2BAB II LANDASAN TEORI. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. PPA bisa disebut juga bagian dari misi pelayanan gereja yang bersifat diakonia. PPA merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. asing yang ditujukan kepada mereka yang bukan native speaker (Rudman 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. teori yang digunakan dapat dilihat di bawah ini.

BAB II PENDAHULUAN. Penialaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Bangun Sistem Pemesanan Makanan Berbasis J2ME Pujasera Online yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II LANDASAN TEORI. terstruktur untuk membantu sebuah proses (Chaffey, 1996).

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. yang penting dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan.

LANDASAN TEORI. perusahaan yang usaha utamanya membeli obat untuk dijual kembali dengan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. data diolah lebih berdaya guna secara optimal. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Jogiyanto, 2005) perancangan didefinisikan sebagai. elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat

BAB II LANDASAN TEORI. yang dipergunakan dalam menyelesaikan permasalahan.

SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA. Abstrak

Perancangan Sistem Informasi Pembayaran Administrasi SMK Negeri 1 Jiwan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan informasi telah berkembang dengan sangat pesat,

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) PERSADA merupakan salah satu

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak. yang dibayarkan berapa uang bukan barang.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN DAN PENCATATAN BARANG ALAT TULIS KANTOR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari referensi berkenaan tugas yang diberikan oleh dosen atau pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam pembuatan laporan serta pengambilan keputusan pimpinan.

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Menurut Jogianto (2005), sistem merupakan satu kesatuan komponen atau

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan sebagai berikut: dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. ditulis dan diterjemahkan oleh language software (bahasa Pemrograman) untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

2. BAB II LANDASAN TEORI. mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB III LANDASAN TEORI

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN BERBASIS WEB

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

Systems Development Life Cycle (SDLC)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di dunia bisa kita dapatkan dalam waktu yang relatif singkat. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Rumusan masalah dari proyek akhir ini adalah: 1. Bagaimana membangun aplikasi yang mampu menangani pengelolaan data pasien?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

2BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpustakaan Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (UU no 43 tentang perpustakaan, 2007, pasal 1). Perpustakaan terdiri atas : 1. Perpustakaan nasional, 2. Perpustakaan Umum, 3. Perpustakaan Sekolah/Madrasah, 4. Perpustakaan Perguruan Tinggi dan, 5. Perpustakaan Khusus (UU no 43 tentang perpustakaan, 2007, pasal 20). Pada umumnya, perpustakaan memiliki dua jenis layanan, yaitu layanan tertutup (closed access) dan layanan terbuka (open acces). 1. Layanan Tertutup Layanan ini dilakukan dengan pertimbangan keselamatan koleksi. Koleksi yang dilayani secara tertutup biasanya adalah koleksi jurnal dan buku referensi (buku langka atau buku mahal). Dalam layanan tertutup ini pengunjung tidak boleh mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan, akan tetapi diambilkan oleh petugas setelah mengisi formulir tertentu yang telah disediakan. Konsekuensi dan layanan ini adalah harus tersedianya katalog buku. Pengunjung dapat mencari buku yang diinginkannya melalui 8

9 katalog ini. Dan di sini juga petugas harus mengajarkan kepada pengunjung tentang kegunaan katalog 2. Layanan Terbuka Dengan layanan ini pengunjung bebas untuk meminjam koleksi apa pun. Tentu saja setelah melalui proses administrasi yang telah dibuat oleh perpustakaan. Sistem simpan-pinjam bahan pustaka dibuat supaya transaksi terkontrol untuk menghindari kemungkinan hilangnya bahan pustaka. Jenis layanan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah antara lain : 1. Layanan sirkulasi 2. Layanan membaca di perpustakaan 3. Pemutaran film 4. Layanan Jasa Informasi (Ashriyah, 2009) 2.2 Sirkulasi Menurut Suhendar (2014) menyatakan bahwa pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka sering disebut juga sebagai pelayanan sirkulasi yang berarti perputaran bahan pustaka, bahan pustaka dipinjam ke luar, dikembalikan, dipinjam lagi, dikembalikan lagi, dan seterusnya. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka pada suatu perpustakaan merupakan kegiatan utama yang harus dilaksanakan oleh setiap perpustakaan. Jika perpustakaan tidak melaksanakan kegiatan ini, maka perpustakaan menjadi berkurang. Pelayanan peminjaman bahan pustaka berlaku untuk semua jenis bahan pustaka, tetapi peminjamanya ada yang hanya untuk difotokopi ada pula yang dipinjam untuk dibawa ke rumah. Perlakuan terhadap kedua jenis peminjaman

10 ini, prosedurnya berbeda. Peminjaman bahan pustaka untuk difotokopi artinya bahan pustaka dipinjam di tempat tidak dibawa pulang ke rumah, jaminannya hanya kartu anggota atau tanda pengenal yang lainya. Ada peminjaman yang tercatat ada pula yang tidak tercatat. Tetapi sebaiknya transaksi apa pun di perpustakaan, termasuk fotokopi bahan pustaka harus tercatat. Adapun peminjaman bahan pustaka untuk dibawa ke rumah dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk membaca bahan pustaka tersebut. Adakalanya sebuah buku tidak selesai dibaca di perpustakaan, untuk itu pengguna perpustakaan diperbolehkan meminjam buku tersebut untuk dibawa ke rumah. Dengan catatan yang bersangkutan telah menjadi anggota perpustakaan tersebut. Bahan pustaka yang diperbolehkan untuk dipinjam ke rumah hanya jenis bahan pustaka yang berbentuk buku saja. Jenis bukunyapun terbatas hanya buku teks pelajaran dan buku pengayaan saja. Adapun buku-buku referensi hanya untuk dibaca di tempat, tidak untuk dipinjamkan ke rumah. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum pelayanan peminjaman dan pustaka, sebagai berikut: a. Perlengkapan peminjaman dan pengembalian Perlengkapan peminjaman dan pengembalian yang harus dipersiapkan sebelum pelayanan tesebut diselenggarakan antara kartu peminjaman, stempel tanggal kembali, dan kotak untuk menyimpan kartu buku 1. Kartu Peminjaman Kartu peminjaman adalah kartu yang berisi data peminjam, data buku yang dipinjam, dan keterangan tanggal buku yang harus dikembalikan.

11 Kartu peminjaman terbuat dari media karton berukuran kurang lebih 20,5 x 12,5 cm 2. Stempel tanggal kembali Stempel tanggal kembali adalah untuk membubuhkan tanggal pengembalian pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan pada kartu peminjaman, pembubuhan tanggal kembali tersebut gunanya untuk mengingatkan peminjam dan petugas perpustakaan bahawa buku yang dipinjam harus dikembalikan sesuai dengan tanggal yang tercatat pada lembar tanggal kemblai, pada kartu buku dan pada kartu peminjaman. 3. Kota peminjaman kartu pinjam dan kartu buku Kotak ini berbentuk persegi, dengan ukuran panjang 50 cm lebar 13 cm. Fungsinya untuk menyimpan kartu peminjaman dan kartu buku apabila pengguna perpustakaan meminjam buku. setiap buku yang dipinjam, kartu bukunya diletakkan di belakang kartu peminjam dari kartu peminjam yang meminjam buku. 2.3 Koleksi Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan (UU no 43 tentang perpustakaan, 2007, pasal 1). 2.4 Surat Peringatan Menurut Suhendar (2014) menyatakan bahwa surat peringatan perlu dibuat oleh petugas perpustakaan untuk disampaikan kepada peminjam buku yang terlambat mengembalikan buku yang dipinjamnya. Biasanya penyampaian surat

12 peringatan untuk sekolah dasar dilakukan setelah siswa tidak mengembalikan buku yang dipinjamnya selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sejak tanggal pengembalian yang seharusnya atau yang tercantum pada lembar tanggal kembali Sebelum surat peringatan dibuat dan disampaikan, sebaiknya petugas perpustakaan terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada siswa yang bersangkutan. Ditanyakan dengan baik-baik, apakah masih dibaca atau bagaimana. Kalau masih dibaca dimintakan kepada siswa yang bersangkutan untuk memperpanjang peminjaman, jangan sampai siswa merasa enggan atau kapok untuk datang lagi ke perpustakaan. Bila setelah pendekatan tidak juga dikembalikan barulah petuga perpustakaan membuat dan menyampaikan surat peringantan. Surat peringatan bisa dilakkukan secara bertahap, peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Bunyi surat peringatan pertaman hanya mengingatkan saja bahwa siswa yang bersangkutan telah meminjam buku, diingatakan judulnya dan tanggal pengembalianya. Peringatan kedua, diingatkan berikut dendanya, dan peringatan ketiga bisa saja disampaikan kepada oranguanya. 2.5 Katalog Menurut Darmono (2007) menyatakan bahwa secara umum pengertian katalog secara sederhana adalah suatu daftar berurut yang berisi informasi tertentu dari benda atau barang yang terdaftar. Pengertian lebih luas tentang katalog adalah metode penyusunan item (berisi informasi atau keterangan tertentu) dilakukan secara sistematis baik menurut abjad maupun urutan logika yang lain.

13 Pemakai perpustakaan menggunakan koleksi perpustakaan untuk mencari bacaan rekreasional atau informasi untuk melakukan kegiatan penelitian, dan sebagai alat bantu belajar maupun kegiatan lainya. Mungkin saja pemakai tidak dapat menemukan buku yang dibutuhkanya di dalam rak. Untuk mengetahui buku apa saja yang dimiliki perpustakaan diperlukan alat bantu yang disebut katalog perpustakaan jadi, katalog perpustakaan adalah daftar buku dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah koleksi. Katalog perpustakaan berarti sistematika daftar buku atau bahan pustaka yang lain di dalam perpustakaan yang memberi informasi tentang pengarang, judul, edisi, penerbit, tahun terbit, ciri fisik, isi (subyek), dan lokasi bahan pustaka tersebut disimpan. Tujuan dan fungsi katalog ialah untuk memudahkan menemukan kembali bahan pustaka yang telah disimpan. Kebiasaan pemakai dalam mencari bahan pustaka seringkali hanya menyebutkan nama pengaran, judul, nomor kelas bahkan hanya subyeknya saja. Dengan demikian kehadiran katalog pada perpustakaan berfungsi sebagai saran untuk menemukan bahan pustaka dan penyelenggraraan katalog harus perpedoman pada ketentuanketentuan yang dapat memberi kemudahan pada pemakai. 2.6 Aplikasi Aplikasi atau sering disebut sebagai perangkat lunak merupakan teknologi yang menjadi bagian dari komputer selain perangkat keras. Menurut Jogiyanto (2003), teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksiinstruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software). Perangkat lunak dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian besar, yaitu sebagai berikut:

14 1. Perangkat lunak sistem (system software), yaitu perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputernya. Perangkat lunak sistem dapat dikelompokkan lagi menjadi 4 bagian yakni perangkat lunak sistem operasi (operating system), perangkat lunak sistem bantuan (utility), perangkat lunak bahasa (language software) 2. Perangkat lunak aplikasi (application software), yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu. 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem Software Development Life Cycle (SDLC) merupakan sebuah rangkaian proses hidup dari sebuah perangkat lunak, mulai dari analisis hingga sebuah perangkat lunak tidak terpakai lagi. Perangkat lunak tersebut dinyatakan hidup kembali dalam sebuah revisi atau pengembangan baru. Bentuk SDLC yang digunakan adalah model incremental. Model incremental (model penambahan sedikit demi sedikit) merupakan suatu model proses yang dirancang untuk menghasilkan perangkat lunak dengan teknik sedikit demi sedikit. Gambar 2.1 Model Incremental menunjukkan tahapan umum dari model Incremental. Model ini disebut dengan incremental karena hasil pertama seringkali berupa produk inti (core product), yaitu bahwa spesifikasi kebutuhan dasar perangkat lunak telah ada, tetapi fitur-fitur tambahan tetap belum terselesaikan (Pressman, 2015).

15 Gambar 2.1 Model Incremental Model incremental melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem perangkat lunak yaitu tahap communication, planning, modeling, construction dan deployment. Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model waterfall (Pressman, 2015) : 1. Communication (komunikasi) Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet. 2. Planning (perencanaan) Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini menggambarkan tugas-tugas teknis yang dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, produk yang harus dihasilkan, dan jadwaljadwal kerja termasuk rencana yang akan dilakukan. 3. Modeling (pemodelan)

16 Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan-kebutuhan menjadi sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktural data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. 4. Construction (konstruksi) Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap perangkat lunak yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap perangkat lunak tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. 5. Deployment (pengoperasian) Tahapan ini bisa dikatakan akhir dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem perangkat lunak yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. 2.8 Testing dan Implementasi Tahap ini mendemonstrasikan sistem perangkat lunak yang telah selesai dibuat untuk dijalankan, apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang telah dispesifikasikan dan dapat diadaptasi pada lingkungan sistem yang baru. Tahapan ini tertuang dalam suatu dokumen Test Plan, yang dimulai dari membuat Software

17 Testing Fundamentals yang berisi tentang penjelasan penting mengenai terminology testing, kemudian selanjutnya merancang Test Levels yang terbagi antara target pengetesan dan objektif dari pengetesan. Pada tahap berikutnya adalah mendefinisikan Test Techniques, yaitu tentang bagaimana teknik yang digunakan termasuk dasar-dasar pengetesan berdasarkan intuisi dan pengalaman serta teknik pengetesan secara teknik coding, teknik kesalahan, teknik penggunaan, dan teknik terkait lainnya. Tahap selanjutnya adalah mendefinisikan Test Related Measures, yaitu ukuran-ukuran pencapaian testing yang telah dilakukan untuk kemudian dievaluasi kembali. Tahap terakhir adalah mendefinisikan Test Process yang berisi tentang aktivitas testing (Bertolino dan Marchetti, 2004).