HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG. Oleh: Risa Kurnia Fajri 1, Ardi 2,Helendra 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

Kepercayaan Diri dan Kemandirian Belajar Pada Siswa SMA Negeri X

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS-TUGAS SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

Risqilah Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

DAFTAR PUSTAKA. Daryanto, S.S. (1998). Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN (ESTEEM NEEDS) DENGAN KREATIFITAS BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SELF- REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI USU TIS A MUHARRANI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian yang akan dicapai secara sistematik, hal ini bertujuan agar hasil

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

Tabel 1. Tabel Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran 1

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Educational Psychology Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

*Hp: /

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Transkripsi:

Psikologia 2015, Vol. 10, No. 2, hal. 18-24 18 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA Nefi Darmayanti, Mulia Siregar dan Puspa Ega Harahap UIN Sumatera Utara dan Universitas Medan Area ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kemandirian belajar pada mahasiswa angkatan 2013 di Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area (UMA). Sebanyak 80 orang responden dipilih secara acak dan diminta untuk mengisi skala motivasi belajar yang terdiri dari 33 aitem dan skala kemandirian belajar yang terdiri dari 36 aitem. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Dari analisis data disimpulkan secara umum bahwa ada hubungan linier antara motivasi belajar dan kemandirian belajar pada mahasiswa angkatan 2013 di Fakultas Psikologi UMA (rxy = 0,778, p < 0,00). Mahasiswa diharapkan untuk mempertahankan motivasi belajar untuk meningkatkan kemandirian belajar. Kata-kata kunci : motivasi belajar ; kemandirian belajar ; mahasiswa THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND SELF-DIRECTED LEARNING ON STUDENTS OF MEDAN AREA UNIVERSITY ABSTRACTS The purpose of this study was to examine the correlation between learning motivation and self-directed learning on student in Faculty of Psychology class of 2013, University of Medan Area aged 18-25 years old, a total of 80 people were randomly selected for the research and asked to complete a 33 item of learning motivation scale and 36 item of self directed learning scale. The result from data analysis, which was use Pearson Product Moment techniques, has shown that the relationship between learning motivation and self directed learning on research sample were categorized as high correlation (rxy = 0,778, p < 0, 000). Students were expected to maintain the learning motivation to improve selfdirected learning. Keyword : learning motivation ; self-directed learning ; student *Korespondensi mengenai penelitian ini dapat dilayangkan kepada: nefi_fauzi@yahoo.co.id Rekomendasi mensitasi: Darmayanti, N., Mulia, S., & Ega, P, H (2015). Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar pada Mahasiswa Universitas Medan Area. Psikologia, 10(2), 18-24.

19 Dunia mahasiswa bukan lagi dunia sebagaimana layaknya SMA dan ini bukan hanya sekedar nama yang berbeda seperti: siswa menjadi mahasiswa, guru menjadi dosen, belajar menjadi kuliah atau sekolah menjadi kampus. Perbedaan ini ternyata membawa konsekuensi pula dalam cara belajar. Tidak sedikit mahasiswa gagal karena masih menggunakan cara belajar sewaktu mereka masih duduk di SMA karena sistem penilaian di SMA sangat berbeda dengan sistem penilaian di Perguruan Tinggi, terutama setelah diterapkannnya sistem kredit semester (Anonim, 2009). Sistem kredit semester (sks) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi tenaga pengajar (Anonim, www.unpad.ac.id). Diberlakukannya sks menghendaki adanya inisiatif secara mandiri dari individu mahasiswa tentang beban yang sesuai dengan kapasitasnya. Adanya sks ini, mahasiswa ditawarkan program pendidikan yang bervariasi, memungkinkan mereka memilih dan menentukan sesuai dengan bakat, minat, dan kapasitasnya masing-masing yang menuntut mahasiswa untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri. Mahasiswa dituntut untuk bias mengembangkan kemandirian belajarnya. Kemandirian belajar menurut Miarso (2004) adalah pengaturan program belajar yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap pembelajar dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajarnya sendiri. Berdasarkan definisi tersebut kemandirian belajar digambarkan sebagai aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan, pilihan, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Knowles (dalam Nurhayati, 2011) menyebut kemandirian belajar yaitu suatu proses di mana individu mengambil inisiatif dengan atau bantuan orang lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajar. Pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang kurang mampu mengembangkan kemandirian belajar mereka. Artinya, mereka masih sangat tergantung dan hanya mengandalkan penjelasan dosen saat memberikan kuliah di kelas. Mereka tidak berusaha untuk mencari informasi lain untuk menambah wawasan dan pengetahuannya dengan mengunjungi perpustakaan atau mencari sumber-sumber informasi lainnya. Beberapa fenomena terlihat jelas di lapangan, seperti banyak mahasiswa masih suka menyalin pekerjaan teman baik dalam hal tugas maupun catatan perkuliahan, mahasiswa tidak memiliki persiapan materi yang akan dibahas dalam perkuliahan, hanya mengandalkan sumber belajar dari dosen tanpa mencari sumber belajar lain, dan mahasiswa memperbanyak modul di saat hari ujian berlangsung sehingga tidak ada persiapan khusus. Fenomena di atas merupakan bentuk perilaku yang menunjukkan rendahnya kemandirian belajar pada mahasiswa. Dalam proses belajar, seharusnya seorang

20 mahasiswa tidak (terus-menerus) menggantungkan diri kepada bantuan, pengawasan dan pengarahan dosen atau orang lain, tetapi didasarkan pada motivasi diri untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Terutama untuk proaktif dalam mengelola kegiatan belajarnya (Nurhayati, 2011). Sikap kemandirian belajar sangat penting dan perlu ditumbuhkembangkan pada mahasiswa sebagai individu yang diposisikan sebagai peserta didik, karena dengan tumbuh kembangnya kemandirian belajar, mahasiswa dapat melakukan sendiri hal-hal yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri dengan petunjuk seperlunya dari dosen tanpa dikendalikan atau menggantungkan diri kepada dosen maupun orang lain. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak memiliki kemandirian belajar akan bergantung kepada orang lain, baik pada teman maupun dosen.(rosyidah, 2010) Menurut Cobb (dalam Hutapea, 2013) ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut diantaranya, yaitu motivasi belajar, self efficacy dan tujuan (goals). Salah satu faktor yang telah disebutkan adalah motivasi belajar. Sebagaimana, yang diungkapkan oleh Nurhayati (2011) bahwa dalam mencapai kemandirian belajar mahasiswa harus mempunyai bekal motivasi belajar. Pengaruh motivasi sangat berperan penting dalam memulai, memelihara, melaksanakan proses belajar dan mengevaluasi hasil belajar. Selain itu, motivasi belajar juga dapat memandu mahasiswa dalam mengambil keputusan, menopang menyelesaikan tugas sedemikian rupa sehingga tujuan belajar tercapai. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kemandirian belajar yang ditimbulkan. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya, mahasiswa yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran dan akibatnya banyak mengalami ketinggalan dalam materi perkuliahan. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar mahasiswa adalah motivasi belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti tentang Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Kemandirian Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. METODE Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Stambuk 2013 di Universitas Medan Area dengan jumlah 319. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan cara diberi nomor urut 1 (satu) sampai dengan banyak subjek.

21 Sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah 80 orang. Alat ukur Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua skala. Skala pertama adalah motivasi belajar yang disusun menurut aspek yang dikemukakan oleh Frandsen (dalam Suryabrata, 2006) yang meliputi 6 aspek motivasi belajar, yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri sendiri dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, adanya keinginan untuk mendapat rasa aman bila menguasai pelajaran dan adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Skala kedua adalah skala kemandirian belajar yang disusun menurut aspek yang dikemukakan oleh Nurhayati (2011) yang meliputi 3 aspek kemandirian belajar, yaitu perencanaan belajar, kemandirian dalam pelaksanaan proses belajar dan kemandirian dalam mengevaluasi hasil belajar. Skala kemandirian belajar dan skala dukungan sosial orangtua ini dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert. Aitem aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorabel dan tidak favorabel. Bobot penilaian untuk pernyataan favorabel yaitu: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak favorabel yaitu: SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Prosedur Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Perhitungan korelasi tersebut menggunakan program SPSS 18 for Windows. HASIL 1. Hasil Uji Asumsi a. Uji Normalitas Sebaran Suatu variabel dapat dikatakan normal jika nilai p>0,05. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk skala kemandirian belajar diperoleh p= 0,200, yang artinya p>0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. b. Uji Linearitas Hubungan Berdasarkan uji linearitas, dapat diketahui apakah variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini dapat atau tidak dianalisis secara korelasional Sebagai kriterianya apabila p < 0,05 maka dapat dinyatakan mempunyai derajat hubungan yang linear. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa p sebesar 0,000 yang artinya p < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dengan kemandirian belajar terdapat hubungan yang linier. 2. Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Korelasi Product Moment, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi

22 belajar dengan kemandirian. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy = 0,778 ; p < 0,05 Hasil ini mengartikan bahwa Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi kemandirian belajarnya, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka semakin kemandirian belajarnya. Dengan demikian maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Koefisien determinan (r 2 ) dari hubungan diatas adalah sebesar r 2 = 0,606. Hal ini menunjukkan kemandirian belajar dipengaruhi sebesar 60,6%. DISKUSI Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Dengan koefisien korelasi rxy = 0,778 ; p < 0,05. Artinya semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi kemandirian belajar, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar, maka semakin rendah pula kemandirian belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu ada hubungan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Diterimanya hipotesis di atas erat kaitannya dengan pendapat dari Nurhayati (2011) bahwa dengan kemandirian belajar akan menimbulkan sikap dan kemampuan mahasiswa dengan penuh inisiatif, kesadaran, usaha dan tanggung jawab sendiri, baik dalam hal merencanakan belajar, mengikuti proses belajar, maupun mengevaluasi hasil belajarnya. Sependapat dengan Isroah dan Sumarsih (2013) bahwa mahasiswa yang memiliki kemandirian belajar secara aktif berpartisipasi dalam menentukan apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara belajarnya. Mahasiswa tidak bergantung pada pengarahan dosen yang terus menerus tetapi mahasiswa mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri, serta mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Hasil lain yang ditunjukkan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa 60,6% kemandirian belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar. Selain itu, dari penelitian ini diketahui secara umum para mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area memiliki motivasi belajar yang tergolong tinggi dan kemandirian belajar yang juga tergolong tinggi. Diketahui memiliki motivasi belajar yang tinggi sebab adanya perhatian terhadap materi pelajaran, adanya ketekunan dan keuletan dalam belajar, adanya keinginan untuk menyeleksi tugas, adanya kemauan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, adanya keinginan untuk bertanya terhadap materi yang belum dikuasai, menentukan kebutuhan belajarnya dan bertanggung jawab untuk merencanakan serta melaksanakan proses belajarnya. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, maka mahasiswa akan memiliki kemandirian belajar yang tinggi juga. Hal ini dapat dilihat dengan adanya minat membaca buku yang tinggi, mahasiswa mengerjakan makalah sendiri untuk tugas individu dan mampu mempertanggungjawabkannya dalam presentasi, menghitung sendiri nilai IP/IPK yang diperoleh pada setiap

23 semesternya, menentukan waktu dan jadwal belajarnya secara optimal sehingga dapat menguasai materi mata kuliah yang dipelajari dan mantap merencanakan sendiri tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi belajar yang akan datang. Hasil ini didasarkan pada nilai hipotetik dan nilai rata-rata hipotetik motivasi belajar adalah sebesar 82,5 sementara nilai rata-rata empiriknya 101,487 sedangkan nilai rata-rata hipotetik kemandirian belajar sebesar 90 dan nilai rata-rata empiriknya sebesar 108,900. 1. Saran a. Saran Kepada Subjek Penelitian Kepada subjek penelitian diharapkan agar dapat mempertahankan dan mengaplikasikan kemandirian belajar, baik di rumah maupun di kampus, misalnya memilih sendiri mata kuliah sesuai dengan minat dan kemampuannya, berminat membaca bucu, bertanggung jawab menulis makalah sendiri dalam tugas individu,, percaya diri dalam melakukan presentasi, berinisiatif menghitung sendiri IP/IPK dan merencanakan sendiri tindakan untuk mempertahankan prestasi belajar di masa yang akan datang. b. Saran Kepada Peneliti Berikutnya Menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang sejenis untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemandirian belajar dan juga ciri-ciri dari kemandirian belajar. Menggunakan subjek penelitian yang lebih luas atau universitas lain untuk dibandingkan hasilnya. Dan sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang proposional baik dari segi usia maupun jenis kelamin agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih representatif. c. Saran Kepada Universitas Diharapkan kepada pihak Universitas Medan Area agar meningkatkan motivasi belajar pada mahasiswa melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dimiliki, seperti meningkatkan jangkauan dan memperkuat jaringan internet (wi-fi) di kampus sehingga mempermudah mahasiswa dalam mengakses sumber bacaan yang dibutuhkan. Ini dimaksudkan agar kemandirian belajar mahasiswa menjadi semakin meningkat. REFERENSI Hutapea, Welf Davey Peatree. (2013). Hubungan Antara Self Eficacy Dengan Kemandirian Belajar pada Siswa-Siswi Kelas X Di SMK Nusa Penida Medan. Skripsi. Medan : Universitas Medan Area Isroah dan Sumarsih. (2013). Analisis Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Vol. XI, No. 1. Tanggal unduh: 22 November 2014. Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Nurhayati, Eti. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

24 Rosyida. (2010). Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Hasil Belajar Matematika pada Siswa MTsN Parung-Bogor. Skripsi. Jakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Cipta.