BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari dalam dan luar pulau Jawa. Banyaknya penduduk non asli yang datang dan tinggal di ibukota, membuat Jakarta semakin lama semakin padat. Jakarta sebagai kota besar dan pusat pemerintahan memiliki jumlah penduduk terbanyak dibanding kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia, yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Desember 2008) Penduduk yang padat dan penyebaran yang tidak merata mengakibatkan pembangunan besar-besaran yang terjadi di segala bidang dan keterbatasan lahan. Kemacetan yang tidak pernah lepas di setiap sudut kota adalah salah satu akibat dari kepadatan penduduk tersebut. Walaupun Jakarta merupakan pusat kota bisnis dan perdagangan, namun pendapatan penduduknya belum merata dan para penduduk mayoritas masih berpenghasilan menengah kebawah dibandingkan yang menegah keatas. Berangkat dari permasalahan masyarakat akan kemacetan lalu lintas, pendapatan minim dan jumlah penduduk yang padat membuat terciptanya gagasan utuk membuat sebuah fungsi yang dapat mewadahi kebutuhan dan kegiatan bagi masyarakat tersebut secara berkala atau tidak permanen. Hotel kapsul menjadi salah satu jawaban terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada umumnya, hotel yang ada di Negara kita saat ini adalah hotel yang disediakan dengan fasilitas fasilitas dan biaya yang mampu dijangkau untuk kalangan masyarakat menengah keatas dan memberikan kesan mewah. Hotel kapsul hadir dengan sebuah tampilan berbeda namun dengan fungsi yang sama dengan hotel konvensional, yaitu mengakomodasi kebutuhan akan tempat tinggal yang bersifat sementara. Dengan menggunakan bahan teknologi pabrikasi, akan mempengaruhi biaya sewa menjadi lebih murah karena mempengaruhi kecepatan waktu pembuatan dan bahan material kapsul identik Abang 1
dengan bahan ringan yang terbilang murah dibanding bahan bangunan konvensional sehingga dapat dijangkau kalangan menengah kebawah. Standar definisi kalangan menegah kebawah adalah para pekerja yang memiliki penghasilan rata-rata UMR (Upah Minimum Regional), para pelaku bisnis yang datang dari luar kota untuk membeli stok barang di tanah abang dan sekitarnya, pebisnis muda dari luar kota dan pengunjung dengan aktivitas lainnya. I.1.2 Latar Belakang lokasi Melihat dari kebutuhan pengguna hotel kapsul yang digunakan sebagai hotel transit dan angkutan umum masih sebagai pilihan utama untuk akomodasi mereka, maka perencanaan pembangunan hotel ini berlokasi di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat, tepatnya di jalan Jatibaru. Lokasi ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan karena lokasi strategis yaitu terletak berdekatan dengan beberapa pilihan angkutan umum. Berikut poin - poin rute yang dapat dijangkau dari lokasi ini: Dekat stasiun kereta api Tanah Abang Di stasiun ini, terdapat jalur kereta yang menuju pelabuhan merak dan jalur kereta yang menuju stasiun manggarai dan stasiun senen. Kedua lokasi ini merupakan tempat yang dapat mengakses perjalanan ke luar kota. sehingga jika orang yang ingin bepergian keluar kota maupun orang yang baru tiba di Jakarta dapat transit di lokasi ini. Terdapat akses menuju bandara penerbangan komersil Tidak jauh dari lokasi ini, terdapat akses jalan tol menuju bandara Soekarno- Hatta. Dekat dengan beberapa pusat kota Seperti dekat dengan kawasan senayan, kawasan niaga terbesar, monas, kawasan perkantoran dan lain sebagainya Tanah abang juga merupakan kawasan yang ramai aktivitas penduduk, terutama perniagaan, sehingga lokasi ini tidak pernah sepi oleh aktivitas sepanjang harinya. Dengan ramainya aktivitas, membuat hotel kapsul ini akan banyak dikunjungi oleh pelaku bisnis di daerah tersebut. Abang 2
I.1.3 Latar Belakang Tema Topik sustainable architecture (arsitektur berkelanjutan) dalam proyek pembangunan hotel kapsul di Tanah Abang ini dipilih karena seperti yang telah diketahui bahwa ibukota Jakarta sekarang ini sudah padat pembangunan, sama halnya di daerah Tanah Abang. Banyaknya bangunan yang ada tanpa memperhatikan peraturan tata kota dan bangunan arsitektur yang kurang peduli terhadap lingkungan membuat kawasan tersebut menjadi tidak tertata dengan baik dan kurang nyaman. Terlebih, Tanah Abang merupakan salah satu kawasan yang ramai oleh aktivitas manusia karena terdapat pusat perniagaan terbesar, pemukiman padat penduduk dan beberapa bangunan fasilitas publik sehingga memiliki tingkat polusi yang cukup banyak. Sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan menurut kutipan dari buku James Steele adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. Pembangunan berkelanjutan sangat penting untuk diaplikasikan karena berkaitan dengan isu global warming yang sedang marak. Pada dasarnya, terdapat 3 aspek pembangunan berkelanjutan yaitu environmental sustainability (meliputi integrasi ekosistem, biodiversitas, kepekaan kapasitas), social sustainability (meliputi identitas kultur, pemberdayaan, aksesbilitas, kestabilan, keadilan), dan economical sustainability (meliputi pertumbuhan, produktivitas, pengembangan, penyebaran). Wilayah Indonesia termasuk beriklim tropis lembab. Sujatmiko (2008: 20) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa konsumsi energi bangunan di Indonesia mendapatkan kenyamanan termal relatif lebih besar daripada untuk kebutuhan lain. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa 35% dari total energi dimanfaatkan untuk AC package, 13% untuk AC unitary, dan 6% digunakan untuk cooling tower. Sisanya digunakan untuk kebutuhan mekanikal elektrikal lainnya. Abang 3
Melihat besarnya energi yang digunakan untuk mendapatkan kenyamanan thermal, dalam ruangan, dibutuhkan strategi tertentu agar kenyamanan termal diperoleh. Diadakan upaya untuk mengolah dan mengendalikan bangunan agar menghadirkan aliran udara yang lebih baik di dalam bangunan bagi kenyamanan dan kesehatan pengguna. I.2 Maksud dan Tujuan membuat hotel ekonomis untuk mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal sementara yang dapat dijangkau bagi masyarakat golongan menengah kebawah serta menyediakan fasilitas pendukung penunjang aktivitas di dalamnya. Meningkatkan pertumbuhan kawasan sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi para pengguna bangunan tersebut Menentukan letak, luas, bentuk dan jenis massa bangunan yang paling optimal menerima angin demi menciptakan bangunan yang hemat energi dan selaras dengan alam. Walaupun terbilang hotel yang bersifat ekonomis, namun tetap memberikan rasa nyaman dan aman bagi para penggunanya disesuaikan dengan standar ketentuan yang ada. Hotel kapsul adalah sebuah inovasi yang dibuat dengan teknologi pabrikasi namun tetap dapat mengakomodasi segala kebutuhan penggunanya. I.3 Lingkup Pembahasan I.3.1 Lingkup Pembahasan Proyek Penerapan tema pada proyek demi mewujudkan bangunan yang hemat energi Penyusunan program ruang Pengolahan lahan, orientasi massa bangunan, dan gubahan massa bangunan yang sesuai I.3.2 Metodologi Penelitian dan Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu penelitian yang mencari keterkaitan Abang 4
dan pengaruh antara variable yang satu dan variable lainnya. terdapat jenis variable bebas, variable terikat dan variabel kontrol dalam penelitiannya. Jenis data dan analisanya berupa data kuantitatif dalam bentuk angka. Variabel terikatnya adalah udara dalam ruang. Dengan variable bebas yaitu masa bangunan yang dimanipulasi oleh peneliti dan variable kontrol berupa kecepatan, arah, perilaku angin. Variabel tersebut akan dianalisa dengan bantuan perangkat lunak Ecotec. Ecotec adalah perangkat lunak untuk membantu simulasi pergerakan angin pada tapak sehingga dapat mengetahui orientasi perletakan dan bentuk massa yang paling efektif untuk memasukan penghawaan alami ke dalam bangunan. Selain itu, penulis juga menggunakan alat ukur pergerakan angin serta kelembapan udara pada beberapa lokasi survey untuk mengetahui kondisi kelembapan pada bangunan nyata. Merubah variable bebas dapat menjadi sarana penulis untuk menganalisa rancangan perletakan masa bangunan yang dikatakan optimal untuk diaplikasikan pada bangunan hotel kapsul di Tanah Abang sehingga sirkulasi penghawaan alami tersebut dapat membantu pemasukan udara alami agar memperlancar sirkulasi udara di dalam unit hotel pada saat hotel tidak digunakan dan kondisi pendingin ruangan dalam unit mati. Hal tersebut dapat menghemat energi penghawaan buatan. Selain itu di area hotel (non unit) juga dapat menggunakan penghawaan alami saja tanpa bantuan penyejuk buatan. Hasil analisa didapat dari hasil simulasi dan data pengamatan langsung di lokasi survey. I.4 Batasan Batasan Hotel Kapsul Hotel ini diperuntukan bagi masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan tempat tinggal sementara/transit dalam jangka waktu pendek dan biaya yang relatif murah. Hotel kapsul merupakan hotel dengan unit-unit pre-fabrikasi Metode Eksperimen Batasan yang dilakukan dalam eksperimen adalah mengamati kondisi ruangan yang menyerupa unit hotel kapsul.(unit kapsul masuk katagori ruang hotel Abang 5
bintang 3) mengamati kondisi fisik saat ruang tersebut tidak menggunakan pendingin ruangan serta mengukur kelembabanya. Mengamati arah pergerakan angin dan merancang bentuk massa bangunan agar dapat menangkap dan mengalirkan angin dengan kecepatan lebih besar dibandingkan angin umum pada tapak. I.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang gambaran umum mengenai latar belakang proyek, topik dan tema, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka berpikir dari tugas akhir ini. BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Berisi tentang tinjauan umum dan khusus, tinjauan terhadap tapak, dan studi banding. Tinjauan umum membahas tentang pengertian, sejarah, perkembangan, dan klasifikasi hotel kapsul. Tinjauan khusus membahas tentang pengertian dan pengantar arsitektur berkelanjutan. BAB III : PERMASALAHAN Berisi tentang identifikasi permasalahan fisik dan non fisik yang ditinjau dari tiga aspek yaitu manusia, lingkungan, dan bangunan. BAB IV : ANALISA Berisi tentang pembahasan permasalahan pada bab sebelumnya melalui pendekatan arsitektural yang diuraikan dari beberapa aspek terkait, yaitu: Analisis terhadap aspek manusia yang berhubungan dengan pelaku kegiatan dengan urutan jenis kegiatan serta pelaku kegiatan terhadap hubungan ruang. Analisis terhadap lingkungan yang berkaitan dengan perkotaan dan lingkungan sekitar tapak. Abang 6
Analisis terhadap bangunan yang ditinjau dari aspek fisik bangunan yang direncanakan. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep dasar perancangan dan merupakan kesimpulan dari seluruh pokok pembahasan yang akan diterjemahkan dalam perancangan. Abang 7
I.6 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN Menyediakan fungsi hunian berupa hotel ekonomis Mayoritas masyarakat menengah kebawah Kepadatan dan kemacetan Dekat sarana transportasi Hemat energi IDE / GAGASAN Hotel kapsul JUDUL TOPIK DAN TEMA Desain arsitektur berkelanjutan PERMASALAHAN Hotel murah Iklim tropis lembab TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI METODOLOGI PENELITIAN PENGOLAHAN DATA ANALISIS Aspek manusia Aspeng bangunan Aspek lingkungan STUDI LITERATUR STUDI BANDING STUDI SIMULASI & EKSPERIMEN BENTUK PANEL KONSEP SKEMATIK DESAIN PERANCANGAN Tabel I.1: kerangka berpikir Abang 8