PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL MELALUI METODE BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN BALOK DI TK MUJAHIDIN I PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

PENERAPAN IPTEKS. Nasriah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DENGAN BEREKSPLORASI MELALUI KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 2 DURI NURHAYATI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

KREATIVITAS ANAK DAN CLAY TANAH LIAT. FKIP Universitas mataram

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

Yayuk, Meningkatkan kemampuan mengenal warna melalui bermain boneka tangan pada anak kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN GEOMETRI DI KELOMPOK B TK RAHMAT HARAPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN PLAY DOUGH PADA KELOMPOK USIA 3-4 TAHUN

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN MELOMPAT BENTUK PADA KELOMPOK A

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Bermain Bombik Modifikasi Pada Anak Kelompok Bermain

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

PEMANFAATAN KERTAS ORIGAMI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TK MUJAHIDIN II PONTIANAK

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

AGUSTINA AYU SAPUTRI A520

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN SHALAT DHUHA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL WARNA MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK A. Sokhibah Dewi Komalasari

KARYA ILMIAH OLEH WIDIA PERMATA SARI NPM A1I111039

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titi Sumiati, 2014 Meningkatkan kemampuan imajinasi menggambar melalui permainan reseotif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN PENGENALAN BENTUK GEOMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

PEMANFAATAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PEMETAAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK LABORATORIUM PG-PAUD UNIVERSITAS RIAU

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Upaya Meningkatkan Belajar Sains Anak Melalui Metode Eksperimen

Transkripsi:

1 PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Asnawati, M. Syukri, Desni Yuniarni PG-PAUD FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak 2014 Email : ms.deemoen@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas melalui metode bermain dengan barang bekas pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak AD-Durunnafis Sungai Rengas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sampel penelitian adalah 18 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami peningkatan 22,22, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 77,78 atau mengalami peningkatan sebesar 33,34 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami peningkatan sebesar 33,33. Kata Kunci : Kreativitas, Metode Bermain dengan Barang Bekas. Abstract: This study aims to determine the enhancement of creativity through playing with thrift method in children aged 5-6 years in kindergarten AD- Durunnafis Rengas River. The research method used was action research (PTK). The study sample was 18 students. The results of the data analysis showed that aspects of media material made toys thrift, highly skilled child obtained a percentage of 83.33 or an increase of 22.22, while the exploration aspect of the shape toy with the idea of his own, highly skilled child gained 77 percentage, 78 or an increase of 33.34 and in the telling aspect of how to make toys of various materials used goods, highly skilled child obtained a percentage of 83.33 or an increase of 33.33. Keywords: Creativity, Play with Methods Used Goods. P endidikan mengemban tugas untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki setiap anak. perlu mendapat bimbingan yang tepat, sehingga memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara optimal. Pada akhirnya kemampuan tersebut diharapkan dapat berguna baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat luas pada umumnya. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 14 yang menyatakan bahwa "Pendidikan Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut" (Hamid, 2003:14). PAUD memiliki tugas utama sebagai wadah pembelajaran, pertama yang ditemui oleh anak setelah pendidikan di lingkungan keluarga, tugas utama tersebut adalah menyediakan program terencana yang dirancang untuk menumbuhkan dan mengembangkan 5 aspek yang dirumuskan pada Peraturan Menteri. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini Formal, aspek tersebut antara lain : pengembangan moral dan nilai agama, aspek pengembangan fisik, aspek pengembangan kognitif, aspek pengembangan bahasa serta aspek pengembangan sosial-emosional Salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah melalui peningkatan kreativitas melalui bermain dengan bahan mainan dari bahan barang bekas. Yuliani (2011:63) menjelaskan bahwa Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Dalam hal ini kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki setiap orang, dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, diantaranya pada Taman Kanak-kanak sebagai salah satu tempat diselenggarakannya Pendidikan Usia Dini (PAUD). Kreativitas salah satu potensi yang dimiliki setiap individu, penting untuk dikembangkan sejak usia dini (Rachmawati & Kurniati, 2003:8). Karena masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensi tersebut (Munandar, 1995:1). Perkembangan kecerdasan anak usia lima sampai enam tahun, sedang mengalami peningkatan dari 50 menjadi 80 (Maryana, 2005:9). Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak, salah satunya kreativitas. Dengan berkembangnya kreativitas pada anak Taman Kanak- Kanak : anak memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri (manfaat baik terhadap perkembangan kognitif); dapat menjadi alat untuk menyeimbangkan emosi anak sehingga perkembangan kepribadian anak kembali harmonis (manfaat baik terhadap kesehatan jiwa); dan anak akan memperoleh kecakapan untuk merasakan, membeda-bedakan, menghargai keindahan yang akan mengantar dan mempengaruhi kehalusan budi pekertinya (manfaat baik terhadap perkembangan estetika), demikian yang disampaikan Munandar (dalam Montolalu, 2007:35). Selain itu pengembangan kreativitas bagi anak Taman kanak-kanak memiliki tujuan yaitu mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya; mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah; membuat anak memiliki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian; membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap menghargai kasil karya orang lain; membuat anak kreatif, yaitu yang memiliki kelancaran untuk mengemukakan ide, kelenturan untuk mengemukakan berbagai alternatif pemecahan masalah, orisinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran, elaborasi dalam gagasan, 2

3 keuletan dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi rintangan dan situasi yang tidak menentu (Munandar,1995 : 34). Di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas berdasarkan pengamatan sehari-hari anak kelompok B, dalam hal kreativitas belum terlihat optimal, hal tersebut nampak seperti saat menyelesaikan pekerjaan, anak belum memiliki keberanian dalam hal bereksplorasi dan berekspresi, anak ragu, takut, tidak percaya diri, lebih sering meniru cara guru atau teman lain, anak masih tergantung pada contoh yang diberikan guru, atau anak masih meniru cara guru menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini anak belum memiliki keberanian dalam hal berekspresi dan bereksplorasi. Aktivitas pembelajaran dalam hal pengembangan kreativitas anak di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas, belum terlihat tepat guna/efektif, dengan menggunakan alat permainan dari bahan barang bekas : (1) fasilitas yang disediakan masih terbatas banyaknya, sehingga anak kurang semangat, dan mudah bosan. padahal bahan barang bekas untuk dibentuk menjadi alat bermain sangatlah mudah disiapkan, bisa dari koran bekas, kain perca bekas guntingan, kardus dan lain sebagainya, (2) metode atau teknik yang digunakan guru masih sangat terbatas atau sedikit, sehingga anak merasa tidak tertantang, sedangkan anak TK umumnya selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara, metode akan lebih bermakna, jika lebih bervariasi lagi, atau kegiatan dilakukan dengan prinsip bermain sambil belajar sehingga lebih menggairahkan lagi bagi anak dengan mengeksplorasi bermain dengan bahan barang bekas. Pada saat bermain dengan bahan barang bekas, fantasi atau imajinasi yang dimiliki anak dapat berkembang. Oleh karenanya salah satu kegiatan pembelajaran dengan bermain dari bahan barang bekas di Taman Kanak-Kanak, untuk mengembangkan kreativitas anak, sangatlah sesuai. Untuk itu agar kreativitas anak di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas terealisasi secara optimal, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan alat permainan yang terbuat dari bahan barang bekas, adapun kegiatan yang dilakukan sambil bermain, dan penelitian ini berjudul Peningkatan Kreativitas Melalui Metode Bermain dengan Barang Bekas Pada Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak AD-Durunnafis Sungai Rengas. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Yaitu menggambarkan kenyataan yang ada atau apa yang ada di lapangan saat dilakukan di lapangan saat dilakukan penelitian. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penelitian peneliti bertindak sebagai guru. Proses analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif yang merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Siklus I Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan pertama dan kedua dari kegiatan awal, inti dan penutup anak merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan dan hasilnya meningkat seperti yang diharapkan karena kegiatan bermain dengan bahan barang bekas dapat meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas. Tabel 1 Hasil Obsrvasi Kreativitas Membuat Mainan Siklus 1 Pertemuan 1. Nama dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas Kegiatan dan Alternatif Jawaban dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas R S T R S T R S T 1. Alifi 2. Bani 3. Ezan 4. Fadil 5. Firman 6. Hasbi 7. Ilham 8. Makmur 9. Zaki 10. Anjani 11. Hunara 12. Intan 13. Mimi 14. Nabila 15. Nuryana 16. Tata 17. Uswatun H 18. Zakia JUMLAH 5 9 4 6 7 5 4 9 5 Pertemuan Tabel 2 Hasil Penilaian Kreativitas Membuat Mainan Siklus 1 Pertemuan 1 Kriteria Kemampuan dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas 1. 1 R 5 27,78 6 33,33 4 22,22 S 9 50 7 38,89 9 50 T 4 22,22 5 27,78 5 27,78 18 100 18 100 18 100

5 Tabel 3 Hasil Observasi Kreativitas Membuat Mainan Siklus 1 Pertemuan 2. Nama dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas Kegiatan dan Alternatif Jawaban dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas R S T R S T R S T 1. Alifi 2. Bani 3. Ezan 4. Fadil 5. Firman 6. Hasbi 7. Ilham 8. Makmur 9. Zaki 10. Anjani 11. Hunara 12. Intan 13. Mimi 14. Nabila 15. Nuryana 16. Tata 17. Uswatun H 18. Zakia JUMLAH 2 6 10 2 8 8 2 7 9 Pertemuan Tabel 4 Hasil Penilaian Kreativitas Membuat Mainan Siklus 1 Pertemuan 2 Kriteria Kemampuan dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas 1. 2 R 2 11,11 2 11,11 2 11,11 S 6 33,33 8 44,44 7 38,89 T 10 55,56 8 44,44 9 50 18 100 18 100 18 100 Berdasarkan data observasi pada siklus I pertemuan I dan II pada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 55,56, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 44,44 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 50.

6 2. Siklus II Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) dari pertemuan pertama dan kedua dengan tema rekreasi anak mengalami kemajuan yang sangat meningkat karena kegiatan pada siklus II peneliti mengganti mainan yang dibuat berupa bola dan perahu. terlihat lebih antusias dan kreatif membuat mainan tersebut. Tabel 5 Hasil Observasi Kreativitas Membuat Mainan Siklus 2 Pertemuan 1. Nama dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas Kegiatan dan Alternatif Jawaban dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas R S T R S T R S T 1. Alifi 2. Bani 3. Ezan 4. Fadil 5. Firman 6. Hasbi 7. Ilham 8. Makmur 9. Zaki 10. Anjani 11. Hunara 12. Intan 13. Mimi 14. Nabila 15. Nuryana 16. Tata 17. Uswatun H 18. Zakia JUMLAH 1 6 11 2 6 10 1 7 10 Pertemuan Tabel 6 Hasil Penilaian Kreativitas Membuat Mainan Siklus 2 Pertemuan 1 Kriteria Kemampuan dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas dapat melakukan ekplorasi bentuk mainan dengan ide sendiri dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas 1. 1 R 1 5,56 2 11,11 1 5,56 S 6 33,33 6 33,33 7 38,89 T 11 61,11 10 55,56 10 55,56 18 100 18 100 18 100

7 Tabel 7 Hasil Observasi Kreativitas Membuat Mainan Siklus 2 Pertemuan 2. Nama dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas Kegiatan dan Alternatif Jawaban dapat melakukan dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas R S T R S T R S T 1. Alifi 2. Bani 3. Ezan 4. Fadil 5. Firman 6. Hasbi 7. Ilham 8. Makmur 9. Zaki 10. Anjani 11. Hunara 12. Intan 13. Mimi 14. Nabila 15. Nuryana 16. Tata 17. Uswatun H 18. Zakia JUMLAH 0 3 15 0 4 14 0 3 15 Pertemuan Tabel 8 Hasil Penilaian Kreativitas Membuat Mainan Siklus 2 Pertemuan 2 Kriteria Kemampuan dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas dapat melakukan ekplorasi bentuk mainan dengan ide sendiri dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas 1. 2 R 0 0 0 0 0 0 S 3 16,67 4 22,22 3 16,67 T 15 83,33 14 77,78 15 83,33 18 100 18 100 18 100 1. Siklus I Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan pertama dan kedua dari kegiatan awal, inti dan penutup anak merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan dan hasilnya meningkat seperti yang diharapkan karena kegiatan bermain dengan bahan barang bekas dapat meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahundi TK AD-Durunnafis Sungai Rengas. Berdasarkan data observasi pada siklus I pertemuan I dan II pada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil

8 diperoleh persentase 55,56, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 44,44 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 50. 2. Siklus II Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) dari pertemuan pertama dan kedua dengan tema rekreasi anak mengalami kemajuan yang sangat meningkat karena kegiatan pada siklus II peneliti mengganti mainan yang dibuat berupa bola dan perahu. terlihat lebih antusias dan kreatif membuat mainan tersebut. Dengan demikian, pada siklus II pertemuan I dan IIpada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami peningkatan 22,22, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 77,78 atau mengalami peningkatan sebesar 33,34 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami peningkatan sebesar 33,33.Dengan adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II maka kreativitas anak pada kegiatan bermain dengan bahan barang bekas dapat meningkat dari pembelajaran yang telah lalu. Pembahasan Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan pertama dan kedua dari kegiatan awal, inti dan penutup anak merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan dan hasilnya meningkat seperti yang diharapkan karena kegiatan bermain dengan bahan barang bekas dapat meningkatkan kreativitas anak usia 5-6 tahundi TK AD-Durunnafis Sungai Rengas. Berdasarkan data observasi pada siklus I pertemuan I dan II pada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 55,56, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 44,44 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 50. Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) dari pertemuan pertama dan kedua dengan tema rekreasi anak mengalami kemajuan yang sangat meningkat karena kegiatan pada siklus II peneliti mengganti mainan yang dibuat berupa bola dan perahu. terlihat lebih antusias dan kreatif membuat mainan tersebut. Dengan demikian, pada siklus II pertemuan I dan IIpada aspek membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami peningkatan 22,22, sedangkan pada aspek melakukan eksplorasi bentuk mainan, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 77,78 atau mengalami peningkatan sebesar 33,34 dan pada aspek menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas, anak yang sangat terampil diperoleh persentase 83,33 atau mengalami

9 peningkatan sebesar 33,33.Dengan adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II maka kreativitas anak pada kegiatan bermain dengan bahan barang bekas dapat meningkat dari pembelajaran yang telah lalu. Disini peneliti dan observer mendeskripsikan tentang hasil penelitian, di mana kegiatan perencanaan dalam kegiatan bermain dengan bahan barang bekas berkaitan dengan aspek-aspek perkembangan kreativitas yaitu anak dapat membuat mainan dari media bahan barang bekas, anak dapat melakukan eksplorasi bentuk mainan dan anak dapat menceritakan cara membuat mainan dari berbagai bahan barang bekas telah peneliti buat dengan sebaik-baiknya karena berdasarkan hasil data APKG, peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan : 1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) sesuai denngan peraturan pemerintah. 58 Tahun 2009. 2. Peneliti telah mensetting kelas dengan baik sehingga ada ruangan untuk anak bermain 3. Peneliti telah mempersiapkan media dan alat untuk kegiatan pembelajaran yang kreatif 4. Peneliti telah banyak melakukan perbaikan sehingga hasilnya menjadi lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan umum hasil penelitian ini adalah bahwa kreativitas anak Taman Kanak-Kanak AD-Durunnafis Sungai Rengas telah meningkat melalui metode bermain dengan bahan barang bekas. Secara khusus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Perencanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain dengan bahan barang bekas di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas antara lain : merencanakan bahan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum, merencanakan tujuan khusus, merencanakan materi pembelajaran, merencanakan sumber untuk belajar, menyiapkan media pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, merencanakan alokasi waktu pembelajaran, merencanakan pemberian tugas, merencanakan pengembangan kreativitas dengan metode bermain dari bahan barang bekas, merencanakan penataan ruangan dan fasilitas belajar, merencanakan prosedur dan jenis penilaian, membuat alat-alat penilaian.perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru sudah dapat dikategorikan baik karena perencanaan yang dibuat sudah sistematis, membuat guru mudah dalam melaksanakan pembelajaran tersebut, 2) Pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain dengan bahan barang bekas di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas yakni dengan model sentra dengan kegiatan pijakan lingkungan seperti menyiapkan ruangan belajar, kegiatan pijakan sebelum bermain seperti mengecek kehadiran anak sebelum belajar anak, menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya pijakan saat bermain seperti menjelaskan materi pembelajaran, mendemontrasikan tata cara membuat topi, kipas, bola dan perahu dari kertas koran, memberikan tugas kepada anak untuk membuat topi, kipas, bola dan

10 perahu. Pijakan setelah bermain seperti membereskan mainan, memberikan penguatan dan menutup pelajaran.pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas yang dilakukan guru sudah dapat dikategorikan baik karena dapat dilaksanakan secara sistematika sehingga anak mendapatkan penjelasan yang jelas terhadap tugas yang diberikan, 3) usia 5-6 tahun dapat mengembangkan kreativitas melalui metode bermain dengan bahan barang bekas di TK AD-Durunnafis Sungai Rengas yakni dengan membuat bentuk mainan, melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, menyebutkan media yang dapat digunaka dalam membuat mainan. Saran Saran: 1) Media bahan barang bekas yang tersedia kurang, sehingga menjadi kendala saat penelitian. Oleh karena itu diharapkan media yang digunakan lebih dioptimalkan sehingga anak dapat lebih dapat kreatif dalam membuat mainan dari bahan barang bekas, 2) Melalui hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar dalam meningkatkan kreativitas dapat dilakukan melalui metode bermain dengan bahan barang bekas karena akan menjadikan anak mengekplorasi imajinasinya dalam membuat mainan dengan bentuk-bentuk yang unik. DAFTAR RUJUKAN Hamid Sarief, (2003), Mengenal Kurikulum Sekolah dan Madrasah, Bandung : Citra Umbaran Maryana, (2005), Peningkatan Kreativitas dan Perkembangan Kognitif dengan Kognitif Strategi Kognitif dalam Pembelajaran di Taman Kanak-kanak [Online], Tersedia : education@maryana.blogspot.com. [20 Juni 2012] Montolalu, (2007), Bermain dan Permainan, Jakarta : Universitas Terbuka Munandar, (2003), Pengembangan Kreativitas Berbakat, Jakarta : Rineka Cipta Rachmawati&Kurniati, (2003), Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta : Depdiknas Yuliani, (2011), Konsep Dasar Pendidikan Usia Dini, Jakarta : PT. Indeks