Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan

dokumen-dokumen yang mirip
2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sehat, baik fisik-bio-psiko-sosio-spiritual. Karena dengan kondisi sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. progresif dan lambat, serta berlangsung dalam beberapa tahun. Gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

penyakit yang merusak massa nefron ginjal.

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita penyakit ginjal kronik (PGK) atau disebut juga dengan gagal ginjal kronik (GGK), diindonesia dari tahun ke tahun kasusnya semakin meningkat, menurut surveiyang dilakukan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) didapatkan bahwa seiring dengan meningkatnya angka kejadian penyakit metabolik dan degenerasi, meningkat pula jumlah penderita penyakit ginjal kronik (PGK) dan diperkirakan setiap tahun terjadi peningkatan 5-10% pasien PGK stadium 5, dan terapi pengganti ginjal (TPG) merupakan suatu tindakan perawatan yang diperlukan untuk penderita penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 5. Pasien PGK stadium 5 yaitu bila laju filtrasi glomerulus (LFG) berkurang dibawah 15 ml/menit/1,73 m 2. Sedangkan data mengenai pasien dengan Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) lebih banyak didapatkan dari rumah sakit dan unit pelayanan dialisis (Roesli, 2013). Penyakit ginjal kronik (PGK) atau gagal ginjal kronik (GGK) sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah setiap kerusakan ginjal(kidney damage)atau penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)/ estimated Glomerular Filtration Rate(eGFR)<60 ml/menit/1,73 m 2 untuk jangka waktu >3 bulan (PERNEFRI, 2011).Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah), serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal (Nursalam, 2006).Kebutuhan akan terapi pengganti ginjal (TPG) semakin meningkat seiring dengan meningkatnya prevalensi penderita penyakit ginjal kronik (PGK). Terapi hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal (TPG) selain terapi pengganti ginjal lainnya seperti transplantasi ginjal dan peritoneal dialisis. 1

2 Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan akibat penurunan laju filtrasi glomerulus dengan mengambil alih fungsi ginjal yang menurun menggunakan membran dialiser dengan teknik dialisis atau filtrasi, dapat dilakukan pada kondisi akut ataupun kronik (renal support & renal replacement) (PERNEFRI, 2013).Menurut Lubis (2006), dialisis adalah terapi pengganti ginjal (TPG), terapi ini dapat membantu atau mengambil alih fungsi ginjal yang telah rusak.pasien yang menjalani terapi hemodialisis dalam jangka waktu yang lama atau dalam arti menjalani seumur hidupnya, sehingga pasien harus menyesuaikan diri terhadap kondisi sakitnya yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Keadaan tersebut jika terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka akan muncul adanya stres. Perubahan tersebut dapat menjadi penyebab yang diidentifikasikan sebagai stressor. Pasien biasanya mengalami masalah keuangan, seksual, pekerjaan, hubungan sosial, maupun sampai dengan masalah kematian. Stres merupakan respons tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Suatu kondisi dinamik dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diharapkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting (Suliswati, 2005).Stres diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak menyenangkan atau mungkin penyakit. Dalam masyarakat umum diartikan bingung, takut, susah. Sedangkan stresor adalah suatu kejadian, keadaan ataupun sebuah pikiran yang mengganggu keseimbangan kita.stresor merupakan agen yang menimbulkan stres, yang bisa terjadi tanda dan gejala seperti merasa gelisah dan tidak dapat bersantai, menjadi lekas marah dan seperti akan meledak bila ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan kemauan, terdapat waktu-waktu dengan perasaan sangat lelah, sukar berkonsentrasi, kehilangan minat, menjadi khawatir terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak dapat diselesaikan hanya dengan perasaan khawatir saja, dan berulangkali merasa kehilangan perspektif atau merasa masa depan suram (Maramis, 2006).

3 Selama ribuan tahun, manusia selalu mencari kesembuhan atau penyembuh di segala penjuru dunia dengan menempuh berbagai cara dan upaya. Sebagian manusia berpendapat bahwa kesembuhan ada dalam persembahan kepada dewa-dewa, menyembah matahari, mengagungkan api, dan ritual-ritual menyimpang lainnya. Ketika Rasulullah SAW datang, beliau memberikan batasan yang benar dalam pengobatan, sebagaimana Allah SWT menurunkan Al Qur an kepada Rasulullah SAW sebagai penyembuh bagi kaum mukmin.selama empat belas abad, terapi Al Qur an telah menjadi sesuatu yang tidak asing bagi kaum mukmin. Mereka mengobati penyakit apapun dengan dasar keimanan kepada Allah SWT, sesuai dengan firmannya : Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al Qur an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (Q.S Yunus [10]: 57). Alasan sebagian orang yang tidak bisa menerima terapi Al Qur an adalah tidak adanya penjelasan ilmiah yang kasat mata atau bisa dinalar oleh ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Mungkin muncul pertanyaan, Ketika seseorang yang sedang sakit mendengarkan suara bacaan Al Qur an, apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam tubuhnya, ketika sesuatu yang rumit berlaku dan menyebabkan kesembuhannya?.terapi Al Qur an adalah membacakan dan atau didengarkan ayat Al Qur an pada seseorang yang sedang sakit atau seseorang yang sakit membaca Al Qur an secara langsung. Bacaan Al Qur an mengandung dua muatan yaitu pertama, suara verbal ayat yang dibacakan oleh terapis atau dibaca pasien sendiri, dan kedua, makna-makna yang dikandung oleh ayat-ayat tersebut. Secara teori, suara adalah rangkaian gelombangatau getaran yang bergerak cepat di udara, kecepatannya kurang lebih 340 m/detik, getaran atau gelombang suara dihitung berdasarkan hertz, yaitu satuan ukuran atas jumlah getaran dalam satu detik, gelombang tersebut berbeda pada setiap manusia dan bergantung pada bentuk verbal yang di ucapkannya (Abduddaim, 2010).Gelombang tersebut menyebar di udara dan diterima oleh telinga, gelombang tersebut berpindah dan berubah menjadi sinyal listrik yang

4 bergerak melalui saraf pendengaran menuju belahan pendengaran dalam otak, lalu sel-sel yang ada dalam otak meresponnya yang kemudian berpindah ke berbagai wilayah otak, khususnya wilayah bagian muka atau depan. Wilayahwilayah otak itu bekerja secara bersamaan dalam merespons sinyal-sinyal dan menerjemahkannya kedalam bahasa yang dimengerti oleh sel-sel atau alat tubuh lain dari manusia. Oleh karena itu, ketika tubuh manusia bertemu dengan sebuah suara, maka suara itu akan berefek pada sistem getaran tubuh, khususnya bagian tertentu yang akan merespons untuk kemudian kembali pada frekuensi getaran yang normal. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong merupakan rumah sakit swasta yang memiliki falsafah Pelayanan yang Islami dalam Rangka Mengharap Ridho Allah SWT, serta mempunyai motto Melayani dengan Ramah, Santun, dan Islami. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong dalam perjalanannya selama berpuluhan tahun sudah mempunyai banyak pelayanan yang sudah diberikan, salah satunya pelayanan unit hemodialisis yang sudah beroperasi lebih dari 4 tahun, serta sudah mempunyai banyak pasien yang rutin menjalani hemodialisis, meskipun terdapat pula pasien yang sudah meninggal dunia, serta pasien yang melakukan traveling atau pindah rumah sakit lain untuk melanjutkan program hemodialisisnya. Berdasarkan data yang didapatkan pada tanggal 1 Maret 2014, tercatat jumlah pasien tetap setiap bulannyayang menjalani hemodialisis rutin berjumlah ±70 orang, terkadang dalam 1 (satu) bulan terdapat pasien yang meninggal dunia sejumlah 1-3 orang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap 35 pasien, yang terdiri dari pasien lama dan baru, didapatkan data bahwa hampir 50% pasien yang menjalani hemodialisis merasa stres, cemas, jenuh, dan perasaan lainnya. Kemudian didapatkan data bahwa hampir 70% pasien yang masih kurang dalam pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya, seperti shalat khusyu, berdo a dengan khusyu, siraman rohani maupun membaca dan mendengarkan ayat-ayat Al Qur an.

5 Unit hemodialisis selain memberikan pelayanan berupa cuci darah pada pasien gagal ginjal kronik secara rutin, terdapat pula pelayanan bimbingan rohani islam yang dilakukan perawat seperti mengajarkan shalat dan do a bagi orang sakit, selain itu juga bimbingan rohani khusus oleh petugas bina rohani islam rumah sakit yang memberikan ceramah keagamaan maupun motivasi yang dilakukan selama 3 kali dalam seminggu, dimana durasi setiap pertemuan yaitu 20-30 menit.menganalisa dari kondisi pasien yang sebagian besar masih sangat memerlukan dukungan spiritual, maka kebutuhan pasien akan pelayanan yang berfokus pada sisi spiritualitas diatas, tentu sangat perlu untuk ditingkatkan pemenuhannya, sehingga masih perlu untuk dilakukan cara atau metode pendukung lainnya sehingga kebutuhan spiritualitas pasien dapat terpenuhi dengan maksimal, serta dapat membantu dalam proses penyembuhan pasien. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan Adakah Efektivitas Terapi Bacaan Al Qur an terhadap PerubahanTingkat Stres pada Pasien Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gombong?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Utama Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasitentang Efektivitas Terapi Bacaan Al Qur an terhadap Perubahan Tingkat Stres pada Pasien Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. 2. Tujuan Khusus a. MengidentifikasiTingkat Stres pada Pasien Hemodialisissebelum diberikan Terapi Bacaan Al Qur an di RS PKU Muhammadiyah Gombong. b. MengidentifikasiTingkat Stres pada Pasien Hemodialisis sesudah diberikan Terapi Bacaan Al Qur an di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

6 c. MengidentifikasiPerubahanTingkat Stres pada Pasien Hemodialisis yang diberikan Terapi Bacaan Al Qur an di RS PKU Muhammadiyah Gombong. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan terdapat manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan digunakan secara khusus dalam ilmu keperawatan terutama untuk pengembangan intervensi keperawatan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi referensi bagi khazanah ilmu dalam bidang penelitian selanjutnya, khususnya ilmu keperawatan yang berorientasi pada keperawatan islami dengan pendekatan kebutuhan spiritualitas selain terapi suara: bacaan Al Qur an hubungannya dengan tingkat stres pasien. b. Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi referensi bagi bidang manajemen keperawatan RS PKU Muhammadiyah Gombong dalam pengembangan dan penatalaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP), serta dapat menjadi sarana kepada perawat dan petugas rohani islam dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. c. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan umat islam khususnya tentang penyembuhan terhadap stres dengan menggunakan mukjizat Al Qur an yang merupakan wahyu Allah SWT. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Rahmawati (2008), yang berjudul Perbedaan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah Terapi Musik pada Kelompok Remaja di Panti Asuhan Yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang. Dengan jenis penelitian yang digunakan adalah preeksperimental dengan rancanganone group pre dan post

7 design.berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tingkat stres remaja sebelum dan sesudah terapi musik. Dari skor tingkat stres yang didapat, menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi musik, sebagian besar responden yaitu sebanyak 19 orang (63,33%) mengalami tingkat stres yang sedang pada hari pertama dan hari kedua. Pada hari pertama tersebut terdapat 11 orang (36,67%) remaja yang mengalami tingkat stres yang berat, sedangkan pada hari keduanya hanya terdapat 4 orang (13,33%) remaja saja yang mengalami stres berat, dan terdapat 7 orang (23,33%) remaja yang mengalami stres ringan.sedangkan sesudah diberikan terapi musik terjadi penurunan tingkat stres responden, yaitu pada hari pertama sesudah dilaksanakan terapi musik, sebagian besar remaja yaitu sebanyak 17 orang (56,67%) mengalami tingkat stres yang sedang. Namun, pada hari pertama tersebut sebagian remaja lainnya, yaitu sebanyak 10 orang (33,33%) sudah mengalami penurunan tingkat stres yaitu menjadi stres ringan, dan bahkan ada pula remaja yang dapat dikategorikan normal, yaitu sebanyak 2 orang (6,67%).Sementara itu pada hari keduanya, remaja yang dapat dikategorikan normal ada lebih banyak lagi, yaitu sebanyak 6 orang (20%) dan stres ringan 12 orang (40%), sedangkan banyaknya remaja yang mengalami stres berat dan stres sedang mengalami penurunan masingmasing menjadi 2 orang (6,67%) dan 10 orang (33,33%) saja.persamaan dengan penelitian ini adalah variabel tingkat stres. Perbedaan penelitian ini adalah pada populasi dan sample penelitiannya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tevesia Rodotun Nadiroh(2011), dengan judul Hubungan Dampak Hemodialisa dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Merupakan penelitian menggunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional, dari 52 responden pasien yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan responden sebanyak 15 orang (28,8%), dengan kecemasan ringan, responden sebanyak 36 orang (69,2%) dengan kecemasan sedang, dan responden sebanyak 1 orang (1,9%) dengan kecemasan berat.hasil penelitian yang dilakukan dari 52 responden

8 terbanyak dengan hasil 69,2% dengan kecemasan sedang karena dari kuesioner yang dihasilkan pasien kebanyakan susah tidur, perasaan tidak nyaman, mulut kering dan gelisah. Kecemasan pada pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan, budaya, lingkungan, situasi, keadaan fisik, tingkat pengetahuan, status ekonomi, umur, penanggung biaya hemodialisa, dan lamanya hemodialisa.persamaan penelitian ini adalah pada subjek yang akan diteliti. Perbedaan penelitian ini adalah pada variabelnya yaitu dampak hemodialisis terhadap tingkat kecemasan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hafizh Ilman Asvito (2012), dengan judul Pengaruh Distraksi Audio: Murottal Al Qur an dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Merupakan jenis penelitian quasy experimental dengan menggunakan rancangan pre-test danpost-test design, dari 40 responden yang terdiri dari 20 responden yang diberikan intervensi berupa pemberian Murottal Al Qur an (kelompok intervensi), dan 20 responden yang tidak diberikan intervensi Murottal Al Qur an (kelompok kontrol). Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 responden dengan tingkat kecemasan pre-test, terdapat 32 orang (80,0%) mengalami kecemasan dalam kategori kecemasan sedang, sedangkan 8 orang (20%) mengalami kecemasan dalam kategori berat. Tetapi setelah dilakukan test (post-test) pada 40 responden, terdapat 39 orang (97,5%) mengalami kecemasan dalam kategori sedang, sedangkan 1 orang (2,5%) mengalami kecemasan dalam kategori berat.persamaan penelitian ini adalah pada variabel pengaruh murottal Al Qur an. Perbedaan penelitian ini adalah pada subjek yang akan di teliti, 4. Penelitian dari Oky Sudrajat (2013), yang berjudul Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Responden yang diteliti berjumlah 55 orang. Koping pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa mayoritas responden

9 berkategori maladaptif (63,6%), dengan mekanisme koping ditinjau dari optimisme terhadap masa depan mayoritas maladaptif (81,8%), mekanisme koping ditinjau dari menggunakan dukungan sosial mayoritas berkategori maladaptif (98,2%), mekanisme koping ditinjau dari menggunakan sumber spiritualitas mayoritas berkategori maladaptif (58,2%), mekanisme koping ditinjau dari mencoba tetap mengontrol situasi dan perasaan mayoritas maladaptif (98,2%), dan mekanisme koping ditinjau dari mencoba menerima kenyataan yang ada mayoritas berkategori maladaptif (100,0%). Persamaan penelitian ini adalah pada subjek yang akan diteliti, dan perbedaan penelitian ini adalah pada variabel koping pasien gagal ginjal kronik.