LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

TARIF RETRIBUSI TERA ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA (UTTP)

VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI NOMOR 4 TAHUN 2012 TANGGAL 23 JULI 2012

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 2 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2009

TARIF RETRIBUSI TERA, TERA ULANG ALAT ALAT UTTP, KALIBRASI ALAT UKUR SERTA PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

TARIF RETRIBUSI TERA, TERA ULANG ALAT ALAT UTTP, KALIBRASI ALAT UKUR SERTA PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA /TERA ULANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

B U P A T I B A L A N G A N

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ctarif BIAYA TERA Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 Tanggal 11 Juli 1983 Presiden Republik Indonesia,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2010 NOMOR : 26

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG JENIS TERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Pengujian/ No Jenis Retribusi Satuan Pengesahan/ Pembatalan. buah 18, buah 3, d. Tongkat duga

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TERA DAN TERA ULANG ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA DAN/ATAU TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1983 TENTANG TARIF BIAYA TERA Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986 Tanggal 22 Maret 1986

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG dan BUPATI JOMBANG MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN TERA/TERA ULANG

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1983 TENTANG TARIF BIAYA TERA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Indonesia Nomor 3193); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 10 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1974 TENTANG TARIP UANG TERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 28 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1964 TENTANG TARIP UANG TERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG TARIP UANG TERA

WALIKOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 14 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DALAM KOTA LANGSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1966 TENTANG TARIP UANG TERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN2006 TENTANG TANDA TERA TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1964 TENTANG TARIP UANG TERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Metrologi. Legal. Unit Kerja. UPT. Pelaksana. Pelayanan.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG TANDA TERA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG TANDA TERA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI JASA PELAYANAN KEMETROLOG IAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dihapuskan dan diganti sedemikian rupa sehingga bahagian daftar itu merupakan sebagai terlukis dibawah ini: "20 meter 2x8.- -2x ,5 dan 2 meter

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 635/MPP/Kep/10/2004 TENTANG TANDA TERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 73 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 08 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 15 TAHUN 2006 Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 6 TAHUN 2009 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa Retribusi Pengujian Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya merupakan salah satu jenis Retribusi Daerah Provinsi sebagai sumber Pendapatan Daerah guna membiayai penyelenggaraan Otonomi Daerah; b. bahwa besaran tarif Retribusi Pengujian Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya tidak sesuai lagi dengan biaya pelaksanaan pengujian sehingga perlu penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1694); 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3193); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarif Biaya Tera (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3257) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1986 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarif Biaya Tera (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3329); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang serta Syarat-syarat bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapanannya (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3283); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Vertikal di daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 16. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 17. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat ( Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 11); 18. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat ( Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 7); 19. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Tahun Tahun 2003 Nomor 8); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Dan GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA. Pasal 1 1. Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannnya (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 67) Pasal 14, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 40 dan Pasal 41 diubah. 2. Ketentuan Pasal 14 ayat (3) diubah sehingga keseluruhan Pasal 14 berbunyi sebagai berikut : Pasal 14 (1) Pelaksanaan pengujian berkala dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas dan peralatan pengujian. (2) Fasilitas dan peralatan pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sesuai dengan peraturan teknis. (3) Tata cara pengujian diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Ketentuan Pasal 19 diubah sehingga Keseluruhan Pasal 19 berbunyi sebagai berikut : Pasal 19 Tata cara Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimasud dalam Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) datur sesuai dengan Peraturan Perundang-undang. 4. Ketentuan Pasal 20 diubah sehingga keseluruhan Pasal 20 berbunyi sebagi berberkut. Pasal 20 (1) Untuk menjamin kebenaran ukuran dari UTTP dapat dilakukan Pemeriksaan ditempat pakai. (2) Tata cara pemeriksaan ditempat pakai sebagaimana dimasud dalam ayat (1) datur sesuai dengan Peraturan perundang undang. 5. Ketentuan pasal 24 diubah sehingga keseluruhan pasal 24 berbunyi sebagai berikut : Pasal 24

(1) Stuktur tariff digolongkan pada tariff Proporsional yang ditentukan berdasarkan jenis dan kapasitas UTTP serta lamanya waktu penggujian. (2) Stuktur dan bersarnya tariff retribusi sebagaimana dimasud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut : PENGUJIAN No. URAIAN SATUAN PENGESAHAN PENJUSTRIAN Tarif (Rp) Tarif (Rp) 1 2 3 4 5 A. Biaya Pengujian 1. UKURAN PANJANG a. Sampai dengan 2m Buah 3.000 b. Lebih dari 2m sampai dengan 10m Buah 5.000 c. Lebih panjang dari 10m, Tarif 10m ditambah untuk tiap 10m atau bagiannya dengan Buah 10.000 d. Ukuran panjang jenis 1) Salib ukur Buah 4.000 2) Block Ukur Buah 5.000 3) Mikro Meter Buah 6.000 4) Jangka Sorong Buah 6.000 5) Alat Ukur Tinggi Orang Buah 5.000 6) Counter Meter Buah 10.000 7) Rool Meter Buah 50.000 8) Komparator Buah 50.000 2. ALAT UKUR PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL GAUGE) a. Mekanik Buah 100.000 25.000 b. Elektronik Buah 150.000 37.000 3. TAKARAN (BASAH/KERING) a. Sampai dengan 2 Ltr Buah 2.000 b. Lebih dari 2 Ltr sampai 25 Ltr Buah 3.000 c. Lebih dari 25 Ltr Buah 10.000 4. TANGKI UKUR a. Bentuk silinder tegak 1). sampai dengan 500 kl Buah 500.000 2) lebih dari 500 kl dihitung sbb : a. 500 kl pertama Buah 500.000 b. selebihnya dari 500 kl sampai dengan 1000 kl setiap 10 kl Buah 3000 c. selebihnya dari 1000 kl sampai dengan 2000 kl setiap 10 kl Buah 2500 d. selebihnya dari 2000 kl sampai dengan 10.000 kl setiap 10 kl Buah 2000 e. selebihnya dari 10.000 kl Buah 500 f. selebihnya dengan 20.000 kl setiap 10 kl Buah 300 Bagian dari kl dihitung satu kl b. Bentuk Bola Speroidal 1). sampai dengan 500 kl Buah 500.000 2). lebih dari 500 kl dihitung sebagai berikut : a. 500 kl pertama Buah 500.000 b. selebihnya dari 500 kl sampai dengan 1000 kl setiap 10 kl Buah 3000 c. selebihnya dari 1000 kl setiap 10 kl Buah 2500 c. Bentuk Silinder Datar 1). sampai dengan 10 kl Buah 200.000 2). lebih dari 10 kl dihitung sbb : a. 10 kl pertama Buah 200.000 b. selebihnya dari 10 kl sampai dengan 50 kl setiap kl Buah 2000 c. selebihnya dari 50 kl setiap kl bagian dari kl dihitung satu kl Buah 1000 5. TANGKI UKUR GERAK a. Tangki Ukur Mobil dan Tangki Ukur Wagon 1) kapasitas sampai dgn 5 kl Buah 100.000 2) lebih dari 5 kl dihitung sbb : a. 5 kl pertama Buah 100.000 b. selebihnya dari 5 kl setiap kl bagian dari kl dihtung satu kl Buah 20.000 b. Tangki Ukur Tongkang, Tangki Ukur Pindah dan Tangki Ukur Apung dan Kapal 1) sampai dengan 50 kl Buah 160.000 2) lebih dari 50 kl dihitung sbb : a. 50 kl pertama Buah 160.000 b. selebihnya dari 50 kl sampai dengan 75 kl setiap kl Buah 2400 c. selebihnya dari 50 kl sampai dengan 100 kl setiap kl Buah 2000 d. selebihnya dari 100 kl sampai dengan 250 kl setiap kl Buah 1000 e. selebihnya dari 250 kl sampai dengan 500 kl setiap kl Buah 500 f. selebihnya dari 500 kl sampai dengan 1000 kl setiap kl Buah 200 g. selebihnya dari 1000 kl sampai dengan 5000 kl setiap kl bagian dari kl dihitung satu kl Tangki ukur gerak yang mepunyai dua komponen atau lebih setiap kompartemen dihitung satu alat ukur Buah 50 6 ALAT UKUR DARI GELAS a. Labu ukur, Buret dan Pipet Buah 10.000

b. Gelas Ukur Buah 6000 7 BEJANA UKUR a. sampai dengan 50 liter Buah 10.000 b. lebih dari 50 liter smpai dengan 200 liter Buah 20.000 c. lebih dari 200 liter smpai dengan 500 liter. Buah 30.000 d. lebih dari 500 liter smpai dengan 1000 liter Buah 40.000 e. lebih dari 1000 liter biaya pada huruf d angka ini ditambah tiap 1000 liter Buah 10.000 Bagian dari 1000 liter dihitung 1000 liter 8 METER TAKSI Buah 15.000 9 SPEEDOMETER Buah 15.000 10 METER REM Buah 15.000 11 TACHOMETER Buah 30.000 12 THERMOMETER Buah 6000 13 DENSIMETER Buah 6000 14 VISKOMETER Buah 6000 15 ALAT UKUR LUAS Buah 5000 16 ALAT UKUR SUDUT Buah 5000 17 ALAT UKUR CAIRAN MINYAK a. Meter Bahan Bakar Minyak a.1. Meter Induk untuk setiap media uji 1) sampai dengan 25 m3/h Buah 100.000 2) lebih dari 25 m3/h dihitung sbb : a. 25 m3/h pertama Buah 100.000 b. selebihnya dari 25 m3/h sampai dengan 100 m3/h setiap m3/h Buah 5000 c. selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 m3/h setiap m3/h Buah 2000 d. selebihnya dari 500 m3/h setiap m3/h Buah 1000 Bagian-bagian dari m3/h dihitung satu m3/h a.2. Meter Kerja untuk setiap Media Uji 1) sampai dengan 15 m3/h Buah 50.000 2) lebih dari 15 m3/h dihitung sbb : a. 15 m3/h pertama Buah 50.000 b. selebihnya dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h setiap m3/h Buah 3000 c. selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 m3/h setiap m3/h Buah 1000 d. selebihnya dari 500 m3/h setiap m3/h Buah 500 Bagian-bagian dari m3/h dihitung satu m3/h a.3. Pompa Ukur Untuk setiap badan ukur Buah 100.000 18 ALAT UKUR GAS a. Meter Induk 1. Sampai dengan 100 m3/h Buah 20.000 2. lebih dari 100 m3/h dihitung sbb : a. 100 m3/h pertama Buah 20.000 b. selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 m3/h setiap m3/h Buah 1000 c. selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan 1000 m3/h setiap m3/h Buah 500 d. selebihnya dari 1000 m3/h sampai dengan 2000 m3/h setiap m3/h Buah 200 e. selebihnya dari 2000 m3/h setiap m3/h setiap 10 m3/h Buah 100 Bagian dari 10 m3/h dihitung 10 m3/h b. Meter Kerja 1. sampai dengan 50 m3/h Buah 2000 2 lebih dari 50 m3/h dihitung sbb : a. 50 m3/h pertama Buah 2000 b. selebihnya dari 50 m3/h sampai dengan 500 m3/h setiap 10 m3/h Buah 200 c. selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan 1000 m3/h setiap 10 3/h Buah 150 d. selebihnya dari 1000 m3/h setiap m3/h setiap 10 m3/h Buah 100 e. selebihnya dari 2000 m3/h setiap 10 m3/h Buah 50 Bagian dari 10 m3/h dihitung 10 m3/h c. Meter Gas orifice dan sejenisnya (merupakan satu sistem/unit alat ukur) Buah 100.000 d. Perlengkapan meter gas orifice (jika diuji tersendiri), setiap alat perlengkapan Buah 20.000 e. Pompa Ukur Bahan Bakar Gas (BBG), LPJ untuk setiap badan ukur Buah 20.000 19 METER AIR a. Meter Induk 1. sampai dengan 15 m3/h Buah 20.000 2. lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 40.000 3. lebih dari 100 m3/h Buah 50.000 b. Meter Kerja 1. sampai dengan 10 m3/h Buah 5000 2. lebih dari 10 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 10.000 3. lebih dari 100 m3/h Buah 15.000 20 METER CAIRAN MINUMAN SELAIN AIR a. Meter Induk 1. sampai dengan 15 m3/h Buah 30.000 15.000 2. lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 50.000 25.000 3. lebih dari 100 m3/h

b. Meter Kerja 1. sampai dengan 15 m3/h Buah 1500 750 2. lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h Buah 5000 25.000 3. lebih dari 100 m3/h Buah 12.000 6000 21 PEMBATAS ARUS AIR Buah 1000 500 22 ALAT KONPENSASI : SUHU (ATC / TEKANAN / KOMPENSASI LAINNYA ) Buah 10.000 5000 23 METER PROVER a. sampai dengan 2000 liter Buah 100.000 b. lebih dari 2000 liter sampai dengan 10.000 liter Buah 200.000 c. lebih dari 10.000 liter Buah 300.000 Meter Prover yang mempunyai dua seksi atau lebih, maka setiap seksi ditung sebagai satu alat ukur 24 METER ARUS MASSA KERJA Untuk setiap media uji : 1. sampai dengan 10 kg/min Buah 50.000 10.000 2. lebih dari 10 kg/min dihitung sbb : a. 10 kg/min pertama Buah 50.000 10.000 b. selebihnya dari 10 kg/min sampai dengan 100 kg/min setiap kg/min Buah 500 c. selebihnya dari 100 kg/min sampai dengan 500 kg/min Buah 200 d. selebihnya dari 500 kg/min sampai dengan 1000 kg/min setiap kg/min Buah 100 e. selebihnya dari 1000 kg/min setiap kg/min Buah 50 Bagian dari kg/min dihitung satu kg/min 25 ALAT UKUR PENGISI (FILLING MACHINE) Untuk setiap jenis media 1. sampai dengan 4 alat pengisi Buah 20.000 10.000 2. selebihnya dari 4 alat pengisi, setiap alat pengisi Buah 5000 26 MATERI LISTRIK (METER kwh) a. kelas 0,2 atau kurang : 1). 3 (tiga) Phasa Buah 40.000 15.000 2). 1 (satu) Phasa Buah 12.000 5000 b. kelas 0,5 atau kelas 1 (satu) 1). 3 (tiga) Phasa Buah 5000 2000 2). 1 (satu) Phasa Buah 1500 600 c. kelas 2 (dua) 1). 3 (tiga) Phasa Buah 5000 1200 2). 1 (satu) Phasa Buah 3000 4000 27 Meter energi listrik lainnya, biaya pemeriksaan, pengujian, peneraan atau peneraulangannya dihitung sesuai dengan jumlah kapasitas menurut tarif pada angka 26 huruf a, b dan c Buah 28 PEMBATAS ARUS LISTRIK Buah 1000 500 29 STOP WATCH Buah 3000 30 METER PARKIR Buah 6000 2500 31 ANAK TIMBANG a. ketelitian sedang dan masa (kelas M 2 dan M 3) 1) sampai dengan 1 kg Buah 200 100 2) lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah 400 200 3) lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah 1000 500 b. ketelitian halus (kelas F 2 dan M 1) 1) sampai dengan 1 kg Buah 500 250 2) lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah 1000 500 3) lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah 2000 1000 c. ketelitian khusus (kelas E 2 dan F 1) 1) sampai dengan 1 kg Buah 5000 2500 2) lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Buah 7500 5000 3) lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Buah 10.000 7500 32 TIMBANGAN a. Sampai dengan 3.000 kg 1). ketelitian sedang dan masa (kelas III dan IV) a. sampai dengan 20 kg Buah 5000 1000 b lebih dari 20 kg sampai dengan 100 kg Buah 6000 1000 c lebih dari 100 kg sampai dengan 500 kg Buah 7500 1500 d. lebih dari 500 kg sampai dengan 1000 kg Buah 10.000 2500 e lebih dari 1000 kg sampai dengan 3000 kg Buah 15.000 5000 2) ketelitian halus (kelas II) a. sampai dengan 1 kg Buah 15.000 5000 b. lebih dari 1 kg sampai dengan 25 kg Buah 45.000 6000 c. lebih dari 25 kg sampai dengan 100 kg Buah 50.000 7000 d. lebih dari 100 kg sampai dengan 1000 kg Buah 50.000 8000 e. lebih dari 1000 kg sampai dengan 3000 kg Buah 15.000 10.000 3). ketelitian khusus (kelas 1) 50.000 15.000 b lebih dari 3000 kg 1) ketelitian sedang dan biasa setiap ton Buah 15.000 2000 2) ketelitian khusus dan halus setiap ton Buah 20.000 2500 c Timbangan Ban Berjalan 1) sampai dengan 100 ton/h Buah 250.000 50.000 2) lebih dari 100 ton/h sampai dengan 500 ton/h Buah 500.000 100.000 3) lebih besar dari 500 ton/h Buah 1.500.000 150.000

33 a. Dead Weight Testing Machine 1) sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 5000 2) lebih dari 100 kg/m2 sampai dengan 1000 kg/m2 Buah 10.000 3) lebih dari 1000 kg/m2 Buah 15.000 b. 1) Alat Ukur Tekanan Darah Buah 5000 2500 2) Manometer Minyak a. sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 5000 2500 b. lebih dari 100 kg/cm2 Buah 7500 3000 c. lebih dari 1000 kg/cm2 Buah 10.000 5000 3) Pressure Calirator Buah 20.000 10.000 4) Pressure Recorder a. sampai dengan 100 kg/cm2 Buah 5000 2500 b. lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan 1000 kg/m2 Buah 10.000 5000 c. lebih dari 1000 kg/cm2 Buah 15.000 7500 34 PENCAP KARTU (Printer/ Recorder) OTOMATIS Buah 10.000 5000 35 METER KADAR AIR a. untuk biji-bijian tidak mengandung minyak komoditi Buah 10.000 2500 b. untuk biji-bijian mengandung minyak, kapas dan tekstil, setiap komoditi Buah 15.000 5.000 c. untuk kayu dan komoditi lain, setiap komoditi Buah 20.000 10.000 36 Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan 35, dihitung berdasarkan lamanya pengujian dengan minimum 2 jam setiap jam bagian dari jam dihitung satu jam Buah 5000 B Biaya penelitian dalam rangka ijin type dan ijin tanda Pabrik atau Pengukuran atau Penimbangan lainnya yang jenisnya tercantum pada poin A minimal 4 jam, maksimal 200 jam Jam 5000 C Biaya Tambahan 1 UTTP yang memiliki konstruksi tertentu a. timbangan milisimal, sentisial, desimal bobot ingsut dan timbangan pegas yang kapasitasnya sama dengan atau lebih 25 kg Buah 5000 b. timbangan cepat, pengisi (curah) dan timbangan pencampuran untuk semua kapasitas Buah 10.000 c. timbangan elektronik untuk semua kapasitas Buah 20.000 2 UTTP yang memerlukan pengujian tertentu, disamping pengujian yang biasa dilakukan terhadap UTTP tersebut Buah 5000 3 UTTP yang ditanam Buah 5000 4 UTTP yang mempunyai sifat dan atau konstruksi khusus Buah 1000 5 UTTP termasuk anak timbang, yang tidak ditanam tetapi berkumpul dalam suatu tempat dengan jumlah sekurang-kurangnya lima alat Buah 1000 6 UTTP termasuk anak timbang yang tidak ditanam terdapat ditempat UTTP yang ditanam atau terdapat ditempat UTTP yang mempunyai sifat dan atau konstruksi khusus Buah 1000 D Biaya Kalibrasi 300% dari tarif biaya pengujian E Biaya pengujian barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) 1 Minuman air mineral dalam kemasan a. sampai dengan 500 ml Botol 5 b. lebih dari 500 ml sampai dengan 1000 ml Botol 10 c. lebih dari 1 liter sampai dengan 20 liter Botol 10 d. lebih dari 20 liter Botol 15 2 minuman buah dalam kaleng/botol Kaleng / botol 5 3 Makanan dalam kemasan Bungkus / kaleng 5 4 Garam dalam kemasan Bungkus 5 5 Beras dalam karung Karung 10 6 Pupuk dalam kemasan Karung / kaleng 5 7 Cat dalam kemasan a. sampai dengan 1 kg Kaleng 5 b. lebih dari 1 kg s/d 5 kg Kaleng 10 c. lebih dari 5 kg s/d 25 kg Kaleng 10 d. lebih dari 25 kg Kaleng 25 8 Semen dalam kemasan Zak 25 9 Tabung gas elpiji Tabung 25 10 Pakan ternak dalam karung Karung 10 11 Barang dalam keadaan terbungkus lainnya 5 Botol/karung/ko tak dan sebagainya 6. Ketentuan Pasal 40 diubah shingga keseluruhan Pasal 40 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 40 (1) Wajib retribusi yang karena kelalaiannya sehingga terlambat menyampaikan SPdORD sebagaimana diatur dalam Pasal 27 peraturan ini tetapi dengan sukarela menyampaikan SPdORD pada saat berlangsungnya pegujian dikenakan biaya tambahan atau administrasi sebesar 1(satu) kali biaya retribusi. (2) Ajib retribusi yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPdORD atau mengisi dengan tidask benar sehingga merugkan keuangan Daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah pelanggaran; (4) Penerimaan denda dari hasil Putusan Pengadilan merupakan penerimaan yang harus disetor ke Kas Daerah. 7. Ketentuan Pasal 41 diubah sehingga keseluruhan Pasal 41 berbunyi sebagai berikut : Pasal 41 Hal-hal yang belum diatur sepanjang mengenai pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatanya dalam Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditetapkan di Mataram pada tanggal 1 November 2005 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, ttd H. LALU SERINATA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA I. PEJELASAN UMUM Retribusi Pengujian Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya termasuk dalam retribusi jasa umum yang menganut prinsip pada Kebijkan Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat dan keadilan serta senantiasa mengacu pada prinsip efisiensi dan efektifitas. Peraturan Daerah tentang retribusi Pengujian alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah perlu ada penyesuaian, maka Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 15 tahun 2001 sudah tidak sesuai lagi dan perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Angka 2 Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Angka 3 Pasal 19 Angka 4

Pasal 20 Pasal 24 Pasal 40 Pasal 41 Pasal II Ayat (1) Ayat (2) Angka 5 Ayat (1) Ayat (2) Angka 6 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Angka 7 Wajib retribusi yang karena kelalaiannya sehingga terlambat menyampaikan SPdORD pada tahun sebelumnya, tetapi dengan sukarela menyampaikannya pada saat berlangsung pengujian dikenakan biaya tambahan atau administrasi sebesar 1x biaya retribusi. Oleh karena pelanggaran terhadap Peraturan Daerah maka denda dari hasil putusan Pengadilan Negeri merupakan enerimaan Kas Daerah, sehingga keuangan Daerah tidak dirugikan. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2005 NOMOR 11