BAB. III PEMASARAN SOSIAL DAN HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB. IV PEMASARAN HUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia perdagangan terbilang sangat ketat. Apalagi dengan. konsumen di dalam perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha. Konsumen merupakan daya belinya dan berubah pola konsumsinya sehingga

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB II Landasan Teori

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

Matakuliah : Pengantar Pemasaran Tahun : Mengatur Hubungan Pelanggan Pertemuan 1 Buku 1 Hal: 1-38

Setelah mempelajari Bab ini

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan pelanggannya.. Dalam menghadapi persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam era

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis makin dihadapkan pada persaingan yang ketat dewasa

Manajemen Pemasaran. Pemasaran? Manajemen pemasaran. Proses pemasaran. Memahami pasar & pelanggan. Konsep inti pasar 4/23/2014

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dewasa ini telah memasuki era baru, di mana perusahaan lebih UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Marketing Communication Management

UCAPAN TERIMA KASIH BAB I MARKETING PLAN DALAM BISNIS

1.1 Latar Belakang Masalah

Tiga komponen barang yang ditawarkan. bab 12

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan teknologi yang semakin canggih dan arus informasi yang sangat cepat

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

Oleh : HP :

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan produk makanan ringan. Sejalan dengan hal itu tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

Integrated Marketing Communication II

BAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

BAB I PENDAHULUAN. barang yang lengkap, nyaman dan layak bagi konsumen. Dengan kemajuan perusahaan yang bergerak dibidang retail di Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran pun turut berkembang. Kegiatan pemasaran dewasa ini lebih

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menganggap binatang peliharaan sebagai bagian dari keluarga. Hobi akan

Transkripsi:

BAB. III PEMASARAN SOSIAL DAN HIJAU Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan; 1) Perkembangan permasalahan sosial 2) Pelaksanaan Pemasaran Hijau 3) Implementasi Pemasaran Sosial dan hijau 4) Kendala penerapan pemasaran sosial dan hijau 1.1. Perkembangan Pemasaran Sosial Sebagaimana dijelaskan dalam orientasi pemasaran, didapat satu konsep pemasaran sosial yang kemudian berkembang dengan konsep pemasaran hijau. Adapun ide daripada konsep pemasaran hijau adalah menempatkan lingkungan perusahaan ataupun industri sebagai bagian daripada sasaran perusahaan. Artinya, perusahaan aktif mempertimbangkan bahwa kelestarian dan keberlanjutan lingkungan melalui seluruh kegiatan perusahaan, tidak hanya dalam produksi akan tetapi juga dalam kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, keberadaan lingkungan dalam arti luas harus diinternalisasikan oleh perusahaan menjadi bagian pencapaian tujuannya. Adapun konsep pemasaran yang selaras dengan permasalahan hijau adalah pemasaran sosial yang intinya adalah mempertimbangkan keselarasan sosial temasuk lingkungan ke dalam permasalahan bisnis. Corak dan praktek daripada pemasaran hijau senantiasa mengalami perubahan dari masa ke masa. Akan tetapi patut dicatat dua hal yang menjadikan tekanan kepada bisnis untuk menerapkan permasalahan hijau. a. Tekanan konsumen. Konsumen bagaimanapun raja, itu adalah pepatah yang tak terelakkan. Konsumen kritis pada akhirnya mengorganisir diri ke dalam satu organisasi, bahkan sampai menjadi partai yang menciptakan kekuatan. Mekanisme daripada kekuatan ni adalah pandangan kritis terhadap semua praktik bisnis perusahaan yang tidak dapat disembunyikan sehingga harus memenuhi tuntutan yaitu keberlanjutan lingkungan. Dalam kaitan ini mulai dari awal sampai akhir daripada proses produksi senantiasa dituntut untuk memberikan kepastian bahwa keberlanjutan lingkungan harus terpenuhi. b. Tekanan pemerintah. Peran pemerintah dalam hal ini adalah memberikan nuansa politik. Pemerintah dan partai pemenang pemilu tidak ketinggalan memberikan tekanan terhadap seluruh praktik perusahaan agar memenuhi

aspek keberlanjutan lingkungan secara luas. Aspek ini menuntut bahwa seluruh makhluk hidup harus senantiasa dapat memenuhi kehidupan. Tekanan pemerintah ini diterapkan melalui peraturan, kebijakan sampai kepada program yang memberikan insentif dan disentif. Di Indonesia dikenal program Proper yang dikoordinir oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang memberikan dukungan kepada perusahaan yang mengikuti pemasar. Disamping memberikan dukungan, Pemerintah mengenakan hukuman dan ancaman kepada perusahaan agar senantiasa menerapkan program pemerintah di bidang pembangunan yang berkelanjutan. Kedua hal di atas senantiasa berinteraksi dan saling mengendalikan. Tekanan daripada konsumen pada akhirnya memaksa pemerintah ke arah praktek pemasaran hijau. 1.2. Pemasaran Hijau Ada banyak konsep yang terkait dengan pemasaran hijau, green marketing, green product, echo product dll. Akan tetapi intinya adalah tuntutan terhadap para pemasar untuk mengenakan pertimbangan keberlanjutan dalam arti yang luas. Namun konsep apapun yang dikenakan implementasi pemasaran hijau berkaitan dengan dua hal yaitu pemenuhan tujuan perusahaan dan konsumen. Adapun kegiatannya bisa berbeda antara satu perusahaan terhadap perusahaan lain, sesuai dengan pesan yang diharapkan oleh perusahaan. Bagi perusahaan dimana limbahnya menyebabkan kerusakan lingkungan, maka penerapan pemasaran hijau ada mengurangi atau menghilangkan kerusakan lingkungan yang mungkin disebabkannya. Karena itu praktik daur ulang (recycle) menjadi bagian penting bagi perusahaan dimana sisa produknya mengakibatkan kerusakan lingkungan. Lain halnya bagi industri dimana proses produksinya mengakibatkan kerusakan, maka sejak dini di awal produksi telah dilakukan pencegahan. Artinya permasalahan di hilir dan di hulu menjadi pilihan bagi perusahaan untuk menerapkan apa yang akan dilakukan sebagai upaya pemasaran hijau. Dengan demikian, pemasaran hijau menyangkut dua hal yaitu memperbaiki kualitas lingkungan dan kepuasan pelanggan. Adapun sifat daripada hubungan dua hal ini adalah simbiotik, satu dengan lainnya saling melengkapi. Tidak ada perasaan bertentangan antara memuaskan konsumen dengan perbiakan lingkungan, karena

perbaikan lingkungan adalah tuntutan daripada pelanggan. Artinya bilamana pemasar memperbaiki lingkungan itu adalah bagian daripada pemenuhan kepuasan pelanggan. Akan tetapi, haruslah digarisbawahi bahwa hubungan antara praktik produksi yang mengutamakan perbaikan lingkungan semata-mata langsung akan memuaskan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini pelanggan mempunyai standar sendiri tentang apa yang diketahui dan apa yang diharapkan mereka dalam praktik pemasaran. Artinya apa yang dikuatirkan oleh pemasar bahwa bilamana pemasar sudah merasa telah mempraktikkan pemasaran hijau, produk mereka akan terjual. Apapun persyaratannya adalah bahwa kebutuhan pelanggan adalah hal yang paling penting. 1.3. Implementasi Pemasaran Sosial dan Hijau Dalam pemasaran hijau, berdasarkan penjelasan di atas bagaimanapun harus fokus kepada kebutuhan pelanggan, karena memang ini sudah menjadi filosofi daripada bisnis moders. Istilah pemasaran hijau dalam hal ini akan tumpang tindih dengan pengertian produk hijau. Karena pada konsep produk hijau pemahamannya adalah menghasilkan produk yang mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Sementara dalam pemasaran hijau intinya tidak saja menghasilkan akan tetapi mendidik pelanggan untuk peduli terhadap produk hijau. Sebagai bagian daripada implementasi, patutlah diingat bagaimana para pemasar diilhami oleh praktek 4P yaitu Product, Price, Place and Promotion yang dikenal sebagai bauran pemasaran. Dalam konteks pemasaran sosial komponen ini ditambah menjadi kemitraan (partnership) dan kebijakan (policy). Kemitraan maksudnya adalah bahwa perusahaan tidak dapat berjalan sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan pelanggan akan nilai produk yang disampaikan. Adapun nilai yang disampaikan haruslah berisikan pesan akan pentingnya aspek lingkungan. Hal demikian hanya dapat berjalan bilamana didukung oleh adanya kebijakan perusahaan. Kebijakan adalah produk internal perusahaan yang menganggap pentingnya perusahaan menyampaikan produk yang mengandung nilai lingkungan. Bila mempertimbangkan antara kemitraan dan kebijakan perusahaan maka peran

daripada pendidikan (consumer enlightening) sangat penting, karena dalam konteks inilah ada interaksi antara perusahaan dan pelanggan. Apa yang dapat disampaikan oleh pemasar adalah menyampaikan pesan atas produk mereka terhadap pelanggan. Pesan demikian berkaitan dengan nilai, bagaimanapun nilai akan menjadi penentu apakah satu produk diterima atau tidak di pasar, dianggap inferior atau tidak bilamana dibanding dengan produk lain. Pemasar dalam hal ini harus dapat mempertegas nilai produk yang diberi label hijau. Dalam kaitan ini perhatikan tabel berikut bagaimana pesan pemasaran hijau dapat disampaikan kepada pasar. Tabel 3.1. Pesan Yang Harus Termaktub Tentang Pemasaran Hijau No. Nilai Pesan dan Produk 1 Efisiensi dan keefektifan biaya Cara melihat efisiensi mencuci pakaian adalah melihat pembayaran air. Penggunaan air pada dasarnya bukan saja berkaitan dengan air akan tetapi dengan listrik. Membudidadyakan usahatani organik. Selamatkan lingkungan selamatkan jiwa. 2 Kesehatan dan keamanan 3 Kinerja Enerji menggunakan sinar matahari 4 Simbolisme Bersihkan juga pikiran, bukan lagi hanya wajah 5 Convenient Bola lampu Generic Electric yang tahan lama 6 Bundling Kinerja dan luksorius digerakkan oleh teknologi inovatif. Untuk menjadikan pemasaran hijau tidak sebagai marketing Myopia, berdasarkan praktik perusahaan yang berhasil dapat dirangkum dalam tiga hal berikut. 1. Memposisikan nilai kepada pelanggan. Untuk dapat mempromosikan pemasaran hijau maka sampaikan nilai kepada pelanggan dan tentukan pasar sasaran secara tepat. Buatkan arus agar pelanggan peduli terhadap nilai lingkungan, 2. Tingkatkan pengetahuan pelanggan. Memberikan pendidikan, siapkan atribut produk dan siapkan komunikasi melalui pelayanan online dengan pelanggan. 3. Kredibilitas dan tuntutan produk. Kenakan kesempatan tuntutan pelanggan terhadap produk secara spesifik, berarti, dan tetap. Siapkan sertifikat produk, siapkan pesan kepada pelanggan tentang produk yang dihasilkan yang memenuhi produk hijau. Yudelson J (2007) menuliskan tujuh prinsip penerapan pemasaran hijau.

1. Pangsa pasar. Pemasar memilih pasar sasaran yang memberikan kemampulabaan yang maksimal dan fokus kepada sasaran tersebut. Dalam kaitan ini harus dijalankan program STP dan Diferensiasi. Kegiatan pada intinya adalah penentuan pangsa pasar, penentuan sasaran, penentuan posisi dan diferensiasi. Dengan demikian, maka pemasaran hijau dilaksanakan sama dengan produk lainnya, dan untuk itu hanya bisa berhasil bilamana dilakukan diferensiasi. Targeting dalam hal ini dapat dibatasi kepada proses yang digunakan oleh per untuk fokus dan menyusun upaya, khususnya dalam hal pelayanan dan rekayasa produk. 2. Memilih pasar kompetitif. Pilihlah pelanggan yang kompetitif dengan cara mengenali karakterisitk berikut: pengadopsi dini teknologi, mungkin mereka potensil terhadap terhadap pendekatan baru, mungkin mereka pencipta opini, mereka dapat disentuh dengan biaya yang murah. 3. Posisikan perusahaan anda sebagai pemimpin. Merancang barang dan imaje yang dapat membangun penawaran dan imaje lebih baik membangun posisi terhadap perusahaan pesaing. Pemposisian adalah kegiatan komunikasi yang bertujuan merubah pandangan pelanggan prosfek menciptakan perbedaan produk hijau. Adapun karakteristik adalah: Pentingnya manfaat yang disampaikan, tidak dapat diklaim oleh pesaing, superior kepada yang lain yang menawarkan manfaat yang sama, 4. Diferensiasi pengembangan produk. Diferensiasi merupakan tindakan untuk membedakan produk hijau, bahkan yang fungsinya sama dihasilkan oleh orang lain, sehingga lebih baik dibanding pesaing terhadap perusahaan lain. Kegiatan pemasaran yang menopang ini antara lain adalah: kampanye periklanan, perbaiki hubungan, kelola public relation, sewa orang yang mempunyai kecakapan berbeda, terlibat dalam hal pelayanan, khususnya dalam hal penetapan mewujudkan konsultasi. 5. Menjadi penghasil produk hijau dengan biaya rendah. Biaya bagaimanapun masih menjadi penentu posisinya di pasar. sehingga, prinsip efisiensi dalam menghasilkan produk tetap digunakan. 6. Fokus kepada tatakelola hubungan diferensiasi. Bagaimanapun sebagai satu produk, pemasaran hijau haruslah tertata sedemikian rupa sehingga prakteknya dapat menunjukkan hasil. Artinya bilamana dilakukan praktik pemasaran hijau, maka harus dapat teramati dampaknya. Sehingga, perusahaan dalam hal ini senantiasa dapat mengamati hasil yang diperoleh dari praktik pemasaran hijau. 7. Bangun imaje merek. Imaje bagaimanapun menjadi bagian yang harus dikembangkan. Prinsip bahwa imaje perusahaan harus lebih baik dibanding imaje perusahaan lain harus diterapkan oleh pemasaran melalui satu komunikasi yang efektif. 1.4. Kendala Berbagai kendala yang mungkin muncul dalam penerapan pemasaran hijau adalah sebagai berikut.

1. Pemahaman manajemen. Pemahaman manajemen terhadap konsep dan pentingnya pemasaran hijau menjadi kendala pertama, karena pandangan manajemen tradisional cenderung kepada upaya mengurangi biaya daripada memperoleh manfaat pada jangka panjang atas satu program dan kebijakan yang diambil perusahaan. Oleh karena itu, hal pertama yang dihadapi dalam praktik ini adalah menyangkut pemahaman manajemen khususnya manajemen puncak. 2. Praktik pemasaran myopa. Praktek ini mengkhawatirkan berkembang oleh satu kenyataan bahwa bilamana satu program dilaksanakan seakan-akan sudah menjadi jaminan bahwa program akan berhasil. Dalam pemasaran hal ini dikenal sebagai pemasaran myopa. Hal ini terjadi karena adanya program yang tidak dapat terimplementasikan dengan baik. 3. Tuntutan. Praktek kebijakan pemasaran yang terlalu mempertimbangkan tuntutan stakeholder juga pada akhirnya menjadikan program tidak fokus terhadap kebutuhan. Padahal fokus pemasaran hijau adalah untuk memberikan manfaat baik kepada pelanggan maupun perusahaan dalam jangka panjang.