Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

BAB III METODE PENELITIAN

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

LEAP MANUAL PENYUSUNAN DATA BACKGROUND STUDY RPJMN TAHUN LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING SYSTEM

Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang pada dasarnya merupakan suatu perkiraan terhadap demand dan supply

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK 2013 HINGGA 2030 ACEH TAMIANG

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BERITA RESMI STATISTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PERUBAHAN POLA PENGGUNAAN ENERGI DAN PERENCANAAN PENYEDIAAN ENERGI

Produk Domestik Bruto (PDB)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Dari serangkaian analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

Versi 27 Februari 2017

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI BENGKULU DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI BENGKULU

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

Tabel 14. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

Pengantar. Tim P2RUED

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Oleh: Drs. Setiadi D. Notohamijoyo *) Ir. Agus Sugiyono *)

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

Statistik KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

Statistik KATA PENGANTAR

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. nasional yang meliputi kebijakan penyediaan energi yang optimal dan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Transkripsi:

41 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan yang diperlukan adalah data ekonomi, kependudukan dan data pemakaian energi. Berikut adalah daftar data yang diperlukan sebagai input analisis kebutuhan energi di Lampung : 1. Data ekonomi : - Pendapatan regional bruto daerah (PDRB) - PDRB per kapita - Pertumbuhan PDRB 2. Data kependudukan : - Jumlah penduduk - Jumlah rumah tangga - Pertumbuhan jumlah penduduk 3. Data pemakaian energi : - Jenis dan jumlah energi yang digunakan, Data lainnya. B. Proses Perencanaan Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap, yaitu :

42 1. Pengumpulan Dan Pengolahan Data Salah satu tahapan yang sangat penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan, dan pengelompokan data. Data diperoleh dari biro pusat statistik (BPS), PT. PLN, PT. Pertamina dan lain-lain. Data tersebut kemudian disiapkan sehingga diperoleh parameter asumsi yang akan digunakan dalam perhitungan analisis permintaan dan penyediaan energi menurut jangka waktu yang telah ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. 2 Penentuan Metode dan Model Analisis Pertama ditetapkan tahun dasar yaitu tahun 2009, proyeksi atau perkiraan dilakukan selama hingga 15 (lima belas) tahun kedepan dengan periode proyeksi 1(satu) tahun. Tahun 2009 ditetapkan sebagai tahun dasar karena data terkini yang dapat diperoleh adalah data tahun 2009. Setelah semua data yang diperlukan dikelompokkan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data sekunder tersebut ke masing-masing modul dalam LEAP. -Demographic and Economic Data -Scenario and Assumption Driver Variable -Population Growth -Economic Development -Economic growh -Energy Demand sectors -Activity and Energy Intensity -Scnario and Assumption Demand Modul -Energy Demand Gambar 19. Susunan Model Dalam LEAP Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006

43 Ada empat modul yang disediakan leap secara default seperti yang telah dijelaskan pada bab 2, yaitu modul variabel penggerak, modul permintaan, modul transformasi dan modul sumber daya energi. Gambar 20. memperlihatkan proses permintaan dan penyediaan energi dalam leap. 2.1. Modul Variabel Penggerak Dalam modul variabel penggerak ditampung parameter-parameter umum yang nantinya dapat digunakan dalam proyeksi permintaan energi antara lain jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, pendapatan daerah regional bruto, pendapatan per kapita, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan PDRB dan lain-lain. Sumber: panduan perencanaan energi LEAP, 2006 Gambar 20. Letak Modul Variabel Pengerak A. Key Assumptions Provinsi Lampung Dalam key assumptions ditampung parameter-parameter umum yang nantinya dapat digunakan dalam proyeksi permintaan energi lampung antara lain jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, pendapatan daerah regional bruto, pendapatan per kapita, pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan PDRB dan lain-lain.

44 Sebelum kita memulai melakukan proses menjalankan program, terlebih dahulu kita harus membuat struktur diagram pohon, seperti gambar 21. Gambar 21. Diagram Asumsi Kunci Provinsi Lampung 2.2.Modul Permintaan Dalam leap perkiran permintaan energi dihitung berdasarkan besarnya aktivitas pemakaian energi dan besarnya pemakaian energi per aktivitas atau intensitas pemakaian energi. Aktivitas pemakaian energi sangat berkaitan dengan tingkat perekonomian dan jumlah penduduk. Aktivitas pemakaian energi dikelompokkan menjadi beberapa sektor, yaitu : a. Sektor Rumah Tangga b. Sektor Industri c. Sektor Transportasi d. Sektor Komersial e. lain-lain a. Sektor Rumah Tangga (RT) Pemakaian energi di sektor rumah tangga ditentukan oleh jumlah penduduk dan pemakaian energi per pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita penduduk

45 merupakan variabel aktivitas yang pertumbuhannya diproyeksikan menurut pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Intensitas energi didefinisikan sebagai energi yang dipergunakan (Setara Barel Minyak -SBM) per pendapatan per kapita (juta Rp). Intensitas energi selama periode proyeksi diasumsikan tetap. Di dalam permintaan rumah tangga terjadi pembagian kelompok jenis energi dan juga pembagian pemakaian energi per aktifitas. Pada electrified terdapat pembagian pemakaian energi per aktifitas. Terjadi pembagian kelompok jenisjenis pemakaian energi listrik yang digunakan, mulai dari listrik untuk konsumsi memasak, untuk mesin pendingin, hingga listrik untuk lemari es. Untuk bahan bakar terdapat pemisahan energi pada konsumsi arang, kayu dengan minyak tanah dan LPG. 1. Struktur Dasar Langkah pertama dalam melakukan sebuah analisa energi adalah mendesain struktur data yang akan digunakan. Struktur ini akan membantu menjelaskan alur dan macam teknologi, kebijakan dan pengembangan lebih lanjut dari analisa tersebut. Hal ini akan menuntun pengguna kepada kemudahan dalam pencarian data maupun pembuatan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan data yang akan menjadi input. Secara ringkas, pengguna mungkin dapat mempertimbangkan apakah ingin memasukkan semua cabang yang mungkin ada pada penggunaan energi akhir ( end-use) atau hanya ingin memasukkan kategori umum yang ada pada penggunaan energi di rumah tangga saja. Pengguna juga dapat mempertimbangkan apakah intensitas energi di rumah tangga akan dihitung berdasarkan per-kapita (per -orang) atau per-rumah tangga. Sebagai gambaran,

46 struktur diagram pohon berikut dapat memberikan bagaimana struktur data provinsi Lampung dapat disusun. Gambar 22. Diagram Permintaan Rumah Tangga Program Leap Untuk Provinsi Lampung Kemudian aplikasikan struktur diagram yang telah dibuat ke dalam area kerja leap dengan menggunakan tambah, hapus dan properti. semua level cabang yang paling atas selalu merupakan cabang kategori, sedangkan level cabang yang paling bawah selalu merupakan cabang teknologi, di mana biasanya pengguna dapat memilih tipe bahan bakar dan memasukkan data intensitas energi.

47 b. Sektor Industri Sektor industri dibagi menjadi sub sektor makanan dan minuman, tekstil dan barang kulit, mesin dan alat angkut, semen dan bahan galian bukan tambang, pupuk dan lainnya. pembagian ini didasarkan pada nilai tambah yang dihasilkan, dimana dari sembilan KLUI ( kelompok lapangan usaha Indonesia) kelompok usaha makanan, tekstil, mesin dan semen memiliki nilai tambah ekonomi yang cukup besar. Indikator aktivitas energi sektor industri didefinisikan sebagai nilai tambah yang dihasilkan per tahun. Data nilai tambah diperoleh dari BPS Lampung. Intensitas pemakaian energi pada sektor industri adalah pemakaian energi per nilai tambah yang dihasilkan. Intensitas dianggap tetap selama periode proyeksi. Gambar 23. Diagram Permintaan Industri Program Leap Untuk Provinsi Lampung c. Sektor Transportasi Sektor transportasi yang diteliti adalah aktifitas pemakaian energi, data aktivitas pemakaian energi sektor transportasi diperoleh dari BPS dan departemen perhubungan. Data intensitas energi didefinisikan sebagai jumlah bahan bakar

48 yang dikonsumsi tiap unit kendaraan per tahun.untuk sektor transportasi Lampung energi yang dipakai adalah aktifitas pemakaian energi solar dan premium. Gambar 24. Diagram Permintaan Transportasi Program Leap Untuk Provinsi Lampung d. Sektor Komersial Sektor komersial terdiri atas 7 (tujuh) kelompok usaha, yaitu penginapan, komunikasi, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa hiburan dan jasa sosial. Indikator kegiatan pemakaian energi pada sektor komersial adalah nilai tambah yang dihasilkan. Data nilai tambah sektor diperoleh dari BPS. Intensitas pemakaian energi pada sektor ini adalah pemakaian energi per nilai tambah yang dihasilkan dan diasumsikan tetap selama periode proyeksi. Gambar 25. Diagram Permintaan Sektor Komersial, Listrik Publik Dan Sosial Program Leap Untuk Provinsi Lampung

49 3. Skenario Tahap selanjutnya adalah membuat skenario. Di dalam skenario ini pengguna akan menganalisa bagaimana permintaan energi dari beberapa sektor akan meningkat di sepanjang waktu. Pertama, klik atur sekenario dan tambah sekenario yang pertama, lalu beri nama skenario tersebut sebagai dasar dengan singkatan DAS. Kemudian menambah kembali skenario dengan dengan nama optimal dengan singkatan OPT. Dimana dalam penambahan sekenario memasukan daftar nama-nama jenis bahan bakar yang akan di buat sekenarionya. Sebelum menutup pengaturan skenario, pilih skenario dasar dengan cara mencentang pada kotak pilihan. Kemudian dapat memasukan parameterparameter asumsi dan prediksi dari data yang mungkin terjadi di masa depan Lampung. 4. Analisa Hasil Output yang diperoleh dari menjalankan program leap berupa grafik dan tabel hasil proyeksi permintaan energi. Hasil perhitungan penawaran-permintaan berwujud berbagai alternatif neraca penawaran permintaan. Dari alternatif yang ada dapat dipilih satu yang secara rasional menggambarkan perkembangan keseimbangan energi di masa depan dalam kurun waktu tertentu

50 C. Diagram Alir Penelitian MULAI Pengambilan data-data yang dibutuhkan 1.Data Ekonomi dan kependudukan 2.Data ketenaga listrikan 3.Data konsumsi energi, dll Penentuan metode dan model analisis M emasukan data asumsi kunci. 1. Jumlah penduduk 2. Jumlah rumah tangga 3. Pendapatan Daerah Regional Bruto 4. Pendapatan per kapita 5. Pertumbuhan jumlah penduduk 6. Pertumbuhan PDRB dan lain-lain Memasukan data permintaan Energi Rumah tangga. 1. Rumah Tangga Kota a.listrik b.bahan bakar 2.Rumah Tangga Desa a. Listrik b.bahan bakar Memasukan data permintaan energi Industri. 1. Listrik 2. Minyak Tanah 3. Solar 4. Biomassa Memasukan data permintaan energi Transportasi. 1. Premium 2. Solar Memasukan data permintaan energi Komersial, Sosial dan publik. 1. Komersial a. Listrik b. LPG c. Minyak tanah 2. Sosial dan publik a.listrik A B

51 A B Membuat skenario 1. Peningkatan PDRB 2. Peningkatan jumlah penduduk 3. Konversi energi 4. Peningkatan energi per kapita Menjalankan Pemodelan Grafik hasil perhitungan Kesalahan / tidak ya Analisis hasil Tidak Kesimpulan SELESAI Gambar 26. Diagram Alir Penelitian