Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM TERMAL

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

ANALISA KEHILANGAN ENERGI PADA FIRE TUBE BOILER KAPASITAS 10 TON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

Efisiensi PLTU batubara

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

MENENTUKAN LAJU ALIR BAHAN BAKAR GAS, AIR DAN UDARA YANG OPTIMAL PADA STEAM GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

Bab 2 Tinjauan Pustaka

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

OLEH : SIGIT P.KURNIAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

KODE KEAHLIAN SDM BPPT BIDANG ENERGI

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM BOILER

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

TURBIN UAP. Penggunaan:

LAMPIRAN I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 129Tahun 2003 Tanggal : 28 Juli 2003 BAKU MUTU EMISI KEGIATAN INDUSTRI MINYAK DAN GAS

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

SISTEM PEMANFAATAN PANAS TERBUANG PADA PROSES BLOWDOWN DI BOILER

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM

MODIFIED PROSES CLAUSE PADA BERBAGAI UMPAN GAS REKAYASA PROSES APRILIANA DWIJAYANTI NIM

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

Transkripsi:

159 Iriany / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 151 155 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 5( Juli 006: 156 16 ISSN 141-7814 Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler Darmansyah Dalimunthe Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan 0155 Abstrak Kilang Liquid Natural Gas (LNG adalah salah satu industri pengilangan yang banyak menggunakan energi dalam proses produksinya. Salah satu peralatan pada kilang LNG yang banyak menggunakan energi adalah boiler. Efisiensi peralatan ini selalu berubah sesuai bahan operasi. Inefisiensi terjadi karena banyaknya kemungkinan kehilangan panas pembakaran, padahal apabila efisiensi pembakaran ini bisa ditingkatkan, dapat menurunkan konsumsi energi yang pada akhirnya akan menurunkan pula biaya produksi sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang energi bahwa secara bertahap harga energi baik harga bahan bakar minyak maupun harga listrik pada saatnya akan mencapai pada harga ekonominya dalam arti bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi lagi kepada harga energi. Oleh karena itu sudah saatnyalah industri yang pada proses produksinya banyak menggunakan energi mulai menjalankan konservasi energi, salah satunya adalah kilang LNG dengan melakukan peningkatan efisiensi pembakaran kepada boiler melalui penurunan ekses udara dan pemanfaatan panas buangan. Penelitian tentang peningkatan efisiensi pembakaran pada boiler dilakukan pada salah satu kilang LNG. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada potensi penghematan energi melalui penurunan ekses udara hingga menjadi 15, yang bisa meningkatkan efisiensi boiler hingga 85, serta pemanfaatan panas buangan. Kata kunci: konservasi energi, LNG,boiler Pendahuluan Salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang energi adalah konservasi energi yang telah dituangkan dalam KEPPRES No. 41 Tahun 1991 di mana semua pengguna energi hendaknya melakukan konservasi. Konservasi energi merupakan salah satu langkah kebijakan energi yang perlu mendapatkan prioritas dalam upaya mengatasi masalah keterbatasan sumbar daya energi dengan memanfaatkan energi secara lebih efisien. Dari segi kemudahan pelaksanaannya, dibanding dengan langkahlangkah yang lain, maka konservasi energi relatif memerlukan waktu yang lebih singkat dalam memperoleh hasil, dan memiliki nilai ekonomis dalam penghematan biaya energi, sehingga konservasi energi dipandang sangat bermanfaat. Menurut US Department of Energy, konservasi energi adalah penggunaan sumber-sumber energi secara efisien. Sedangkan menurut United Environmental Protection, konservasi energi adalah langkah-langkah atau upaya yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan sosioekonomi per setiap unit energi yang dikonsumsi. Sementara menurut sumber lain, konservasi energi adalah penggunaan sumber-sumber energi secara lebih efisien. Walaupun didefinisikan secara berbeda-beda, tetapi makna dan tujuan konservasi pada dasarnya adalah sama.

Darmansyah Dalimunthe / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 156 16 160 Kebijakan konservasi bertujuan memelihara kelestarian sumber daya energi di mana penggunaannya harus secara bijaksana bagi tercapainya keseimbangan antara pembangunan, pemerataan dengan mempertimbangkan lingkungan hidup. Sejalan dengan peningkatan usaha industrialisasi di Indonesia, permintaan energi terus meningkat dengan pesat. Sektor industri merupakan sektor pemakai energi terbesar, yaitu kurang lebih 40 dari total konsumsi energi komersial di Indonesia. Akan tetapi peningkatan permintaan energi ini tidak diimbangi dengan peningkatan efisiensi pemakaian energi. Hal inilah yang menjadi problema energi nasional yang perlu segera dicarikan solusinya. Sementara itu, data menunjukkan bahwa adanya indikasi potensi penghematan yang cukup besar yaitu antara 5 10 tanpa investasi, dan 10 30 dengan investasi. Tujuan studi ini adalah melakukan penelitian tentang peningkatan efisiensi pembakaran pada boiler di salah satu kilang LNG. Di Indonesia, gas bumi yang diproduksi selain langsung dipergunakan sebagai bahan bakar dan diinjeksikan kembali sebagai fluida pembantu untuk mengangkat minyak ke permukaan setelah melalui pemurnian, juga diolah melalui proses kompresi menjadi bahan bakar gas seperti Liquid Petroleum Gas (LPG maupun LNG. Di kilang gas proses kompresi tersebut mayoritas menggunakan energi gas dan sebagian minyak solar. Konsumsi gas sebagai energi berkisar antara 16 sampai dengan 18 persen volume terhadap bahan baku. Untuk melihat besarnya tingkat konsumsi energi dalam menghasilkan setiap unit produk maka digunakan perhitungan intensitas energi. Apabila diperoleh suatu nilai intensitas energi yang cukup tinggi maka perlu dikaji potensi/ peluang konservasi energi dengan melakukan survai lapangan untuk mendapatkan parameter konservasi. Dari hasil penelitian di kilang LNG ini diperoleh intensitas energi cukup tinggi dan setelah dilakukan analisis ternyata potensi penghematan energi yang cukup besar diperoleh dari boiler. Peningkatan Efisiensi Energi pada Boiler Jenis boiler Boiler adalah salah satu peralatan yang menggunakan energi paling intensif di suatu industri. Efisiensi peralatan ini selalu berubah sesuai beban operasi. Pada dasarnya ada dua jenis boiler yaitu: a. Boiler pipa api (Fire/shell tube boiler Pada boiler ini air mengalir melalui shell dan menerima panas dari gas pembakaran yang mengalir melalui susunan pipa api. Tekanan operasi standar dari boiler tipe ini maksimum 50 psi (16 bar pada umumnya berkapasitas kurang dari 7 ton/jam. Konstruksinya relatif sederhana dan kokoh, harganya relatif murah. Keuntungan menggunakan boiler ini adalah fleksibel terhadap perubahan beban secara cepat, dan kekurangannya adalah lambat dalam mencapai tekanan operasi pada awal operasi. b. Boiler pipa air (Water tube boiler Pada boiler jenis ini air mengalir di dalam susunan pipa dan menerima panas dari luar pipa. Tekanan operasi bila lebih besar dari 4 bar atau kapasitas bisa lebih besar dari 0 MW. Cocok untuk produksi uap dalam jumlah besar dengan uap superheated. Konstruksinya utnuk beban besar, oleh karena itu harganya relatif mahal. Keuntungannya adalah pada kapasitas 10 0 MW bereaksi cepat terhadap perubahan beban, di samping kelembapan termal relatif lebih kecil. Inefisiensi pada boiler Inefisiensi terjadi karena banyaknya kemungkinan kehilangan panas pembakaran seperti: a. Panas yang terbawa keluar oleh gas buang tanpa uap air (dry flue gas loss b. Panas yang terbawa keluar oleh uap air panas, termasuk panas sensible dan latent.

161 Darmansyah Dalimunthe / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 156 16 c. Komponen bahan bakar yang tak terbakar dan produk pembakaran tak sempurna termasuk solid ash combustible dan CO dalam gas buang. d. Kehilangan panas dari dinding boiler melalui isolasi (radiasi dan konveksi. e. Panas yang terbawa keluar bersama blowdown. Kehilangan panas pembakaran tersebut yang disebut dengan rugi-rugi panas (heat losses. Prinsip pembakaran Proses pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen (O dari udara. Hasil pembakaran yang utama adalah karbondioksida (CO, uap air (H O, dan disertai energi panas. Sedangkan hasil pembakaran yang lain adalah karbonmonoksida (CO, abu (ash, NO x atau SO x, tergantung pada jenis bahan bakarnya. Reaksi kimia dari proses pembakaran adalah sebagai berikut: C + O CO + panas dari bahan bakar dari udara H + O H O + panas dari bahan bakar dari udara Bahan bakar + Jumlah udara teoretis Karbondioksida + Uap air + Nitrogen dan gas-gas lainnya (kecuali oksigen Beberapa hal yang terjadi pada proses pembakaran: a. Pembakaran dengan udara kurang Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena bahan bakar berlebih serta ada bahan bakar yang tak terbakar di samping terdapat hasil pembakaran, seperti CO, CO, uap air, O, dan N. b. Pembakaran dengan udara berlebih Pada proses ini terjadi perpindahan panas berkurang dan panas hilang karena udara berlebih serta hasil pembakaran, seperti CO, uap air, O, dan N. c. Pembakaran dengan udara optimum Pada proses ini terjadi perpindahan panas yang maksimum dan panas yang hilang minimum, serta terdapatnya hasil pembakaran, seperti CO, uap air, dan N. Rasio udara (air ratio dan udara berlebih/ ekses udara (excess air Untuk menilai suatu pembakaran berlangsung efisien atau tidak, dapat diketahui melalui angka perbandingan antara jumlah udara aktual dengan jumlah udara teoretisnya yang diperlukan dalam pembakaran atau dengan melihat seberapa besar kelebihan udara aktual dari kebutuhan udara teoretisnya (dalam persen. Untuk mengetahui jumlah udara aktual harus diketahui kandungan O atau CO dalam gas buang (persen volume basis kering melalui pengukuran., sedangkan udara teoretis dihitung dari stokiometrik. Rasio udara = (1 = ( jumlah udara pembakaran aktual ( jumlah udara pembakaran teoritis (1 (1 O Jumlah udara aktual tergantung pada faktorfaktor berikut: a. Jenis bahan bakar dan komposisinya b. Desain ruang bakar (furnace c. Kapasitas pembakaran atau firing rate (optimum 70 90 d. Desain dan pengaturan burner Hal-hal yang terjadi pada pembakaran yang tidak sempurna dapat dilihat pada Tabel 1. Menghitung efisiensi boiler Efisiensi boiler dapat dihitung dengan 3 cara, yaitu: a. Metode langsung: Efisiensi (...( b. Metode tak langsung = Panas berguna dalam uap 100 Energi total dalam bahan bakar Efisiensi ( = 100 - (Rugi - rugi (...(3 Sedangkan formula untuk menghitung efisiensi boiler dengan metode tak langsung dapat dilihat pada Tabel....

Darmansyah Dalimunthe / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 156 16 16 c. Metode dengan menggunakan grafik Secara praktis efisiensi boiler dapat dihitung dengan menggunakan grafik rugi-rugi panas dan ekses udara. Metodologi Penelitian Pengumpulan data 1. Data primer dikumpulkan dengan melakukan survai ke lapangan, yaitu ke kilang LNG, terutama pada peralatan boiler untuk mendapatkan parameter panas yang hilang maupun parameter pembakaran.. Data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung diperoleh dari laporanlaporan yang berasal dari instansi yang terkait dan informasi lain. Analisis Analisis peningkatan efisiensi penggunaan energi di boiler menggunakan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1. Efisiensi boiler = 100 - rugi-rugi panas. Rugi-rugi panas = panas yang hilang oleh gas Hasil dan Pembahasan Hasil survai Survai dilakukan pada 8 boiler di salah satu kilang gas di Indonesia Masing-masing boiler tersebut menghasilkan uap sebesar 18.5 ton per jam Boiler bertekanan rendah 10.5 kg/cm Siklus yang digunakan adalah siklus tertutup, sehingga kondensat dari uap dapat dikembalikan sebanyak mungkin (80 Blowdown (± 5 Temperatur gas buang boiler rata-rata 60 0 C O meter terpasang di masing-masing furnace boiler, O meter menunjukkan 5, artinya ekses udara di atas 0 Konsumsi gas alam untuk energi 18.639,374.000 Cuft atau 1.808,067 MM Btu Konsumsi bahan bakar disel per tahun adalah 1,385,000 kkal Pemakaian bahan bakar total adalah setara dengan 108,516 MMCF Produksi LNG adalah setara dengan 55,495 MMCF Intensitas energi (rasio energi yang digunakan terhadap bahan baku untuk proses produksi sebesar 0.6 Boiler feed water = 8.476 m 3 /hari atau 100 M 3 /jam, sedangkan make up water sebesar 16,471 m 3 per hari atau 685 m 3 /jam. TABEL 1: Problema yang timbul pada pembakaran dan penyebabnya Sistem Problema Kemungkinan Penyebab a. Pengoperasian sistem kontrol tidak tepat 1. Excess air / ekses udara b. Tekanan suplai bahan bakar rendah tinggi (O tinggi c. Heating value bahan bakar berubah d. Viskositas bahan bahan bakar berubah Pembakaran Perpindahan Panas. Excess rendah (O rendah 3. Tingginya CO dan emisi dari gas combustible (O memuaskan atau tinggi Temperatur gas buang tinggi a. Pengoperasian sistem kontrol tidak tepat b. Keterbatasan fan blower c. Temperatur udara ambien bertambah a. Setting pengatur udara tidak tepat b. minyak burner rusak c. Distribusi udara tidak sesuai d. Penyumbatan pada burner gas e. Distribusi udara/bahan bakar tidak seimbang pada boiler multi burner f. Kerusakan pada refraktori throat burner g. Sistem udara overfire tidak sesuai h. Kisi-kisi pada penyala api (stoker i. Orientasi distribusi bahan bakar pada penyala api a. Timbulnya deposit pada saluran air atau gas b. Prosedur pengolahan air yang kurang baik c. Pengoperasian sootblower yang kurang baik

163 Darmansyah Dalimunthe / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 156 16 TABEL : Formula untuk menghitung efisiensi boiler dengan metode tak langsung NO Hilang panas Formula Nilai L 1. DG K(TFG TA Dry gas CO ( O 1a CO = 1 (CO maks 1 69.7 C CV N 1b K dari tabel atau CV a 3 4 ( 3 L HO Uap air dalam gas (H O + 9H (588 T 1 (CVG CV 1 G = CV G untuk gas L CO CO tak terbakar L RC Radiasi & konveksi A + G 0.5T CV 1 G = CV G (T T A 0.47 (untuk minyak dengan preheat K(CO (CO + (CO 100 / (CAP dihitung dari temperatur permukaan 5 L L DG + L H O + L CO + L RC L BD (TBD TH O BD (100 - L 6 Rugi blowdown (T T BD+ (100 - BD (660 - T L Total BD HO 7 L +BD Hilang panas total (Rugi-rugi 8 Efisiensi E = 100 L Total 9 Excess Air / Ekses udara (H O + 9H (588 TA + 0.5TFG 1 (CV Keterangan: L DG = panas hilang dalam gas buang kering, T FG = Temperatur gas buang ( 0 C, L H O = panas hilang uap air dalam gas buang, T A = Temperatur udara ambient ( 0 C, L CO = panas hilang dari CO tak terbakar, L BD = Temperatur air blowdown ( 0 C, L RC = panas hilang dari radiasi/konveksi, L H O = Temperatur air umpan ( 0 C, L BD = panas hilang dari air blowdown, T = Temperatur awal bahan ( 0 C, (O = oksigen dalam gas buang ( volume kering, (CO = jumlah karbondioksida ( volume kering, CAP = kapasitas output boiler, K = konstanta, CV = konstanta panas yang hilang dalam gas buang kering untuk berbagai bahan bakar, CV G = konstanta panas yang hilang dalam gas buang untuk bahan bakar gas. G FG HO

Pembahasan Dilihat dari besarnya intensitas energi, yaitu 0.6 merupakan suatu nilai intensitas yang cukup besar untuk industri gas alam cair. Sebagai gambaran, kilang minyak yang dioperasikan di Indonesia rata-rata mempunyai intensitas antara 5 7 refinery per crude intake. Memang hal ini tidak bisa dibandingkan secara langsung begitu saja karena berbagai faktor dan kondisi setempat yang berbeda, tetapi setidaknya dapat dipakai sebagai gambaran. Melihat tingginya intensitas menunjukkan bahwa terdapat ketidakefisienan pemakaian energi, dengan demikian terdapat potensi penghematan energi yang cukup besar bila dapat menurunkan intensitas energinya. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat adanya ekses udara yang cukup besar, yaitu di atas 0, serta konsumsi energi yang cukup besar, yaitu sebesar 108,516 MMCF dibandingkan produksi yang dihasilkan, yaitu sebesar 55,495 MMCF. Salah satu penyebabnya mungkin banyaknya panas yang hilang pada saat proses pembakaran untuk menghasilkan uap. Untuk itu, perlu dilihat proses pembakaran pada boilernya. Melalui perhitungan efisiensi boiler dapat diperkirakan besarnya ekses udara, panas yang terbuang, dan tingkat efisiensi boilernya. Perhitungan efisiensi boiler dilakukan dengan menggunakan metode tak langsung sebagai berikut: Efisiensi boiler = 100 - rugi-rugi panas Rugi-rugi panas dicari dengan menggunakan grafik rugi-rugi panas dan ekses udara untuk bahan bakar gas alam. Data yang digunakan untuk menghitung adalah sebagai berikut: a. Bahan bakar yang digunakan: gas alam b. Temperatur gas buang: 60 0 C c. Temperatur ambien: 30 0 C d. Kandungan oksigen: 5 e. Hilang panas radiasi blowdown dan CO tak terbakar: 5 Dengan mengacu pada nilai kalor dari gas alam dan temperatur ambien 0 0 C, dengan nilai kandungan O sebesar 5, diperoleh nilai ekses udara sebesar 9 dan nilai kandungan CO sebesar 9. Berdasarkan teori untuk bahan bakar gas ekses udara cukup 10 15. Oleh karena itu, ekses udara sebesar 9 termasuk besar. Oleh karena temperatur ambien sebesar 30 0 C, maka beda temperatur gas buang 60 0 C 30 0 C = 30 0 C. Beda temperatur ini sama untuk temperatur gas buang 50 0 C dengan ambien 0 0 C. Oleh karena itu, hilang panas oleh gas buang sesuai dengan garis temperatur 50 0 C adalah sebesar 4, dengan demikian: Efisiensi boiler = 100 - (4 + 5 = 71. Dibandingkan dengan tingkat efisiensi boiler di atas 80, maka boiler tersebut termasuk kurang efisien. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut:

Konsumsi energi cukup besar, yaitu setara 108,516.15 MMCF dibandingkan total produksi, yaitu setara 55,495 MMCF atau intensitas energi cukup besar 0.6 Ekses udara cukup besar, yaitu 9 Kehilangan panas oleh gas buang sebesar 4 Efisiensi boiler sebesar 71 termasuk kurang efisien Ketidakefisienan boiler, kemungkinan disebabkan oleh akses udara yang cukup besar serta kehilangan panas oleh gas buang, untuk itu efisiensi boiler perlu ditingkatkan lagi hingga mencapai tingkat efisiensinya. Saran Karena ketidakefisienan boiler tersebut, kemungkinan disebabkan oleh ekses udara yang cukup besar, serta hilangnya panas pada gas buang, maka ekses udara harus ditekan sampai menjadi 15 (untuk bahan bakar gas akses udara cukup 10 15. Hal ini dapat dikendalikan dari ruang kontrol dengan mengatur O sebesar 3. Sedangkan panas yang terbuang disarankan untuk ditingkatkan efisiensinya dengan memanfaatkan panas buangan tersebut, misalnya untuk cogeneration. Daftar Pustaka Albert Thumann, PE, C.E.M. & Paul Mehta, D. Handbook of Energi Engineering. 1995. The Fairmont Press, Inc. Linburn, GA 3047. USA. Annonimous. 1987. Combustion of Gas, Gas Engineers Handbook, Industrial Pers Inc. Conforth, J.R. 199. Combustion Engineering and Gas Utilisation. E & FN Spon, an imprint of Chapman & Hall. London, UK. Sirait J.K. 001. Konservasi Energi pada Boiler, Konsep dan Teori. Jakarta.