BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

Oleh: ANA KUSUMAWATI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

Pencemaran Lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

KUESIONER PENELITIAN

RANGKUMAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN dan BUDAYA JAKARTA (PLBJ) KALI BERSIH. 1.2 Mengenal manfaat kali bersih. 1.3 Membiasakan menjaga kebersihan kali

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

1. Menurut bapak/ ibu apakah kegunaan air bagi tubuh kita? a. Melarutkan dan membawa sari-sari makanan, oksigen dan hormon ke. tubuh yang membutuhkan.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

Gambar 2.1 organik dan anorganik

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

Transkripsi:

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil buanagn banyak diantaranya terdiri dari bahn-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan korosif, bahan organis, bahanbahan gas, dan lain-lain bahan yang berbahaya, baik untuk para pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek industri tersebut. Kampung Tangsi merupakan kampung yang berada dekat dengan pabrik yang mengolah besi dan baja, yaitu PT G. Hal ini yang menjadikan Kampung Tangsi banyak tercemar bahan-bahan berbahaya. Dahulu Kampung Tangsi merupakan daerah pedesaan yang berupa persawahan sehingga jauh dari pencemaran baik air, udara maupun suara. Tetapi semenjak masuknya industri di Desa Sukadanau, Kampung Tangsi menjadi salah satu area yang digunakan untuk mengembangkan industri yaitu industri besi dan baja. Semula lahan di Kampung Tangsi adalah sawah sekarang berubah menjadi pabrik yang mengelola besi dan baja. Pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil buangan industri sehingga mempengaruhi sosial masyarakat dan lingkungan seperti persepsi masyarakat mengenai kondisi air, kondisi udara, tingkat kebisingan mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan, tingkat kebisingan akibat aktivitas kendaraan kontainer dan truk yang membawa hasil produksi, tingkat kecelakan yang terjadi di Kampung Tangsi, tingkat kesehatan masyarakat serta frekuensi pengobatan yang dilakukan masyarakat. 6.2 Persepsi Kualitas Air Air merupakan senyawa penting yang dibutuhkan oleh manusia, misalnya digunakan untuk minum, mandi, cuci, dan kakus. Kehadiran industri baja di Kampung Tangsi memberikan dampak buruk bagi kualitas air. Penduduk RT 04 RW 06 Kampung Tangsi sebagian besar menggunakan air sumur untuk memenuhi

63 kebutuhan hidup sehari-hari. Tetapi hadirnya industri baja membuat air disekitar Kampung Tangsi tercemar logam berat. Kondisi air menurut responden Kampung Tangsi sebelum adanya industri dalam persentase dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Air Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 17 lebih dari 50 persen responden baik dari kategori lapisan sosial bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas mengatakan tidak tahu. Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung Tangsi sebagian besar berasal dari luar daerah atau berstatus sebagai pendatang yang tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum hadirnya industri baja tersebut. Selanjutnya, menurut penduduk asli Kampung Tangsi mengatakan kondisi air di kampung mereka adalah jernih dan tidak bau. Seperti yang dikatakan oleh masyarakat lapisan bawah bahwa air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka adalah jernih dan tidak bau sebesar 25 persen, masyarakat lapisan menengah sebesar 31 persen, dan lapisan atas sebesar 29 persen. Dari seluruh responden sebanyak 35 orang baik masyarakat asli maupun pendatang tidak ada yang mengatakan bahwa air di kampung mereka berwarna dan bau. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi air yang ada di Kampung Tangsi sebelum adanya industri dalam keadaan baik-baik saja dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada Gambar 18 disajikan persentase persepsi masyarakat

64 Kampung Tangsi mengenai kondisi air setelah adanya industri berdasarkan lapisan sosial. Gambar 18. Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Air Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Keseluruhan responden yang menduduki lapisan sosial atas mengatakan bahwa air yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti mandi, cuci, kakus atau MCK kondisinya berwarna dan bau. Sedangkan masyarakat lapisan menengah sebesar 75 persen mengatakan kondisi airnya berwarna dan bau, serta sebesar 25 persen mengatakan air jernih dan tidak bau. Selanjutnya masyarakat lapisan bawah sebesar 33 persen mengatakan kondisi air di kampung mereka berwarna dan bau, serta sebesar 67 persen mengatakan kondisi airnya jernih dan tidak bau. Masyarakat yang mengatakan bahwa kondisi air di Kampung Tangsi setelah adanya industri jernih dan tidak bau disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang rendah. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat mengenai kondisi air yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup, khususnya untuk minum. Meskipun begitu masyarakat tetap menggunakan air tersebut baik masyarakat lapisan bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas.

65 Industri baja yang ada di Kampung Tangsi, sebenarnya memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Seperti air yang ada di kampung tersebut berbau logam berat dan berwarna keruh. Kondisi air tersebut penggunaan air seharusnya dikurangi apalagi untuk dikonsumsi karena akan menggangu kesehatan tubuh manusia, tetapi masyarakat RT 04 RW 06 Kampung Tangsi sudah terbiasa menggunakan air tersebut untuk kebutuhan hidup. air disini memang buruk, itu karrna pengaruh dari pabrik. Sebenarnya bahaya sekali kalau kita minum, tapi mau bagaimana lagi. kita tidak mungkin selalu beli air untuk mandi, mencuci sama yang lainnya. memang ada yang jual, tapi sayangkan kalau harus selalu beli, kita pakai air setiap hari. Nanti yang ada uang kita habis untuk beli air. Kalau untuk minum terkadang orang-orang pakai aqua galon, ada juga yang masak sendiri. Kalau saya pakai duaduanya. (Bapak WDD, 52 tahun) Faktor lain penggunaan air di Kampung Tangsi terus berlangsung karena kendala biaya yang tidak sedikit untuk membeli air setiap hari. Masyarakat dirugikan atas aktivitas industri yang mencemari lingkungan tempat tinggal mereka karena terjadi penurunan kualitas air. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat mengeluh pada pemerintah akan tetapi tidak ada pertimbangan dari pihak perusahaan. Masyarakat Kampung Tangsi tidak dapat menggunakan air selain daripada air sumur yang ada di rumah mereka karena tempat tinggal yang jauh dari sumber air seperti pegunungan. Sebenarnya terdapat sungai yang melintasi Desa Sukadanau, akan tetapi sungai tersebut jauh dari Kampung Tangsi serta kotor dan mengandung bakteri yang membahayakan tubuh manusia sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 6.3 Persepsi Kondisi Udara Menurut Kristanto (2004), udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Unsur tepenting dari udara untuk kehidupan makhluk hidup adalah oksigen. Apabila udara tersebut tercemar akan membahayakan tubuh manusia. Persepsi kondisi udara sebelum adanya industri pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tidak tahu apabila responden tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum adanya industri. kondisi udara buruk apabila udara panas, berdebu dan gersang. Kondisi udara baik apabila

66 udara sejuk dan tidak berdebu. Pada Gambar 19 disajikan persepsi responden mengenai kondisi udara sebelum adanya industri berdasarkan lapisan sosial. Gambar 19 Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Udara Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 19 pendapat responden mengenai kondisi udara sebelum adanya industri sama halnya dengan persepsi responden mengenai kondisi air sebelum adanya industri. Sebagian besar responden khususnya para pendatang mengatakan tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum adanya industri. Masyarakat pendatang tinggal di Kampung Tangsi berdasarkan panggilan kerja di perusahaan baja tersebut. Selanjutnya, responden yang mengatakan bahwa udara di tempat tinggal mereka sejuk dan tidak berdebu adalah masyarakat lokal. Sebesar 25 persen untuk kategori lapisan bawah, sebesar 31 persen untuk kategori lapisan menengah, dan 29 persen untuk kategori lapisan atas yang mengatakan hal tersebut. Kualitas udara sebelum adanya industri sangatlah terjamin. Hal ini dibenarkan oleh ketua RT 04 RW 06 Kampung Tangsi yang berstatus sebagai penduduk asli. iya, dahulu sebelum pabrik ini ada waktu saya kecil dingin sekali. Karena dahulu disini banyak sawah, seperti di desa-desa. Sekarang

67 saja semenjak adanya pabrik ini udaranya panas. Berbeda sekali. (Bapak NMN, 48 tahun). Perubahan yang terjadi di Kampung Tangsi sangatlah besar. Terlihat dari pernyataan Bapak NMN bahwa dahulu sebelum adanya industri baja tersebut lahan di wilayah Kampung Tangsi berupa persawahan sehingga menjamin kualitas udara yang sejuk dan tidak berdebu. Berbeda halnya dengan persepsi masyarakat mengenai kondisi udara setelah adanya industri berdasarkan lapisan sosial dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Udara Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 20 memperlihatkan bahwa dari seluruh responden sebanyak 35 orang mengatakan kondisi udara setelah adanya industri adalah panas, berdebu dan gersang. Ini ditimbulkan oleh aktivitas industri dalam memproduksi baja yang dilakukan setiap harinya. Hasil dari pembakaran baja dikeluarkan melalui cerobong besar berupa asap dan bau sehingga meningkatkan kadar polusi udara. Masyarakat yang setiap hari menghirup udara tersebut mengeluh kepada pemerintah tetapi tidak ada pertimbangan dari pihak perusahaan.

68 6.4 Tingkat Kebisingan Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatka oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun polusi air. Suara bising yang terus-menerus dengan tingkat kebisingan yang relatif tinggi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis. Gangguan secara fisik antara lain adalah kehilangan pendengaran yang merupakan perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan, serta akibat-akibat fisiologis yang berupa perasaan tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, dan bunyi dering. Gangguan psikologis akibat polusi suara dibagi menjadi tiga macam, yaitu gangguan emosional, gaya hidup, dan pendengaran. Ganggguan emosional ditandai dengan kejengkelan dan kebingungan. Gangguan gaya hidup berupa gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja. Gangguan pendengaran mengurangi kemampuan mendengarkann TV, radio, percakapan, telpon, dan sebagainya. 6.4.1 Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Aktivitas yang dilakukan oleh PT G dalam memproduksi baja setiap harinya menimbulkan kebisingan sehingga mengganggu kenyaman hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kebisingan tersebut ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi yang dimiliki oleh perusahaan baja tersebut. Pada Gambar 21 disajikan persentase persepsi masyarakat mengenai tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin produksi berdasarkan lapisan sosial.

69 Gambar 21. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 20 menurut responden lapisan bawah, sebesar 76 persen penggunaan mesin oleh PT G menimbulkan tingkat kebisingan yang tinggi dan sebesar 24 persen mengatakan hal tersebut sedang. Selanjutnya, responden lapisan menengah mengatakan tinggi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin produksi sebesar 83 persen dan 17 persen yang mengatakan sedang. Responden lapisan sosial atas, sebesar 91 persen mengatakan tinggi dan 9 persen mengatakan sedang mengenai tingkat kebisingan mesin produksi PT G. Kegiatan memproduksi besi dan baja yang dilakukan oleh PT G dengan mesin yang berteknologi tinggi mempengaruhi kebisingan di Kampung Tangsi. Mesin tersebut berproduksi setiap hari dan mengeluarkan suara besar setiap jamnya sehingga membuat kebisingan. waktu saya baru pindah kesini, seminggu saya tidak bisa tidur. Berisik sekali. Saya pikir hanya saya saja, ternyata orang asli kampung disini juga sama. Lagipula tempat tinggal kita dekat sekali, wajar saja. Apalagi mesin produksi itu kerja setiap hari. Ya selalu berisik. (Bapak AUS, 40 tahun) Bagi masyarakat pendatang yang tinggal diwilayah Kampung Tangsi, seminggu adalah waktu yang digunakan untuk beradaptasi dengan kebisingan yang di kampung tersebut. Aktivitas mesin yang digunakan secara terus menerus

70 menyebabkan polusi suara yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat seperti istirahat dan berkomunikasi. 6.4.2 Tingkat Kebisingan Kontainer dan Truk Aktivitas kendaraan kontainer dan truk di Desa Sukadanau dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB dirasakan masyarakat Kampung Tangsi sangatlah mengganggu. Kendaraan besar tersebut digunakan oleh PT G untuk mengangkut besi dan baja yang telah diproduksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Kendaraan Kontainer dan Truk Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 22 masyarakat dengan kategori lapisan sosial atas seluruhnya atau sebesar 100 persen mengatakan bahwa kendaraan kontainer dan truk yang melaju di jalan Desa Sukadanau sangatlah mengganggu. Masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 91 persen mengatakan bahwa kendaraan kontainer dan truk yang melaju di jalan Desa Sukadanau sangat mengganggu, dan sembilan persen mengatakan biasa saja. Selanjutnya masyarakat dengan kategori lapisan sosial bawah sebanyak 78 persen mengatakan sangatlah mengganggu dengan adanya kendaraan kontainer dan truk yang melintas. Sebanyak 22 persen mengatakan biasa saja. Kendaraan besar seperti kontainer dan truk tidak seharusnya melewati jalan utama Kampung Tangsi dikarenakan kecil. Jalan

71 tersebut menjadi jalan utama karena masyarakat dalam melakukan aktivitasnya selalu menggunakan jalan tersebut. Selain itu, jalan utama Kampung Tangsi terdapat sekolah dasar apabila kontainer dan truk melewatinya akan membahayakan jiwa anak-anak yang bersekolah. kontainer lewat setiap hari sudah biasa. Ini adalah jalanan umum, wajar kalau mereka lewat. Kalau dibilang bahaya, ya bahaya. Tapi tergantung kitanya saja bagaimana menanggapnya. Kalau banyak yang bilang kecelakan sering terjadi, hal itu karna orang-orangnya menggunakan jalan sembarangan. Mereka sudah tahu jalannya kecil kontainer jangan dilewati. Kalau tiba-tiba berhenti yang dibelakang bisa menabrak. (Bapak MHI, 35 tahun). Penggunaan jalan yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak hingga orang dewasa mengaharuskan kewaspadaan akibat adanya laju kendaraan kontainer dan truk dalam mengangkut besi dan baja. Besarnya kendaraan dengan luasnya jalan tidaklah sesuai sehingga membahayakan pengguna jalan lain. 6.5 Tingkat Kecelakaan Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Secara teknis, kecelakaan tidak termasuk dalam kejadian yang disebabkan oleh kesalahan seseorang. Kendaraan besar yang melaju di wilayah Kampung Tangsi mengharuskan waspada bagi pengguna jalan. Hal ini dikarenakan tidak sesuai antara luas jalan dengan kendaraan yang melewatinya. Pada penelitian ini persepsi responden mengenai tingkat kecelakaan yang terjadi di Kampung Tangsi dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak pernah, jarang, dan sering. Berikut adalah Gambar 22 yang menunjukkan persentase persepsi responden mengenai tingkat kecelakaan berdasarkan lapisan sosial.

72 Gambar 23. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kecelakaan Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 23 jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan besar di Desa Sukadanau sangat membahayakan. Seperti kategori responden lapisan bawah mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 83 persen, lapisan menengah yang mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 87 persen, dan lapisan atas yang mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 91 persen. Sedangkan yang mengatakan jarang terjadi kecelakaan masing-masing responden dengan kategori lapisan bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas adalah sebesar 17 persen, 13 persen, dan sembilan persen. Kecelakaan yang sering terjadi di jalan utama Kampung Tangsi biasanya pengguna sepeda motor dengan kontainer yang seharusnya tidak melewati jalan tersebut dikarenakan jalan yang kecil. di jalan ini sering sekali terjadi kecelakaan. Lihat saja mobil besar-besar itu lewat dijalan yang kecil. Kontainer-kontainer ini ingin lewat tol, sebenarnya ada jalan lain disamping kalimalang itu tapi tidak ada yang lewat karna jalanannya rusak. Seharusnyakan itu kewajiban perusahaan. Kalau lewat jalan ini karna jalannya beton jadi tidak masalah. Tapi kan bahaya untuk orang-orang yang sering lewat jalan ini. Selain itu juga banyak anak sekolah. (Bapak MSH, 42 tahun). Kecelakaan yang sering terjadi di Kampung Tangsi disebabkan oleh ketidaksesuaian luas jalan dengan besarnya kendaraan yang tidak seharusnya

73 melewati jalan tersebut. Hal ini dikarenakan banyak anak-anak yang melewati jalan tersebut untuk bersekolah yang ada di sekitar wilayah industri. sebenarnya ada jalan lain yang dapat dilalui kendaraan besar yang tidak sering pula dilalui oleh masyarakat, yaitu jalan di samping aliran sungai kalimalang yang terus sampai ke gerbang pintu tol Cibitung. Hal ini tidak dilakukan karena jalan tersebut teksturnya yang buruk dan sering banjir dari luapan air sungai kalimalang. Sedangkan jalan yang biasa dilalui merupakan jalan desa yang diperuntukkan oleh siapa saja dan jalan terkuat di Desa Sukadanau. 6.6 Tingkat Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. 6.6.1 Jumlah Masyarakat Pengidap Penyakit Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Terjadinya berbagai perubahan khususnya dalam aspek ekologi memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini dirasakan oleh sebagian masyarakat di Kampung Tangsi. Pada Gambar 24 disajikan persentase responden yang mengidap penyakit akibat adanya kegiatan industri berdasarkan lapisan sosial.

74 Gambar 24. Persentase Tingkat Kesehatan Masyarakat Kampung Tangsi Berdasarkan lapisan Sosial, 2011 Pada Gambar 24 menunjukkan bahwa sebesar 83 persen responden lapisan bawah, 75 persen responden lapisan menengah, dan 86 responden lapisan atas mengidap penyakit seperti sesak nafas dan gatal-gatal. Sedangkan sebesar 17 persen untuk lapisan bawah, 25 persen untuk lapisan menengah, dan 14 persen lapisan atas tidak mengalami gangguan kesehatan. Penyakit tersebut yang terjadi pada masyarakat diakibatkan oleh pencemaran limbah yang dikeluarkan oleh PT G dalam memproduksi besi dan baja, baik pencemaran melalui air maupun melalui udara. kalau kita sakit-sakit seperti gatal-gatal atau sesak napas, ada pengobatan gratis dari perusahaan. Biasanya yang sakit-sakit itu anak-anak, kan rentan sekali tubuhnya. (Bapak KRA, 38 tahun). Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihak PT G kepada masyarakat khususnya bagi para pekerja diberikan tunjangan kesehatan untuk mereka yang sering mengalami gangguan kesehatan seperti gatal-gatal dan sesak napas. Tunjangan kesehatan tersebut berupa pengobatan gratis yang disediakan oleh pihak perusahaan.

75 6.6.2 Frekuensi Pengobatan Penyakit Jenis penyakit ada dalam penelitian ini adalah jenis penyakit yang berhubungan dengan aktivitas industri. Jenis penyakit yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan sesak napas yang diakibatkan pencemaran air dan udara yang dihasilkan dari proses produksi besi dan baja. Pencemaran pada air yaitu terdapat kandungan logam berat yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit apabila digunakan untuk mandi. Sedangkan pencemaran pada udara yaitu terdapat asap dan bau yang dikeluarkan melalui cerobong besar yang apabila dihirup oleh masyarakat akan menyebabkan sesak napas. Apabila dalam jangka panjang terus terjadi akan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh manusia. Oleh karena itu, masyarakat perlu pengobatan untuk mencegah timbulnya penyakit yang berbahaya. Frekuensi pengobatan yang dilakukan masyarakat dikategorikan kedalam tiga, yaitu tidak pernah, jarang, dan sering. Pada Gambar 25 disajikan frekuensi pengobatan masyarakat Kampung Tangsi dalam persentase berdasarkan lapisan sosial. Gambar 25. Persentase Frekuensi Pengobatan Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 25 responden dengan kategori lapisan atas yang sering melakukan pengobatan sebesar 62 persen sesuai dengan jumlah responden yang mengidap penyakit. Responden dengan kategori lapisan menengah yang

76 sering melakukan pengobatan sebesar 44 persen dan reponden lapisan bawah yang sering melakukan pengobatan adalah sebesaar 58 persen. Sedangkan responden yang jarang melakukan pengobatan masing-masing berdasarkan lapisan sosial bawah, menengah, dan atas adalah sebesar 25 persen, 31 persen, dan 24 persen. Selanjutnya masyarakat yang tidak pernah melakukan pengobatan untuk masyarakat lapisan sosial bawah sebesar 17 persen, masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 25 persen, dan masyarakat lapisan sosial atas sebesar 14 persen. Masyarakat lapisan atas dan lapisan menengah lebih besar persentase responden yang sering melakukan pengobatan apabila sakit dikarenakan adanya biaya yang dimiliki sehingga memungkinkan untuk berobat kemana saja. Lain halnya dengan masyarakat lapisan bawah. Mereka menganggap hal tersebut biasa sehingga tidak perlu melakukan pengobatan apabila terjadi gatal-gatal dan sesak napas. Selain itu kendala biaya juga menjadi faktor yang menghambat masyarakat untuk melakukan pengobatan. Bagi para pekerja yang bekerja di perusahaan terdapat tunjangan kesehatan yang berupa pengobatan gratis. 6.7 Ikhtisar Penelitian yang dilakukan di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menunjukkan adanya perubahan dalam aspek sosial ekologi akibat hadirnya industri baja. Perubahan tersebut ditimbulkan oleh kegiatan industri yang berdiri sejak 25 tahun yang lalu. Kegiatan yang dilakukan setiap hari menimbulkan banyak perubahan. Seperti perubahan kualitas air, perubahan kondisi udara, terjadinya polusi suara akibat mesin produksi dan kendaraan yang mengangkut hasil produksi, meningkatnya kecelakaan, tingkat kesehatan menurun serta frekuensi pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat. Sebagaimana hal tersebut terangkum dalam Tabel 8. dibawah ini.

77 Tabel 8. Dampak Sosial Ekologi Akibat Aktivitas Industri Manufaktur Terhadap Masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau 2011 Aspek Industri Manufaktur Penelitian Sebelum Sesudah Kualitas Air Air Jernih dan Tidak Bau Air Berwarna dan Bau Kondisi Udara Udara Sejuk dan Tidak Berdebu Udara Panas, Berdebu, dan Gersang Tingkat Kebisingan Tinggi Mesin Produksi Tingkat Kebisingan Tinggi Kendaraan Kontainer dan Truk Tingkat Kecelakaan Tinggi Tingkat Kesehatan Buruk Frekuensi Pengobatan Sering Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010 Pada Tabel 8 dijelaskan bahwa di Kampung Tangsi terdapat perubahan kualitas air sebelum dan sesudah adanya industri. sebelum adanya industri, kualitas air di Kampung Tangsi jernih dan tidak bau sedngkan setelah hadirnya industri kualitas air yang biasa digunakan oleh masyarakat berwarna dan bau. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan logam yang dicemarkan oleh perusahaan baja. Selanjutnya dilihat dari kondisi udara, sebelum adanya industri lahan di Kampung Tangsi berupa persawahan yang menjamin kualitas udara yaitu sejuk dan tidak berdebu, tetapi setelah adanya industri, hasil buangan yang dihasilkan oleh perusahaan baja mencemari udara di sekitar Desa Sukadanau sehingga udara menjadi panas, berdebu dan gersang. Tingkat kebisingan di Kampung Tangsi sangat tinggi. Hal ini diakibatkan suara yang dihasilkan dari mesin produksi. Selanjutnya tingkat kebisingan dari kendaraan kontainer dan truk juga sangat tinggi. Aktivitas yang dilakukan kendaraan tersebut setiap hari, sehingga mengganggu kenyamanan hidup masyarakat Kampung Tangsi. Kendaraan yang terus melaju di jalan Kampung Tangsi, mengakibatkan tingkat kecelakaan yang tinggi. Hal ini juga disebabkan oleh para pengguna jalan yang tidak mengikuti aturan berlalu lintas. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas industri manufaktur sehingga membahayakan hidup manusia dianggap oleh sebagian masyarakat

78 Kampung Tangsi adalah hal biasa yang terjadi. Menurut sebagian masyarakat dampak tersebut tidak mempengaruhi hubungan sosialnya terhadap pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian dari masyarakat tersebut menggantungkan hidupnya pada perusahaan. Apabila perusahaan tidak ada, masyarakat belum tentu memiliki pekerjaan dengan upah sedemikian. Selain itu, pihak perusahaan selalu memberikan satu ekor sapi setiap tahunnya sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan baik-baik saja. Pencemaran yang terjadi di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menurun. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa penggunaan air dan udara yang tercemar akibat limbah pabrik oleh masyarakat. Masyarakat yang mengalami penurunan kesehatan mengharuskan masyarakat untuk melakukan pengobatan agar tidak membahayakan tubuh manusia dalam jangka panjang. 6.8 Analisis Pembangunan Berkelanjutan Industri Menurut Sumarwoto dalam Sugandhy dan Hakim (2007), pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial di mana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan, dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar, dan terencana dalam proses pembangunan, berbasis lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Menurut Prof. Dr. Emil Salim dalam Utomo (tanpa tahun), pembangunan berkelanjutan (sustainable development) diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber

79 daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Menurut Salim, konsep pembangunan berkelanjutan didasari oleh lima ide pokok besar yaitu pertama, proses pembangunan harus berlangsung secara berlanjut, terus-menerus, dan kontinyu, yang ditopang oleh sumber daya alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang secara berlanjut pula. Kedua, sumber daya alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki ambang batas, di mana penggunaannya akan menurunkan kuantitas, dan kualitasnya. Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup. Keempat, bahwa pola penggunaan sumber daya alam saat ini seharusnya tidak menutup kemungkinan memilih pilihan lain di masa depan. Kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas transgenerasi, sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraannya pula. Berdasarkan definisi tersebut di atas, industri yang berada di Kampung Tangsi terlihat dari aspek ekonomi tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar kawasan. Hal ini disebabkan oleh kesempatan bekerja bagi masyarakat asli tidak berhubungan dengan hadirnya industri, sedangkan untuk masyarakat pendatang kesempatan bekerja di perusahaan sangat luas meskipun pendapatan yang dihasilkan dari bekerja tidak mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Pada aspek sosial, hadirnya industri tidak mempengaruhi hubungan sosial masyarakat baik sesama masyarakat lokal maupun antar masyarakat lokal dengan pendatang. Hal ini terlihat dari beberapa pendapat masyarakat yang mengatakan hubungan antar sesama masyarakat lokal atau antar masyarakat lokal dengan pendatang masih terjalin kontak dan komunikasi serta peduli dan masih suka membantu. Meskipun terdapat kegiatan sosial seperti arisan, pengajian, dan gotong royong membersihkan lingkungan, hal tersebut sudah terjalin sebelum datangnya industri. Pada aspek ekologi, industri yang berada di Kampung Tangsi menghasilkan polutan yang mencemari lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan dari hasil olahan besi dan baja dikeluarkan industri sehingga mencemari air tanah

80 di sekitar wilayah Kampung Tangsi, sehingga masyarakat tidak seharusnya menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti minum, mencuci, dan mandi. Selain itu, hasil dari olahan besi dan baja juga menghasilkan asap dari pembakaran yang dilakukan dan dikeluarkan melalui cerobong asap sehingga mengganggu udara di wilayah Kampung Tangsi. Pengolahan besi dan baja tersebut juga menghasilkan suara yang mengganggu pendengaran masyarakat Kampung Tangsi baik dalam melakukan aktivitas ataupun dalam beristirahat. Polutan yang mencemari air, udara, maupun suara tersebut sangat mengganggu kesehatan masyarakat Kampung Tangsi yang berada di wilayah tersebut. Penyakit yang biasa terjadi pada masyarakat adalah gatalgatal dan sesak napas. Pencemaran tersebut apabila terus terjadi dalam hidup manusia akan membahayakan kesehatan masyarakat untuk waktu yang akan datang. Pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagian hanya dilakukan oleh masyarakat yang pendapatannya tinggi dan masyarakat yang bekerja di perusahaan yang mendapat tunjangan kesehatan seperti pengobatan gratis.