LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 4 : METODE UNTUK MENENTUKAN AVAILABILITAS ASAM AMINO PADA UNGGAS

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

MATERI DAN METODE. Materi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang cukup potensial dalam bidang. pertanian dalam arti luas. Hasil samping pertanian yang dapat dimanfaatkan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III METODE PENELITIAN

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher Disusun oleh : Kelompok 9 Robby Trio Ananda 200110090042 Gilang Dayinta P 200110090071 Nadia Ainu Nisa 200110090158 M Busaeri R 200110090181 Hilda Maulida 200110090184 Nela Ratna N 200110097005 LABORATORIUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler adalah ayam-ayam muda jantan atau betina yang umumnya bisa dipanen pada umur sekitar 5-6 minggu dengan berat badan sekitar 1,3 sampai 2 kg untuk tujuan sebagai penghasil daging. Periode pemeliharaan broiler yang umum di Indonesia terdiri dari dua fase yaitu fase starter dan fase finisher. Fase starter dipelihara pada umur 1 hari sampai dengan 3 atau 4 minggu, sedangkan fase finisher dipelihara dari umur 4 atau 5 minggu sampai dipasarkan. Periode starter memerlukan protein ransum lebih tinggi dibandingkan periode finisher, karena pada periode starter terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan periode finisher. 1.2 Maksud dan Tujuan 1) Mengetahui syarat-syarat dalam menyusun ransum unggas 2) Dapat menyusun ransum unggas yang benar sesuai dengan kebutuhan 1.3 Waktu dan Tempat Waktu : April 2012 Tempat : Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ransum Ransum merupakan kumpulan bahan pakan yang layak dimakan oleh ternak ayam dan telah disususn menurut aturan tertentu.aturan ini meliputi nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi yang terkandung dalam bahan pakan. Ayam broiler membutuhkan energi yang tinggi.untuk mendapatkan energi yang tinggi itu tidak cukup hanya dari bahan makanan sumber pertanian saja, tapi harus dibantu dengan minyak agar keseimbangan gizi dari ransum yang terbentuk itu dapat terjamin. Banyak penelitian yang membuktikan pemakaian minyak dalam ransum broiler membawa manfaat baik dan ekonomis. Penggunaan minyak dalam ransum mengakibatkan pakan tidak tahan disimpan lama. Apabila diperhatikan ada tiga bentuk ransum yaitu tepung, pellet, dan butiran pecah. 2.2 Macam-Macam Bentuk Pakan Unggas Ada beberapa bentuk pakan ungags diantaranya sebagai berikut : 1. Bentuk mash Bentuk ini merupakan bentuk ransum yang umum dilihat.bahan yang dipilih menjadi ransum digiling halus kemudian dicampur menjadi satu. Ransum yang mengandung segala unsur gizi yang dibutuhkan oleh ayam,

termasuk vitamin dan mineral tambahan, antibiotika pencegah penyakit dan obat pencegah coccidiosis. 2. Bentuk pellet Bentuk ini merupakan perkembangan dari bentuk tepung komplit. Ransum berbentuk pellet ini juga dari ransum bentuk tepung. Kemudian diproses kembali dengan prinsip pemberian uap dengan panas tertentu lalu ransum yang menjadi lunak dicetak membentuk butiran. 3. Bentuk crumble Asal mulanya juga sama yaitu dari bentuk tepung komplit kemudian diubah menjadi butiran pecah. Bentuk ini banyak digunakan untuk ayam broiler dan untuk semua umur. 2.3 Penyusunan Ransum Ayam Broiler Pada prinsipnya, penyusunan ransum adalah menyamakan kandungan nutrisi bahan pakan terpilih dengan kebutuhan ayam pedaging itu. Karena prinsipnya hanya menyamakan atau membuat seimbang maka beberapa metode penyusinan dapat di lakukan, metode itu antara lain: a. Metode coba-coba Metode ini biasa dilakukan di tahun 1970-an ketika sektor peternakan belum maju benar. Metode ini pada prinsipnya menyamakan satu hingga dua kandungan nutrisi utama (protein dan energi metabolis) dengan bahan

makanan yang dipilih sendiri. Penyesuaian itu dilakukan secara berulangulang sehingga kandungan nutrisi bahan pakan itu sama atau mendekati kebutuhan ayam. Cara ini hanya melibatkan operasional matematis dasar seperti kali, tambah, dan kurang saja. Oleh karena itu, cara ini dapat dilakukan oleh semua orang. Metode ini sekarang ini sering kali merepotkan bila kita menggunakan lebih dari tiga nutrisi. Namun demikian, proses perhitungannya dapat diprogram melalui komputer. Bila menghitung dengan tangan, lima hingga enam unsur masih bisa. Misalnya protein, energi metabolisme, metionin, triptofan, dan kalsium. Memang semakin banyak unsur nutrisi yang dilibatkan akan semakin panjang perhitungannya. Satu unsur sudah seimbang, unsur lain timpang dan begitu seterusnya. Untuk mempermudah dan mempercepat pemakaian metode ini ada baiknya jika mengetahui hal-hal sebagai berikut : Bahan-bahan makanan unggas Pengetahuan tentang bahan makanan unggas akan sangat membantu penyusunan ransum. Hal ini karena bahan makanan yang akan diikutsertakan ditentukan sendiri. selain itu, pengetahuan tersebut juga menentukan lama atau tidaknya perhitungan yang dilakukan. Pengetahuan tentang produksi ayam broiler Hal ini penting untuk mengetahui karakteristik unsur nutrisi yang sebaiknya diikutsertakan, selain protein dan energi. Untuk pertumbuhan yang cepat itu dipilih juga metionin dan triftopan untuk diikutsertakan dalam kalkulasi.

Pengetahuan tentang nutrisi unggas Pengetahuan tentang nutrisi unggas, misalnya tentang serat kasar, akan membatasi beberapa bahan pakan hijauan untuk ayam. Lalu pemakaian biji-bijian serta olahannya yang mencapai 90% dari total formula menyebabkan defisiensi asam amino tertentu. b. Metode persamaan simulasi Metode ini sebenarnya sudah tua dan di negara barat sudah lama dikenal. Di Indonesia, metode ini masih belum terkenal kalau digunakan untuk menyusun ransum. Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari konsep matematika yang telah tua.konsep ini seperti konsep tiga persamaan dengan tiga bilangan anu yang diajarkan saat di sekolah menengah atas dahulu.jadi disini ada sejumlah persamaan dengan sejumlah konstanta di mana persamaan itu terdiri dari kandungan nutrisi bahan pakan dan proporsi bahan pakan yang hendak dicari.sedangkan konstanta itu adalah kebutuhan nutrisi ayam broiler yang bersangkutan. Bila menggunakan 6 unsur bahan pakan maka harus diikut sertakan 6 unsur nutrisi yang merupakan kebutuhan ayam itu. Yang paling penting pada metode ini adalah kita harus paham benar mengenai ilmu nutrisi unggas dan ilmu pakan unggas. Bila tidak maka hasilnya akan aneh, misalkan dapat negatif dan ini jelas tidak mungkin atau ada satu bahan yang digunakan berlebihan. Kelemahan metode ini cukup serius, itulah sebabnya metode ini jarang digunakan akibat tidak semua orang menguasai kedua ilmu itu. Sekalipun menghitungnya dengan computer, bila memasukan input ke dalamnya tidak benar maka hasilnya tentu aneh-aneh.

Meskipun demikian metode ini mempunyai kelebihan juga, sekali menghitungnya hasilnya langsung diperoleh (terlepas dari aneh atau tidaknya hasil itu). Dengan metode coba-coba hasilnya dapat berubah atau berlimit maka dengan ini hasilnya pasti atau tepat. c. Metode matriks Sebenarnya metode ini mempunyai prinsip yang sama dengan metode persamaan simulasi diatas dan konsep dasarnya juga sama dengan metode coba-coba. Hanya pengolahanny saja dengan menggunakan konsep-konsep matriks. Matriks banyak digunakan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan variabel atau sesuatu yang banyak sekali. Menyusun ransum sebenarnya menggunakan banyak bahan pakan, minimal 6 7 jenis, wajar bila matriks ini dapat digunakan untuk menyusun ransum. Matriks untuk menyusun ransum ini bukan baru, tetapi sudah dikenal lama di negara barat tetapi tidak dikenal di negara Indonesia.kesulitannya sama dengan butir b di atas, bila sudah lebih dari tiga bahan pakan maka menghitungnya secara manual sulit. Bayangkan bila hasus menggunakan 8 bahan pakan. Itulah sebabnya metode persamaan simulasi, hingga tahun 1980-an tidak dikenal di Indonesia. d. Metode dengan biaya termurah atau metode program matematika Metode ini sebenarnya cukup tua dan telah digunakan untuk memperoleh formula pakan sejak perang dunia II lalu.di Indonesia sendiri baru popular setelah Komputer pribadi menjamur.memang seperti dua metode sebeluim ini, metode ini sulit sekali dihitung secara manual bila bahan pakan yang

digunakan sudah lebih dari tiga. Oleh karena itu dapat diduga bahwa metode ini mempunyai konsep dasar yang sama dengan metode sebelum ini, hanya dalam metode ini tidak dijumpai hasil yang negatif. Kebutuhan nutrsi yang semula hasrus sama, kini dibuat menjadi sama, lebih besar, atau lebih kecil sehingga lebih realistis lagi. Serat kasar misalnya, dipasang lebih kecil dari 4%. Lagi pula, banyaknya bahan pakan yang diikutertakan tidak semuanya ikut serta dalam formula. Dalam metode ini hanya bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau sesuai dengan batasan yang dibuat saja yang dapat memenuhi persyaratan sebagai formula ransum. Metode ini juga memilih bahan pakan dengan dasar harga tertimbang, bahan makanan yang murah berdasarkan prinsip nutrisiekonomi itulah yang dipilih dalam formula. Kesulitan perhitungan secara teknis sudah diatasi dengn menggunakan komputer.sudah tentu ada kelebihan dan kekurangannya.metode ini menjadio tidak realistis dengan kenyataan bila pemasukan unsure nutrisi kebutuhan ayam itu dan pemasangan kandungan nutrisi bahan makanan yang bersangkutan salah. Orang yang tidak mau susah akan memakai program ini. Bahkan menjadi buruk akibatnya untuk mereka yang memakai paket secara mentah-mentah tanpa menelaah paket program itu.sebagai penuntun ringkas diberikan beberapa pedoman, lihat dahulu asal bahan pakan yang ada itu.bila ada di dalam paket tertentu tidak realistis dengan kondisi wilayah anda. Bagus bila bahan makanan ditentukan sendiri dan begitu pula kandungan nutrisinya

III ALAT BAHAN & PROSEDUR KERJA 3.1 Alat 1. Timbangan Digital skala 100 g 2. Timbangan skala 10 kg 3. Tempat pakan 4. Tempat minum 5. Kandang ayam dengan ukuran 60x50 cm 3.2 Bahan 1. Top mix 2. Lysine 3. Metionin 4. CaCO 3 5. Tepung tulang 6. Dedak 7. Jagung 8. Minyak kelapa 9. Tepung ikan 10. Bungkil kedelai 11. 5 ekor ayam broiler 12. Sekam padi 13. Koran

3.3 Prosedur Kerja 1. Bahan penyusun ransum ditimbang sesuai dengan banyaknya bahan yang akan digunakan 2. Campur jagung dan minyak kelapa sampai rata 3. Bahan pakan di campur mulai dari bahan pakan dengan jumlah yang paling sedikit digunakan lalu ke bahan pakan yang paling banyak digunakan 4. Campur bahan pakan sampai rata 5. Timbang ransum sebanyak 750kg untuk kebutuhan pakan selama 1 minggu 6. Ransum yang sudah di timbang diberikan kepada ayam selama 1 minggu 7. Setelah 1 minggu timbang sisa ransum dan siapkan ransum untuk minggu ke-2 8. Ransum yang telah ditimbang diberikan kepada ayam selama 1 minggu 9. Timbang sisa ransum dan bobot badan ayam

IV PEMBAHASAN Ransum merupakan hal terpenting dalam pemeliharaan ayam. Ransum untuk ayam harus sesuai dengan tujuan dari pemeliharaan agar tidak terjadi kelebihan kandungan zat makanan dari ransum tersebut sehingga menimbulkan kerugian pada perusahaan. Ransum yang digunakan untuk pakan ayam broiler biasanya berkualitas baik agar ayam dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif singkat. Untuk mendapatkan ransum yang berkualitas baik tersebut, diperlukan perhitungan dan analisa dari setiap bahan pakan yang akan digunakan dari mulai harga sampai zat yang terkandung di dalamnya. Setelah itu barulah dilakukan penyusunan. Untuk ayam broiler pada umur 0 2 minggu ransum yang digunakan biasanya mengandung protein 23% dan energi metabolis 3200 Kkal/kg, kandungan SK 7%, lemak 8%, Ca ± 1%, dan phosphor yang tersedia sekitar 0,45%. Sedangkan untuk umur 2 4 minggu mengandung protein 20 % dan energi metabolis 3000 Kkal/kg. Ransum yang dihabiskan oleh ayam broiler dari mulai menetas sampai umur 4 mingguan sekitar 2,5 kg/ekor serta berat badan yang dicapai sekitar 1,2 1,3 kg/ekor. Ransum yang diberikan harus mempunyai konversi yang rendah (diusahakan dibawah 2) karena hal tersebut menunjukan kuantitas ransum yang diberikan pada ayam untuk meningkatkan berat badan sampai berat tertentu. Semakin rendah angka konversi ransum maka akan semakin baik.

Satu lagi yang harus diperhatikan dalam penyusunan ransum adalah diusahakan agar bentuk ransum disesuaikan dengan umur ayam. Biasanya ayam muda diberikan ransum yang berbentuk masih bertahap sampai dewasa diberikan dalam bentuk pellet. DOC diberikan ransum yang berbentuk masih karena ransum ini sifat fisiknya cenderung lembut sehingga mudah dikonsumsi dan dicerna oleh DOC. Sedangkan ayam dewasa diberikan ransum dalam bentuk pellet karena mengandung tepung komplit yang nutrisinya dibutuhkan oleh ayam dewasa. Penyusunan ransum berdasarkan umur ayam ini penting karena setiap periode pemeliharaan ayam membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda dan harus tepat dalam pemberiannya. Pada saat prosedur kerja, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang ransum sesuai dengan banyaknya bahan yang akan digunakan. Penimbangan harus sesuai karena ransum berkaitan dengan nutrisi ternak. Jika penimbangan tidak tepat maka berimbas terhadap nutrisi ransum yang kurang baik. Hal ini dapat mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ternak bahkan dapat menyebabkan kematian ternak. Kemudian jagung dan minyak kelapa dicampur hingga rata. Jagung pada pembuatan ransum ini adalah sebagai sumber energi bagi ternak, sedangkan minyak kelapa berfungsi untuk menjaga keseimbangan gizi ransum yang terbentuk serta membawa manfaat baik dan ekonomis. Lalu setelah itu bahan pakan dicampur dari jumlah yang paling sedikit ke yang paling banyak. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengadukan dan pencampuran bahan. Selain itu juga bahan pakan yang dicampurkan hasilnya lebih homogeny dibandingkan jika dicampurkan langsung dalam jumlah yang banyak.

V KESIMPULAN Syarat-syarat dalam menyusun ransum unggas itu ada beberapa cara, yaitu dengan menggunakan Metode coba-coba, Metode persamaan simulasi, Metode matriks, dan Metode dengan biaya termurah atau metode program matematika. Ransum yang benar sesuai dengan kebutuhan adalah ransum untuk ayam broiler pada umur 0 2 minggu yang mengandung protein 23% dan energi metabolis 3200 Kkal/kg, kandungan SK 7%, lemak 8%, Ca ± 1%, dan phosphor yang tersedia sekitar 0,45%, dan ransum untuk ayam broiler pada umur 2 4 minggu mengandung protein 20 % dan energi metabolis 3000 Kkal/kg.