ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa juga merupakan interaksi antar manusia mengenal tiga

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

PRATIWI AMALLIYAH A

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya, baik sebagai makhluk individu maupun mahluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

Oktorita Kissanti Rahayu

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

Transkripsi:

0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: DEVI ISKHANI IRIANTI A 310050030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang utama yaitu sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, hingga akan tidur lagi. Oleh karena itu, bahasa sangat dibutuhkan sebagai alat penghubung yang praktis bagi manusia untuk berinteraksi antarsesama agar seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, keinginan, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. Menurut Kridalaksana (2001:50) bahasa mempunyai dua pengertian, sebagai alat komunikasi verbal dan sistem lambang bunyi yang arbiter digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dari pendapat di atas jelas terungkap bahwa bahasa sangat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan sarana untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri antar anggota masyarakat. Menurut Suparno (2002:1) bahasa adalah suatu sistem tanda arbiter yang konvensional berkaitan dengan ciri sistem, bahasa bersifat sistematik dan kaidahkaidah keteraturan. Arbiter itu sendiri adalah manasuka terserah penutur yang konvensional berkaitan dengan ciri sistem, bahasa yang bersifat sistematik dan kaidah-kaidah keteraturan dalam sebuah wacana. 1

2 Menurut Kridalaksana (dalam Sumarlam, 2003:5), wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan direalisasikan dalam bentuk yang utuh, contoh wacana : novel, buku, seri ensiklopedia, paragraf, dan kalimat. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa di dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, dan bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar yang direalisasikan dalam bentuk yang utuh juga. Chaer (2006:267) mengungkapkan bahwa wacana adalah satuan yang lengkap, sehingga merupakan satuan gramatikal yang tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, dan bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar. Jadi, dari penjelasan tersebut terlihat bahwa cerita anak merupakan suatu wujud dari wacana. Wujud wacana dibangun oleh unsur-unsur yang saling menunjukkan hubungan kausal. Setiap unsur dalam wacana tidak akan memiliki makna yang jelas tanpa adanya hubungan dengan unsur lain. Maksudnya, unsur-unsur atau kalimat yang membangun wacana akan memiliki makna secara nyata bila dihubungkan dengan unsur-unsur wacana itu atau kalimat-kalimat yang mendahuluinya. Pada umumnya, wacana yang baik memiliki keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan yang lain atau yang sering disebut juga dengan kohesi serta pertautan makna atau koherensi. Jadi, analisis wacana dapat dikaji dari segi kohesi dan koherensi. Wacana yang kohesif dan koheren merupakan wacana yang utuh. Keutuhan wacana adalah faktor yang menentukan kemampuan

3 faktor bahasa (Fatimah, 1994:46). Hasil dari penjelasan di atas terlihat bahwa salah satu wujud wacana adalah cerita anak. Wacana cerita anak adalah cerita yang sederhana, akan tetapi kompleks. Kesederhanaan itu terlihat dalam wacananya yang baku dan berkualitas tinggi, namun tidak ruwet sehingga akan lebih enak dibaca dan komunikatif. Selain untuk membantu daya imajinasi anak, cerita anak juga akan membantu daya kreativitas mereka(http://pelitaku.sabda.org/berkreativitas_dengan_menulis_cerita_anak). Yang diakses pada tanggal 14 Januari 2008, pukul 10.00 WIB. Pada wacana cerita anak terdapat kalimat majemuk bertingkat dengan berbagai macam hubungan makna yang ditandai dengan konjungsi. Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Unsur yang dirangkaikan berupa satuan lingual kata, frasa, klausa, kalimat dan dapat juga berupa unsur yang lebih besar dari itu (Sumarlam, 2003:32). Berdasarkan beberapa uraian di atas, penulis tertarik pada wacana cerita anak di http://www.e-smartschool.com, karena pada cerita anak tersebut terdapat banyak masalah tentang konjungsi subordinatif yang perlu diteliti. Di bawah ini adalah salah satu contoh problematika konjungsi subordinatif yang terdapat dalam wacana cerita anak dari situs http://www.e-smartschool.com. Contoh substitusi: (1) Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyianyiakannya. (C1,P1,K3) data 89 Kalimat di atas jika subordinatornya diganti dengan subordinator jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, dan manakala, maka menjadi sebagai berikut :

4 (1a) Karena hari itu cukup cerah, si Kancil merasa rugi kalau menyianyiakannya. (1b) Karena hari itu cukup cerah, si Kancil merasa rugi jikalau menyianyiakannya. *(1c) Karena hari itu cukup cerah, si Kancil merasa rugi asal(kan) menyianyiakannya. (1d) Karena hari itu cukup cerah, si Kancil merasa rugi bila menyianyiakannya. (1e) Karena hari itu cukup cerah, si Kancil merasa rugi manakala menyianyiakannya. Setelah subordinator kalimat tersebut diganti dengan subordinator jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, dan manakala, dapat diketahui bahwa subordinator pada kalimat (1a), (1b), (1d), dan (1e) dapat menggantikan subordinator jika, sedangkan pada kalimat (1c) tidak dapat menggantikan subordinator jika, karena makna yang dihasilkan tidak gramatikal atau tidak dapat diterima oleh penutur. Contoh pelesapan: (2) Cinderela sangat sedih sebab ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di istana (C10,P2,K5) data 137 Subordinator sebab menyatakan makna sebab. Artinya, unsur kalimat di belakang kata sebab merupakan sebab dari kata sedih. Kalimat di atas adalah contoh dari konjungsi subordinatif sebab, jika dilesapkan maka akan menjadi seperti berikut: (2a) Cinderela sangat sedih ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua kakaknya ke pesta di istana. Kalimat di atas adalah contoh dari konjungsi subordinatif sebab setelah dilesapkan, ternyata kalimat tersebut tidak gramatikal atau tidak dapat diterima oleh penutur. Jadi, kadar keintiannya tinggi karena unsur kehadiranya wajib dalam kalimat.

5 Contoh pola penggunaan konjungsi suboordinatif: (3) Sampai di atas sebuah bukit, si kancil berteriak dengan sombongnya Anak kalimat Induk kalimat (4) Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish Induk kalimat Anak kalimat Pada kalimat (3) anak kalimat terletak di awal dengan konjungsi sampai yang terletak pada awal kalimat, sedangkan pada kalimat (4) anak kalimat berada di akhir dengan konjungsi sampai yang terletak di tengah kalimat. Hal tersebut berpengaruh pada pemahaman makna pada pembaca, sehingga penulis menitikberatkan pada bentuk konjungsi subordinatif, pola penggunaan konjungsi subordinatif, apakah subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, dan makna konjungsi subordinatif pada cerita anak di http://www.e-smartschool.com tersebut. Dengan penjelasan tersebut, maka peneliti akan mudah menentukan kerangka analisis dan dasar yang digunakan dalam analisis cerita anak di internet. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu pemilihan. Adanya pembatasan masalah ini akan membantu dan mempermudah penelitian. Selain itu, masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas ruanglingkupnya. Dengan adanya pembatasan masalah, penelitian dapat dilakukan secara sistematik dan terperinci. Mengingat kemampuan yang terbatas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada konjungsi subordinatif pada cerita anak di http://www.e-smartschool.com. yang di akses pada tanggal 1 Oktober 2008, pukul

6 21.00 WIB, yang meliputi tentang bentuk konjungsi subordinatif, pola penggunaan konjungsi subordinatif, apakah subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan dan makna konjungsi subordinatif. C. Perumusan Masalah Dalam hubunganya dengan judul penelitian di atas, permasalahan lebih jelas maka diperlukan rumusan masalah: 1. Bagaimanakah bentuk konjungsi subordinatif yang terdapat dalam cerita anak di http://www.e-smartschool.com? 2. Bagaimanakah pola penggunaan konjungsi subordinatif yang terdapat dalam cerita anak di http://www.e-smartschool.com? 3. Bagaimanakah kemungkinan subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan? 4. Bagaimanakah hubungan makna yang terdapat dalam cerita anak di http://www.e-smartschool.com? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti ini adalah: 1. Mendiskripsikan Konjungsi Subordinatif yang terdapat pada cerita anak di http://www.e-smartschool.com. 2. Mendiskripsikan pola penggunaan konjungsi subordinatif pada cerita anak di http://www.e-smartschool.com.

7 3. Mendiskripsikan kemungkinan subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis saling menggantikan. 4. Mendiskripsikan makna konjungsi subordinatif yang terdapat dalam cerita anak di http://www.e-smartschool.com. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi perkembangan bahasa indonesia, khususnya mengenai kalimat majemuk bertingkat. b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir bagi penguasa teori yang telah ada, terutama dalam bidang sintaksis. c) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang linguistik, yaitu tentang konjungsi. 2. Manfaat Praktis a) Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konjungsi Subordinatif. b) Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian yang sejenis.