BAB I PENDAHULUAN. sampai ketingkat daerah Provinsi, Kabupaten, Kota di Indonesia. Upaya untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan di Negara

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 39 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang. menyelenggarakannya adalah pemerintah.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012

2008, No Mengingat : 1. c. bahwa pembentukan Kabupaten Pulau Morotai bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR: 30.Al TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 3 TAHUN 2013

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA HIBURAN UMUM, TEMPAT REKREASI, OLAHRAGA DAN SALON KECANTIKAN

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000 T E N T A N G

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000 T E N T A N G

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

WALIKOTA TASIKMALAYA

2008, No c. bahwa pembentukan Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyar

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2008, No.99 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakat

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

2008, No c. bahwa pembentukan Kabupaten Buru Selatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyaraka

WALIKOTA TASIKMALAYA

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 31 TAHUN 2007 (31/2007) TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Pada umumnya negara. pendapatan yang besar untuk kesejahteraan kehidupan

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa pajak merupakan iuran wajib dari rakyat kepada

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama ikut melaksanakan kewajiban

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG USAHA PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang besar dan luas dari segi georafis serta terdiri dari beribu-ribu

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1996 T E N T A N G PAJAK PERTUNJUKAN DAN KERAMAIAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN. NOMOR : 6 Tahun 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA JAMBI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

APBD PADANG PANJANG 2013 PERDA KOTA PADANG PANJANG NOMOR 1 TAHUN 2013, LD KOTA PADANG PANJANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 05 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SERANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari adanya pembangunan daerah. Saat ini di Indonesia telah

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat besar. Sebagai salah satu negara kepulauan, Indonesia memiliki persebaran penduduk yang tidak merata, berbagai masalah yang merupakan akibat dari pesebaran penduduk yang tidak merata, kerapkali muncul dan mendesak pemerintah untuk dapat sesegera mungkin bertindak untuk mengambil sebuah kebijakan. Disamping itu faktor pertumbuhan penduduk yang besar dengan persebaran yang tidak merata serta resndahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan perizinan usaha di Indonesia sampai ketingkat daerah Provinsi, Kabupaten, Kota di Indonesia. Upaya untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan di Negara Republik Indonesia, maka Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah besar dan kecil. Hal tersebut ditegaskan dalam pasal 18 Undangundang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa wilayah-wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi kedalam wilayah Provinsi dan di setiap Provinsi di bentuk Kabupaten/Kota. Tindak lanjut dari pasal 18 ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 adalah dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah Daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengatur, mengurus, dan menyelenggarakan pemerintahan terutama yang 1

2 menyangkut kepentingan masyarakat. Jadi, hubungan kewenangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada Daerah untuk melaksanakan fungsinya secara efektif. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berjalan dengan baik, maka di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pada pasal 14 ayat (1), dikatakan ada beberapa urusan wajib yang diserahkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang meliputi : a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan. b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang. c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. d. Penyediaan sarana dan prasarana umum. e. Penanganan bidang kesehatan. f. Peneyelenggaraan pendidikan. g. Penanggulangan masalah sosial. h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan. i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah. j. Pengendalian lingkungan hidup. k. Pelayanan pertanahan. l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil. m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan n. Pelayanan administrasi penanaman modal, dan

3 o. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh Peraturan Perundangundangan. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah provinsi, kabupaten, kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Dalam meningkatan pendapatan daerah tentunya pemerintah daerah memaksimalkan semua bentuk perizinan yang ada didaerah guna meningkatkan pendapatan daerah, dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gangguan sebagaimana pada Pasal 2 menjelaskan bahwa ; Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan/usaha yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan wajib memiliki izin gangguan dari walikota atau pejabat yang ditunjuk dan kegiatan/usaha yang dapat menimbulkan gangguan dengan indeks gangguan besar/tinggi, sedang dan kecil adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan daerah ini. Namun yang terjadi banyak dari usaha hiburan yang tidak memiliki izin salah satunya warung internet Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

4 Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru warung internat yang tidak memiliki izin usaha ini jelas bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 tahun 2011 tentang Pajak Hiburan pasal 5 poin e berikut ini; Permainan Ketangkasan video game, play station, warnet sebesar 5% (lima persen). Warnet yang tidak memiliki izin usaha sebanyak 29 unit warung internet sebagaimana pada tabel berikut ini; Tabel 1.1. Warung Internet yang tidak memiliki Izin Usaha No Nama Jenis 1 Yonna Net Internet 2 Bagus Net Internet 3 Café Net Internet 4 Yess Net Internet 5 Difuzzi Net Internet 6 Angga Net Internet 7 Yello Net Internet 8 Hallo Net Internet 9 Putra Net Internet 10 Yeyen Net Internet 11 ABC Net Internet 12 Nongkrong Net Internet 13 MU Net Internet 14 Ocu Net Internet 15 Diva Net Internet 16 D&B Net Internet 17 The Blus Net Internet 18 Red Net Internet 19 Sarjana Net Internet

5 20 Arsenal Net Internet 21 Brother Net Internet 22 Yu Net Internet 23 Two Net Internet 24 One Net Internet 25 No Name Net Internet 26 Game Net Internet 27 Warna Net Internet 28 Hijau Net Internet 29 Pelangi Net Internet Sumber: Data observasi 2015 Tabel di atas menggambarkan usaha warung internet yang ada di Kelurahan Simpang Baru Kota Pekanbaru yang jumlahnya masih cukup besar dibandingkan dengan warnet yang memiliki izin usaha atau terdaftar di Kantor Pelayanan Terpadu Penanaman Modal Kota Pekabaru. Berikut data mengenai warnet yang memiliki izin usaha, dapat dilihat dari tabel berikut ini; Tabel 1. 2. Warung Internet yang memiliki Izin Usaha Tahun No No Izin Merek Jenis 1 690 RIAUTECH Internet 2012 2 1283 GABE NET Internet 3 4181 YO TWO NET Internet 2013 1 2221 NK NET Internet 1 249 BNB NET Internet 2014 2 1355 BAGAS NET Internet 3 331 LIGHTTING NET Internet Sumber Data: Pelayanan Terpadu Penanaman Modal Kota Pekanbaru 2014 Data di atas menunjukkan bahwa di Kelurahan Simpang Baru Kota Pekanbaru masih sangat banyak warnet ilegal (liar) yang tidak memiliki izin usaha. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 tahun 2011 tentang Pajak

6 Hiburan pasal 1 angka 16 berikut ini; hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Selanjunya tentang wanet dijelaskan dalam pasal 3 huruf h ; pecuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan. Sementara itu yang menjelaskan tetang warnet pasal 5huruf e ; permainan ketangkasan video game, play station, warnet sebesar 5% (lima persen). Sementara mengenai masalah izin usaha warnet yang termasuk dalam kategori hiburan, dijelaskan pada Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 tahun 2011 tentang Pajak Hiburan. Warnet yang tidak memiliki izin usaha secara tidak langsung juga tidak membayarkan pajak hiburan kepada Dispenda Kota Pekanbaru sesuai dengan perda. Mengenai adanya warnet yang tidak terdaftar izin usahanya di dinas perizinan Kota Pekanbaru. (http://www.halloriau.com/readotonomi-8836-2011-03-31-warnet-belum-dikenai-pajak.html) Berdasarkan penjelasan dan fenomena yang terjadi di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru seperti yang disebutkan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul dalam penelitian ini yaitu: Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 tahun 2000 tentang Izin Tempat Usaha (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena empiris di atas, maka dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8

7 tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gangguan (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru)? 2. Apa hambatan yang dialami pada Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gnagguan (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru)? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang penulis harapkan yaitu; 1. Untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gangguan (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru). 2. Untuk mengetahui hambatan yang dialami pada Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gangguan (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru) 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunan penelitian ini adalah sebagai berikut ini; a. Untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana Administrasi Publik (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Secara akademik yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan pada

8 umumnya dan ilmu administrasi pada khususnya. c. Secara akademis yaitu sebagai bahan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam penelitian masalah yang sama. d. Secara praktis yaitu sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan kepada pihak yang berkepentingan agar dalam pengurusan izin usaha warung internet. 1.5. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi dengan Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 tahun 2000 tentang Izin Tempat Usaha (Studi Kasus Izin Usaha Warung Internet di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru). 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini penulis menuangkan kedalam 6 (enam) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, Perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai teori-teori atau konsep yang sesuai dan melandasi penelitian sehingga dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan. BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode

9 pengumpulan data, populasi dan sampel, dan analisa data yang dikumpulkan. BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang Keadaan Umum Kelurahan Simpang Baru, Geografi Kelurahan Simpang Baru, Demografi, Sejarah, kewenangan serta tugas pokok dan fungsi Kelurahan Kelurahan Simpang Baru serta Struktur Organisasi Kelurahan Kelurahan Simpang Baru. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam Bab ini memuat hasil dari penelitian pembahasan yang dilakukan. BAB VI : PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan.