BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi karena manusia mempunyai pikiran yang berfungsi sebagai pengendali dalam hidup dan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki manusia, maka mereka memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk mewujudkan keseimbangan antara aspek jasmani maupun aspek rohani, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk mngembangkan kepribadian serta kemampuan peserta didik baik didalam maupun diluar sekolah. Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar untuk menciptakan manusia yang berkualitas baik jasmani maupun rohani seperti yang dikatakan Immanuel Kant bahwa manusia hanya dapat jadi manusia dengan pendidikan. 1 Pendidikan tidak hanya bertujuan mentransfer kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya, tetapi pendidikan juga mampu membentuk watak dan kepribadian manusia seutuhnya baik jasmani maupun rohaninya sehingga membawa masyarakat, bangsa, Negara kearah yang lebih maju. Hal ini sejalan 1 Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya : Aksara Baru, 1985) h. 59. 1

2 dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 2 Berbicara masalah pendidikan, tidak bisa lepas dari bimbingan dan konseling masuk di dalamnya. Pendidikan di tinjau dari segi murid, dapat dikatakan bahwa murid mengalami suatu perkembangan di dalam dirinya selama bersekolah. Perkembangan itu pula mengandung beberapa aspek, antara lain perkembangan intelektual, perkembangan emosi dan perkembangan sosial. Semua perkembangan tersebut kiranya mendapatkan perhatian utama dari sekolah. Dengan demikian murid yang berkembang itu perlu di bantu dalam semua aspek perkembangannya. Kiranya usaha-usaha lewat bidang pengajaran saja tidak cukup untuk menghadapi perkembangan dan tuntutan-tuntutan pada kehidupan zaman modern dewasa ini, untuk itu di perlukan suatu bidang yang dapat membantu, memahami dan mengarahkan perkembangan murid, sehingga dapat tercapai hasil yang optimal terhadap perkembangan murid. Suatu bidang yang di maksud di atas adalah bimbingan dan konseling, dimana bidang ini merupakan sarana untuk membantu murid-murid dalam usaha untuk mengentaskan suatu masalah, dengan begitu mereka dapat mengembangkan 2 Undang-Undang RI no 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Cipta Umbara, 2003) h. 6.

3 potensi yang ada pada diri mereka, sehingga pada saatnya nanti siswa akan dapat mewujudkan apa yang menjadi tujuan pendidikan. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 3 Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar garapan pengajaran, tapi tidak secara langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling ini dilakukan melalui layanan terhadap semua siswa, agar mereka dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara optimal. J. A Minalan mengemukakan ada beberapa tujuan untuk melihat ada tidaknya kesulitan yang di hadapi siswa, yaitu : a. Memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuan sekolah. b. Memperkembangkan pengetahuan tentang dunia kerja, kesempatan kerja, serta tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu. c. Memperkembangkan kemampuan untuk memilih, memadukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi, tentang kesempatan kerja yang ada secara bertanggung jawab. d. Menampakkan penghargaan terhadap kepentingan orang lain dan harga diri orang lain. 4 Selanjutnya dalam bimbingan dan konseling ada beberapa jenis layanan dan kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh petugas bimbingan dan konseling adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan konseling perorangan, 3 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Ciptra, 2001), h. 66 4 Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan Konseling dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1984) h. 205.

4 layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan bimbingan kelompok. 5 Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah di kemukakan pada uraian di atas, dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung. Proses pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh kegiatan pendukung diantaranya aplikasi Instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak di tujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien). Kegiatan pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan. 6 Seperti yang diketahui di dalam kegiatan pendidikan di sekolah pada umumnya sekurang-kurangnya ada tiga ruang lingkup. Yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan (menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan), bidang instruksional dan kurikulum (bertanggung jawab dalam kegiatan pengajaran), dan bidang pembinaan pribadi (memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriah dan batiniah) dalam proses pendidikan yang ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan yang baik dan ideal itu menckup kegiatan tersebut yang mana ketiganya bertujuan untuk mencapai perkembangan yang optimal dari individu. Sehingga pelayanan bimbingan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salah satu tujuan tersebut adalah dengan memberikan 5 Dewa Ketut Sutardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta 2002) h. 60 6 Hellen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Quantum Teaching 2005) h. 83

5 layanan-layanan kepada siswa. Dan salah satu layanan tersebut adalah layanan pengumpulan data (himpunan data), dimana layanan tersebut memberikan kemudahan bagi konselor untuk memberikan bantuan terhadap masalah yang dihadapi siswa (klien). Karena dengan adanya data-data yang ada, seorang konselor akan lebih banyak mengetahui tentang karakter atau kepribadian atau latar belakang kehidupannya. Sehingga dengan adanya layanan tersebut tentu akan mempermudah dalam mencapai tujuan baik pendidikan maupun tujuan dari bimbingan dan konseling itu sendiri khususnya dalam memecahkan masalah. Data merupakan diskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan tentang sesuatu. Dikaitkan dengan siswa, data bisa berarti diskripsi atau gambaran keterangan atau catatan tentang siswa. Himpunan data dapat bermakna suatu upaya penghimpunan, penggolongan-penggolongan, dan pengemasan data dalm bentuk tertentu. Himpunan data juga bermakna usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya. 7 Dalam layanan pengumpulan data disekolh pada umumnya dibutuhkan data tentang masing-masing siswa dalam aspek-aspek seperti: taraf prestasi, taraf kemampuan intelektual, bakat khusus, minat terhadap bidang studi, pengalaman diluar sekolah dan kesehatan jasmani. Berdasarkan observasi awal bahwa guru bimbingan dan konseling dalam penghimpunan data di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan berjalan belum maksimal, karena pada sekolah ini proses dalam menghimpun data hanya mencakup latar belakang, riwayat pendidikan dan nama orang tua serta alamat 7 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah ( Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 218

6 tempat tinggal saja. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam tentang ini, yang akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul : GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGHIMPUN DATA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUNGAI PANDAN B. Penegasan Judul Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul di atas, maka penulis merasa perlu memberikan penegasan, yaitu : a. Guru bimbingan dan konseling Adalah petugas bimbingan dan konseling profesional yang diangkat sesuai klasifikasi keilmuannya dan latar belakang pendidikan seperti Diploma II, III atau Sarjana Strata (S1), S2 dan S3 jurusan bimbingan dan konseling. 8 Guru bimbingan dan konseling dalam penelitian ini adalah guru adalah guru bimbingan dan konseling profesional adalah mereka yang di angkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar belakang pendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru bimbingan. b. Menghimpun Adalah usaha mengumpulkan sesuatu dari berbagai indikatorindikator yang diperoleh dari sumber-sumber untuk memperoleh penjelasan atau pemahaman. 8 Tohirin, op.cit h. 115

7 c. Data Siswa Adalah keterangan tentang siswa yang benar atau nyata. 9 Sedangkan menurut penulis data siswa ialah diskripsi atau gambaran keterangan atau catatan tentang siswa. Data siswa berupa data perorangan, yaitu data yang dikumpulkan dari masing-masing peserta didik. Dari data siswa tersebut dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi masing-masing siswa. Sebagaimana firman Allah Swt Jadi, kesimpulan dari Guru bimbingan dan konseling dalam menghimpun data siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan ialah suatu tindakan atau upaya menghimpun data siswa yang dilaksanakan konselor (Guru BK) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman akan diri sendiri atau memperjelas keadaan diri sendiri dan menyadarkan dia akan aspek-aspek dalam kepribadiannya dalam yang mungkin belum dtinjau atau belum diketahui secara jelas. 9 WJS Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka 1982) h. 187

8 C. Rumusan Masalah Ada dua permasalahan pokok yang penulis rumuskan berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan judul di atas, yaitu : 1. Bagaimana guru bimbingan dan konseling dalam menghimpunan data siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi guru bimbingan dan konseling dalam menghimpunan data siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan? D. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendasar sehingga penulis tertarik untuk memilih judul di atas, yaitu : 1. Untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang masing-masing pribadi siswa dan (bagi siswa) bertujuan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman tentang diri sendiri. 2. Kelancaran proses pendidikan disekolah, salah satunya juga tergantung pada berhasilnya pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah tersebut. 3. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (BK) mengandung signifikansi yang sangat berarti bagi berbagai komponen pendidikan, baik guru, siswa, kepala sekolah, maupun orang tua dan masyarakat serta merupakan salah

9 satu jalan keluar dalam usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Guru bimbingan dan konseling dalam menghimpunan data siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru bimbingan dan konseling dalam menghimpunan data di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Pandan F. Signifikansi Penulisan Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi, masukan bagi sekolah dalam upaya pengembangan program bimbingan dan konseling. 2. Sebagai masukan bagi guru bimbingan dan konseling untuk lebih bisa memanfaatkan kegiatan pendukung tersebut.. 3. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta untuk dilaporkan pada perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. 4. Untuk bahan kepada peneliti yang akan datang. G. Sistematika Penulisan

10 Untuk lebih mempermudah memahami isi penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya menjadi lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis, berisikan tentang pengertian himpunan data, tujuan dan fungsi himpunan data, komponen pokok himpunan data, teknik himpunan data, proses penghimpunan data di sekolah, dan faktor yang mempengaruhi dalam penghimpunan data siswa. Bab III Metode penelitian yang berisikan jenis dan pendekatan penelitian subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Bab IV Laporan penelitian terdiri dari Gambaran Umum Lokasi Penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

11