BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV. Pasal 46 UU No.23 tahun 1997 dinyatakan bila badan hukum terbukti melakukan tindak

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT NO.73/PID.B/2015/PN.SGL TENTANG TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN TANPA IZIN

Pidana tanpa hak mentransmisikan Informasi Elektronik yang memiliki muatan. melakukan suatu tindak pidana pencemaran nama baik yang di media sosial

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO K/PID.SUS/2014

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TENTANG PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

islam yang mengatur masalah kejahatan yang telah dilarang oleh sayara karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan dan akal.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS HUKUMPIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK TERHORMAT ANGGOTA KOMISI KEJAKSAAN RI

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. limbah B3 (bahan, berbahaya, dan beracun). Hakim membuat pertimbanganpertimbangan.

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 84 PK/Pid/ TENTANG PEMBUKTIAN PERKARA ILLEGAL FISHING

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KLATEN NOMOR 54/Pid.B/2013/PN.Klt. TENTANG PENCURIAN KOTAK AMAL MASJID

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB IV. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Remisi Kepada Pelaku Tindak Pidana. Korupsi

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI MEDAN NOMOR : 67/PID.SUS/2015/PT.MDN DALAM PERKARA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB I PENDAHULUAN. itu tersebut sebagai narapidana ke dalam Lembaga Permasyarakatan, tugas negara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB II PEMIDANAAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004.

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM

SALINAN PENETAPAN Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN FIKIH JINAYAH TENTANG HUKUMAN KUMULATIF TERHADAP ANAK PELAKU PENCABULAN (PUTUSAN NO.66/PID.B/2011/PN.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA ISLAM. Hukum pidana adalah sistem aturan yang mengatur semua perbuatan

Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor: 308/Pid.B/2015/PN Tpg tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat, dasar

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang menuntut terwujudnya Good Governance. Pengertian Good

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

BAB II PENGAMPUNAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB II TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMIDANAAN BAGI PELAKU RECIDIVE TINDAK PIDANA PENCURIAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman kejahatan dan pelanggaran banyak. bermunculan di negeri pertiwi ini dengan berbagai metode.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

Hawalah, Dhaman dan Kafalah

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO TENTANG TINDAK PIDANA PEMBAKARAN LAHAN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan. Tindak pidana pembakaran lahan merupakan salah satu tindak pidana khusus. Kebakaran hutan dan lahan adalah bencana yang hampir setiap tahun selalu berulang. Berbagai upaya untuk menekan jumlah kebakaran hutan dan lahan telah dilakukan baik secara preventif maupun penegakan hukum dengan segala perangkat hukum dan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dari Pusat sampai tingkat Provinsi. Kasus pembakaran lahan terjadi pada putusan Pengadilan Negeri Meulaboh No. 131/Pid.B/2013/PN.Mbo. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam memutuskan sanksi hukuman terhadap terdakwa PT. Kallista Alam ini awalnya mempertimbangkan dahulu tuntutan Jaksa/Penuntut Umum yakni Pasal 108 jo Pasal 69 ayat (1) huruf (h) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi: 1 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 64

65 Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Dalam pokok tuntutannya Jaksa/Penuntut Umum juga menjatuhkan pidana denda terhadap terdakwa PT. Kallista Alam yang diwakili oleh Subianto Rusid sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar) rupiah. Adapun unsur-unsur tindak pidana yang membuktikan terdakwa bersalah adalah sebagai berikut: 1. Unsur setiap orang adalah orang atau badan hukum selaku subyek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban, dapat melakukan perbuatan hukum, dan dapat pula mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, terdakwa telah membenarkan identitasnya sebagaimana dimuat dalam surat dakwaan Jaksa/Penuntut Umum, tentang kebenaran identitas terdakwa tersebut juga telah dibenarkan oleh saksi-saksi di persidangan, sehingga Majelis hakim berpendapat bahwa dalam memeriksa dan mengadili perkara ini tidak terjadi kesalahan tentang orang yang didudukkan sebagai terdakwa. Dengan demikian setiap orang dalam hal ini adalah terdakwa yang

66 bernama PT. Kallista Alam yang diwakili oleh Direkturnya Subianto Rusid. 2 2. Unsur membuka lahan dengan cara membakar adalah melakukan serangkaian kegiatan untuk memperluas lahan yang dilakukan dengan cara membakar areal tertentu dan telah menimbulkan kerusakan tanah dalam hal ini lahan gambut yang dikelola oleh terdakwa PT. Kallista Alam. Dengan demikian unsur ini terpenuhi pada diri terdakwa. 3 3. Unsur dilakukan oleh badan hukum adalah subyek hukum mandiri yang salah satunya adalah Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. PT. Kallista Alam didirikan oleh notaris Liliani Handajawati Tamsil, SH Akta Notaris Nomor : 18 tanggal 11 Maret 1980 Perseroan Terbatas PT. Kallista Alam. Terdakwa sebagai badan hukum memiliki organ-organ yang jelas yaitu pengurus maupun komisaris, pemegang sahamnya serta menunjuk Subuanto Rusid sebagai Direktur Perseroan. 4 Berdasarkan semua unsur-unsur di atas menurut Majelis Hakim ada pada diri terdakwa dan telah terbukti secara sah dan meyakinkan di depan hukum. Setelah mempertimbangkan tuntutan Jaksa/Penuntut Umum, mendengarkan 2 Putusan Pengadilan Negeri Meulaboh No. 131/Pid.B/2013/PN.Mbo, 126-127. 3 Ibid., 138. 4 Ibid., 139.

67 keterangan saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti dalam memutuskan perkara Majelis Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh juga mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa yaitu antara lain. Hal-hal yang memberatkan: Perbuatan terdakwa telah mengakibatkan percepatan pemanasan global dan mengurangi zat karbon yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia. Hal-hal yang meringankan: Terdakwa belum pernah dihukum dan Terdakwa telah memberikan kontribusi positif dalam pembangunan Nagan Raya. Setelah mempertimbangkan tuntutan Jaksa/Penuntut Umum serta pertimbangan hakim sendiri terkait hal-hal yang memberatkan dan meringankan, Majelis Hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana denda sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dan membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh ini dinilai kurang memberikan suatu ketegasan, keseriusan hukum yang dapat menjerat pelakunya dengan hukuman yang berat sehingga menimbulkan efek jera. Begitupun tuntutan dari Jaksa/Penuntut Umum yang hanya menuntut terdakwa dengan hukuman denda sebesar Rp 3.000.000.0000,- (tiga milyar rupiah). Hukuman ini dirasa begitu ringan untuk tindak pidana pembakaran lahan yang dilakukan oleh suatu korporasi dan belum tentu menjamin bagi pelaku untuk

68 tidak mengulanginya di masa yang akan datang terbukti dengan adanya kasus pembakaran lahan yang terjadi setiap tahun. Memang banyak faktor yang harus diperhatikan oleh hakim untuk tegaknya keadilan, kebenaran, dan kepastian hukum. Hakim harus menjaga ketertiban persidangan, menguasai hukum materiil, menjaga hak-hak terdakwa, menguasai hukum acara dan sebagainya. Selain itu, dalam menjatuhkan putusannya terlebih dahulu hakim harus mengetahui hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa seperti bahwa terdakwa belum pernah dihukum dan terdakwa telah memberikan kontribusi positif dalam pembangunan Nagan Raya. Namun tetap saja denda sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dirasa ringan mengingat itu adalah denda minimal dalam Pasal 108 jo Pasal 69 ayat (1) huruf (h) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Belum lagi akibat dan kerugian lain yang ditimbulkan dari pembakaran lahan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan seperti pencemaran udara, gangguan penerbangan, gangguan pernapasan, terhambatnya kegiatan perekonomian karena asap pembakaran, dan lainnya. B. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan. Berdasarkan deskripsi kasus yang telah dipaparkan pada Bab III bahwa sanksi hukum yang dijatuhkan kepada terdakwa adalah denda sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dengan dijerat dengan Pasal 108 jo Pasal

69 69 ayat (1) huruf (h) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi: 5 Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Dalam Hukum Pidana Islam tindak pidana pembakaran lahan yang dilakukan oleh terdakwa PT. Kallista Alam ini termasuk dalam kategori jarimah ta zir karena tidak ada ketentuan nash mengenai tindak pidana ini. Para ulama membagi jarimah ta zir menjadi dua bagian yaitu jarimah yang berkaitan dengan hak Allah dan jarimah yang berkaitan dengan hak perorangan. Yang dimaksud dengan kejahatan yang berkaitan dengan hak Allah adalah sesuatu yang berkaitan dengan kemaslahatan umum. Misalnya membuat kerusakan di muka bumi termasuk di dalamnya pembakaran lahan, perampokan, pencurian, perzinaan, pemberontakan, dan tidak taat kepada ulil al-amri. 6 Ketika tindak pidana ta zir yang berkaitan dengan hak Allah terjadi, semua orang wajib mencegahnya sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Said al-khudlri: 7 5 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6 A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), 162. 7 Ibid., 164.

70 م ن ر أ ى م ن ك م م ن ك را ف ل ي غ ي ه ب ي د ه ف إ ن ل ي س ت ط ع ف ب ل س ان و ف إ ن ل ي س ت ط ع ف ب ق ل ب و و ذ ل ك أ ا ان Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. Hakim dalam hal ini diberi kewenangan untuk menjatuhkan hukuman bagi pelaku jarimah ta zir. Hukuman diancamkan kepada seseorang pembuat jarimah agar orang tersebut tidak mengulangi tindak kejahatan, juga memberi pelajaran kepada orang lain agar tidak berbuat jarimah. Penjatuhan pidana pada jarimah ta zir bukan semata-mata sebagai pembalasan dendam, yang paling penting adalah pemberian pendidikan dan pengayoman. Ini sejalan dengan pendapat Imam Al Mawardi, bahwa Ta zir adalah hukuman bagi tindak pidana yang belum ditentukan hukumannya oleh syara yang bersifat mendidik. Seperti yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa sifat yang dijadikan alasan (illat) untuk menetapkan hukuman tersebut adalah adanya unsur merugikan kepentingan atau ketertiban umum. Untuk terpenuhinya sifat tersebut maka harus memenuhi dua hal sebagai berikut. 1. Ia telah melakukan perbuatan yang menganggu kepentingan dan ketertiban umum. 2. Ia berada dalam kondisi yang mengganggu kepentingan dan ketertiban umum.

71 Apabila salah satu dari dua hal tersebut sudah dapat dibuktikan maka hakim tidak boleh membebaskan orang yang melakukan perbuatan tersebut, melainkan ia harus menjatuhkan hukuman ta zir yang sesuai dengan perbuatannya, walaupun sebenarnya perbuatan pelaku tersebut pada asalnya tidak dilarang dan tidak ada ancaman hukuman untuknya. Terhadap sanksi hukum yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa Subianto Rusid sebagai direktur PT. Kallista Alam dalam kasus pembakaran lahan pada Pengadilan Negeri Meulaboh perkara nomor 131/Pid.B/2013/PN.Mbo yang hanya dihukum dengan denda sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) walaupun syariat Islam tidak menetapkan batas terendah atau tertinggi dari hukuman denda dan hal ini sepenuhnya diserahkan kepada hakim dengan mempertimbangkan berat ringannya jarimah yang dilakukan oleh pelaku sanksi tersebut terlalu ringan, seharusnya mendapat sanksi lebih berat atau mendekati hukuman maksimal yakni Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sebagaimana kutipan Pasal 108 jo Pasal 69 ayat (1) huruf (h) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:...dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)...

72 Mengingat tindakan semacam ini akan terus terjadi dan menjadi kebiasaan apabila aparat penegak hukum yang terkait tidak bertindak maksimal dalam menerapkan hukuman. Maka disini diperlukan ketegasan Hakim dalam menjatuhkan hukuman agar memberikan efek jera kepada pelakunya dan membuat mereka berpikir dua kali sebelum mengulangi perbuatannya, dengan ini juga dapat ditambahkan sanksi hukuman ta zir yang lain seperti pengumuman kejahatan. Dasar hukuman pengumuman kejahatan sebagai hukuman ta zir adalah tindakan Umar terhadap seorang saksi palsu yang sesudah dijatuhi hukuman jilid lalu keliling kota. Jumhur ulama berpendapat bahwa mengumumkan kejahatan seseorang itu diperkenankan. Dalam mazhab Syafi i pengumuman juga boleh dengan menyuruh pencuri keliling pasar orang-orang pasar tahu bahwa ia adalah pencuri. Dengan demikian, menurut fuqaha sanksi ta zir yang berupa pengumuman kejahatan itu dimaksudkan agar orang yang bersangkutan menjadi jera dan agar orang lain tidak melakukan perbuatan serupa. Diantara jaimah yang dicontohkan oleh para ulama adalah saksi palsu, pencurian, kerusakan akhlak, kezaliman hakim, dan menjual belikan harta yang haram. Dari contoh diatas jelas bahwa sanksi ta zir yang berupa pengumuman kejahatan si pelaku itu diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan yang mempunyai pengaruh atau bahaya yang besar bagi masyarakat. Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk kejahatan-kejahatan lainnya yang atas pertimbangan kemaslahatan diperlukan pengumuman. Sanksi

73 pengumuman kejahatan ini merupakan sanksi tambahan dan bukan sanksi pokok, artinya hukuman yang ditambahkan kepada hukuman pokok tertentu. Perlu disinggung disini bahwa dengan sanksi pengumuman ini tidak dimaksudkan untuk menyebarluaskan kejahatan dan kejelekan seseorang. Namun, larangan penyebarluasan isu kejahatan itu manakala kejahatan tersebut masih berupa isu dan belum dibuktikan kebenarannya melalui proses pengadilan, sesuai dengan prinsip khusnuzhan. Akan tetapi bila kejahatan itu telah terbukti dan ada maslahatnya bila kasus itu diketahui umum, maka sanksi ta zir berupa pengumuman itu dapat dijadikan sebagai hukuman tambahan. Pengumuman kejahatan ini bisa dilakukan melalui media elektronik maupun media cetak, agar kedepannya dapat menjadi pelajaran bagi terdakwa untuk tidak mengulangi perbuatannya. Syariat Islam membolehkan menambah ta zir untuk mencapai makrud (dalam memberi pelajaran) atas suatu kesalahan.