GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 25 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG BUPATI PATI,

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 6 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 73 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Rancangan PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 082 TAHUN 2013

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

Salinan NO: 5/LD/2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2010 SERI : C NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KTP DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN BARANG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN FLORA DAN FAUNA YANG TIDAK DILINDUNGI LINTAS KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 2 Tahun 2003 Seri C, maka agar dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 dengan Keputusan Gubernur Mengingat 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32) Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 1

2. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran negera Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran negara Nomor 3419) 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) 6. Undang-undang nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) 7. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) 8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3803) 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3802) 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022) 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2002 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) 13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4306) 14. Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 tentang Pengesahan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 51) 15. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 73) 16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2000 tentang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur 17. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur; 18. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2003 tentang Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 M E M U T U S K A N Menetapkan KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN FLORA DAN FAUNA Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 3

YANG TIDAK DILINDUNGI LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur 3. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur 4. Dinas Pendapatan Daerah yang selanjutnya disingkat DIPENDA adalah Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa Timur 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur 6. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Propinsi Jawa Timur 7. Flora dan Fauna yang tidak dilindungi adalah Jenis Flora dan Fauna yang tidak dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dan tidak termasuk didalam Appendix Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) 8. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna yang selanjutnya disingkat CITES adalah Konvensi Internasional mengenai perdagangan jenis-jenis flora (tumbuhan alam) dan Fauna (satwa liar) yang terancam kepunahan, dimana negara Indonesia telah ikut meratifikasinya dalam Kepres Nomor 43 Tahun 1978 Lembaran Negera Nomor 51, Tahun 1978, Perdagangan, Persetujuan, Pertanian, Niaga, Perkebunan, Peternakan, Kehewanan Appendix Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) yang selanjutnya disingkat Appendix CITES adalah lampiran dari CITES yang memuat daftar Flora dan Fauna sesuai kriteria kelangkaannya bagi kepentingan perdagangan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 4

9. Pembantu Pemegang Kas Daerah yang singkat PPKD adalah petugas yang ditunjuk pada UPT Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur untuk menerima setoran retribusi 10. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, perkumpulan, yayasan, Organisasi massa, Organisasi Sosial Politik atau Organisasi lain yang sejenis 11. Izin Usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota adalah ijin yang diberikan Gubernur kepada badan atau perorangan untuk melakukan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan memperdagangkan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi baik dalam keadaan hidup atau mati dan bagianbagian yang berasal dari padanya 12. Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar yang selanjutnya disingkat SATS adalah Surat yang diberikan Gubernur baik urtuk keperluan komersial maupun non komersial kepada Badan atau Perorangan yang memenuhi syarat untuk dapat mengangkut tumbuhan dan satwa di dalam negeri 13. Pengendalian pemanfaatan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi adalah penerbitan dokumen Surat Ijin kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota dan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar yang tidak dilindungi Lintas Kabupaten / Kota yang diberikan oleh Gubernur kepada perorangan atau badan 14. Wajib Retribusi adalah perorangan atau badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 5

15. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPdORD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang 17. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan Tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah Surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang dan tidak seharusnya terutang 19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya kekurangan bayar yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi 20. Pembayaran retribusi daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah dan Surat Tagihan Retribusi Daerah ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang telah ditentukan 21. Pembinaan adalah segala usaha yang mencakup pemberian, pengarahan, petunjuk, bimbingan atau penyuluhan dalam pemanfaatan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota 22. Pengawasan adalah serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk kepatuhan pemenuhan perijinan dan kewajiban retribusi 23. Petugas Penerbit SKRD adalah Pegawai Dinas Kehutanan yang ditunjuk dan diberikan kewenangan oleh Kepala Dinas Kehutanan untuk melaksanakan pengesahan perhitungan pungutan retribusi yang harus dibayar wajib retribusi Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 6

24. Pejabat Pembuat SATS adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan kewenangan khusus untuk menerbitkan SATS BAB II PERIJINAN Bagian Pertama Pemberian Izin Pasal 2 1. Setiap perorangan atau Badan hukurn yang melakukan usaha dan atau kegiatan pemanfaatan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi Lintas Kabupaten / Kota hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan, perdagangan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi serta SATS dari Gubernur 2. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Kepala Dinas untuk dan atas nama Gubernur Bagian Kedua Tata Cara Pemberian Izin Pasal 3 (1) Persyaratan untuk memperoleh Ijin Usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan Flora dan Fauna Yang tidak dilindungi Lintas Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, adalah sebagai berikut: a. Perorangan atau Badan yang akan melakukan usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan, dan perdagangan Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota wajib mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada Gubernur C.q. Kepala Dinas, dengan dilampiri : Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 7

1. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk usaha Perorangan atau salinan Akte Pendirian yang disahkan oleh Pejabat Yang Berwenang untuk Badan 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 3. Surat Izin tempat Usaha (SITU) atau Surat Keterangan tidak keberatan dari Kepala Desa / Kelurahan b. Persetujuan pemberian izin dilakukan setelah penelitian administrasi tehadap kelengkapan sebagaimana dimaksud pada huruf a, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap tempat usaha atau tempat penampungan satwa oleh Dinas Kehutanan c. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permohonan izin dengan persyaratan lengkap, Kepala Dinas wajib memberikan persetujuan atau menolak permohonan izin dimaksud d. Penolakan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada huruf c harus disertai dengan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan e. Apabila tempat usaha atau tempat penampungan satwa secara teknis telah memenuhi syarat dan pemohon telah melunasi retribusi, maka Kepala Dinas mengeluarkan Izin Usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan flora dan fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten/Kota (2) Untuk memperoleh SATS : a. Pemohon mengajukan Izin Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Yang tidak dilindungi Lintas Kabupaten / Kota secara tertulis kepada Gubernur C.q. Kepala Dinas dengan dilampiri data-data sebagai berikut : 1. Jenis dan jumlah tumbuhan dan atau satwa liar yang akan diangkut 2. Asal usul tumbuhan dan atau satwa liar yang akan diangkut 3. Kabupaten / Kota yang akan dituju 4. Jenis angkutan dan kelengkapan yang digunakan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 8

5. Data Pemohon (Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk usaha perorangan atau salinan Akte Pendirian yang disahkan oleh Pejabat yang berwenang bagi badan) b. Setelah dilakukan penelitian terhadap kelengkapan administrasi dari Pemohon sebagaimana dimaksud pada huruf a, Dinas Kehutanan melakukan pemeriksaan terhadap tumbuhan dan atau satwa liar yang akan diangkut untuk mengetahui kebenaran dari data yang diajukan oleh pemohon c. Apabila tumbuhan dan atau satwa liar yang akan diangkut telah sesuai dengan data yang disampaikan dan secara teknis telah memenuhi syarat pengangkutan serta pemohon telah melunasi retribusi, maka Dinas Kehutanan mengeluarkan SATS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Bagian Ketiga Masa Berlakunya Izin Pasal 4 Masa berlakunya ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) adalah : a. Ijin usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan flora dan fauna tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun b. Ijin tidak berlaku lagi apabila : 1. telah berakhir masa berlakunya ijin 2. terpenuhinya quota yang ditetapkan c. SATS berlaku untuk 1 (satu) kali pengangkutan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 9

Bagian Keempat Pencabutan Izin Pasal 5 Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dicabut karena melanggar ketentuan dalam izin, kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku BAB III RETRIBUSI Bagian Pertama Obyek dan Subyek retribusi Pasal 6 Obyek Retribusi Izin Pengendalian Pemanfaatan Flora dan Fauna Yang tidak dilindungi Lintas Kabupaten / Kota adalah setiap pemberian : a. Izin Usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan flora dan fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota b. SATS yang tidak dilindungi Pasal 7 (1) Subyek retribusi adalah perorangan atau badan hukum yang memperoleh ijin. (2) Yang bertanggung jawab atas pembayaran retribusi adalah : a. Untuk perorangan adalah orang yang bersangkutan atau kuasanya b. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 10

Bagian Kedua Besarnya Tarif Retribusi Pasal 8 Besarnya tarif retribusi adalah sebagai berikut: a. Izin usaha pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan flora dan fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota sebesar Rp 50.000,- ( Lima puluh ribu rupiah) b. Izin pengangkutan flora dan fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota untuk tujuan dalam negeri dihitung dengan perkalian jumlah dan jenis flora dan fauna yang akan diangkut dengan besarnya tarif retribusi sebagai berikut: 1. Pakis sebesar Rp 250,- ( Dua ratus lima puluh rupiah ) per kilogram 2. Anggrek sebesar Rp 100,- (Seratus rupiah ) per batang 3. Mamalia sebesar Rp 300,- ( Tiga ratus rupiah ) per ekor 4. Reptilia : a) Ular sebesar Rp 600,- ( Enam ratus rupiah ) per ekor b) Kulit ular sebesar Rp 300,- ( Tiga ratus rupiah ) per lembar c) Biawak sebesar Rp 700,- (Tujuh ratus rupiah ) per ekor d) Tokek sebesar Rp 150,- (Seratus lima puluh rupiah ) per ekor e) Labi- labi sebesar Rp 750,- (Tujuh rarus lima puluh rupiah ) per ekor f) Kura -kura sebesar Rp 1500,- ( Seribu lima ratus rupiah ) per ekor g) Reptilia lainnya sebesar Rp 150,- ( Seratus lima puluh rupiah ) per ekor 5. Amphibia sebesar Rp 150,-( Seratus lima puluh rupiah ) per ekor 6. Aves : a) Burung gereja sebesar Rp 150,- ( Seratus lima puluh rupiah ) per ekor b) Burung Tekukur Rp 300,- (Tiga ratus rupiah ) per ekor Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 11

c) Aves lainnya sebesar Rp150,- ( Seratus lima puluh rupiah ) per ekor 7. Insekta sebesar Rp 100,- ( Seratus rupiah ) per ekor 8. Sarang burung walet sebesar Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah ) per kilogram BAB IV PENDAFTARAN DAN PENDATAAN Pasal 9 (1) Pendaftaran dan pendataan terhadap wajib retribusi dilakukan berdasarkan objek retribusi (2) Wajib retribusi terhadap pendaftaran dan pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berdomisili di dalam atau diluar Jawa Timur (3) Pendaftaran dan pendataan dilakukan dengan mengisi SPdORD oleh wajib retribusi secara jelas, lengkap dan benar BAB V TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PENATAUSAHAAN RETRIBUSI Pasal 10 (1) Setelah SPdORD diisi lengkap dikembalikan lagi kepada Dinas Kehutanan sebagai bahan penerbitan SKRD (2) Berdasarkan SKRD, wajib retribusi wajib membayar retribusi (3) Petugas penerima pembayaran memberikan bukti tanda lunas pembayaran kepada Wajib Retribusi yang selanjutnya bukti lunas tersebut dipakai sebagai syarat pengambilan ijin usaha kegiatan pengambilan dan atau penangkapan, pengumpulan dan perdagangan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 12

Flora dan Fauna yang tidak dilindungi lintas Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Timur atau SATS (4) Bentuk blanko SPdORD dan SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran Pasal 11 (1) Petugas penerima sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (3) menyetorkan seluruh hasil penerimaannya kepada PPKD setempat selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau ditentukan lain oleh Gubernur (2) PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban menyetorkan seluruh penerimaan kepada rekening kas daerah melalui bank yang ditunjuk (3) PPKD setiap awal bulan berikutnya berkewajiban membuat laporan rincian hasil penerimaan kepada Kantor Kas Daerah dengan tembusan Dinas Kehutanan dan Dinas Pendapatan Daerah B A B VI PENUNJUKAN DAN PENETAPANPETUGAS PENERBIT SKRD, STRD, SKRDKBT, SKRDLB Pasal 12 1. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan dan penerimaan perlu penunjukan dan penetapan petugas penerbit SKRD, STRD, SKRDKBT, SKRDLB 2. Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penempatan dan penunjukannya ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas Kehutanan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 13

BAB VII PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN Pasal 13 Besaran bagi hasil penerimaan pungutan retribusi setelah dikurangi biaya operasional adalah sebagai berikut: a. 70 % untuk Pemerintah Propinsi b. 30 % untuk Pemerintah Kabupaten / Kota BAB VIII BIAYA OPERASIONAL Pasal 14 (1) Biaya operasional ditetapkan sebesar 5 % dari realisasi penerimaan retribusi (2) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci sebagai berikut: a. Dinas Kehutanan/pelaksana pemungutan retribusi sebesar 70 % (tujuh puluh persen) b. Dinas/lnstansi penunjang sebesar 30% (tiga puluh persen) BAB IX TATA CARA PENAGIHAN KEKURANGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 15 (1) Dinas Kehutanan melalui petugas yang ditunjuk dapat menagih kekurangan pembayaran retribusi sebesar jumlah yang terdapat pada SKRD dengan menerbitkan SKRDKBT (2) Dinas Kehutanan melalui petugas yang ditunjuk dapat menerbitkan SKRDLB atas kelebihan pembayaran dan wajib retribusi Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 14

BAB X TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diajukan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas, selambat-lambatnya 1 (satu) hari sejak tanggal diterbitkannya STRD (3) Pengurangan, keringanan dan pembebasan diajukan secara tertulis oleh wajib retribusi setelah terbitnya SKRD dan atau STRD dengan disertai alasan-alasannya (4) Terhadap permohonan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana ayat (2) selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, Gubernur atau pejabat yang ditunjuk wajib memberikan keputusan BAB XI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 17 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan keputusan ini menjadi tanggung jawab Kepala Dinas dan Kepala Dinas Pendapatan Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 15

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pasal 19 (1) Keputusan ini berlaku pada tanggal dundangkan (2) Keputusan ini diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 2 Januari 2004 DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR UBERNUR JAWA TIMUR TGL 02-01-2004 No. 2 TH. 2004/D1 AM UTOMO. S Dok. Informasi Hukum-JDIH/2006 16