OPTIMALISASI IGNITION TIMING PADA PENGGUNAAN E 100 DAN PISTON MODIFIKASI GM.1 54/50/13

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN PISTON MODIFIKASI GM.1-54/50/13 PADA PENGGUNAAN ETHANOL-100

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

REMAPING PENGAPIAN CDI PROGRAMMABLE DENGAN VARIASI DURASI CAMSHAFT PADA MOTOR 4 TAK 125 CC BAHAN BAKAR E 100. Abstrak

ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI

REMAPPING PENGAPIAN PROGRAMMABLE CDI DENGAN PERUBAHAN VARIASI TAHANAN IGNITION COIL PADA MOTOR BAKAR 4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E-100

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN HONDA G200 DENGAN BAHAN BAKAR GAS LPG

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

I. PENDAHULUAN. Kata kunci - Bioetanol, Electronic Control Unit, Honda CB150R, rasio kompresi, RON.


ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB III METODE PENELITIAN

: ENDIKA PRANNANTA L2E

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

Spesifikasi Bahan dan alat :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

ANALISIS VARIASI DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MESIN

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

Transkripsi:

OPTIMALISASI IGNITION TIMING PADA PENGGUNAAN E 100 DAN PISTON MODIFIKASI GM.1 54/50/13 Gunawan 1), Agus Wibowo 2), M.Agus Shidiq 3) 1 Mahasiswa Teknik Mesin S1 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal 2,3) Pengajar Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Desa Krasak Rt.09 Rw.03, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Telp : 087730841652, E-mail: gunawanbinmustohid@gmail.com ABSTRAK Beberapa tahun yang akan datang dunia akan mengalami krisis bahan bakar minyak, dan salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah alkohol fuel grade/etanol (Billah, 2009 : 24). Alkohol memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bensin karena angka oktan Alkohol sebesar 108 dan dapat bekerja pada rasio kompresi yang lebih tinggi (Muku & Sukadana, 2009 : 26). Pada umumnya penggunaan bahan bakar alkohol masih membutuhkan campuran bensin. Pada penelitian kali ini digunakan bahan bakar alkohol tanpa campuran bensin, bahan bakar ini disebut E 100 (100 % alkohol). Karena E 100 (etanol/alkohol) memiliki nilai oktan yang lebih tinggi dari bensin, maka perbandingan kompresi dan ignition timing mesin empat langkah harus disesuaikan (karena pada umumnya mesin sepeda motor empat langkah dirancang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan kompresi dan ignition timing terhadap torsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc) Honda Vario 110 cc pada saat menggunakan E 100. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ignition timing, dan variabel terikatnya adalah torsi, daya dan Spesific Fuel Consumption (Sfc). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana terdapat perlakuan berupa : modifikasi pada tonjolan sensor pengapian (Pick Up - Pulser/Triger) sehingga ignition timing dapat divariasikan. Terdapat 8 (delapan) sampel ujicoba yaitu : sampel 1 (bahan bakar Pertamax 92, kompresi 10 : 1 dan ignition timing 15 BTDC), sedangkan pada saat menggunakan E 100 perbandingan kompresi disetel 13 : 1 dan timing pengapian disetel 10 BTDC (sampel 2), 15 BTDC (sampel 3), 20 BTDC (sampel 4), 25 BTDC (sampel 5), 30 BTDC (sampel 6), 35 BTDC (sampel 7) dan 40 BTDC (sampel 8). Perbandingan kompresi 13 : 1 dicapai dengan modifikasi pada kepala piston sehingga volume kepala piston menjadi 3,5 cm³ (piston GM.1 54/50/13), dengan menggunakan piston ini tekanan silinder dapat mencapai 170 psi (11.95 kg/cm 2 ). Berdasarkan pengujian dan perhitungan, daya optimal diperoleh dengan ignition timing disetel 37,65 BTDC, sedangkan Sfc optimal diperoleh dengan ignition timing disetel 25,5 BTDC. Kata kunci : etanol, kompresi, piston, ignition timing, torsi, daya. PENDAHULUAN Flash Point Etanol berada pada 55 F sedangkan Flash Point bensin berada pada 45 F (Wiratmaja, 2010 :147 49). Maka, pada saat akan menggunakan etanol mesin empat langkah yang semula menggunakan bahan bakar bensin harus disertai dengan perubahan / penyesuaian Ignition Timing. Pada penelitian ini, penyesuaian pengapian dilakukan dengan modifikasi pada Pick Up Pulser/Triger (supaya bisa digeser untuk penyetelan Ignition Timing). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pada posisi Ignition Timing berapa yang memberikan daya optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100? 66 Vol 10 No. 1 April 2015

2. Pada posisi Ignition Timing berapa yang memberikan Spesific Fuel Consumption optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100? Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Mendapatkan posisi Ignition Timing yang memberikan daya optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100. 2. Mendapatkan posisi Ignition Timing yang memberikan Spesific Fuel Consumption optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100. LANDASAN TEORI Etanol Etanol dari pati sebagian besar digunakan dalam minuman. Reaksinya adalah : C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH + 2CO 2 glukosa etanol (Keenan, 1980 : 379 384). E 100 Gasohol merupakan bahan bakar hasil pencampuran bensin dengan alcohol, apabila kandungan alcohol sebanyak 10 persen, maka bisa disebut gasohol E 10 (Piarah dkk, 2011 : 140). Namun, di Brazil bahan bakar alkohol sudah dapat digunakan tanpa menggunakan campuran bensin (E 100). Pada tahun 2003, pabrik mobil di Brazil telah memproduksi kendaraan yang dapat beroperasi menggunakan bahan bakar E 20, E 25 sampai dengan E 100 (Anonim, 2015). E 100 dapat diperoleh secara luas pada stasiun pengisian bahan bakar umum di Brazil (Anonim, 2015). Pembakaran Penghentian pembakaran gas sebaiknya terjadi pada TMA atau sedikit sesudahnya. Pada gambar 1. diperlihatkan sebuah bentuk diagram bila pengapiannya disetel tepat, terlalu dini dan terlalu lambat. (a) (b) (c) Gambar 1. Diagram indikator bila pengapian tepat (a) terlalu dini (b) terlalu lambat (c) (Sumber : Arends & Berenschot, 1980 : 11) Torsi Torsi atau momen puntir adalah kemampuan motor untuk menghasilkan kerja. Besarnya torsi ( T ) dapat ditentukan dari persamaan : T = 2fR = w.l..... (1) dan w = m.g..... (2) Dimana : m = massa beban dynamometer (kg). T = Torsi (Nm). W = Gaya berat (N). R = jari jari (m). G = gravitasi (m/s 2 ). Daya BHP biasanya diukur dengan peralatan pengukur daya yang ditempatkan pada driveshaft mesin...... (3) Dimana: n = Putaran per menit driveshaft (putaran/menit) f = Gaya gesek (N) R = Momen Arm (m/put) (Wiratmaja, 2010 : 20 21) Sistem Pengapian CDI CDI mengandalkan pulser (pick up coil) untuk memberikan sinyal berdasarkan putaran magnet, yang kemudian memerintahkan busi menembak (Machmud, 2013 : 59 60). METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel Penelitian Vol 10 No. 1 April 2015 67

Variabel bebas pada penelitian ini adalah timing pengapian. Variabel terikat pada penelitian ini adalah torsi, daya dan Sfc. Flow Chart Penelitian kg/cm 2 ). Piston GM.1 54/50/13 memiliki bentuk kepala piston yang lebih menonjol 5 mm bila dibandingkan dengan ukuran standar. ` Mulai Studi Literatur, Persiapan Alat dan Bahan Pengukuran Mesin Standar (Perbandingan Kompresi dan Timing Pengapian) Modifikasi Mesin (Piston dan Pick-up Pulser) (a) (b) Gambar 3. Ilustrasi piston modifikasi GM.1 54/50/13 tampak (a) depan (b) samping Uji Torsi, daya dan Sfc : (Bahan Bakar Pertamax 92, Kompresi dan Timing 15) Uji Torsi, daya dan Sfc : (Bahan bakar E 100, Kompresi 13 : 1), Timing pengapian 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40) (a) (b) Gambar 4.(a) Bentuk nyata piston GM.1 54/50/13. (b) Pick Up Pulser modifikasi Ada kenaikan torsi, daya & efisiensi bahan bakar Ya Tidak Modifikasi Rotor Magnet Terdapat 3 alur pada Pick Up Pulser/Trigger hasil modifikasi yang berfungsi untuk lubang baut pengencang (gambar 4.b). Pengolahan Data Analisis Kesimpulan Selesai Gambar 2. Flowchart Penelitian HASIL PENELITIAN Modifikasi Piston Tekanan silinder pada kondisi standar (kompresi 10 : 1) adalah 145 Psi (10.19 kg/cm 2 ), setelah modifikasi (kompresi 13 : 1) adalah 170 Psi (11.95 (a) (b) Gambar 5. Pick Up Pulser pada posisi Timing pengapian (a) Standar (b) maju 5 Rata rata nilai torsi Tabel 1. Rata rata nilai hasil uji torsi Torsi (N.m.m) 1 3 5 6 12. 90 2 9. 44 10. 10 4 9. 81 11. 36 10. 95 7 7. 73 8 8. 30 68 Vol 10 No. 1 April 2015

Dengan kata lain Ignition Timing sebesar 25 dapat meningkatkan rata rata torsi sebesar 1.26 N.m.m (12.47 %). Rata rata nilai daya Tabel 2. Rata rata nilai hasil uji daya Daya (hp) 1 2 3 4 5 6 7 6.1 4.6 5.0 4.9 5.3 5.2 4.3 8 4.4 7 8 3 1 0 9 2 9 Dengan kata lain Ignition Timing sebesar 25 dapat meningkatkan daya sebesar 0,37 hp (7.43 %). Spesific Fuel Consumption (Sfc) Sfc diukur bersamaan dengan pada saat pengujian torsi dan daya, pada 4000 rpm, kemudian dilakukan pencatatan waktu yang dibutuhkan (t f ) untuk menghabiskan bahan bakar E 100 sebanyak 50 ml atau 0,05 liter (v f ). Sfc dihitung dengan rumus : Sfc =..... (4) dimana: = Daya Keluaran (kilo Watt) Sfc = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (gr/kw.h). = Laju Aliran Massa Bahan Bakar (kg/jam) Untuk mengetahui Sfc maka harus dilakukan perhitungan laju aliran massa bahan bakar (M f ). M f dihitung dengan rumus : =..... (5) dimana: Sg f = Specific Gravity (0,79 kg/liter) v f = Volume bahan bakar yang diuji (liter) t f = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji (detik). Tabel 3. Nilai hasil uji waktu untuk menghabiskan bahan bakar (t f ) dari sampel 1 sampai dengan sampel 8 Sa m pe l 1 2 s.d 8 Ig- Ti mi ng W ak tu 15 36 5, 89 10 19 0, 36 15 19 6, 60 20 21 2, 50 25 27 2, 33 30 32 9, 19 35 38 1, 16 40 32 5, 10 (t f ) Selain laju aliran massa bahan bakar, untuk mengetahui Sfc maka harus dilakukan perhitungan daya keluaran (P B ). P B dihitung dengan rumus : PB =..... (6) dimana: = 3,14 n = Putaran mesin (rpm) = Faktor konversi daya dari detik ke jam = Torsi (N,m) Berdasarkan pengujian, diperoleh data : Tabel 4. Nilai hasil uji rata rata Torsi (T) dan rata rata daya (P B) pada 4000 rpm dari Sampel 1 1 s.d 8 Ig-Timing 15 10 15 20 25 30 35 40 torsi (N.m) 13.16 8.80 9.72 9.37 10.47 10.09 9.08 9.14 daya (kw) 5.51 3.68 4.07 3.92 4.38 4.22 3.80 3.83 Vol 10 No. 1 April 2015 69

sampel 1 sampai dengan sampel 8 Tabel 5. Nilai hasil uji Sfc dari sampel 1 sampai dengan sampel 8 Sampel 1 1 s.d 8 Ig-Timing 15 10 15 20 25 30 35 40 Sfc (gr/kw.h) 70.54 202.76 177.74 170.58 119.12 102.26 98.14 114.31 Gambar 7. Grafik hasil uji rata rata daya vs Sfc pada 4000 rpm pada saat menggunakan bahan bakar E 100 Sebagai contoh, perhitungan untuk mengetahui nilai nilai Sfc optimal adalah sebagai berikut : = 2. 0,0346 0,452 Gambar 6. Grafik hubungan antara Sfc dengan Ignition Timing pada 4000 rpm pada saat menggunakan bahan bakar E 100 Pada gambar. 7 dapat diketahui bahwa Ignition Timing yang menghasilkan Sfc ataupun daya optimal dapat diketahui dengan menurunkan persamaan yang muncul berdasarkan Trendline (nilai y dari Sfc dan nilai y dari daya), sehingga dapat diketahui nilai optimal (x) baik itu Sfc ataupun daya. optimal adalah bila = 0, maka : 2. 0,0346 0,452 = 0 2. 0,0346 = 0,452 0,0692 = 0,452 = = 6,53 Pada gambar. 8 dapat dilihat bahwa Nilai 6,53 adalah masih dalam bentuk nilai x, dimana nilai berada diantara 6 (Ignition Timing 35) dan 7 (Ignition Timing 40). ` Gambar 8. Hubungan antara nilai x dengan Ignition Timing Dengan menggunakan rumus Intrapolasi maka dapat diketahui nilai Ignition Timing berdasarkan nilai x = 6,53. 70 Vol 10 No. 1 April 2015

y =..... (7) dimana : X 5 6 ( 7 ( ) y 30 35 ( 40 ( ) Maka : y = y = Jadi dapat diketahui bahwa Sfc optimal diperoleh jika Ignition Timing disetel 37,65 BTDC. Dengan cara yang sama maka dapat diketahui bahwa daya optimal diperoleh jika Ignition Timing disetel 25,5 BTDC. Pengujian Lapangan Pada saat pengujian piston yang digunakan adalah piston modifikasi GM.1 54/50/13 dan ignition timing disetel 25 BTDC. Pengujian jarak pendek dilakukan dengan cara mengendarai sepeda motor (setiap hari) dengan jarak sekitar 30km, selama satu tahun. Untuk pengujian jarak jauh sepeda motor dikendarai menempuh jarak sejauh 263 km. Karena keterbatasan jumlah bahan bakar E 100 maka dalam pengujian ini bahan bakar yang digunakan adalah Pertamax 92. Hasil pengujian lapangan menunjukan dampak positif pada tenaga dan konsumsi bahan bakar. Dan ketahanan mesin tetap terjaga. Dampak negatif yang muncul yaitu suara mesin yang sedikit lebih berisik dari kondisi standar. Hal ini dimungkinkan oleh meningkatnya tekanan pembakaran, konsentrasi bobot piston yang berbeda dari kondisi standar dan celah setelan kebebasan katup yang disetel lebih longgar (mengantisipasi bocornya tekanan kompresi). KESIMPULAN Dari pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Posisi Ignition Timing yang memberikan daya optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100 adalah disetel 37,65 BTDC. 2. Posisi Ignition Timing yang memberikan Spesific Fuel Consumption optimal ketika Honda Vario menggunakan bahan bakar E 100 adalah disetel 25,5 BTDC. DAFTAR PUSTAKA Adnyana, I,W, B. 2009. Uji Peningkatan Unjuk Kerja Mesin Dengan Menggunakan Sistem Pengapian Pada Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin cakra M. 3 (1): 87. Agrariksa, F, A., Bambang, S., Wahyunanto, A, N. 2013. Uji Performa Motor Bakar Bensin (On Chasis) Menggunakan Campuran Premium Dan Etanol, Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1 (3): 203. Andrianto, R. 2013. Optimalisasi Daya Pada Motor Mega Pro 156,7 CC dari Perubahan Durasi dan Lift Pada Noken Aa (Camshaft). Jurnal Enginering. Fakultas Teknik. Universitas Pancasakti, Tegal Anisa, N. 2010. Pengaruh Perubahan Na Dan Voor Onsteking Terhadap Kerja Mesin, Agritek. 11 (1): 16. Anonim, 2006. Surat Keputusan Direktur Jendral Minyak Dan Gas Bumi Nomor : 3674 K24/24/DJM/2006 Mengenai Standar Dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri. Arends, B,P,M., Berenschot. 1980. Motor Bensin. Umar Sukrisno. Erlangga. Jakarta. Billah, M. 2009. Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses Distilasi Ekstraktif. Jurnal penelitian ilmu teknik. 9 (1): 24. Bell, A, G. 1981. Performance Tuning In Theory & Parctice Four Storkes. Haynes Publications Inc. California. USA. Vol 10 No. 1 April 2015 71

Butar, H., Mulfi, H. 2014. Pengaruh Variasi Penambahan Alkohol 96% Pada Bensin Terhadap Unjuk Kerja Motor Otto. Jurnal e Dinamis, 10 (2): 128. Etanol Fuel in Brazi. http://www.unenergy.org/stories/38-ethanol-fuel-inbrazil, diakses 3 agustus 2015, jam 10 : 15. E85. http://www.epure.org/ethanol-for-fuel/ fuel-blends/e85, diakses 3 agustus 2015, jam 10 : 22. Hadisiswanto, E, 2012, Analisa pengaruh Bahan Bakar Alternatif Bioethanol E 30, E 50, E100 terhadap Daya dan Torsi Mesin 4 Langkah, Jurnal Enginering 2012 (25), Fakultas Teknik. Universitas Pancasakti, Tegal. Keenan, C, W., Donald, C, K., Jesse, H, W. 1980. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta. Machmud, S., Untoro, B, S., Leydon, S. 2013. Pengaruh Variasi Unjuk Derajat Pengapian Terhadap Kerja Mesin. Jurnal Teknik. 3 (1):58 60. Muku, I,D,M,K., Gusti, K, S. 2009. Pengaruh Rasio Kompresi Terhadap Unjuk Kerja Mesin Empat Langkah Menggunakan Arak Bali Sebagai Bahan Bakar. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin cakra M. 3 (1): 26. Nababan, H,M., Himsar, A., Tulus, B, S. 2013. Studi Kinerja Mesin Otto Menggunakan Bahan Bakar Bensin Dan Etanol 96%, Jurnal e dinamis. 4 (4): 255 256. Nanlohy, H, Y. 2012. Perbandingan Variasi Derajat Pengapian Terhadap Efisiensi Termal Dan Konsumsi Bahan Bakar Otto Engine BE50. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Dinamika. 3 (2):214. Pardede, S,T., Tulus, B, S. 2013. Kinerja Mesin Sepeda Motor Satu Silinder Dengan Bahan Bakar premium Dan Etanol Dengan Modifikasi Rasio Kompresi, Jurnal e dinamis. 4 (4): 231 238. Paridawati. 2014. Optimasi Efisiensi Motor Bakar Sistem Injeksi Menggunakan Metode Simulasi Artificial Neural Network, Prosiding SNATIF. 1 : 163. Piarah,W.H., Zuryati, D., Andi, M. 2011. Analisa penggunaan Gasohol Dari Limbah Kulit Pisang Terhadap Prestasi Mesin Motor Bakar Bensin, Jurnal Mekanikal. 2 (1):39. Pudjanarso, A., Djati, N. 2006. Mesin Konversi Energi. ANDI. Yogyakarta. Purnomo, H., Husin, B., Basori. 2012. Analisis penggunaan CDI Digital Hyper Band Dan VAriasi Putaran Mesin Terhadap Torsi Dan Daya Mesin Pada Sepeda Motor Yamaha Jupiter MX Tahun, Jurnal NOSEL. 1 (1):10 12. Sarjono., Debi, F. 2.12. Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Bio Premium E10 dan Premium Terhadap Performance Mesin Pada Motor Yamaha Jupiter Z 2004, Majalah Ilmiah STTR Cepu, Nomor 15 : 2. Setiyawan, A. 2007. Pengaruh Ignition Timing dan Compression Ratio Terhadap unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang Motor Bensin Berbahan Bakar Campuran Etanol 85% dan Premium 15% (E 85). Seminar Nasional Teknologi. :3 8. Simanungkalit, R., Tulus, B, S. 2013. Performansi Mesin Sepeda Motor Satu Silinder Berbahan Bakar Premium Dan Pertamax Plus Dengan Modifikasi Rasio Kompresi, Jurnal e dinamis. 5 (1): 34. Soedarmo, H. 2008. Panduan Praktis Merawat & Memperbaiki Sepeda Motor. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sugiarto, B., Setyo, B., Arinal. 2007. Analisa Kinerja Mesin Otto Berbahan Bakar Premium Dengan Penambahan Aditif Oksigenat dan Aditif Pasaran. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin SNTTM. : 253 254. 72 Vol 10 No. 1 April 2015

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Alfabeta. Bandung. Triatmodjo, R., Willyanto. 2000. Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah Dengan Penggunaan Busi Dua Elektrode Dan Busi Tiga Elektrode, Jurnal Teknik Mesin. 2 (1):15. Waas, K. 2014. Kaji Eksperimen Penyimpangan Sudut Pengapian Terhadap Kinerja Motor Bensin Empat Langkah Toyota Kijang 4K, ARIKA, 8 (1): 19. Wiratmaja, I.G. 2010. Analisa Unjuk Kerja Motor Bensin Pada Pemakaian Biogasolin, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin cakra.m. 4 (1):16 21. Wiratmaja, I.G. 2010. Pengujian Karateristik Fisika Bio Gasoline Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Bensin, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin cakra.m. 4 (2):149. Vol 10 No. 1 April 2015 73