BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 10 TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 08 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) dan (2)

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI E NO.1/E 15 PEBRUARI 2010 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 10 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 17 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SUMBA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 14 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 86 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWSEI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PENUNJANG OPERASIONAL BUPATI DAN WAKIL BUPATI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

L E M B A R A N D A E R A H K A B U P A T E N B E K A S I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SEKADAU BUPATI SEKADAU,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

Transkripsi:

SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Daerah Kepada Desa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kepada Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

-2-6. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Daerah Kepada Desa. 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2009 Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SINJAI dan BUPATI SINJAI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sinjai.

-3-2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Sinjai. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sinjai. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. 7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. 8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsure penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. 11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 12. Kepala Desa adalah pejabat yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dipilih secara langsung oleh masyarakat melalui pemilihan Kepala Desa. 13. Kewenangan Desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah. 14. Tim Pengkajian dan Evaluasi Penyerahan, Penambahan dan Penarikan Urusan yang diserahkan kepada Desa yang selanjutnya disebut Tim Pengkajian dan Evaluasi adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati yang mempunyai tugas mengkaji dan mengevaluasi penyerahan, penambahan dan penarikan urusan Pemerintahan Daerah yang diserahkan kepada Desa. BAB II KEWENANGAN DESA Pasal 2 (1) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa mencakup: a. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul Desa; b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang diserahkan pengaturannya kepada Desa; c. tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah; dan d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangundangan diserahkan kepada Desa.

-4- (2) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri dari: a. sistem organisasi masyarakat adat; b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pembinaan lembaga hukum adat; d. pengelolaan tanah kas desa dan; dan e. pengembangan peran masyarakat desa. (3) Urusan yang menjadi kewenangan lokal berskala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. pengelolaan tambatan perahu; b. pengelolaan pasar desa; c. pengelolaan tempat permandian umum; d. pengelolaan jaringan irigasi; e. pengelolaaan lingkungan permukiman masyarakat desa; f. pembinnaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu; g. pengelolaan lumbung desa; h. pengelolaan air minum berskala desa; dan i. pembuatan jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian. Pasal 3 Urusan Pemerintahan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Pasal 4 (1) Urusan Pemerintahan Daerah yang dapat diserahkan pengaturannya kepada Desa antara lain: a. bidang pertanian dan ketahanan pangan; b. bidang pertambangan dan energi serta sumber daya mineral; c. bidang kehutanan dan perkebunan; d. bidang perindustrian dan perdagangan; e. bidang koperasi, usaha kecil dan menengah; f. bidang penanaman modal; g. bidang tenaga kerja dan transmigrasi; h. bidang kesehatan; i. bidang pendidikan dan kebudayaan; j. bidang sosial; k. bidang penataan ruang; l. bidang permukiman/perumahan; m. bidang pekerjaan umum; n. bidang perhubungan; o. bidang lingkungan hidup; p. bidang politik dalam negeri dan administrasi publik; q. bidang otonomi Desa; r. bidang perimbangan keuangan; s. bidang tugas pembantuan; t. bidang pariwisata; u. bidang pertanahan; v. bidang kependudukan dan catatan sipil;

-5- w. bidang kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat dan pemerintahan umum; x. bidang perencanaan; y. bidang penerangan/informasi dan komunikasi; z. bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; aa. bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; bb. bidang pemuda dan olahraga; cc. bidang pemberdayaan masyarakat Desa; dd. bidang statistik; dan ee. bidang arsip dan perpustakaan. (2) Rincian urusan Pemerintahan Daerah yang dapat diserahkan kepada Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri. (3) Penyerahan rincian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Daerah. (4) Untuk melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah yang diserahkan kepada desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan Bupati. BAB III TATA CARA PENYERAHAN URUSAN Pasal 5 Penyerahan urusan Pemerintah Kabupaten kepada Desa dilaksanakan dengan cara: a. Penyerahan langsung dari Pemerintah daerah Kabupaten kepada Desa yang telah dipandang mampu melaksanakannya secara efektif, efisien dan akuntabel; atau b. Permintaan Pemerintah Desa. Pasal 6 (1) Dalam hal penyerahan urusan Pemerintah Kabupaten kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Bupati melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan diserahkan kepada Desa dengan mempertimbangkan aspek letak geografis, kemampuan personil, kemampuan keuangan, efisien, dan efektifitas. (2) Untuk melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan diserahkan kepda Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat membentuk Tim Pengkajian dan Evaluasi Penyerahan Urusan Pemerintah Daerah Kepada Desa. (3) Tim Pengkajian dan Evaluasi sebagaimanna dimaksud pada ayat (2) dibawah koordinasi Wakil Bupati dengan Ketua Pelaksana Sekretaris Daerah yang anggotanya terdiri dari satuan kerja Perangkat daerah terkait sesuai dengan kebutuhan. Pasal 7 Hasil pengkajian dan evaluasi tim terhadap jenis urusan Pemerintah Daerah yang dapat diserahkan kepada Desa, diatur dalam Peraturan Bupati.

-6- Pasal 8 (1) Dalam hal penyerahan urusan pemerintahan kabupaten kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Pemerintah Desa bersama BPD melakukan evaluasi untuk menetapkan urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan di Desa yang bersangkutan. (2) Kesiapan Pemerintah Desa untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa atas persetujuan pimpinan BPD. (3) Berdasarkan Keputusan Kepala Desa yang telah disetujui oleh pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa melalui Camat mengajukan permohonan penyerahan urusan pemerintah daerah yang dapat dilaksanakan di Desa kepada Bupati. (4) Dengan permohonan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bupati melalui tim pengkajian dan evaluasi melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang dimohonkan oleh Pemerintah Desa. (5) Hasil pengkajian dan evaluasi tim, Bupati dapat mengabulkan atau menolak permohonan Pemerintah Desa dan memberikan jawaban dalam bentuk Keputusan Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya surat permohonan Pemerintah Desa. Pasal 9 Penyerahan urusan Pemerintahan Daerah kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dilaksanakan secara serentak yang disaksikan oleh Camat dan dihadiri oleh seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. BAB IV TATA CARA PENAMBAHAN URUSAN Pasal 10 (1) Pemerintah Daerah dapat menambah urusan pemerintahan daerah kepada Desa atas permintaan Pemerintah Desa. (2) Permintaan penambahan urusan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Pasal 11 Pelaksanaan penambahan urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Pasal 12 (1) Permintaan penambahan urusan pemerintahan daerah kepada Desa yang disampaikan kepada Bupati melalui Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 akan dilakukan kajian oleh Tim Pengkajian dan Evaluasi, selanjutnya dilaporkan kepada Bupati.

-7- (2) Berdasarkan laporan Tim Pengkajian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat menerima atau menolak permintaan pemerintah Desa paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permintaan penambahan urusan pemerintahan daerah kepada Desa. (3) Dalam hal permintaan penambahan urusan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang Penambahan Penyerahan Urusan Pemerintahan Daerah kepada Desa yang bersangkutan. (4) Apabila permintaan penambahan urusan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak, Bupati memberikan jawaban penolakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permintaan penambahan urusan pemerintahan daerah kepada Desa. BAB V TATA CARA PENARIKAN URUSAN Pasal 13 (1) Pemerintah Daerah menarik urusan pemerintahan daerah yang telah diserahkan kepada Desa atas penilaian Tim Pengkajian dan Evaluasi. (2) Hasil penilaian Tim Pengkajian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati. Pasal 14 (1) Berdasarkan laporan Tim Pengkajian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), Bupati dapat menarik sebagian atau seluruh urusan pemerintahan daerah yang telah diserahkan kepada Desa. (2) Penarikan sebagian atau seluruh urusan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan apabila pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa dalam kurun waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak berjalan secara efektif. (3) Penarikan sebagian atau seluruh urusan pemerintahan daerah yang telah diserahkan kepada Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati. BAB VI PELAKSANAAN URUSAN Pasal 15 Pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa.

-8- Pasal 16 (1) Dalam hal Desa dianggap belum siap atau tidak mampu melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang diserahkan pada Desa, daerah dapat menarik kembali urusan pemerintahan tersebut. (2) Penarikan kembali urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan penarikan kembali dan/atau penghentian sumber daya pendukungnya. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang penarikan kembali urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa, diatur dalam Peraturan Bupati. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 17 Pelaksanaan penyerahan urusan pemerintahan daerah kepada Desa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 18 (1) Pertanggungjawaban penyelenggaraan urusan yang dilimpahkan disampaikan oleh Kepala Desa melalui Camat kepada Bupati. (2) Pertanggungjawaban Kepala Desa dalam melaksanakan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap urusan pemerintahan daerah yang diserahkan kepada Desa. (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat didelegasikan kepada Camat. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini, Pemerintah Daerah wajib menetapkan urusan pemerintahan daerah yang dapat diserahkan kepada Desa yang bersangkutan.

-9- BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini harus sudah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai. Ditetapkan di Sinjai pada tanggal 10 Nopember 2014 BUPATI SINJAI, ttd Diundangkan di Sinjai pada tanggal 17 Nopember 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SINJAI, H. SABIRIN YAHYA ttd H. TAIYEB A. MAPPASERE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2014 NOMOR 10 Salinan Sesuai Dengan Aslinya Kabag. Hukum dan HAM LUKMAN DAHLAN, S.IP.,M.Si NIP. 19701131 199003 1 002 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN 7 TAHUN 2014

-10- PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA I. UMUM Pelaksanaan penyerahan urusan Pemerintahan Daerah kepada Desa adalah pemberian secara penuh kepada Pemerintah Desa dalam mengatur rumah tangganya sendiri sesuai hak asal-usul Desa masing-masing. Tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan proses pemberdayaan dan pelayanan secara maksimal kepada anggota masyarakat dalam rangka kesejahteraan serta kemakmuran masyarakatnya sesuai dengan semangat otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sehubungan dengan hal tersebut perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kepada Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16

-11- Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 71