembangan kondisi fisik sebagai efek pelatihan tergantung pada bentuk pelatihan serta beban yang diberikan sesuai dengan cabang olahraga. Untuk meningkatkan komponen kelincahan takarannya tergantung dari tipe olahraga yang dilakukan (Nala, 2011:151). Pelatihan ladder practice bisa dilakukan di lapangan bulutangkis maupun ditempat terbuka lainnya. Bentuk latihan di level pertama menjadi latihan yang paling dasar, hanya berlari di dalam ruang anak tangga. Berdiri menghadapi anak tangga. Lompat pertama ke dalam ruang tangga dengan satu kaki. Ikuti dengan kaki lainnya sehingga dalam satu ruang tangga terdapat dua kaki. Lakukan sampai selesai. Pada level kedua berdiri menyamping anak tangga. Bergerak ke sisi kedalam tangga secara miring dengan satu kaki. Ikuti dengan kaki lainya dan ulangi hingga selesai. Level ketiga dimana pada level ini gerakan kaki dibuat secara zig-zag ke belakang. Masukkan kaki kanan ke dalam ruang anak tangga pertama. Ikuti dengan kaki kiri. Gerakkan kaki kanan secara mundur keluar tangga. Ikuti dengan kaki kiri dan ulangi hingga selesai. Untuk level keempat Mulai gerakan level ke empat, membutuhkan konsentrasi yang lebih. Mulailah dengan kedua kaki di luar tangga. Silang kaki kiri di atas kaki kanan ke ruang anak tangga yang pertama. Kaki kanan harus segera mengikuti di sebelah kanan ruang anak tanga pertama di ikuti dengan kaki kiri. Pertama, diikuti dengan kaki kiri. Ulangi secara berlawanan dari kaki kanan masuk ke dalam ruang anak tangga. Sedangkan level kelima Gerakan di mulai dengan persiapan kaki berada di luar anak tangga. Gerakan atau pindahkan kaki kanan ke dalam ruang anak tangga, langsung diikuti oleh kaki kiri. Begitu kaki kiri masuk kedalam ruang anak tangga, gerakan kaki kanan keluar anak tangga. Ikuti kemudian dengan menggerakkan kaki kiri ke luar anak tangga. Pindahkan kaki kiri keluar (sisi kiri) anak tangga, langsung di ikuti oleh kaki kanan dan lakukan sampai selesai. METODE PENELITIAN Jenis eksperimen yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu (quasi experimental) yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Kadang di dalam suatu penelitian, karena satu dan lain hal, 4

randominasi tidak dapat dilaksanakan, sebaliknya dipihak lain randominasi dapat dilakukan tetapi tidak dapat diperoleh kelompok kontrol (Kanca, 2010: 93). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan the non-randomized control group pretest posttest design. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016. Total keseluruhan jumlah subjek penelitian 32 orang. Dari total jumlah subjek yang berjumlah 32 orang, dibentuk dua kelompok yakni kelompok perlakuan dengan jumlah 16 orang dan kelompok kontrol dengan jumlah 16 orang. Pembentukan kelompok ini dilakukan setelah mendapatkan data hasil tes awal dengan menggunakan teknik ordinal pairing (OP) yaitu pembagian kelompok berdasarkan peringkat hasil tes awal yang bertujuan untuk memperoleh kelompok dengan kemampuan yang homogen atau relatif sama atau mendekati sama. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogrov-smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95%, α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada α (sig>α), maka subjek penelitian berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari pada α (sig<α), maka subyek penelitian bukan berdistribusi normal. Uji homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji levene dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95%, (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi yang diperoleh levene > α, maka variasi subyek adalah homogen, sedangkan jika nilai signifikansi diperoleh levene < α, maka variasi subyek tidak homogen atau heterogen. Uji hipotesis terhadap pengaruh pelatihan ladder practice terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan menggunakan uji inferensial dengan uji-t independen. Hipotesis ini diuji dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikan 95%, α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi < α berarti terdapat pengaruh terhadap peningkatan yang signifikan dari pelakuan yang diberikan, sedangkan jika nilai signifikansi > α berarti tidak ada peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan. HASIL Deskripsi data hasil penelitian kecepatan terdiri dari dua hasil, yaitu pretest dan post-test. Data pre-test diambil pada awal kegiatan penelitian diberikan perlakuan pelatihan sedangkan data posttest diperoleh pada akhir kegiatan setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pelatihan. Deskripsi data hasil pres-test kecepatan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rata kecepatan sebesar 10,19, nilai tertinggi sebesar 12,15, nilai terendah sebesar 9,12, standar deviasi sebesar 1,015 dan varian sebesar 1,03. Sedangkan data hasil post-test kecepatan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rata kecepatan sebesar 8,93, nilai tertinggi sebesar 10,45, nilai terendah sebesar 7,67, standar deviasi sebesar 0,84 dan varian sebesar 0,72. Sementara deskripsi data hasil penelitian kecepatan pada kelompok kontrol diambil melalui hasil pre-test dan post-test subjek penelitian. Deskripsi data hasil pres-test kecepatan pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-raat kecepatan sebesar 10,43, nilai tertinggi sebesar 12,51, nilai terendah sebesar 9,11, standar deviasi sebesar 1,25 dan varian sebesar 1,56. Sedangkan data hasil post-test kecepatan pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-rata kecepatan sebesar 10,04, nilai tertinggi sebesar 11,98, nilai terendah sebesar 8,76, standar deviasi sebesar 1,12 dan varian sebesar 1,27. Dari data hasil pre-test dan posttest tersebut, diperoleh gain score kecepatan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rata kecepatan sebesar 1,26, median sebesar 1,19, nilai tertinggi sebesar 1,91, nilai terendah sebesar 0,41, standar deviasi sebesar 0,37 dan varian sebesar 0,13 yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Sedangkan data gain score pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-rata kecepatan 5

sebesar 0,38, median sebesar 0,30, nilai tertinggi sebesar 0,99, nilai terendah sebesar 0,10, standar deviasi sebesar 0,29 dan varian sebesar 0,08. Dari data hasil penelitian kelincahan terdapat dua data yaitu pretest dan post-test. Data pre-test diambil pada awal kegiatan penelitian sebelum subjek penelitian diberikan perlakuan pelatihan sedangkan data post-test diperoleh pada akhir kegiatan setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan. Deskripsi data hasil pres-test kelincahan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rata kelincahan sebesar 15,29, nilai tertinggi sebesar 17,31, nilai terendah sebesar 13,11, standar deviasi sebesar 1,25 dan varian sebesar 1,57. Sedangkan data hasil post-test kelincahan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rat kelincahan sebesar 12,86, nilai tertinggi sebesar 13,87 nilai terendah sebesar 12,05, standar deviasi sebesar 0,48 dan varian sebesar 0,23. Sementara deskripsi data hasil penelitian kelincahan pada kelompok kontrol diambil melalui hasil pre-test dan post-test subjek penelitian. Deskripsi data hasil pres-test kelincahan pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-rata kelincahan sebesar 15,05, nilai tertinggi sebesar 17,10, nilai terendah sebesar 13,47, standar deviasi sebesar 1,02 dan varian sebesar 1,05. Sedangkan data hasil post-test kelincahan pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-rata kelincahan sebesar 13,55, nilai tertinggi sebesar 14,45, nilai terendah sebesar 12,25, standar deviasi sebesar 0,58 dan varian sebesar 0,34. Dari data hasil pre-test dan post-test tersebut, diperoleh gain score kelincahan pada kelompok perlakuan pelatihan ladder practice yaitu diperoleh nilai rata-rata kelincahan sebesar 1,40, median sebesar 1,35, nilai tertinggi sebesar 1,71, nilai terendah sebesar 1,00, standar deviasi sebesar 0,23 dan varian sebesar 0,05 yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Sedangkan data gain score pada kelompok kontrol yaitu diperoleh nilai rata-rata kelincahan sebesar 0,37, median sebesar 0,35, nilai tertinggi sebesar 1,00, nilai terendah sebesar 0,03, standar deviasi sebesar 0,24 dan varian sebesar 0,06. Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen Uji Kolmogorof- Smirnov program SPSS 16.0 diperoleh hasil untuk variabel kecepatan kelompok perlakuan 0.179 dengan signifikansi 0.184, sedangkan variabel kecepatan kelompok kontrol 0.183 dengan signifikansi 0.158. Hasil untuk variabel kelincahan kelompok perlakuan 0.186 dengan signifikansi 0.143, sedangkan variabel kelincahan kelompok kontrol 0.128 dengan signifikansi 0.200. Pada taraf signifikansi α = 0.05 signifikansi t hitung variabel kecepatan dan kelincahan lebih besar dari pada α (sig > 0.05) sehingga data yang diuji merupakan data yang berdistribusi normal. Maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas data dilakukan pada gain score data kecepatan dan kelincahan. Dari hasil uji normalitas dengan instrument uji kolmogrov-smirnov dengan batuan program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (t hitung > t tabel ), dengan demikian semua data berdistribusi normal dan dapat dilihat pada tabel. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Kecepatan dan Kelincahan Sumber data Kecepatan 1 Perlakuan 2 Kontrol Kelincahan 1. Perlakuan 2. Kontrol Kolmogorov-smirnov Statistik Df Sig Keterangan 0,179 0,183 0,186 0,128 16 16 16 16 0,184 0,158 0,143 0,200 Normal Normal Normal Normal 6

Dari hasil uji homogenitas menggunakan instrumen uji levene dengan bantuan program SPSS 16,0 pada pelatihan ladder practice diperoleh nilai uji untuk variabel kecepatan 0,154 dengan signifikansi 0.697, sedangkan nilai uji untuk variabel kelincahan 0,024 dengan signifikansi 0,877. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung variabel kecepatan dan variabel kelincahan lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji berasal dari data yang homogen. Maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik. Uji homogenitas data dilakukan pada gain score data kecepatan dan kelincahan menggunakan instrument uji levene dengan bantuan program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Dari hasil uji ini didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (Sig > 0,05), dengan demikian data yang diuji berasal dari data dengan variansi homogen. Data dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Data Hasil Uji Homogenitas Kecepatan dan Kelincahan Sumber data Nilai uji df 1 Df 2 Sig Ket Kecepatan Kelincahan 0,154 0,024 1 1 30 30 0,697 0,877 Homogen Homogen Dari hasil uji-t independent didapat nilai t hitung variabel kecepatan sebesar -7,435 dengan signifikansi t hitung = 0,000. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung variabel kecepatan = 0,000 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan ladder practice berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan diterima. Data dapat dilihat pada tabel. Tabel 3. Hasil Uji-t Independent Data Kecepatan Sumber data t hitung Df Sig Kecepatan 7,435 30 0.000 Dari hasil uji-t independent didapat nilai t hitung variabel kelincahan 12,163 dengan signifikansi t hitung = 0,000. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi t hitung variabel kelincahan = 0,000 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan ladder practice berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan diterima. Tabel 4. Hasil Uji-t Independent Data Kelincahan Sumber data t hitung Df Sig Kelincahan 12,163 30 0.000 PEMBAHASAN Secara teoritis hasil penelitian pelatihan ladder practice berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan dan dapat dijelaskan sebagai berikut: pelatihan ladder practice adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih kecepatan, kelincahan kaki dan sinkronisasi gerak secara seimbang. Besar kecilnya kemampuan otot yang terlibat dalam pelatihan ladder practice sangat dipengaruhi oleh kontraksi otot itu sendiri. Karena pada pelatihan ladder practice terdapat 5 level yang harus dilakukan dimana pada setiap level memiliki gerakan dan kesulitan yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip dasar latihan, salah satu prinsip yang digunakan adalah prinsip 7

beban berlebih. Prinsip beban berlebih diterapkan pada frekuensi, intesitas dan durasi latihan. Dengan menerapkan prinsip beban berlebih otot mendapatkan pembebanan melebihi beban yang biasanya diterima dalam aktifitas seharihari. Agar prinsip beban berlebih memiliki efek yang positif, maka harus mengikuti prinsip beban tahanan bertambah sebab keduanya mempunyai hubungan yang erat. Peningkatan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan beban, set, repetisi, maupun lamanya latihan selama penelitian. Prinsip pelatihan beraturan dimana pelatihan dimulai dari kelompok otot yang besar kemudian baru pada otototot yang lebih kecil sebab otot-otot besar lebih mudah pelaksanaannya. Intesitas pelatihan yang diberikan antara 70% - 80% DNO. Sesuai dengan teori subjek penelitian ini adalah siswa siswa Sekolah Bulutangkis POKER tahun 2016 yang memiliki umur berkisar 12 14 tahun dengan frekuensi pelatihan yang digunakan adalah 3 kali seminggu yaitu selasa, kamis dan sabtu. Lamanya pelatihan adalah selama 4 minggu atau 12 kali pelatihan. Adapun set dan repetisi yang diberikan pada pelatihan ini adalah 5-7 set dan 7 repetisi sesuai dengan prinsip spesifisitas dan periodisasi latihan. Dimana set dan repetisi sudah sesuai dengan DNM subjek. Sistem energi yang digunakan adalah sistem energi anaerob, dimana saat melakukan gerakan yang terdaoat 5 level otot yang bekerja tidak memerlukan oksigen. Latihan ini melibatkan hampir semua otot, terutama otot bagian tungkai seperti otot-otot gluteus, hamstring, gastrocnemius, fleksor, tibialis, abductor, stabilizer, lutut, dan ancle. Gerakan lari yang diberikan secara cepat akan membuat stres pada komponen otot sehingga otot akan mengalami hypertropy otot. Hypertropy otot ini menyebabkan peningkatan kekuatan otot. Yang pada akhirnya terjadi peningkatan terhadap kecepatan. Nurhasan (2005:20) mengatakan bahwa kelincahan merupakan kemampuan bergerak dengan berubahubah arah secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Seorang atlet dituntuk memiliki kelincahan untuk menopang peningkatan prestasinya. Dimana kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah posisi tubuh, gerakan tubuh keposisi berbeda atau bergerak dengan kecepatan tinggi tanpa hilang kesadaran akan posisi tubuh dan keseimbangannya. Untuk meningkatkan komponen kelincahan ini takarannya tergantung dari tipe olahraga yang dilakukan (Nala, 1998:74). Kelincahan adalah salah satu komponen biomotorik yang dominan dalam beberapa cabang olahraga baik yang bersifat individu maupun beregu. Dalam kelincahan didukung oleh unsur-unsur biomotorik yang lain, seperti kecepatan, kelentukan, koordiansi dan reaksi gerak yang baik. Kelincahan sangat ditentukan oleh kecepatan reaksi, kemampuan tubuh untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan tubuh secara tiba-tiba. Kelincahan banyak diperlukan dalam cabang olahraga permainan. Kelincahan berkaitan dengan gerakan tubuh yang berubah dengan cepat tanpa harus kehilangan akan kesadaran dan keseimbangan akan posisi tubuhnya. Seorang atlet yang memiliki kelincahan yang baik akan mampu mengkondisikan tubuhnya untuk melakukan gerakangerakan yang terkoordinasi dan efektif. Dengan melihat jalanya pelatihan ladder practice yang menggunakan prinsip-prinsip dasar latihan seperti beban berlebih sehingga terjadi peningkatan respon dan adaptasi organ tubuh terhadap pembebanan latihan yang diberikan. Dengan penurunan beban latihan pada salah satu sesi latihan, kesempatan dari organ-organ tubuh untuk melakukan istirahat (recovery). Pada saat recovery, sel-sel di dalam tubuh akan memanfaatkan istirahat tersebut untuk melakukan proses regenerasi sebagai persiapan menerima beban yang lebih berat. Prinsip pelatihan beraturan dimana pelatihan dimulai dari kelompok otot yang besar kemudian baru pada otot-otot yang lebih kecil sebab otot-otot besar lebih mudah pelaksanaannya. Prinsip spesifisitas, bentuk pelatihan dan beban pelatihan fisik yang diberikan untuk mengembangkan kemampuan biomotorik. Hasil dari proses peningkatan kualitas fisik 8

sebagai akibat dari latihan yang bersifat reversibel, dimana peltihan yang dilakukan secara berkesinambungan selama 12 kali pertemuan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, tipe tubuh, berat badan, kelelahan, kecepatan reaksi dan kecepatan gerak yang baik, kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan, kelentukan sendi-sendi tubuh serta kemampuan menghentikan gerakan tubuh dengan cepat. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan pelatihan ladder practice berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan pada siswa Sekolah Bulutangkis POKER Kerobokan Badung tahun 2016. SARAN Berdasarkan penelitian ini, dapat disarankan kepada pelatih, pembina olahraga, siswa dan peneliti disarankan dapat menggunakan pelatihan ladder practice sebagai alternatif meningkatkan kecepatan dan kelincahan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Renika Cipta. Bompa, dan Gregory Haff. 2009. Perioditazion: Theory and Methodology of Training 5 th Edition.United States: Human Kinetics. Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Djarum, PB, 2013. Teknik Latihan Bulutangkis (edisi 18): Ladder Practice. Tersedia pada : http://www.pbdjarum.org/klub/tipslatihan/1/8d5c3 e645c3df/teknik- latihan-bulutangkis-edisi-18- ladder-practice. (diakses pada Kamis, 10 Desember 2015) Fantiro, Frendy Aru, dkk. 2015. Pengaruh Latihan Ladder Speed Run dan Shuttle Run terhadap Kecepatan dan Kelincahan. Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga R.I, Volume 17, Nomor 3 (hlm.290--308). Harsono, 1988. Coaching dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Coaching: Jakarta. C.V. Tambak Kusuma. Irianto, Djoko Pekik, dkk. 2009. Materi Pelatihan Kondisi Fisik Dasar. Jakarta: Asdep Pengembangan Tenaga Dan Pembina Keolahragaan. Ismoyo, Fajar. 2014. Pengaruh Latihan Variasi Speed Leader Drill terhadap Kemampuan Dribbling, Kelincahan dan Koordinasi Siswa SSB Angkatan Muda Tridadi Kelompok Umur 11-12 Tahun. Skripsi (tidak diterbitkan). Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK UNY. Kanca, I Nyoman.2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan Protein di Usus Halus. Desertasi (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana, UNAIR. -------, 2006. Buku Ajar Metodelogi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Undiksha. --------, 2010. Metode Penelitian dan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Nala, Ngurah, 1992. Kumpulan Tulisan Olahraga. Denpasar : Universitas Udayana. -------, 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Universitas Udayana. -------, 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar : Universitas Udayana. Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. Suhendro, Andi dkk, 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta : Universitas Terbuka. Sukadiyanto, 2005. Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. 9

Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Taufik, Nur, 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan. Tersedia pada :http://www.olahragakesehatanjas mani.com/2014/07/faktormempengatuhi -kelincahan.html. (diakses pada Kamis, 10 Desember 2015). Undiksha, 2014. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas AkhirProgram Sarjana dan Diploma 3 Edisi Revisi. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : PT Bumi Timur Jaya. Widjaja, Surja. 1998, Kinesiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Yoda, I Ketut. 2006. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik (tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. 10