BAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Udang dan kepiting merupakan komoditas andal dan bernilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya (2014), menyatakan bahwa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi sehingga paling berpotensi menjadi sumber limbah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. York Times bahwa etil alkohol akan menjadi bahan bakar masa depan dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

4. Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting dalam perawatan luka. Prinsip dasar dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan serat-serat selulosa yang saling bertautan. Kertas, pada awalnya dibuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Pengembangan Biopolimer sebagai Material Kemasan Kopi (Coffee Packaging)

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari lautan yang menghasilkan berbagai macam hasil perikanan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada tepung adalah kapang, khamir, dan bakteri. Bakteri yang biasa

I. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun memerlukan bahan pangan yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam kelompok senyawa polisakarida. Kitosan adalah kitin yang terdeasetilasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap tahun permintaan untuk Drug Delivery System atau sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat

Wassalamu alaikum Wr.Wb. Bandung, Februari Penulis. viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu

4 Hasil dan Pembahasan

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yulieyas Wulandari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk kelompok senyawa polisakarida, dimana gugus asetilnya telah hilang sehingga menyisakan gugus amina bebas yang menyebabkannya bersifat polikationik (Emma etal. 2004). Senyawa kitin sendiri dapat diisolasi dari cangkang hewan crustaceae, salah satunya adalah udang. Adanya gugus amina dalam kitosan, menjadikan kitosan bermuatan parsial positif kuat. Hal ini menyebabkan kitosan dapat larut dalam larutan asam sampai netral. Selain itu muatan positif tersebut menyebabkan kitosan dapat menarik molekul-molekul yang bermuatan parsial negatif seperti minyak, lemak, dan protein. Sifat inilah yang kemudian menjadikan kitosan lebih banyak dimanfaatkan (Kusumawati, 2006). Dengan memanfaatkan sifat yang dimilikinya, kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial dalam berbagai bidang dan industri. Kitosan merupakan bahan dasar dalam bidang biokimia, enzimologi, obat-obatan, pangan dan gizi, mikrobiologi, industri membran (film), kosmetik, dan lain sebagainya (Prasetiyo, 2006). Di bidang industri, kitosan digunakan pada pengolahan air limbah untuk menyerap ion Cu(II) dan Cr(VI) yang terdapat pada limbah (Schmuhl et al., 2001 dalam Hestia, 2010). Aplikasi kitosan yang saat ini banyak dikembangkan yaitu sebagai membran. Dimana kitosan sebagai membran 1

2 mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, permeabilitas terhadap urea, asam amino dan kreatinin serta dapat digunakan untuk menahan senyawa dengan berat molekul yang besar (Nasir et al, 2005 dalam Puspitasari, 2009). Kemampuan kitosan untuk membentuk membran melalui cara sederhana yaitu dengan evaporasi pelarut dari asam organik dengan konsentrasi rendah yang kemudian diikuti dengan proses penetralan, telah diteliti sebelumnya. Pada umumnya membran diproduksi dari material polimer sintetis dengan pertimbangan kestabilan. Namun, bahan baku polimer sintetis tersebut mahal sehingga dibutuhkan materi lain yang dapat digunakan sebagai bahan baku membran dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik. Membrankitosan lebih menguntungkan dari segi ekonomi karena kitosan sendiri merupakan polimer alami yang keberadaannya sangat melimpah di alam. Dari segi proses pembuatan, membran berbahan dasar kitosan ini relatif lebih sederhana dalam pengerjaannya dan membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan pembuatan membran sintetis. Hal ini tentu menjadi salah satu nilai tambah yang patut dipertimbangkan. Walaupun demikian, untuk membran yang hanya dibuat dari kitosan tanpa penambahan reagen lain masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah dari segi ukuran pori. Membran kitosan telah dikembangkan sebagai material dalam pemisahan sel bahan bakar dan penghilangan air dalam etanol (Clasen, 2006). Selain itu, membran kitosan yang dipreparasi dengan penambahan polietilen glikol (PEG) dapat digunakan untuk mengadsorpsi senyawa asam humat dalam air (Liu et al., tanpa tahun dalam Putri, 2009).

3 Modifikasi membran kitosan diharapkan dapat menghasilkan membran dengan karakter yang lebih baik, misalnya memperkecil ukuran pori-pori membran sehingga pemisahan molekul-molekul atau rejeksi makromolekul dari suatu larutan oleh membran lebih efektif (Wang et al, 2001 dalam Gultom, 2007).Untuk pembentukan danpenyeragaman pori-pori membran dilakukanpenambahan poli(etilena glikol) (PEG) (Yang et al. 2001dalam Gultom, 2007). Beberapa studi terdahulu (Nasir et al, 2005 dalam Puspitasari, 2009) telah membuat membran campuran Kitosan-Polietilen Oksida (PEO) dengan menggunakan metode penguapan pelarut. Penelitian lainnyapuspitasari, (2009) telah melakukan modifikasi membran kitosan PEG dan pengaruhnya terhadap karakteristik membran dengan metode penguapan pelarut dan menghasilkan karakteristik membran Kitosan-PEG yang paling baik pada variasi penambahan konsentrasi PEG 2%. Penelitian Putri, (2009) telah membuat dan mengkarakterisasi membran Kitosan-PEG serta mengaplikasikannya pada penjernihan air sungai. Untuk mengetahui kelayakan teknis membran kitosan, perlu dilakukan karakterisasi dan pengujian kinerjanya sehingga diperoleh informasi yang komprehensif untuk aplikasi membran kitosan pada berbagai bidang secara lebih lanjut dan mengingat besarnya manfaat dari membran Kitosan yang dimodifikasi dengan PEG di berbagai bidang, belum adanya kajian mengenai optimasi konsentrasi larutan Kitosan dalam pembuatan membran Kitosan-PEG dan sebagai kelanjutan dari penelitian Putri maka kajian tentang Optimasi Pembuatan dan

4 Karakterisasi Membran Kitosan-PEG perlu dilakukan untuk menghasilkan karakteristik yang lebih baik. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Berapa konsentrasioptimallarutan kitosan dalam pembuatanmembrankitosan-peg? 2. Bagaimana perbandingan karakteristik membran kitosan-peg yang dihasilkan dengan membran kitosan murni? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untukmenghasilkan membran kitosan- PEG dengan karakteristik yang lebih baik. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dapat menjadi referensi data mengenai membran kitosan dan polietilen glikol (PEG) serta kegunaannya untuk dikaji lebih lanjut. 2. Dapat digunakan sebagai alternatif pada pengolahan air limbah industri untuk mengurangi kadar logam yang dapat membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar. 3. Sebagai alternatif pengolahan limbah udang sehingga menghasilkan material yang berguna.

5