PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK MOTIF KERAJINAN SOUVENIR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI KERAJINAN KULIT SALAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BOOK WITH NATURAL COVER

WADAH HANTARAN. Abstrak

MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apakah botol air mineral bekas dapat dijadikan lampu hias?

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS: OLAH SAMPAH JADI BERKAH

Kata Kunci: Kerajinan tangan khas Bengkulu, kayu trap (lantung), profit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Proposal Business Plan KLOB ART

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.


SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 3. TEKS PROSEDURLatihan Soal 3.2

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SALMAN FARIS NIM : KELAS : S1SI-01

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

UKDW BAB I PENDAHULUAN

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

BAB II. METODE PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Pemanfaatan Bungkus Makanan Ringan sebagai Bahan Pembuatan Tas

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu berkarya, menciptakan karya yang berguna baik untuk dirinya

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KAIN FLANEL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pengertian sticker dan jenisnya

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PENGOLAHAN LIMBAH KAIN PERCA DI KELURAHAN TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA SOLO ABSTRAK

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal


LAPORAN PROPOSAL PENGANTAR BISNIS AKSESORIS

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KERAJINAN TAS DARI BAHAN BAKU PLASTIK

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV DISKUSI, BEKERJASAMA DAN BERAKSI BERSAMA MASYARAKAT. (Dinamika Proses Pendampingan Masyarakat)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Kerajinan dari Limbah Organik

BAB II METODE PERANCANGAN

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

Kerajinan Fungsi Hias

Media Informasi Pemanfaatan Daun...(Ni Ketut Kertiasih & Ni Made Indah Yunitha)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

MBAKYU PONGREK (LIMBAH KAYU UNTUK PRODUK POT BUNGA ANGGREK) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II METODE PERANCANGAN

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas

Transkripsi:

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka mengisi kegiatan dengan memberi pembekalan ketrampilan bagi para pengrajin Q-Sal Craft yang diselenggarakan pada tgl 25 29 Juli 2007.

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORIS DARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Latar Belakang Oleh: Widyabakti Sabatari, M.Sn Penanganan limbah pengolahan salak yang berupa kulit sudah dicoba ditangani oleh Q-Sal Craft yang berada di Dusun Kenteng, Kalurahan Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Usaha pengolahan limbah kulit salak menjadi aneka souvenir sudah dilakukan sejak tahun 2004 dengan anggota 20 orang pengrajin. Hasil kerajinan tangan yang dihasilkan seperti: tas, tempat tissue, kotak perhiasan, album foto, dan tempat sampah. Sudah mulai dipasok ke kawasan Agro Wisata yang ada di Kecamatan Turi namun belum mampu menembus pasar yang lebih luas karena keterbatasan variasi bentuk souvenir. Di samping itu para pengrajin belum termotivasi untuk bekerja dengan gigih agar dapat memenuhi target pasar. Para pengrajin sering merasa bosan dengan model-model souvenir yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya, mereka menginginkan model-model souvenir dengan bentuk-bentuk sederhana sehingga mudah dan cepat dalam pembuatannya. Para pengrajin adalah ibu-ibu petani salak yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga sehingga cukup mempunyai waktu luang untuk mengembangkan usaha souvenir ini. Permintaan pasar terhadap souvenir dan bahkan pengembangan kemasan untuk produk olahan salak cukup memberikan prospek yang bagus. Namun demikian karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) Q-Sal Craft masih membutuhkan pengembangan dan pembinaan terutama dalam membuat desain-desain souvenir yang beragam serta menumbuhkan motivasi pengrajin untuk berwirusaha. Jika usaha Q-Sal Craft yang sudah dijalani selama tiga tahun ini dapat berkembang dengan baik, yang diimbangi dengan pelonjakan produktivitas, maka

selain dapat memenuhi permintaan pasar (target market) juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga yang masih tergolong ekonomi lemah. Oleh karena itu penguatan SDM sebagai tenaga pengrajin yang berkualitas untuk menghasilkan produk yang berkulitas pula merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Didukung adanya sarana produksi yang sudah dimiliki oleh Q-Sal Craft, seperti mesin jahit, alat pengepres kulit salak, mesin pemanas/pengering dengan kapasitas besar maupun kecil, soldir listrik maka sangat disayangkan apabila usaha kerajinan ini tidak dikembangkan dan dikelola dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, berkaitan dengan pengembangan kawasan agropolitan dan pemanfaatan limbah kulit salak yang cukup prospektif, maka kegiatan Pengabdian Masyarakat ini mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh Q-Sal Craft dengan mengembangkan desain souvenir yang mudah dalam pembuatannya namun memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk itu fokus pemberdayaan tersebut berkaitan dengan peningkatan pembuatan desain souvenir dan aksesoris. Pengembangan kegiatan ini di Kecamatan Turi diharapkan dapat mengangkat pola dan taraf hidup masyarakat sekitar tempat usaha berada dan sekaligus membantu pemerintah Kabupaten Sleman untuk membuktikan bahwa Kecamatan Turi merupakan sentra atau pusat Agropolitan dan pengembangan Agrowisata yang dapat diandalkan. Pengantar Craft mengandung pengertian tentang berbagai jenis barang yang dibuat oleh pengrajin dalam usahanya memenuhi kebutuhan seharihari. Dalam memproduksi lebih mengutamakan bahan-bahan lokal, alat yang digunakan sederhana, dikerjakan oleh tangan-tangan terampil yang penuh dedikasi. Oleh karena itu, kerajinan disamping memiliki nilai guna juga memiliki nilai-nilai kultural yang bersifat manusiawi.

Seni kerajinan diciptakan dengan fungsi yang berbeda-beda. Dalam perencanaan produk seni harus dipertimbangkan secara matang, karena suatu produk yang fungsional dituntut tepat guna, memberikan rasa puas, rasa aman dan nyaman. Peningkatan tuntutan berarti peningkatan kualitas produk dan segi estetiknya. Upaya-upaya ini diharapkan menghasilkan karya seni yang indah, memiliki karakteristik, unik disertai dengan detail-detail aksesoris yang mempesona. Indikasi inilah yang menyebabkan perlunya mempertimbangkan aspek fungsi, estetik, dan ekonomi dalam perancangan produk seni kerajinan sejak jaman pra sejarah hingga sampai sekarang, dan aspek-aspek tersebut menjadi landasan cipta karya seni dalam menunjang pembangunan bangsa. Seni kerajinan berpeluang besar menjadi suatu komoditas perdagangan apabila dilengkapi dengan desain beragam, unik, karakteristik dan didukung tenaga yang trampil. Desain Produk Desain berasal dari kata disegno, istilah yang dikenal di Eropa yang berarti membuat rancangan sebelum berkarya. Dalam rancangan suatu produk, agar barang ciptaan tidak semata-mata hanya dapat berguna, melainkan juga aman dan nyaman bagi penggunanya serta berkesan indah. Produk atau benda pakai adalah benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya alat rumah tangga, jenisjenis wadah seperti tempat hand phone, tempat tissue, gantungan kunci, tempat perhiasan dan masih banyak lagi. Hampir semua benda pakai tersebut memiliki persyaratan desain yang dibutuhkan. Menurut Gunawan desain yang bernuansa tradisional, mencerminkan karyakarya desain suatu tempat di mana budaya tradisi dari suatu daerah tersebut (Gunawan dalam Agus Sachari, 2002: 78) Benda-benda tradisional mempunyai kelebihan dibanding dengan benda pakai yang modern, yaitu menggunakan bahan baku yang berasal dari alam. Hal ini sangat menguntungkan ekologi, bila benda-benda tersebut rusak dan

dibuang tidak menimbulkan pencemaran yang berdampak menurunkan kualiatas lingkungan hidup. Produk dengan bahan dan desain tradisional atau hasil-hasil seni kerajinan yang menggarap nilai estetik lokal, tetap mempunyai nilai daya saing yang tinggi karena unik dan kekhasannya. Souvenir dan Pelengkap Busana Cinderamata dengan aneka bentuk, sangat potensial untuk dikembangkan dan dipasarkan, seperti halnya yang berbentuk tempat hand phone, gantungan kunci, dan pelengkap busana. Pelengkap busana adalah segala sesatu yang dipakai atau ditambahkan sesudah busana pokok dengan tujuan mengubah penampilan (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986: 12). Penampilan sesorang akan menjadi lebih menarik apabila penampilan busana dilengkapi dengan pelengkap busana yang serasi. Pelengkap terbagi menjadi dua golongan, yaitu aksesoris dan milineris. Aksesoris adalah pelengkap busana yang hanya memiliki fungsi untuk memperindah saja, sedang milineris, pelengkap yang selain memiliki fungsi memperindah juga memiliki fungsi lain.(sicilia Sawitri, 1997). Pelengkap yang akan dibuat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pelengkap yang hanya berfungsi untuk memperindah saja, yaitu aksesoris berbentuk perhiasan (jewelry). Perhiasan memiliki pengertian suatu jenis busana yang fungsinya semata-mata untuk menghiasi diri pemakainya. Keserasian dan keelokan perhiasan, makin bertambah bila penggunaannya perhiasan itu tepat. Perhiasan dapat dibuat dari berbagai macam materi yang ada di sekitar kita. Pada kesempatan ini menggunakan bahan dari limbah kulit salak yang berupa giwang, anting, bros dan kalung yang dipadu dengan aneka tali, sedang souvenir yang dibuat adalah tempat hand phone, gantungan kunci dan hiasan kulkas Untuk membuat souvenir dan perhiasan ini menggunakan teknik tempel yang menggunakan lem putih ( Phaethon) atau lem kuning ( Fox)

yang dipadu dengan teknik pres (soldir) dan teknik penyelesaian dengan pernis atau pilox tranparan. Gambaran Teknik Pembuatan Souvenir dan Aksesoris 1. Tahap Persiapan: Pada tahap ini dimulai dari pengadaan bahan baku, yaitu menyediakan kulit salak apa pun jenis salaknya, bisa menggunakan kulit salak Pondoh (kulit berwarna coklat tua) atau salak Gading (kulit berwarna kuning kecoklatan). Untuk pembuatan souvenir dan aksesoris ini diperlukan kulit salak yang sudah dilayukan kurang lebih satu atau dua malam. Kulit salak yang basah (dari buah salak yang baru saja dikupas), menghasilkan kulit yang getas, mudah pecah dan sulit menempel karena kandungan air dari kulit salak masih cukup banyak. Kulit salak yang kering, hasilnya kurang memuaskan karena sulit untuk diratakan. Hal ini disebabkan kulit sudah melengkung sehingga akan sulit diratakan dan akibatnya lem susah menempel. Setelah kulit salak dicuci, atau dibersihkan dari kotoran dan debu, dilayukan, kemudian diratakan dengan mesin pres tanpa pemanas. Mesin ini hanya berfungsi untuk meratakan kulit salak, agar mudah dibentuk. Langkah berikutnya adalah membentuk kulit salak sesuai motif yang dikehendaki, dapat berupa segi tiga, segi empat, atau pun motif dengan aneka bentuk lainnya. Potongan selanjutnya di lekatkan pada benda yang kan dibuat dengan terlebih dahulu diberi lem. Agar hasilnya kuat, pemberian lem dilakukan pada bagian benda yang dibuat dan pada bagian kulit salaknya, kemudian disoldir agar lem menempel kuat dan rata. Pada tahap persiapan ini dapat juga dilakukan pada lembaran kertas yang sudah ditempel kulit salak, kemudian di pres dengan mesin pres pemanas. Jika sudah rata, baru dipotong sesuai model yang dikendaki. Pada cara yang kedua ini, jika potongan disambung atau dihubungkan dengan potongan lainnya, menimbulkan celah yang harus

ditutupi dengan materi lain, misalnya aneka jenis tali atau bahan penutup lainnya misalnya benang nylon. Hasil yang diperoleh tentu berbeda dengan hasil pada cara pertama, justru pada model ini terdapat perpaduan bermacam materi yang memerlukan ketrampilan tertentu dalam cara memilih, mengkombinasikan dan menyelesaikan dengan teknik yang bervariasi. Gambar di atas adalah sebagian dari produk yang sudah dibuat, berupa tas, pigura tempat perhiasan tempat tissue dan box Mesin untuk meratakan kulit salak 2. Tahap Pelaksanaan: Mesin pres dengan pemanas

Pada tahap pelaksaan ini, secara umum dapat dijelaskan bahwa untuk pembuatan souvenir dan aksesoris menggunakan bahan dan alat pendukung yang hampir sama, yaitu kertas karton tipis, kertas samsom, kain parasit untuk vuring atau pelapis bagian buruk, perekat krip warna hitam, elastik lebar 2 cm warna hitam, lem putih atau lem kuning, benang jahit, pernis atau pilox transparan. Sedangkan alat yang digunakan adalah gunting kertas, gunting jahit, soldir, pinsil 2 B, penggaris, mesin pres, mesin jahit, hak pen. Tentu saja ditambah dengan bahan lain sesuai dengan benda yang akan dibuat. Berikut ini gambaran desain tempat hand phone, gantungan kunci, giwang atau anting, kalung dan bros yang kan diproduksi. Sebagian kreasi desain souvenir dan aksesoris dari peserta kegiatan FOTO HASIL KEGIATAN

Buah Salak masih segar di pohon, dipetik, dikupas, kulit buahnya dilayukan digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan souvenir dan aksesoris. Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pembuatan souvenir dan aksesoris dari kulit salak

Sebagian peserta kegiatan sedang membuat aneka souvenir dan aksesoris dari kulit salak Hasil kegiatan dalam proses pengeringan Sebagian hasil kegiatan: gantungan kunci, hiasan kulkas, anting. dan pin (bros ) Hasil kegiatan dikemas dengan plastik kaca dan diberi label yang siap dipasarkan