PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NURSIWI KOTA YOGYAKARTA TESIS

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU (TKIT) ASSALAM JETIS AMBARAWA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan. martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

Transkripsi:

32 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI KB HJ. ISRIATI BAITURRAHMAN 2 SEMARANG RINGKASAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Oleh : SUNARTI NIM : Q. 100.070.769 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah pendidikan bukanlah masalah yang sederhana untuk dibicarakan. Karena selain sifatnya yang kompleks, dinamis dan kontekstual, pendidkan merupakan wahana untuk pembentukan diri seseorang secara keseluruhan. Peranan pendidikan dalam pembentukan diri sebagai sumber daya manusia merupakan tujuan umum pendidikan. Pendidikan dalam prosesnya selain bertujuan membentuk sumber daya manusia yang meliputi aspek kognitif berupa keterampilan akademik (membaca dan matematika) dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi (kemampuan memecahkan masalah), juga sekaligus mencakup tujuan pengembangan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang bekerja dan hidup dalam kelompok secara kreatif, inisiatif, empati, dan yang memiliki keterampilan interpersonal yang memadai sebagai bekal bermasyarakat (Wibowo, 2008: 110). Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pendidikan diharapkan melahirkan sosok manusia sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, yaitu pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 1

2 sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Peningkatan mutu sumberdaya manusia (SDM) merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam era globalisasi saat ini karena SDM mempunyai peran yang sangat strategis dalam mensukseskan pembangunan nasional. Peningkatan mutu SDM hanya dapat dilakukan melalui pendidikan yang bermutu agar dapat mencetak SDM yang mempunyai daya saing bangsa di percaturan dinia dalam era masyarakatberpengetahuan (Anonim, 2008: 1). Berbicara tentang kualitas, tentu kita semua menyadari bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia masih rendah dan jauh dari yang diharapkan. Menurut laporan UNDP tahun 2000 saja menunjukkan mutu sumberdaya manusia Indonesia masih pada urutan ke-109 dari 174 negara, jauh di bawah Malaysia yang berada pada urutan ke-69 dan Brunei pada urutan ke-32. Menurut UNESCO, pada tahun 2003 mutu pendidikan Indonesia beradabpada urutan ke-119 di dunia. Sedangkan Survey Political and Economic Risk (PER) menyatakan kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 di antara 12 negara di ASIA. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvei di Asia Pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, 68, 73 dan 75 (Haryono, 2008: 151). Melihat kenyataan tersebut dan kesadaran bahwa peningkatan SDM berhubungan erat denagan pencetakan generasi penerus bangsa, dan generasi

3 penerus bangsa adalah anak-anak Indonesia yang kita hadapi sekarang yaitu anakanak usia dini, maka tak dapat dipungkiri bahwa peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak dari dini dan bila perlu sejak dari dalam kandungan. Mengutip pendapat Papalia dan Olds dalam Jamaris (2003:8) bahwa pada waktu bayi dilahirkan memiliki otak seberat 25% dari berat otak orang dewasa. Pada tahap pertama dan kedua setelah kelahiran otak terus berkembang. Pada usia 3-4 tahun berat otak anak telah mencapai 75% berat otak orang dewasa. Pada tahun berikutnya otak anak mencapai 90% dari berat otak orang dewasa. Sejalan dengan perkembangan berat otak tersebut, susunan syaraf juga ikut berkembang. Perkembangan ini berjalan sampai usia 12 tahun. Pada saat ini otak anak telah mencapai berat otak orang dewasa. Konon sejak dalam kandungan jabang bayi telah mampu menyerap psikis di sekelilingnya. Bila dibimbing dengan baik, sampai usia 6 tahun sel otak anakanak mampu berkembang pesat. Sampai usia 10 tahun sel-sel otak anak berkembang secara baik. Pekembangan sel-sel otak ini melahirkan kemempuan menyerap informasi. Setelah usia itu perkembangan sel-sel otak tidak sepesat sebelumnya, bahkan bila tidak dirangsang sel-sel otak akan mati yang berarti suatu kemunduran dalam menyerap informasi dan belajar. Karena itu sampai anak usia 4-6 tahun sering disebut sebagai usia emas (golden age) yang membutuhkan bimbingan dan didikan secara khusus, dalam Pendidikan Anak Usia Dini atau yang sekarang marak disebut dengan PAUD (Hariyono, 2008: xi). Pendidikan pada masa usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan

4 berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Masa usia dini merupakan masa peletakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya masa usia dini yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa yang datang dan sebaliknya (Sujiono, 2006: 1). Pendidikan anak usia dini merupakan basis penentu atau pembentukan karakter manusia Indonesia di dalam kehidupan berbangsa. Hal ini dikarenakan pembentukan karakter bangsa dan kehandalan sumberdaya manusia mendatang ditentukan pada bagaimana penanaman sejak anak usia dini. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk melestarikan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga untuk pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Oleh karena itulah pendidikan anak usia dini dipandang sangat penting. Dari aspek pendidikan stimulasi dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak yang mencakup; 1) penanaman nilai-nilai dasar (pendidikan budi pekerti dan agama), 2) pembentukan sikap (disiplin dan kemandirian), 3) pengembangan kemampuan dasar (berbahasa, motorik, kognitif dan social). Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu supaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (Anonim, 2002: 1).

5 Ahli psikologi Bradekamp mengungkapkan bahwa pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumberdaya manusia dan periode ini hanya datang sekali serta tidak dapat diulang kembali, sehingga stimulasi dini yang salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan (Anonim, 2008: 3). Hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat ke manusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu implementasi dan hak ini, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dan pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undangundang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Mengingat akan pentingnya pembentukan karakter anak usia dini sebagai generasi masa depan yang berkualitas, maka penting pula untuk menyiapkan suatu formula pendidikan yang tepat bagi anak usia dini. Jauh sebelum konsep

6 pendidikan anak usia dini ditemukan, dunia pendidikan kita sesungguhnya telah mengenal konsep pendidikan anak prasekolah. Pendidikan anak prasekolah sendiri merupakan konsep pendidikan yang mencoba menggali dan mencari model pendidikan yang tepat untuk anak usia dini (Al Rasyid, 2008: 2). PAUD adalah investasi bangsa yang sangat berharga. Keseriusan bangsabangsa maju mengembangkan PAUD sangat beralasan, karena pendidikan pada masa anak di usia dini akan memberikan bekas yang sangat mendalam dalam memori anak (Sofyani,2008: 2). PAUD merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Konsep ini membahas upaya peningkatan kualitas SDM dari sektor hulu, sejak anak usia 0 tahun bahkan sejak pra lahir hingga usia 6 tahun, dimana rentang usia ini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasananak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan anak-anak di masa yang akan datang (Anonim, 2008:1). Pendidikan anak usia dini berkaitan dengan asas pendidikan partisipatif, dimana pendidikan diselenggarakan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan, yang sistemik, terbuka dan multi makna. Paradigma baru pendidikan anak usia dini lebih merupakan suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan berdasarkan prinsip memberi ketauladanan, dorongan dan tentunya dilakukan dengan prinsip otonomi, transparansi dan akuntabilitas publik (Sofyani, 2008: 3).

7 Pendidikan bagi anak usia dini telah berkembang luas, baik di negara maju, maupun negara berkembang. Berbagai macam program pendidikan anak usia dini ini dikembangkan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, konsep PAUD saat ini telah menarik perhatian para peminatnya yang berkecimpung di lapangan pedagogis, baik pemerintah, masyarakat maupun lembaga pendidikan lainnya. Dalam konteks ini yang harus dipikirkan dan direncanakan adalah bagaimana formulasi yang tepat dalam pengelolaan pembelajaran dalam PAUD tersebut. Pola belajar yang diterapkan pada anak usia dini tidaklah sama dengan pola belajar pada anak usia SD ke atas. Untuk itu perlu diperhatikan oleh penyelenggara program PAUD terutama sumber belajar atau tenaga pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar harus mengetahui bagaimana pola belajar anak usia dini (Anonim, 2008:4). Program PAUD diperlukan sebagai wujud untuk menyiapkan manusia masa depan yang lebih kompetitif. Hal ini perlu disikapi lebih bijaksana agar mampu melahirkan generasi yang lebih berkualitas. Berbicara tentang kualitas PAUD tentu tak lepas dari bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung atau yang dilaksanakan di lembaga PAUD yang bersangkutan. Proses pembelajaran yang tepat dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan proses pembelajaran yang tepat. Pengelolaan pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan perkembangan anak usia dini yang tepat dengan sarana dan prasarana yang memadai akan mampu mencetak anak dengan kesiapan

8 kemampuan, mental, keterampilan dalam memasuki tingkat pendidikan yang lebih lanjut. Berdasar latar belakang ini peneliti merasa tertarik untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran atau proses pembelajaran dan model pembelajaran yang dilaksanakan di Kelompok Bermain (KB) Yayasan Hj. Isriati Baiturrahman 2 Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan anak prasekolah yang favorit di Semarang. B. Fokus Penelitian Berdasar latar belakang masalah dapat dikatakan bahwa seiring dibutuhkannya pendidik anak pra sekolah agar dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas, maka diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik di lembaga-lembaga pendidikan anak pra sekolah (PAUD). Fokus Penelitian dalam penelitian ini adalah: Bagaimana karakteristik pengelolaan pembelajaran anak usia dini di KB Hj. Isriati Semarang. Sedangkan sub fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik anak usia dini di KB Hj. Isriati Semarang. 2. Bagaimana karakteristik pelaksanaan pembelajaran di KB Hj. Isriati Baiturrahman 2 Semarang. C. Tujuan Penelitian Berdasar fokus penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik anak usia dini di KB Hj. Isriati Baiturrahman 2 Semarang.

9 2. Mengetahui karakteristik pelaksanaan pembelajaran di KB Hj. Isriati Baiturrahman 2 Semarang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memperkaya khasanah kepustakaan yang berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), khususnya pendidikan di Kelompok Bermain (KB) dan diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lanjutan atau mungkin dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi para pengambil kebijakan PAUD, untuk dapat dijadikan masukan pembanding dalam mengembangkan model PAUD di Kelompok Bermain. b. Bagi para pengelola lembaga PAUD, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembanding pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dalam pengelolaan pembelajaran di Kelompok Bermain.

10 E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Arikunto, 2008:3). Sedangkan pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Uno, 2006: 3). Jadi pengelolaan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan sebagai kerjasama oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk membelajarakan siswa. 2. Anak Usia Dini Anak usia dini, atau usia pra sekolah adalah mereka yang berusia antara 3 6 tahun (Patmonodewo: 2003:19). Dalam hal PAUD setingkat KB rentang usia anak adalah antara 2 sampai 4 tahun. 3. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.